Semua Bab Pewaris Naga Majapahit: Bab 111 - Bab 120

146 Bab

Bab 111. SERANGAN MAUT MENYELESAIKAN MASALAH

Bab 111. SERANGAN MAUT MENYELESAIKAN MASALAH Orang yang merupakan pemimpin para preman ini segera turun dari motornya dan berjalan ke arah Jaka dengan langkah tegap dan tatapan penuh dengan penghinaan memandang kearah Jaka. “Hei keparat, apakah kamu yang sudah berani melukai anak buahku?” gertak bang Jago begitu turun dari motornya. Jaka tidak menjawab pertanyaan bang Jago, dia tetap duduk dengan santai, tapi bola matanya berputar dan ekspresi wajahnya penuh dengan ejekan. “Kurang ajar, apa kamu tidak tahu sekarang sedang berada dimana? Cepat kamu berikan uang pengobatan untuk anak buahku, kalau tidak kamu akan saya hajar lebih parah dari anak buahku!” Jaka tetap diam, dia sangat malas beradu argumen dengan para preman yang sukanya membuat onar terhadap masyarakat. “Kurang ajar, sepertinya kamu orang bisu yang perlu diberi pelajaran, agar tahu kamu sedang berhadapan dengan siapa. Kamu, kamu, dan kamu hajar keparat ini dan suruh dia berlutut di hadapa
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

Bab 112. DIAN UTAMI

Bab 112. DIAN UTAMI Ekspresi Jaka tetap datar, namun dari sinar matanya bang Jago bisa melihat, kalau di tatapan pemuda di depannya ini ada cahaya kematian yang terpancar. Akhirnya sampai juga Jaka di depan bang Jago dan jarak mereka hanya sisa dua meter lagi. “Sepertinya kalian sudah sering membuat masalah dan mengganggu masyarakat kecil. Hmmm… sebaiknya kamu sebagai pemimpin mereka diapakan ya?” gumam Jaka sambil mengusap dagunya yang mulus, sambil tersenyum sinis ke arah bang Jago. “Ampun, tolong ampuni saya. Kami tidak akan berbuat onar lagi,” pinta bang Jago sambil menangkupkan kedua tangannya di depan dada. Dakh… “Argh….” Tiba-tiba sebuah tendangan kilat mengenai perut bang Jago yang mau berlutut kepadanya sebagai bentuk permintaan maaf. Jaka yang tidak menyukai ada orang yang berlutut kepada sesama manusia. Apalagi kepada dirinya, segera saja dia mengayunkan kakinya yang tepat mengenai perut bang Jago. Tendangan kilat itu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-23
Baca selengkapnya

Bab 113. PERTEMUAN YANG TIDAK DISANGKA

Bab 113. PERTEMUAN YANG TIDAK DISANGKA Dian Utami yang melihat Jaka tampak bingung, hanya bisa tersipu malu. Memang pergaulan di kota besar, membuat setiap Individu di dalamnya menjadi seseorang yang pemberani dan menghilangkan rasa malu untuk sebagian individu. Seperti halnya Dian Utami yang mempunyai impian untuk mempunyai kekasih dari golongan kaya. Kini ketika dia bertemu seorang pemuda yang mengemudikan mobil mewah, tentu saja dia berusaha keras untuk mendapatkannya. Meskipun dia berusaha menyembunyikan rasa malunya. “Iya, kalau boleh,” sahut Dian Utami sambil menundukkan wajahnya menahan malu. “Sepertinya tidak perlu, mungkin lain kali kalau kita bertemu lagi akan saya pikirkan,” kata Jaka pada akhirnya. Tentu saja Jaka tidak ingin banyak orang mengetahui nomor ponselnya yang akan membuatnya merasa tidak nyaman. Setelah itu Jaka masuk kedalam mobilnya dan membuka kaca jendelanya dan berkata, “Terimakasih sudah membantu membawakan baran
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

Bab 114. DISANGKA KUMPUL KEBO

Bab 114. DISANGKA KUMPUL KEBO Tiga wanita yang ada di rumah kontrakan Dian Utami memandangi sosok Jaka dan Dian Utami silih berganti, dengan hati penuh dengan seribu pertanyaan. “Teman-teman, kenalkan ini Jaka,” kata Dian Utami begitu memasuki rumah kontrakannya. “Hai,” sapa Jaka kepada ketiga gadis yang ada di rumah kontrakan. “Ehem… ehem… Dian, ngomong-ngomong sejak kapan kamu kenal dengan Om ganteng ini?” tanya salah satu teman Dian sambil melirik ke arah Jaka dengan ekspresi penasaran. Bagaimanapun juga mereka berempat adalah sahabat baik, sehingga apa yang terjadi pada setiap orang, yang lainnya pasti tahu. Tapi sekarang ketika Dian Utami pulang sambil membawa Jaka, tentu saja mereka bertiga sangat terkejut dan penasaran. “Perlu diceritakan apa tidak ya?” canda Dian dengan ekspresi lucu dan memainkan matanya ke arah mereka. Pada saat ini, Dian Utami sangat senang, karena dia bisa bertemu dengan pemuda pujaannya yang semalam dikenali.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-24
Baca selengkapnya

