Home / Fantasi / Lembah Kaisar Takdir / Bab 18: Rahasia yang Tersingkap

Share

Bab 18: Rahasia yang Tersingkap

Author: Lann
last update Last Updated: 2024-12-12 11:21:10

Angin dingin menyapu wajah Liu Feng saat ia berdiri membeku di tempatnya, memandang tanda tangan yang tertera di sudut kertas itu. Jantungnya berdetak kencang, dan pikirannya berkecamuk. Tidak mungkin ini benar, pikirnya, tetapi kenyataan di hadapannya tidak bisa diabaikan.

Tanda tangan itu jelas milik Shen Tao.

Seketika, berbagai pikiran menyerbu benaknya. Apakah ini hanya jebakan yang dirancang untuk memecah belah mereka? Ataukah ada rahasia yang selama ini disembunyikan oleh gurunya? Ia ingin menolak kebenaran yang terlihat jelas, tetapi nalurinya mengatakan bahwa ia harus mencari jawaban.

Liu Feng menyembunyikan kertas itu di balik jubahnya dan kembali ke garis pertahanan. Di sana, pertempuran masih berlangsung sengit.

"Kita tidak bisa bertahan lebih lama lagi!" teriak salah satu murid, wajahnya dipenuhi keringat dan darah.

Liu Feng mengambil alih komando. "Kita mundur ke posisi kedua! Fokus pada formasi pertahanan dan lindungi yang terluka!"

Dengan perintahnya, kelompok kec
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 19: Bayangan Kebenaran

    Liu Feng berdiri terpaku di tempatnya, menatap ke arah di mana Shen Tao menghilang. Kata-kata terakhir gurunya menggema di benaknya. Apa yang dimaksud Shen Tao? Apa yang sebenarnya terjadi di balik semua ini? Mei Lin, yang berdiri di sampingnya, tampak sama bingungnya. "Kita tidak bisa membiarkannya pergi begitu saja," bisiknya, suaranya dipenuhi kegelisahan. Liu Feng mengangguk. "Aku tahu, tapi ini bukan saatnya bertindak tanpa rencana. Kita perlu mencari tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi." Mereka kembali ke ruangan mereka masing-masing, tetapi tidur tidak menjadi pilihan. Liu Feng menghabiskan malam dengan mencoba menyusun potongan-potongan misteri ini. Ia tahu bahwa tindakannya harus tepat. Jika ia salah langkah, bukan hanya dirinya yang terancam, tetapi seluruh lembah. Keesokan paginya, suasana di lembah tampak lebih tegang dari biasanya. Para murid berbicara dengan nada pelan, saling berbisik tentang apa yang mungkin terjadi. Liu Feng merasa bahwa sesuatu sedang berubah

    Last Updated : 2024-12-12
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 20: Serangan yang Membakar Lembah

    Ledakan besar itu mengguncang lembah hingga ke dasarnya. Asap mengepul dari reruntuhan aula utama, menutupi pandangan semua orang. Liu Feng terbatuk keras saat ia berusaha berdiri, tubuhnya terasa berat oleh puing-puing yang menghujaninya. “Liu Feng, kau baik-baik saja?” Suara Mei Lin terdengar, diikuti oleh bayangannya yang berlari mendekat. Ia membantu Liu Feng berdiri sambil memegangi lengannya yang sedikit berdarah. “Aku baik-baik saja. Tapi apa yang barusan terjadi?” Liu Feng bertanya sambil memandang ke sekeliling. Shen Tao, yang sebelumnya berdiri di depan aula, sekarang berada di sisi lain ruangan, dikelilingi oleh aura spiritualnya yang melindunginya dari dampak ledakan. Wajahnya terlihat tegang, seperti seseorang yang sudah mengetahui bahwa malapetaka ini akan datang. “Kalian semua, tetaplah bersama! Jangan berpencar!” Shen Tao berteriak, mencoba mengembalikan kendali di tengah kepanikan. Namun, sebelum ada yang sempat menanggapi, sosok-sosok berjubah hitam muncul dari

    Last Updated : 2024-12-12
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 21: Pertarungan di Balik Kabut

