Beranda / Fantasi / Lembah Kaisar Takdir / Bab 21: Pertarungan di Balik Kabut

Share

Bab 21: Pertarungan di Balik Kabut

Penulis: Lann
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-13 12:52:43

Kabut tebal menyelimuti lembah itu, membuat Liu Feng harus mengandalkan nalurinya untuk melangkah. Udara dingin menusuk kulitnya, namun yang lebih mencekam adalah energi mengintimidasi yang terasa di sekitarnya. Tempat ini bukanlah sekadar arena pelatihan; ini adalah ujian. Shen Tao telah memperingatkannya bahwa makhluk roh penjaga akan menguji tekad dan kemampuannya.

Suara gemerisik dari pepohonan membuat Liu Feng segera mengangkat pedangnya. "Siapa di sana?" tanyanya, matanya menyipit mencoba menembus kabut. Namun, jawaban yang ia dapat hanyalah gema langkah kakinya sendiri.

Tiba-tiba, dari kabut muncul sesosok makhluk yang tampak seperti serigala, tetapi tubuhnya dipenuhi sisik hitam berkilauan. Mata merahnya menatap Liu Feng dengan tajam, dan energi gelap yang memancar dari makhluk itu membuat dadanya terasa berat.

"Jadi ini lawan pertama," gumam Liu Feng.

Makhluk itu menerkam dengan kecepatan luar biasa. Liu Feng hampir tidak sempat menghindar, dan cakaran makhluk itu berhasil me
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 22: Jejak yang Tertinggal

    Kabut yang menyelimuti hutan di sekitar Lembah Kaisar Takdir perlahan memudar saat matahari mulai merangkak naik ke langit. Liu Feng berdiri di tepi lembah, merasakan semilir angin pagi yang dingin menerpa wajahnya. Namun, di balik ketenangan itu, pikirannya dipenuhi oleh bayangan pertempuran yang baru saja ia lalui. Pertarungan melawan makhluk roh di balik kabut telah mengubah pandangannya tentang dunia ini. Ia kini menyadari bahwa setiap langkah yang diambilnya di lembah ini adalah ujian yang dirancang untuk menggali potensi sejatinya. Di kejauhan, suara gemuruh air terjun terdengar samar. Itu adalah tujuannya hari ini. Shen Tao, mentornya, telah memberikan perintah yang jelas: ia harus mencari sebuah peninggalan kuno yang tersembunyi di balik air terjun itu. Namun, jalan menuju ke sana tidaklah mudah. Liu Feng tahu bahwa di sepanjang perjalanan, ia akan menghadapi makhluk-makhluk roh lainnya yang menjaga rahasia lembah ini. Saat ia melangkah ke dalam hutan, suara burung dan dedau

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 23: Rahasia Lembah yang Tersembunyi

    Hutan yang gelap seolah menelan cahaya bulan, menciptakan suasana suram yang membuat napas Liu Feng terasa lebih berat. Di hadapannya terbentang jalan setapak yang sempit, dikelilingi oleh pohon-pohon raksasa yang menjulang ke langit. Kabut yang tebal menghalangi pandangan, namun Liu Feng terus melangkah dengan hati-hati. Setiap suara langkahnya terasa menggema di tengah keheningan malam. “Liu Feng, kau yakin kita berada di jalan yang benar?” tanya Shen Tao, yang berdiri tidak jauh di belakangnya. Liu Feng mengangguk tanpa berkata apa-apa. Dalam pikirannya, ia terus memikirkan perkataan pria berjubah hitam yang mereka temui sebelumnya. “Rahasia Lembah Kaisar Takdir bukan hanya tentang kekuatan,” kata pria itu. “Tapi tentang apa yang kau pilih untuk korbankan.” Kata-kata itu terus terngiang di benaknya. Apa maksudnya? Apa yang harus ia korbankan untuk mencapai tujuannya? Setelah berjalan selama beberapa jam, mereka akhirnya tiba di sebuah lembah yang berbeda. Tempat ini tidak seper

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 24: Jejak di Tengah Kegelapan

