Semua Bab DIA BUKAN ANAKMU, BOSS!: Bab 11 - Bab 20

34 Bab

11. Stalking

Ryan memijat pelipisnya merasa pusing, bagaimana tidak? Ia merasa diteror karena ketidakhadirannya di acara makan malam tadi. Kini ia baru sampai Bandara dan mulai menuju ke hotel tempatnya akan singgah. Ia membenci saat-saat ini dan memilih mengabaikan semua panggilan yang mengganggunya itu. Untuk mengobati rasa tidak nyaman itu, Rayn pun berselancar di tabletnya yang memang ia isi dengan nomor yang tidak ia sebar ke keluarganya atau siapapun rekan kerjanya. Itu adalah nomor yang secara khusus ia gunakan hanya untuk agar tablet itu bisa mengakses internet jika tidak ada wi-fi. Di sana ia mencari tahu tentang Titi selama mereka berpisah. Ia memulai menelisuri dari media sosial, di sana hanya berisi tentang foto random, quote random, dan banyak sekali status F******k atau cuitan di X yang tidak banyak menunjukkan cerita tentang masa lalunya. Namun, ketika ia menelusuri X sampai berjam-jam lamanya, ia mendapati beberapa hal yang berkaitan dengan kehidupan Titi. Titi berkata di cu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-01
Baca selengkapnya

12. Kamu Jahat

Titi dan Tristan sampai di TK tempat Sifa sekolah, sementara itu Titi meminta agar Tristan tidak keluar karena ia tak ingin digosipi macam-macam. Orang-orang terlanjur taunya kalau Ryan adalah ayah Sifa, kalau ia tiba-tiba datang dengan pria lain, ia akan dikira selingkuh. "Mama!" panggil Sifa keluar dari TK. Ia membawa plastik bingkisan, berisi jajanan dan seplastik potongan cake. "Wah bawa apa tuh, Sayang?" tanya Titi. "Hehe... temenku ada yang ulang tahun, Ma. Jadi aku dan temen-temen dikasih jajan." "Sifa seneng?" "Banget! Sifa seneng banget!" Sampailah mereka di mobil Tristan yang membuat Sifa heboh karena ad orang lain di sana. Tristan langsung menyapa, "Hai, Manis!" Sifa menoleh pada sang ibu seolah minta persetujuan. Tentu saja Sifa anak yang cerdas, ia akan selektif melihat orang baru. "Hai, Om! Om siapa?" tanya Sifa malu-malu. Titi memangku Sifa di samping sopir, sementara Tristan menyetir sendiri. Ia masih menggunakan batik untuk kerja, jadi kelihatan agak l
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-07
Baca selengkapnya

13. Putus Artinya Mati

"Aku gak pingin nyakitin kamu," lanjut Ryan. Queen masih tidak bisa menerima apa yang disampaikan oleh Ryan, meski ia tau kalau Ryan punya potensi untuk mengatakan itu. Karena perasaan Ryan padanya memang tidak ada, hati Ryan sudah diambil oleh orang lama. Ia terisak sejenak, meresapi dan mencoba tenang. Ryan tau Queen sedang menangis, tapi ia sudah jujur sejak awal, tapi Queen merasa bisa membuatnya jatuh cinta. Padahal setelah bertahun-tahun berlalu, itu tidak membuahkan hasil. "Jujur sama aku, pikiran putus itu ... datang karena kamu ketemu sama Titi kan?"Ryan menghela napas, pasti Queen akan seemosi itu. Harusnya ia membicarakan ini ketika pulang, ia lupa timingnya tidak tepat."Pasti gara-gara dia, kamu jadi kayak gini!"Ryan pun menjawab, "100% iya, tapi selama ini aku juga nunggu dia. Nunggu pertemuan kami, dan harusnya kalau kamu sudah tau aku jahat kamu, kamu bisa lihat sejak lama, bukan sekarang kamu baru ptotes! Aku udah jujur loh waktu itu!""Tapi kan setelah apa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-08
Baca selengkapnya