    Kabut tebal menyelimuti lembah itu, membuat Liu Feng harus mengandalkan nalurinya untuk melangkah. Udara dingin menusuk kulitnya, namun yang lebih mencekam adalah energi mengintimidasi yang terasa di sekitarnya. Tempat ini bukanlah sekadar arena pelatihan; ini adalah ujian. Shen Tao telah memperingatkannya bahwa makhluk roh penjaga akan menguji tekad dan kemampuannya.Suara gemerisik dari pepohonan membuat Liu Feng segera mengangkat pedangnya. "Siapa di sana?" tanyanya, matanya menyipit mencoba menembus kabut. Namun, jawaban yang ia dapat hanyalah gema langkah kakinya sendiri.Tiba-tiba, dari kabut muncul sesosok makhluk yang tampak seperti serigala, tetapi tubuhnya dipenuhi sisik hitam berkilauan. Mata merahnya menatap Liu Feng dengan tajam, dan energi gelap yang memancar dari makhluk itu membuat dadanya terasa berat."Jadi ini lawan pertama," gumam Liu Feng.Makhluk itu menerkam dengan kecepatan luar biasa. Liu Feng hampir tidak sempat menghindar, dan cakaran makhluk itu berhasil me

    Last Updated : 2024-12-13
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 22: Jejak yang Tertinggal

    Kabut yang menyelimuti hutan di sekitar Lembah Kaisar Takdir perlahan memudar saat matahari mulai merangkak naik ke langit. Liu Feng berdiri di tepi lembah, merasakan semilir angin pagi yang dingin menerpa wajahnya. Namun, di balik ketenangan itu, pikirannya dipenuhi oleh bayangan pertempuran yang baru saja ia lalui. Pertarungan melawan makhluk roh di balik kabut telah mengubah pandangannya tentang dunia ini. Ia kini menyadari bahwa setiap langkah yang diambilnya di lembah ini adalah ujian yang dirancang untuk menggali potensi sejatinya. Di kejauhan, suara gemuruh air terjun terdengar samar. Itu adalah tujuannya hari ini. Shen Tao, mentornya, telah memberikan perintah yang jelas: ia harus mencari sebuah peninggalan kuno yang tersembunyi di balik air terjun itu. Namun, jalan menuju ke sana tidaklah mudah. Liu Feng tahu bahwa di sepanjang perjalanan, ia akan menghadapi makhluk-makhluk roh lainnya yang menjaga rahasia lembah ini. Saat ia melangkah ke dalam hutan, suara burung dan dedau

    Last Updated : 2024-12-13
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 23: Rahasia Lembah yang Tersembunyi

    Hutan yang gelap seolah menelan cahaya bulan, menciptakan suasana suram yang membuat napas Liu Feng terasa lebih berat. Di hadapannya terbentang jalan setapak yang sempit, dikelilingi oleh pohon-pohon raksasa yang menjulang ke langit. Kabut yang tebal menghalangi pandangan, namun Liu Feng terus melangkah dengan hati-hati. Setiap suara langkahnya terasa menggema di tengah keheningan malam. “Liu Feng, kau yakin kita berada di jalan yang benar?” tanya Shen Tao, yang berdiri tidak jauh di belakangnya. Liu Feng mengangguk tanpa berkata apa-apa. Dalam pikirannya, ia terus memikirkan perkataan pria berjubah hitam yang mereka temui sebelumnya. “Rahasia Lembah Kaisar Takdir bukan hanya tentang kekuatan,” kata pria itu. “Tapi tentang apa yang kau pilih untuk korbankan.” Kata-kata itu terus terngiang di benaknya. Apa maksudnya? Apa yang harus ia korbankan untuk mencapai tujuannya? Setelah berjalan selama beberapa jam, mereka akhirnya tiba di sebuah lembah yang berbeda. Tempat ini tidak seper

    Last Updated : 2024-12-14
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 24: Jejak di Tengah Kegelapan

    Kabut semakin tebal ketika Liu Feng melangkah lebih jauh ke dalam hutan. Udara terasa berat, seperti menggenggam kekuatan yang menekan tubuhnya. Pohon-pohon besar di sekitarnya berdiri seperti penjaga bisu, sementara suara langkahnya terdengar samar di atas dedaunan yang lembap.Ingatan tentang pria berjubah hitam yang ia temui sebelumnya terus menghantui pikirannya. Siapa pria itu? Apa maksudnya muncul di tengah perjalanan ini?Liu Feng mencoba mengabaikan rasa was-was yang meliputinya. Ia menggenggam pedangnya lebih erat, memperkuat tekadnya untuk maju. “Aku harus fokus. Tidak ada jalan kembali,” gumamnya.Namun, ketika ia melangkah lebih jauh, tanda-tanda aneh mulai bermunculan. Ukiran-ukiran kuno dengan simbol yang tidak dikenalnya menghiasi batang pohon di sekitarnya. Cahaya redup dari bulan menciptakan bayangan yang seolah bergerak, menari di permukaan tanah.Saat Liu Feng menunduk untuk memeriksa salah satu ukiran tersebut, tiba-tiba terdengar suara tawa kecil di sekelilingnya.