    Kabut semakin tebal ketika Liu Feng melangkah lebih jauh ke dalam hutan. Udara terasa berat, seperti menggenggam kekuatan yang menekan tubuhnya. Pohon-pohon besar di sekitarnya berdiri seperti penjaga bisu, sementara suara langkahnya terdengar samar di atas dedaunan yang lembap.Ingatan tentang pria berjubah hitam yang ia temui sebelumnya terus menghantui pikirannya. Siapa pria itu? Apa maksudnya muncul di tengah perjalanan ini?Liu Feng mencoba mengabaikan rasa was-was yang meliputinya. Ia menggenggam pedangnya lebih erat, memperkuat tekadnya untuk maju. “Aku harus fokus. Tidak ada jalan kembali,” gumamnya.Namun, ketika ia melangkah lebih jauh, tanda-tanda aneh mulai bermunculan. Ukiran-ukiran kuno dengan simbol yang tidak dikenalnya menghiasi batang pohon di sekitarnya. Cahaya redup dari bulan menciptakan bayangan yang seolah bergerak, menari di permukaan tanah.Saat Liu Feng menunduk untuk memeriksa salah satu ukiran tersebut, tiba-tiba terdengar suara tawa kecil di sekelilingnya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 25: Jejak di Balik Bayangan

    Lembah Kaisar Takdir terasa lebih sunyi dari biasanya. Udara dingin malam hari menyelinap masuk ke sela-sela pepohonan yang menjulang tinggi. Liu Feng duduk di atas batu besar di dekat sungai kecil yang gemericiknya menjadi satu-satunya suara yang mengisi keheningan. Matanya menatap kosong ke arah air, mencoba mencerna semua yang telah ia lalui sejauh ini."Kau terlihat jauh lebih dewasa sekarang," suara Shen Tao memecah keheningan. Ia muncul dari balik pepohonan, membawa sekantong buah liar yang baru saja ia kumpulkan. "Namun, aku tahu di balik wajah seriusmu itu, ada ratusan pertanyaan yang belum terjawab."Liu Feng tersenyum tipis. "Pertanyaan itu semakin banyak setiap harinya, Shen Tao. Rasanya seperti semakin aku melangkah maju, semakin banyak hal yang tidak aku pahami."Shen Tao duduk di sampingnya, melemparkan salah satu buah ke tangan Liu Feng. "Itu adalah tanda bahwa kau semakin dekat pada kebenaran. Namun, jangan biarkan hal itu membuatmu kehilangan fokus. Kau sudah sejauh i

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 26: Bayangan Masa Lalu

    Langit di atas Lembah Kaisar Takdir mulai memudar dari biru terang menjadi oranye lembut, menandakan matahari hampir tenggelam di cakrawala. Liu Feng masih memegang gulungan kuno di tangannya. Shen Tao, yang berdiri di sampingnya, menyipitkan mata, berusaha memahami arti kalimat misterius yang tertulis di sana. "Kunci untuk menguasai lembah ini terletak pada bayangan terdalam hatimu." "Bayangan terdalam... Apa maksudnya?" gumam Shen Tao. Liu Feng menggeleng pelan. "Entahlah. Tapi aku merasa ini bukan hanya soal bayangan secara harfiah. Mungkin ada sesuatu dalam diriku yang harus aku pahami." Shen Tao menepuk bahunya. "Kita sudah sejauh ini. Jika kau merasa perlu menjelajahi dirimu sendiri untuk menemukan jawaban, aku akan mendukungmu. Tapi hati-hati, Liu Feng. Terkadang, menghadapi bayangan diri kita sendiri jauh lebih sulit daripada melawan musuh di luar." Liu Feng mengangguk, menyimpan gulungan itu ke dalam pakaiannya. "Aku perlu waktu untuk memikirkannya. Mungkin tempat ini bi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 27: Rahasia di Balik Segel

    Ruangan itu terus bergetar, debu berjatuhan dari langit-langit. Liu Feng mundur beberapa langkah, menjaga jarak dari sosok misterius yang muncul dari bayangan. Sosok itu tampak seperti manusia, tetapi auranya sangat gelap, hampir menyesakkan. Matanya bersinar merah darah, menatap Liu Feng dengan tajam seolah-olah mampu menembus pikirannya. “Siapa kau?” tanya Liu Feng, suaranya tegas meski ada sedikit keraguan. Sosok itu tertawa pelan, suara tawanya serak dan penuh ejekan. "Aku adalah penjaga segel ini. Kau telah melanggar aturan lembah dengan menyentuh rahasia yang tidak seharusnya kau ketahui. Sekarang, kau harus membayar harga atas keberanianmu." Liu Feng mengepalkan tinjunya. Energi dari cermin tadi masih mengalir di tubuhnya, memberinya kekuatan baru. Ia tahu bahwa melarikan diri bukanlah pilihan. Jika ia ingin bertahan dan melindungi lembah, ia harus menghadapi sosok ini. “Aku tidak bermaksud melanggar apa pun. Aku hanya mencari jawaban,” kata Liu Feng, mencoba berdialog. "J

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 28: Keputusan di Tengah Kekacauan