14. Jangan Hinakan Aku

Titi menyadari bahwa nomor itu adalah milik orang yang paling berkesan di dalam hidupnya, selain keluarganya. Siapa lagi kalau bukan Rayn, pria itu masih mencoba mengirimnya pesan meski ia sudah memblokir nomornya. Apakah ia akan tetap bisa menghindari Mantan sekaligus Bosnya? Sementara ia tidak ingin jadi perusak hubungan orang lain. Mata Tristan, Rayn jelas sedang mengejar Titi, itu akan berbahaya dalam hubungan Rayn dengan tunangannya. Jelas ialah yang jadi tersangka di sini. Ia makin cemas, dan kembali memblokir nomor itu. Ia terus mencoba untuk meyakinkan diri sendiri, bertahan dengan prinsipnya itu, kemudian ia ingat kalau ia bisa meminta bantuan Tristan. Semoga saja Tristan tidak mendapat masalah hanya karena telah membantunya. ••• Rayn akhirnya pulang ke Indonesia dan menemui keluarganya di rumah utama, bukan di rumahnya. Saat ia sampai di ruang tamu, ia terkejut karena di sana sudah berkumpul seluruh keluarga inti. "Aku datang," sapanya. Bug! Tanpa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-11
Baca selengkapnya

15. Melawan Keluarga

Awalnya Rayn akan pergi keluar seperti janjinya dengan Tristan. Akan tetapi, ia dicegah oleh ibunya. Wanita itu langsung menghadangnya ketika ia baru sampai tangga paling bawah. Seperti biasa, ia tampil dengan aura sang penguasa. "Kita perlu bicara," ujarnya. "Aku mau ketemu sama Tristan nih," jawan Rayn. "Nggak! Sekarang bukan waktunya kamu untuk keluar," tolak sang ibu. "Mami, ini penting masalah kerjaan..." "Perlu Mami yang bilang sama Tristan buat batalin janjiam kalian?" ancam asang ibu. "Enggak perlu, iya deh... aku punya waktu sejam untuk bicara sama Mami. Habis itu aku bakal nemuin Tristan. Ini penting banget." Sang Ibu pun langsung mengangguk setuju. Mereka bicara di kamar. Jadi mereka naik lagi ke atas. Sampai di sana, Rayn duduk di tepi ranjang, sementara sang Ibu berdiri sambil menatapnya dengan galak. "mami udah dengar apa yang dikatakan Queen. Tujuh tahun lalu Mami udah bilang sama kamu untuk nggak lagi berhubungan sama 'anak kampungan' itu, setelah
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-12
Baca selengkapnya

16. Persaingan Sehat

Tristan ikut berdiri karena reaksi sahabatnya yang terlihat kaget dan emosi. "Tunggu dulu, Bro! Gue ngerti lu merasa kecewa sama gue, tapi bahkan lo tahu kalau gue dari dulu memang punya simpati sama mantan pacar lu itu, lu aja gak tau kalo gue suka ama dia, tapi gue pendem karena gue gak akan ngerusak hubungan kalian," ungkap Tristan yang membuat Ryan makin kaget. Benar, Tristan tak pernah cerita sebelumnya kalau ia menyukai Titi. "...dan sekarang, ketika lu udah ada Queen dan Titi bahkan menolak elu. Terus gue harus apa, menyerah lagi?" Ryan meremas rambutnya sendiri, merasa gemas dengan keadaan. "Bro... lu nggak bakal bersikap kekanakan dan musuhin gue kan?" Ryan menatapnya galak, "Apa maksud lo?" "Jangan merasa bahwa Titi punya elu, kalian udah bukan pacar lagi, udah nggak ada hubungan apa-apa lagi. Kalian tuh cuma mantan dan lu nggak bakal jauhin gue gara-gara hal ini kan?" cecar Tristan melakukan konfrontasi. "Anjir lo seniat ini ngancurin gue, Tan?" Tristan aka
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-13
Baca selengkapnya

17. Memaksa

Setelah Sifa sampai di sekolahnya, lalu Titi mengantarnya ke sana. Kini hanya tinggal Titi dan Ryan di dalam mobil itu, karena Ryan menyetir sendiri. Tentu saja, dalam hati Titi ingin sekali berkata pada Ryan untuk berhenti mendekatinya, tapi kalau diingat-ingat dengan sifat keras kepalanya, itu tidak mungkin mempengaruhinya. Harusnya, Ryan yang tahu memaksakan keadaan tidak akan membuatnya menggapai apa yang ia inginkan. Setidaknya Titi tidak akan seperti itu. Tidak ada satupun orang yang bisa menghentikan Ryan, bajkan keluarganya yang super keras itu. Harusnya ia tahu sejak awal, dan tidak merepotkan Tristan untuk membujug Ryan agar tetap bersama Queen.Namun, ia tidak memiliki opsi lain untuk berusaha menjauhkan diri dari dirinya kalau bukan Tristan yang membuat rencana.Sungguh, ia membenci situasi ini.Andai ia bisa, ia mungkin akan cari solusi lain sendiri tanpa merepotkan orang lain. "Ehem!"Ryan berdehem, sementara Titi hanya melirik sebentar tanpa kata."Kamu akrab
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-16
Baca selengkapnya

