Home / Urban / Pewaris Naga Majapahit / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Pewaris Naga Majapahit: Chapter 71 - Chapter 80

146 Chapters

Bab 71. MASA LALU JAKA KELUD KECIL

Bab 71. MASA LALU JAKA KELUD KECIL Jaka kemudian mengelilingi mobil SUV putih itu untuk mencari pengemudinya, akan tetapi meskipun dia sudah berkeliling dan mencari keberadaannya, tetap saja pengemudi mobil SUV itu tidak terlihat, seakan menghilang tertelan bumi. Sebenarnya pengemudi mobil itu tidak menghilang tertelan bumi, akan tetapi telah berlari dan naik mobil hitam yang berjalan di belakang mobil yang di tumpangi Rustam Buwono, sesaat setelah kecelakaan itu terjadi. Dan Jaka tidak melihat saat pengemudi itu keluar dari dalam mobil, karena jeda waktu ketika Jaka harus menghentikan mobilnya di tepi jalan dan berjalan ke seberang jalan untuk menolong korban kecelakaan ini. Dengan wajah lesu, Jaka kembali ke arah Rustam Buwono untuk membantu mengobatinya. Akan tetapi saat dia mau mendekat ke arah mereka, di sana sudah berkumpul banyak warga dan sudah ada mobil ambulans dan ada beberapa petugas kesehatan yang sedang membawa kedua orang itu dengan tandu dan
last updateLast Updated : 2025-02-26
Read more

Bab 72. MATA TEMBUS PANDANG

Bab 72. MATA TEMBUS PANDANG Dan tanpa sepengetahuan Jaka Kelud, sebenarnya dia baru saja bertemu dengan ayah kandungnya. Akan tetapi karena Jaka Kelud maupun Rustam Buwono juga tidak tahu kalau mereka sebenarnya adalah ayah dan anak yang terpisahkan oleh sebuah kecelakaan maut, membuat mereka berdua menganggap pertemuan itu hanya seperti sebuah figuran dalam sebuah sinetron. Malam ini Jaka tidur dengan nyenyak di atas kasurnya yang empuk, dan saat tidur tiba-tiba saja dia bermimpi sebuah pemandangan kejadian kecelakaan lalu lintas yang sangat mengerikan. Dalam mimpinya Jaka melihat ada anak kecil yang terlempar dari dalam mobil yang jatuh kedalam sungai yang sedang sangat deras arusnya. “Astagfirullah Hal ‘adzim….” ucap Jaka yang tiba-tiba terbangun dan duduk di atas kasur dengan keringat dingin membasahi tubuhnya. “Mimpi apa saya barusan? Kenapa mimpinya sangat mengerikan seperti ini? Anak siapa yang jatuh ke sungai itu?” gumam Jaka sambil memikirkan mimpi
last updateLast Updated : 2025-02-26
Read more

Bab 73. WIDURI INDO RUSIA

Bab 73. WIDURI INDO RUSIA Seketika suasana yang sebelumnya sedikit tegang, kini berubah menjadi cair dan terlihat senyuman di wajah Jaka serta wanita cantik itu. “Perkenalkan saya Jaka Kelud,” sapa Jaka memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangannya mengajak wanita cantik itu berjabat tangan. “Saya Widuri, oh iya, apa kamu sering jogging?” sahut wanita cantik itu yang ternyata bernama Widuri. “Kak Widuri sudah bertemu dengan rumah pak Subagyo?” “Iya, kemarin saya bertanya kepada satpam komplek. Apakah kamu mau jogging bersama saya?” tiba-tiba saja Widuri mengajak Jaka untuk lari pagi bersama. Tentu saja Jaka tidak menolaknya, apa lagi diajak lari pagi bersama seorang wanita dewasa yang sangat cantik seperti Widuri. Selain cantik, aroma Widuri sangatlah harum dengan aroma khas yang sangat lembut serta sangat enak saat memasuki hidungnya. Sambil berlari kecil Widuri membuka percakapan, “Jaka, apa kamu tinggal bersama keluargamu?” “Tidak
last updateLast Updated : 2025-02-27
Read more