    Liu Feng melesat keluar dari ruangan tempat ia bertarung sebelumnya, mengikuti suara Shen Tao. Langkah-langkahnya terdengar bergema di koridor batu yang panjang, dan udara di sekitarnya terasa semakin berat. Sesuatu telah berubah di lembah ini, sesuatu yang lebih besar daripada apa yang bisa ia pahami saat ini.Ketika ia akhirnya tiba di lapangan terbuka di pusat lembah, pemandangan yang mengerikan menyambutnya. Puluhan murid yang sedang berlatih tampak berlarian panik, sementara langit di atas mereka berwarna merah gelap, seolah-olah malam tiba lebih awal. Awan gelap berputar-putar, dan kilatan petir melesat di antara mereka, menyinari lembah dengan cahaya yang menakutkan."Liu Feng, cepat ke sini!" Shen Tao memanggilnya dari puncak batu besar, wajahnya penuh dengan ketegangan.Liu Feng berlari ke arahnya, melompat ke atas batu itu dengan gesit. "Apa yang terjadi?" tanyanya, napasnya sedikit tersengal setelah pertempuran sebelumnya.Shen Tao menunjuk ke arah gerbang besar di ujung le

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 29: Cahaya di Tengah Kegelapan

    Cahaya yang memancar dari tubuh Liu Feng menyelimuti seluruh lorong, menimbulkan gelombang energi yang membuat makhluk penjaga gemetar dan mundur. Yu Xuan menatapnya dengan ekspresi campuran antara kagum dan kebingungan."Liu Feng, apa yang baru saja kau lakukan?" suaranya bergetar, hampir tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.Namun, Liu Feng sendiri tidak memiliki jawaban. Ia merasakan aliran energi yang luar biasa di dalam tubuhnya, sesuatu yang asing tetapi sekaligus familiar. "Aku... aku tidak tahu," katanya pelan, matanya tetap tertuju pada makhluk-makhluk yang perlahan menghilang ke dalam bayangan.Saat keheningan menyelimuti lorong, Yu Xuan menarik napas dalam-dalam. "Apa pun itu, kita tidak punya banyak waktu. Energi ini mungkin membantu kita sekarang, tetapi bisa juga menarik perhatian sesuatu yang lebih berbahaya."Liu Feng mengangguk setuju. "Ayo lanjutkan."Mereka berdua melangkah maju menuju pintu logam hitam yang besar. Yu Xuan memeriksa ukiran-ukiran di pintu itu de

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17

Bab terbaru

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 114: Kesatria dari Cahaya yang Terlupakan

    Langit masih bergemuruh, seolah menyuarakan kekacauan yang terjadi di medan pertempuran. Sosok bercahaya yang berdiri di antara Aveline dan makhluk raksasa itu memancarkan aura yang begitu kuat, hingga udara di sekitarnya bergetar dengan intensitas yang memukau. Wajahnya tersembunyi di balik cahaya, tetapi kehadirannya memancarkan rasa tenang yang luar biasa.Aveline, yang masih terguncang oleh serangan sebelumnya, mencoba berdiri meski tubuhnya gemetar. Ia memandang sosok itu dengan mata penuh rasa ingin tahu sekaligus harapan. Siapa pun dia, jelas bahwa kehadirannya telah mengubah dinamika pertempuran ini.Makhluk raksasa itu menggeram dengan penuh amarah. "Beraninya kau menghalangi jalanku! Apa kau pikir cahaya itu cukup untuk menghentikan kegelapan abadi ini?" suaranya menggema, penuh dengan kekuatan yang menakutkan.Sosok bercahaya itu mengangkat tangannya perlahan, dan seketika udara di sekitarnya berubah. Cahaya yang terpancar dari tubuhnya mulai menyelimuti medan pertempuran,

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 113: Cahaya yang Memecah Kegelapan

    Udara semakin tegang. Suara petir yang menggelegar tak kunjung berhenti, mengiringi pusaran energi besar di atas langit. Setiap detik yang berlalu terasa seperti selamanya bagi Aveline. Matanya terpaku pada makhluk raksasa yang perlahan mendekat, langkahnya mengguncang tanah seolah bumi sendiri berteriak ketakutan.Armand tergeletak lemah di sisi Aveline, napasnya tersengal-sengal. Luka-lukanya yang dalam membuat setiap gerakan terasa seperti siksaan. Namun, meski dalam kondisi seperti itu, ia masih mencoba berbicara. "Aveline... jangan takut. Kau lebih kuat dari yang kau pikirkan," ucapnya pelan, suaranya nyaris tenggelam dalam hiruk pikuk kekacauan di sekitar mereka.Aveline menggenggam pedangnya erat-erat. Tangannya gemetar, bukan hanya karena ketakutan tetapi juga kelelahan yang mulai menggerogoti tubuhnya. Ia tahu bahwa kekuatan makhluk di hadapannya berada di luar jangkauan mereka. Namun, ia juga tahu bahwa menyerah berarti akhir segalanya.Di kejauhan, suara seperti dentuman ge