18. DNA

"Shit!" Lim si sekretaris terkejut ketika mendengar umpatan dari bosnya. Ia agak takut dan tidak berani bertanya, membiarkan bosnya larut dalam emosinya. Emosi Ryan timbul karena postingan Tristan yang membuatnya kesal bukan main. Setaunya Tristan jomblo, tapi mengingat aoa yang mereka sepakati waktu di club, sudahlah pasti perempuan dalam foto itu adalah Titi. Foto itu sebenarnya tidak spesifik memperlihatkan siapa orangnya, hanya saja sebuah tangan yang bersandar di atas meja yang seolah dari sudut pandangnya, Tristan sedang makan bersama Titi. Titi sangat terbuka sekali dengan Tristan, berbeda ketika menghadapinya. Padahal ketika ia yang memaksanya untuk pergi saja, Titi sangat sulit seolah dipaksa untuk masuk ke lubang buaya. Ia terlihat sangat tersiksa sekali waktu itu, ia benar-benar diculik bukan diajak dengan cara baik-baik. Ryan juga melihat, di kolom komentar dari postingan-postingan itu, Tristan tengah diledek oleh teman-temannya atau digoda, dan diberikan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-19
Baca selengkapnya

19. Yakin Bukan Anakku?

Sifa sangat bahagia karena kedatangan orang yang ia anggap ayah itu. "Papi!" Ryan memeluknya dan langsung menggendongnya dengan bahagia. Sejujurnya, ia ingin sekali selalu membicarakan tentangnya, tetapi sang Ibu rupanya tidak menyukai pria itu. Ia jadi penasaran kenapa sang Ibu begitu keras menolaknya? Padahal Ryan sangat baik pada mereka. Saat mereka sudah di dalam mobil, Sifa pun bertanya. "Papi!" panggil Sifa lagi. "Iya, Sayang?" "Pi... kenapa sih Mama tuh kayak nggak suka sama Papi? Padahal Papi baik banget sama kita," ujarnya lesu. Gadis itu sangat cerdas, membuat Ryan terkekeh mendengarnya. "Mama kamu cuma butuh waktu Sayang, buat menerima Papi lagi." "Maksudnya?" tanya Sifa. "Suatu saat nanti kamu bakal tahu, tapi yang pasti mami kamu belum siap," ujar Ryan. Ia tak pandai merangkai kata sederhana untuk dapat dipahami anak kecil. Untungnya Sifa penurut, jadi ia pun hanya mengangguk-angguk. "Terus kita mau ke mana Pih?" tanyanya sambil memakan cake
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-22
Baca selengkapnya

20. Tertekan Fakta

Titi merasa dunianya berhenti sekarang, bagaimana tidak? Laporan tentang hasil tes DNA itu ternyata menunjukkan bahwa Ryan adalah ayah kandung dari Sifa. Padahal jelas-jelas SiFa merupakan anak yang lahir dari rahim kakaknya, tidak mungkin kan kakaknya berhubungan dengan Ryan. "Tidak, ini tidak mungkin!" "Apa yang tidak mungkin sekarang? Bukankah harusnya kamu yang jujur sama aku? Kenapa selama ini kamu ngotot menyembunyikan fakta bahwa Sifa adalah anakku!" "Bukan begitu, Yan. Aku...." "Kenapa kamu sekeras itu menolak aku dan mencoba memisahkan aku dengan anakku sendiri?" Titi merasa bahwa tekanan itu semakin terasa. Ia menatap mantan pacarnya dengan tatapan lelah. Tentu saja ia sanat kelelahan secara batin menghadapi semua ini. Ia sudah merasakan banyak cobaan hidup untuk menjaga kerahasiaan informasi kedua orang tua kandung Sifa dan kini. Apakah ia harus menyerah dan membongkar semuanya di hadapan sang mantan? "Dengar, ini tidak seperti yang kamu kira, Sifa buk
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-26
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status