    Last Updated : 2024-12-14
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 25: Jejak di Balik Bayangan

    Lembah Kaisar Takdir terasa lebih sunyi dari biasanya. Udara dingin malam hari menyelinap masuk ke sela-sela pepohonan yang menjulang tinggi. Liu Feng duduk di atas batu besar di dekat sungai kecil yang gemericiknya menjadi satu-satunya suara yang mengisi keheningan. Matanya menatap kosong ke arah air, mencoba mencerna semua yang telah ia lalui sejauh ini."Kau terlihat jauh lebih dewasa sekarang," suara Shen Tao memecah keheningan. Ia muncul dari balik pepohonan, membawa sekantong buah liar yang baru saja ia kumpulkan. "Namun, aku tahu di balik wajah seriusmu itu, ada ratusan pertanyaan yang belum terjawab."Liu Feng tersenyum tipis. "Pertanyaan itu semakin banyak setiap harinya, Shen Tao. Rasanya seperti semakin aku melangkah maju, semakin banyak hal yang tidak aku pahami."Shen Tao duduk di sampingnya, melemparkan salah satu buah ke tangan Liu Feng. "Itu adalah tanda bahwa kau semakin dekat pada kebenaran. Namun, jangan biarkan hal itu membuatmu kehilangan fokus. Kau sudah sejauh i

    Last Updated : 2024-12-15
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 26: Bayangan Masa Lalu

    Langit di atas Lembah Kaisar Takdir mulai memudar dari biru terang menjadi oranye lembut, menandakan matahari hampir tenggelam di cakrawala. Liu Feng masih memegang gulungan kuno di tangannya. Shen Tao, yang berdiri di sampingnya, menyipitkan mata, berusaha memahami arti kalimat misterius yang tertulis di sana. "Kunci untuk menguasai lembah ini terletak pada bayangan terdalam hatimu." "Bayangan terdalam... Apa maksudnya?" gumam Shen Tao. Liu Feng menggeleng pelan. "Entahlah. Tapi aku merasa ini bukan hanya soal bayangan secara harfiah. Mungkin ada sesuatu dalam diriku yang harus aku pahami." Shen Tao menepuk bahunya. "Kita sudah sejauh ini. Jika kau merasa perlu menjelajahi dirimu sendiri untuk menemukan jawaban, aku akan mendukungmu. Tapi hati-hati, Liu Feng. Terkadang, menghadapi bayangan diri kita sendiri jauh lebih sulit daripada melawan musuh di luar." Liu Feng mengangguk, menyimpan gulungan itu ke dalam pakaiannya. "Aku perlu waktu untuk memikirkannya. Mungkin tempat ini bi

    Last Updated : 2024-12-15

Latest chapter

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 106: Perlawanan Tak Terduga

    Langit di atas markas utama Persekutuan Bayangan mendung dan penuh amarah, menggambarkan konflik yang sedang berkecamuk. Di dalam ruangan besar yang dingin dan dipenuhi ukiran gelap, para pemimpin fraksi kegelapan mulai merasa sesuatu yang aneh. Udara seolah memberat, seperti beban tak terlihat menghimpit dada mereka. Namun, mereka tak menyadari bahwa itu adalah awal dari serangan balik yang sudah lama direncanakan oleh pihak terang.Sementara itu, di sudut lain, Armand berdiri di hadapan sekumpulan prajurit yang bersiap untuk melancarkan serangan. Tatapan matanya tajam, penuh keyakinan meski ia tahu apa yang akan mereka hadapi adalah kekuatan yang telah berakar selama ribuan tahun. Suaranya lantang memecah kebisuan, memberikan semangat kepada mereka yang mulai dirundung keraguan."Kita mungkin tidak memiliki kekuatan sebesar mereka, tetapi jangan pernah lupakan satu hal: keadilan selalu menemukan jalannya. Ingat apa yang kita perjuangkan!"Kata-katanya membakar semangat pasukan yang

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 105: Perlawanan di Tengah Kepungan

    Kegelapan yang pekat masih melingkupi Azlan, namun kali ini ia merasa sesuatu yang berbeda. Beban berat yang selama ini menghimpit jiwanya mulai tergeser sedikit demi sedikit oleh percikan cahaya di dalam dirinya. Di tengah pusaran kegelapan yang nyaris menelannya, suara dari dalam hatinya menggema lebih kuat. "Bangkitlah, Azlan. Ini belum berakhir." Perlahan, tubuhnya yang sebelumnya tak berdaya mulai merespons. Ia merasakan energi hangat yang mengalir dari inti jiwanya, membakar segala ketakutan dan keraguan yang membelenggu. Ia menggerakkan jarinya, lalu tangannya, hingga akhirnya seluruh tubuhnya kembali terkontrol. Meskipun gravitasi dari pusaran energi hitam masih menariknya dengan kuat, Azlan berhasil menancapkan pedangnya ke lantai untuk menahan dirinya. Suara gesekan logam dengan batu menggema, memecah keheningan yang mencekam. Ia menatap makhluk itu dengan sorot mata yang penuh dengan keberanian yang baru ia temukan. "Aku tidak akan menyerah," ucapnya tegas, suaranya men