  • Lembah Kaisar Takdir    112: Cahaya Harapan yang Tersisa

    Langit perlahan kembali tenang setelah pertarungan dahsyat yang hampir merenggut segalanya. Sisa-sisa kehancuran menyelimuti medan pertempuran. Batu-batu besar berserakan, pohon-pohon yang sebelumnya kokoh kini hanya menjadi abu hitam yang tertiup angin, dan udara masih diselimuti aroma logam yang menyengat. Namun, di tengah semua itu, sinar lembut dari bulan mulai muncul, menyapu sisa-sisa kegelapan yang tertinggal. Aveline menggenggam tangan Armand yang terkulai lemah di pangkuannya. Napas pria itu terdengar berat dan terputus-putus, tetapi ada kehangatan yang masih terasa di kulitnya. Mata Aveline dipenuhi air mata, tetapi ia menolak untuk menangis. "Kau tidak boleh menyerah, Armand," bisiknya pelan, mencoba menyuntikkan semangat kepada pria yang sudah memberikan segalanya untuk melindungi mereka. Di sekitarnya, tubuh makhluk raksasa yang menjadi sumber kehancuran telah hilang, hanya menyisakan debu hitam yang beterbangan. Jejak pertempuran itu masih terasa jelas di udara, sepert

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 111: Pertempuran di Ambang Kehancuran

    Langit bergemuruh tanpa henti, menciptakan suasana mencekam yang seolah mengundang kehancuran. Pusaran energi gelap menguasai cakrawala, perlahan-lahan menelan cahaya bulan yang sebelumnya menerangi tempat itu. Udara semakin berat, sarat dengan bau besi bercampur aroma sihir kuno yang menusuk indera. Tiap tarikan napas membawa ketegangan, mengingatkan bahwa di tempat ini, hidup dan mati hanya sekejap jaraknya.Armand berdiri tegap di tengah medan yang luluh lantak. Tubuhnya basah oleh keringat bercampur darah yang mengalir dari luka terbuka di lengannya. Napasnya terengah-engah, tetapi genggaman pada pedang di tangannya tetap kokoh, meskipun bilah itu telah retak akibat pertempuran. Di hadapannya, sesosok raksasa dengan tubuh hitam berkilauan berdiri penuh wibawa, menatapnya dengan mata merah yang memancarkan kebencian mendalam. Tiap gerakan makhluk itu mengguncang tanah, seperti gempa kecil yang merambat hingga ke ujung medan.“Aveline, kau masih di sana?” Armand berseru tanpa menole

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 110: Api yang Tidak Padam

    Langit yang pekat di atas lembah mulai dihiasi kilatan cahaya dari benturan senjata dan sihir yang menggelegar. Armand melangkah maju di tengah gelombang kegelapan, matanya fokus pada makhluk raksasa yang kini berdiri tegak di depan gerbang. Pedangnya yang bercahaya seperti obor di tengah malam menebas apa pun yang mendekatinya. Setiap langkahnya terasa seperti pertarungan melawan gravitasi. Bayangan yang mengelilingi mereka tidak hanya mencoba menyerang secara fisik, tetapi juga merasuki pikiran, membisikkan janji-janji manis untuk menyerah. Namun, Armand menepis semuanya dengan keyakinan yang tak tergoyahkan. "Aveline! Jangan terpisah dariku!" teriaknya saat bayangan mencoba memisahkan mereka dengan menciptakan dinding kegelapan. Aveline, yang berada di belakangnya, menghunuskan pedangnya dengan gerakan cepat. Serangan bayangan itu hanya meninggalkan retakan kecil di dinding energi yang ia ciptakan sebagai perlindungan. "Aku tidak akan pergi ke mana-mana, Armand! Kita akan melewa

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 109: Bayangan di Balik Cahaya