Bab 74. JERITAN KESAKITAN

Bab 74. JERITAN KESAKITAN Tentu saja pedagang bubur ayam tidak berani mengusir kelima preman yang memang sengaja sedang membuat masalah dengan salah satu pelanggannya. Melihat ada orang yang berani membuat masalah dengannya, dengan cepat Jaka segera mengambil sendok bubur yang sebelumnya digunakan untuk makan. Cep…! “Argh…!” Jeritan kesakitan seketika keluar dari mulut preman yang berani menggebrak meja di depan Jaka. Mana mungkin dia tidak berteriak kesakitan, karena tangannya yang digunakan untuk menggebrak meja telah terpaku dengan sendok stainless menembus tangannya hingga menancap di meja kayu. Pemandangan mengerikan ini tentu saja langsung mengejutkan semua orang, demikian juga dengan Widuri, dia sampai tidak percaya kalau Jaka bisa melakukan perbuatan seperti itu yang terlihat sangat sadis dengan begitu mudahnya. Pemimpin preman yang sebelumnya sedang menggoda Widuri langsung emosi, begitu melihat salah satu anak buahnya terluka oleh pe
last updateLast Updated : 2025-02-27
Read more

Bab 75. DI SERANG RATUSAN GENG KALAJENGKING HITAM

Bab 75. DI SERANG RATUSAN GENG KALAJENGKING HITAM Mendengar teriakan Widuri, Jaka sama sekali tidak panik. Dia mendorong tubuh Widuri agar menjauhi jalanan, sedangkan tubuhnya tiba-tiba saja melakukan sebuah tendangan yang sangat cepat. Wusss…. Bugh… Brum….!! Tendangan Jaka sangatlah cepat dan sama sekali tidak pernah disangka oleh geng motor yang melakukan serangan kepada Jaka. Geng motor ini merupakan bagian dari geng Kalajengking hitam yang salah satu anggota sudah diberi pelajaran oleh Jaka. Saking cepatnya tendangan Jaka, begitu tendangan itu mengenai bagian depan sepeda motor, seketika itu juga sepeda motor itu terbang sangat jauh. Secara otomatis, pengendara sepeda motor yang sedang mengayunkan pedangnya ikut terlempar dan menghantam sepeda motor lain yang ada di belakangnya. Pemandangan ini tentu saja mengejutkan semua geng motor yang sedang konvoi mengejar Jaka, bagaimana tidak terkejut semua geng motor melihat sendiri bagaimana seped
last updateLast Updated : 2025-02-28
Read more

Bab 76. MENAKLUKKAN BANG GONDO

Bab 76. MENAKLUKKAN BANG GONDO Wusss…. Sekali gerakan langkah kakinya, tubuh Jaka melesat bagai kilat ke arah bang Gondo. Kemudian tangan Jaka terlihat sedang mencengkram leher bang Gondo dengan kuat. Wajah bang Gondo langsung memerah dengan cepat dan perlahan mulai kehitaman karena dia tidak bisa bernafas dengan leluasa. Bahkan saat tangan dan kakinya ingin digerakkan, keempat anggota tubuhnya sama sekali tidak bisa digerakkan. Entah kenapa tiba-tiba saja sarafnya menjadi lemas dan otak tidak bisa memerintahkan sepasang kaki dan sepasang tangannya untuk menyerang Jaka. Belum juga satu menit leher bang Gondo di cengkeram Jaka, wajahnya sudah mulai sehitam tinta dan ada darah yang mulai merembes di sepasang matanya. Ekspresi ketakutan serta ketidak berdayaan terlihat jelas di raut wajahnya. Begitu melihat wajah bang Gondo yang sudah menghitam dan tidak lama lagi akan mati. Jaka merasa tidak tega melakukannya, jika dia tidak melepaskan cengkraman tangannya
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more

Bab 77. CAHAYA KECEMBURUAN

Bab 77. CAHAYA KECEMBURUAN Setelah mempelajari semua artikel mengenai PT Cahaya Nusantara dan menyimpan nomor kontak direktur perusahaan, Jaka segera menutup laptopnya. “Perusahaan ini mempunyai lima hotel bintang lima yang tersebar di lima kota besar, pastilah harga perusahaan ini tidak sedikit, apa sebaiknya saya menarik dana yang tersimpan di Bank Internasional ke Bank dalam negeri ataukah langsung mentransfer ke rekening perusahaan yang akan saya beli?” gumam Jaka dalam hatinya, otaknya berpikir cepat untuk mengatasi masalah keuangan ini, meskipun dia mempunyai uang yang sangat banyak di Bank Internasional. Bang…. bang… bang…! Begitu menutup laptopnya, terdengar suara pintu gerbang rumahnya ada yang mengetuk. Segera saja Jaka berjalan ke pintu utama untuk melihat siapa orang yang mengetuk pintu gerbang rumahnya. Dari balik pintu gerbang yang terbuat dari besi setinggi tiga meter, bisa terlihat dengan jelas sosok wanita dengan celana jeans biru di padu
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