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 104: Jejak Takdir yang Mengikat

    Di sebuah ruang yang terpisah dari dunia fana, suasana memanas di antara berbagai elemen yang saling berseteru. Setiap inci ruangan tampak diwarnai oleh aura konflik, dengan garis-garis energi yang menghubungkan entitas-entitas kuat di dalamnya. Di tengahnya berdiri seorang pemimpin, wajahnya terukir oleh campuran keputusasaan dan determinasi yang membara.Bayangan masa lalu terlintas dalam benaknya, mengingatkan dirinya pada perjalanan panjang yang telah dilaluinya. Namun, kali ini, jalan yang dia tempuh terasa lebih berat. Setiap langkah seakan-akan dipenuhi dengan duri, menguji tekadnya untuk terus maju."Apa yang sebenarnya kau cari di sini, Azlan?" suara dingin menggema dari sisi ruangan. Suara itu milik seorang wanita dengan mata yang menyala tajam seperti pisau. Dia adalah salah satu penjaga dimensi ini, seseorang yang tidak pernah gentar menghadapi ancaman apa pun.Azlan menghela napas, mencoba mengatur emosinya yang bercampur aduk. "Aku mencari kebenaran, dan aku tidak akan b

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 103: Jejak yang Tersisa

    Kehancuran yang disebabkan oleh pertempuran besar itu meninggalkan jejak yang begitu nyata. Lembah yang sebelumnya penuh dengan kehidupan kini hanya menyisakan tanah hangus dan retakan yang menganga. Angin yang bertiup membawa aroma tajam abu dan debu, menciptakan suasana yang sepi dan menyesakkan. Zhao Feng berdiri di tengah kawah besar, tubuhnya dipenuhi luka dan napasnya masih tersengal. Pedang yang ia genggam kini tampak redup, seperti kehilangan sebagian besar cahayanya. Namun, meski kelelahan menyelimuti seluruh tubuhnya, tatapannya tetap terarah ke depan, mencari sesuatu. “Guru…” bisiknya pelan, namun hanya keheningan yang menjawab. Ia menurunkan pedangnya dan menghapus keringat serta darah yang menetes dari dahinya. Gurunya, yang sempat muncul di tengah pertempuran, kini menghilang seperti embun yang lenyap saat matahari terbit. Tidak ada jejak yang tersisa, tidak ada petunjuk yang menunjukkan keberadaannya. “Apakah itu hanya bayangan… ataukah benar-benar dia?” Zhao Feng m

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 102: Jalan yang Belum Berujung

    Di dalam kegelapan yang pekat, Zhao Feng berdiri tak bergerak. Keringat dingin membasahi wajahnya, namun genggaman tangannya pada pedang suci tak goyah sedikit pun. Suara makhluk yang barusan berbicara masih menggema di pikirannya, membuat semua yang ia lakukan terasa seperti permainan yang sudah dirancang sebelumnya.Namun, meski kegelapan memeluknya dengan erat, ada cahaya kecil yang tetap bersinar dari pedangnya. Cahaya itu memancar pelan, seakan mencoba meyakinkan dirinya bahwa tidak semua telah hilang.“Aku tidak boleh berhenti di sini,” gumam Zhao Feng pada dirinya sendiri. “Jika aku menyerah sekarang, segalanya akan benar-benar berakhir.”Bayangan-bayangan yang tadi menyelimuti tempat itu mulai muncul kembali, kali ini dengan jumlah yang jauh lebih banyak. Mereka tidak menyerang langsung, melainkan bergerak dengan pola yang menyerupai tarian mematikan, membuat Zhao Feng merasa semakin tertekan.Namun, di saat itu juga, sebuah suara lembut terdengar di telinganya, suara yang tak

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 101: Keputusan yang Mengguncang Dunia