    Langit masih gelap, meskipun malam sudah terasa begitu panjang. Suara langkah pasukan di lembah terdengar seperti ritme yang tak berkesudahan. Di kejauhan, cahaya yang sebelumnya menyala terang kini memudar, menyisakan hanya sisa-sisa kilatan kecil yang membingungkan siapa saja yang melihatnya. Namun, Armand tidak peduli dengan itu. Pandangannya tertuju lurus ke depan, ke arah tempat Dalkar menghilang di balik bayangan.Aveline berdiri di sebelahnya, memegang pedang dengan tangan gemetar. "Armand, apa kita benar-benar akan mengejarnya? Dia... dia terlalu kuat."Armand tidak menjawab. Wajahnya yang biasanya tenang kini penuh dengan ekspresi yang sulit ditebak. Amarah, ketegangan, dan mungkin sedikit rasa takut. Tetapi di balik semua itu, ada tekad yang membara."Aku tidak punya pilihan, Aveline," jawabnya akhirnya, suaranya terdengar datar. "Jika aku tidak melakukannya, tidak ada yang bisa menghentikannya."Aveline terdiam. Kata-kata Armand begitu sederhana, tetapi ada kebenaran yang t

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 108: Kilatan di Tengah Kegelapan

    Langit kelam menjadi saksi bisu dari kehancuran yang baru saja terjadi. Lembah yang sebelumnya penuh dengan hiruk-pikuk suara pertempuran kini berubah menjadi lautan keheningan yang mencekam. Debu dan asap memenuhi udara, menyembunyikan pandangan serta menyisakan rasa takut yang mengakar dalam hati setiap orang yang masih bertahan. Armand berdiri di atas tebing kecil, tubuhnya penuh luka dan napasnya tersengal. Di depannya, pemandangan kehancuran membentang luas. Pasukan kecilnya tersebar, beberapa tertunduk lemas di tanah, sementara yang lain mencoba membantu rekan-rekannya yang terluka. Tapi satu hal yang pasti—mereka masih hidup. "Aveline!" seru Armand dengan suara serak, matanya mencari-cari sosok yang ia kenal. Dari balik reruntuhan, Aveline muncul dengan langkah tertatih, wajahnya dipenuhi kotoran dan darah. Namun matanya tetap penuh tekad. "Aku di sini," jawabnya lemah, tapi nadanya tetap tegas. Armand bergegas mendekat, membantu Aveline berdiri. "Kau baik-baik saja?" Avel

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 107: Keputusan di Ujung Pedang

    Langit di atas bentangan pegunungan mulai berubah, dari warna jingga mentari sore menjadi abu-abu kelam yang dipenuhi awan berat. Tidak ada bintang yang berani menampakkan diri, seolah kegelapan telah mengambil alih segalanya. Angin yang biasanya membawa kehangatan dan aroma dedaunan kini terasa seperti hembusan kematian, dingin dan menusuk hingga ke tulang. Armand berdiri di atas tebing, tatapannya mengarah ke lembah di bawah yang kini dipenuhi pasukan bayangan. Wajahnya yang lelah menunjukkan keteguhan hati yang tidak tergoyahkan, tetapi di balik itu, ada ketakutan yang tak bisa ia pungkiri. Bayangan dari makhluk raksasa yang baru saja mereka hadapi masih terukir dalam pikirannya. Kekuatan seperti itu melampaui apa pun yang pernah ia hadapi sebelumnya, dan ia tahu, pertempuran berikutnya tidak hanya akan menentukan nasibnya, tetapi juga nasib dunia. "Armand." Suara lembut namun penuh ketegasan itu membuyarkan lamunannya. Aveline melangkah mendekat, wajahnya penuh luka dan noda dar

  • Lembah Kaisar Takdir    Bab 106: Perlawanan Tak Terduga

    Langit di atas markas utama Persekutuan Bayangan mendung dan penuh amarah, menggambarkan konflik yang sedang berkecamuk. Di dalam ruangan besar yang dingin dan dipenuhi ukiran gelap, para pemimpin fraksi kegelapan mulai merasa sesuatu yang aneh. Udara seolah memberat, seperti beban tak terlihat menghimpit dada mereka. Namun, mereka tak menyadari bahwa itu adalah awal dari serangan balik yang sudah lama direncanakan oleh pihak terang.Sementara itu, di sudut lain, Armand berdiri di hadapan sekumpulan prajurit yang bersiap untuk melancarkan serangan. Tatapan matanya tajam, penuh keyakinan meski ia tahu apa yang akan mereka hadapi adalah kekuatan yang telah berakar selama ribuan tahun. Suaranya lantang memecah kebisuan, memberikan semangat kepada mereka yang mulai dirundung keraguan."Kita mungkin tidak memiliki kekuatan sebesar mereka, tetapi jangan pernah lupakan satu hal: keadilan selalu menemukan jalannya. Ingat apa yang kita perjuangkan!"Kata-katanya membakar semangat pasukan yang

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status