Bab 78. KETEMU KELUARGA INTAN WARSITO

Bab 78. KETEMU KELUARGA INTAN WARSITO Mata Intan tiada lepas dari sosok Jaka dan Widuri yang terlihat sangat akrab berjalan memasuki Cafe dan duduk di sebuah meja yang ada di sudut dan terlihat sangat romantis untuk berkencan. Akibat sangat serius menatap kearah Jaka, sehingga tingkah lakunya menimbulkan curiga dari keluarganya yang sedang ngobrol sambil makan siang. “Intan, kamu sedang menatap siapa? Kenapa kamu tidak segera makan?” tegur Rustam Warsito atau ayahnya intan Warsito yang melihat anak gadisnya tampak tidak fokus makan siangnya. “Eh, ndak apa-apa ayah. Hanya tadi seperti melihat teman yang baru saja masuk kedalam Cafe ini,” balas Intan sambil menundukkan wajahnya dan mulai fokus ke makanan di depannya. “Teman? Teman siapa yang bisa membuatmu tampak sangat penasaran?” kata Rustam Warsito sambil mengarahkan pandangannya ke arah pandangan Intan sebelumnya. Dahi Rustam Warsito langsung mengernyit begitu melihat pasangan muda-mudi yang terliha
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

Bab 79. DUO R

Bab 79. DUO R Kata Rustam Warsito menjelaskan siapa sahabatnya yang sedang sakit, seketika itu juga Camelia Widodo ingat dengan sahabat suaminya yang dia kenal.. “Maksudmu pak Rustam Buwono CEO Panorama Group yang teman kuliahmu dulu?” kata Camelia Widodo dengan ekspresi penuh dengan rasa khawatir. “Iya, itu maksudku. Saya ingin menengok sahabatku siang ini, bagaimana kalau sepulang dari makan siang ini kita menengok ke Rumah Sakit?” kata Rustam Warsito sambil menatap istrinya dengan tatapan penuh dengan permohonan. Sebenarnya siang ini mereka ada acara untuk pergi ke sebuah Mall bersama saudaranya yang baru saja datang ke luar kota. Camelia Widodo tidak langsung menjawab permintaan Rustam Warsito, akan tetapi dia malah memandangi saudaranya yang baru saja datang dari luar kota. Keluarga Widodo yang satu meja dengan mereka tampak tidak senang dengan percakapan antara Camelia dengan Rustam. Tentu saja mereka tidak senang, karena mereka tidak mengenal
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more

Bab 80. KENANGAN MELATI SUGIRI YANG MENYEDIHKAN

Bab 80. KENANGAN MELATI SUGIRI YANG MENYEDIHKAN “Cih…..” dengus Camelia Widodo, bukannya mempersilahkan Jaka untuk lewat, akan tetapi dia malah mencibir kepada Jaka. Tentu saja Camelia tahu, kalau Jaka sudah mengenalinya sebagai orang tua Intan, karena hal itulah dia tidak ingin berhubungan dengannya. Karena menurut dia Jaka hanya anak kampung yang miskin dan tidak pantas berhubungan dengan Intan. Mendengar dengusan Camelia, Jaka hanya bisa diam, akan tetapi hatinya sedikit tersinggung dengan sikapnya. Meskipun tersinggung, Jaka hanya bisa diam saja dan tak mau memperpanjang masalah ini. Jaka berjalan mengikuti kemanapun Widuri pergi, sehingga pemandangan ini memang selayaknya seorang sopir atau pengawal yang mengikuti majikannya. “Jaka, apa kamu tidak ingin membeli sesuatu? Mumpung kita ada di Mall?” kata Widuri sambil menatap Jaka yang ada di belakangnya. “Sepertinya tidak ada yang ingin saya beli,” balas Jaka sambil tersenyum tipis. “Ya sudahl
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more
PREV
1
...
678910
...
15
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status