    Cahaya matahari pagi menembus dedaunan hutan yang lebat, menyinari lapisan embun yang menempel pada rumput liar. Di tengah kesunyian alam, seorang pria berdiri dengan pandangan tajam ke arah cakrawala yang dihiasi awan kelabu. Langit, seolah mencerminkan isi hatinya, tampak gelisah, bergemuruh dengan suara yang mengancam. Zhao Feng menarik napas dalam, aroma tanah basah bercampur angin dingin yang menyegarkan paru-parunya. Namun, di balik ketenangan itu, pikirannya penuh gejolak. Di tangannya tergenggam pedang yang tidak hanya melambangkan kekuatan, tetapi juga beban tanggung jawab yang luar biasa. "Aku sudah terlalu jauh untuk mundur," gumamnya pelan, tetapi cukup keras untuk didengar oleh bayangan yang bersembunyi di kejauhan. Langkah kaki terdengar dari belakang, dan suara lembut yang familiar memanggil, "Zhao Feng, apakah kau yakin dengan keputusanmu? Jalan ini akan mengubah segalanya." Luo Xue, dengan jubah putihnya yang tertiup angin, mendekat perlahan. Wajahnya yang bias

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 100: Cahaya Harapan

    Ketika cahaya itu muncul, medan pertempuran yang sebelumnya gelap gulita seolah terbelah oleh kekuatan yang tak terlukiskan. Langit yang kelam menjadi terang, dan bayang-bayang yang sebelumnya mendominasi mulai surut seperti gelombang pasang yang mundur.Arka memicingkan matanya, berusaha memahami sosok yang perlahan muncul dari balik cahaya itu. Langkah-langkahnya tenang namun penuh wibawa. Setiap pijakan sosok tersebut seolah membawa energi yang menyembuhkan tanah yang telah tercemar oleh kegelapan.Sosok itu mengenakan jubah putih keemasan yang bersinar, dengan pola-pola rumit yang tampak bergerak seperti riak air. Rambutnya memanjang hingga punggung, memancarkan aura bercahaya seperti sinar mentari pagi. Namun, yang paling mencolok adalah matanya—kedua bola mata itu bersinar seperti dua bintang yang mampu menembus jiwa siapa pun yang menatapnya.Para prajurit yang tadinya hampir kehilangan harapan kini kembali berdiri, terpana oleh kehadiran sosok tersebut. Bahkan bayangan-bayanga

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 99: Bayangan Tak Berujung

    Langit kembali gelap. Tidak ada bulan, tidak ada bintang, hanya kehampaan pekat yang meliputi seluruh medan perang. Bai Lin dan Yao Mei berdiri di tengah kehancuran, tubuh mereka masih bergetar oleh kekuatan yang baru saja mereka terima dari simbol bercahaya. Namun, kekuatan itu terasa seperti bayangan kecil dibandingkan dengan ancaman besar yang mulai bergerak di sekitar mereka. Dari kejauhan, suara langkah kaki berat bergema, menggetarkan tanah yang retak. Setiap langkah terdengar seperti dentuman palu raksasa yang menghantam dunia. Yao Mei menoleh, napasnya tersengal-sengal. "Bai Lin, kau mendengar itu?" Bai Lin mengangguk, tangannya dengan refleks menggenggam pedangnya lebih erat. "Aku mendengar. Ini belum berakhir." Kabut hitam yang mulai berkumpul di cakrawala terasa hidup. Itu bukan kabut biasa—ia seperti makhluk yang bernafas, bergerak dengan tujuan tertentu. Dari dalamnya, mata merah besar mulai bermunculan, satu per satu, seperti bintang yang baru lahir di tengah malam. N

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 98: Kebangkitan Harapan Baru

    Kehancuran yang menyelimuti tanah itu perlahan menyisakan keheningan yang mencekam. Sisa-sisa medan perang hanya berupa puing-puing dan debu yang beterbangan di bawah langit malam yang penuh bintang. Bai Lin berdiri di tengah kekosongan itu, tubuhnya gemetar dan tatapannya terpaku pada tempat terakhir Liu Feng menghilang. Di sisi lain, Yao Mei menunduk, tangannya mengepal erat seolah berusaha menahan ledakan emosi yang siap meletup."Liu Feng... kau benar-benar..." Bai Lin berhenti, suaranya tercekat. Ia tidak sanggup mengucapkan kata-kata itu, karena hatinya menolak untuk menerima kenyataan.Namun, di tengah keheningan itu, angin berhembus pelan, membawa aroma yang asing namun menenangkan. Dalam hembusan itu, seolah-olah ada suara lembut yang berbisik. Bai Lin dan Yao Mei saling memandang, keduanya merasakan hal yang sama—kehadiran Liu Feng masih ada di sekitar mereka, meskipun tubuhnya telah lenyap.Yao Mei akhirnya memecah keheningan. "Dia tidak benar-benar pergi," katanya dengan s

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status