Bab 115. MENGHADANG MOBIL PENCULIK

Bab 115. MENGHADANG MOBIL PENCULIK “Tolong beri jalan,” ucap Jaka sambil menatap ketiga pemuda kampung di depannya. “Beri jalan? He he he he…. sepertinya kamu tidak tahu apa yang terjadi pada dirimu yang sudah berani memasuki kamar wanita yang bukan muhrim?” celetuk Anto sambil menatap sinis ke arah Jaka. Ketiga pemuda kampung ini berjejer rapi menghalangi jalan keluar Jaka dari kamar kontrakan Dian Utami. “Bang Anto, apa yang kamu lakukan? Beri jalan kepada temanku!” perintah Dian Utami sambil melotot ke arah Anto dan kedua temannya. Anto dan kedua temannya seakan tidak mendengar perkataan Dian Utami, mereka bertiga tetap menghalangi jalan keluar Jaka dengan senyum penuh ejekan membayang di wajah mereka. Jaka menatap pemuda kampung di depannya dengan perasaan tidak suka, melihat ketiganya bersikeras untuk menghalangi jalannya, Jaka tetap melangkah untuk menabrak mereka bertiga. Telapak tangan Jaka mengibas seperti mengusir lalat yang mengerubuti
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-25
Baca selengkapnya

Bab 116. MENGHANCURKAN MOBIL PENCULIK

Bab 116. MENGHANCURKAN MOBIL PENCULIK “Ada apa ini? Kalian menabrak kakak ini ya?” Tiba-tiba terdengar suara orang menegur pria yang sedang memarahi Jaka, seketika pria yang sedang dirundung emosi segera tersadar dan menoleh ke arah sumber suara. Seketika itu juga ekspresi wajah pria gerombolan penculik langsung berubah, di sekelilingnya ternyata sudah ada puluhan warga yang penasaran dengan apa yang terjadi. “Eh… tidak apa-apa, hanya saja pria ini ingin bunuh diri dengan cara menabrakkan tubuhnya ke mobil kami,” dengan gagap pria kelompok penculik memberi alasan atas apa yang sedang terjadi. Puluhan warga yang sudah mendekat ke keramaian ini, langsung saling pandang. Antara percaya dan tidak percaya, mereka segera mendekat kearah Jaka. “Bang ada apa ini? Apa benar kamu ingin bunuh diri?” “Siapa yang ingin bunuh diri? Mulut pria itu saja yang asal ngomong, bapak-bapak, kebetulan anda ada disini. Saya berusaha menghentikan mobil ini karena mereka ada
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-26
Baca selengkapnya

Bab 117. AKSI JAKA KELUD

Bab 117. AKSI JAKA KELUD Tangan yang memegang pistol langsung diarahkan ke tubuh Jaka Kelud, meskipun dengan tangan gemetar. Dor! Dor! Dor! Dor! Suara tembakan mengagetkan warga yang sedang menonton keributan ini, wajah semua orang memucat karenanya. Sementara itu empat peluru mengenai tubuh Jaka dengan telak di bagian dadanya, pakaian yang dikenakannya langsung berlubang. Kedua penculik itu tersenyum gembira, ketika melihat tembakan mereka dengan tepat mengenai tubuh bagian depan Jaka yang berdiri di depan pintu belakang. “Ha ha ha ha…. rasain tuh makan pelor panas, makanya jadi orang jangan suka mencampuri urusan orang,” ejek salah satu penculik sambil memandang ke tubuh Jaka yang berdiri di depan pintu. Rasa takut mereka berdua langsung menghilang, setelah tembakan mereka mengenai tubuh Jaka Kelud. Akan tetapi kegembiraan mereka segera menghilang ketika sebuah senyuman muncul dari wajah pemuda yang memasukkan kepalanya kedalam mobil.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-26
Baca selengkapnya

Bab 118. RERUNTUHAN KUNO

Bab 118. RERUNTUHAN KUNO “Zaman sekarang pikiran para anak muda benar-benar aneh, mereka begitu suka dengan hidup bebas dari pengawasan orang tua. Semoga generasi muda yang akan datang tidak ada lagi yang seperti itu,” gumam Jaka dalam hatinya. Jaka yang terbiasa hidup dalam kemiskinan, tidak pernah sedikitpun mempunyai keinginan untuk hidup menggelandang dengan simbol kebebasan seperti anak-anak punk ini. Meskipun dia tidak melarang anak-anak remaja itu untuk hidup dijalanan dengan bekal uang yang minimal. Bagi Jaka saat remajanya lebih banyak digunakan untuk belajar dan bekerja mencari kayu bakar untuk membantu orang tuanya. Setengah jam kemudian, setelah nongkrong di taman kota, Jaka segera bangkit dari duduknya dan menghentikan taksi untuk pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah, Jaka yang tak tahu harus melakukan apa? Hanya bisa duduk bersantai sambil membaca buku dan pelajaran yang akan diujikan beberapa hari yang akan datang. Sambil membaca bu
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-27
Baca selengkapnya

Bab 119. PUSAKA KUJANG EMAS

Bab 119. PUSAKA KUJANG EMAS Dung… dung… dung… Suara menggema terdengar dari balik dinding batu yang di ketuk Jaka, hal ini tentu saja membuatnya semakin penasaran. Kemudian sekali lagi Jaka memperhatikan batu aneh yang menyerupai sebuah tonjolan. Kembali Jaka mengutak-atik batu aneh itu, kali ini Jaka menyalurkan energi Prana ke batu itu. Tiba-tiba saja batu aneh yang di pegangnya masuk ke dalam dinding batu, dan tiba-tiba juga terdengar suara berderak seperti benda bergeser. Drrtt… drrtt… drrtt…Sebuah pintu terpampang di depan Jaka, ketika dinding batu di depannya bergeser dengan pelan saking beratnya dinding batu itu. Debu tebal beterbangan ketika pintu batu itu terbuka, Jaka mengebutkan tangannya untuk menepis debu yang beterbangan di depannya. Kemudian setelah pintu berhenti bergeser, di hadapan Jaka terlihat sebuah ruangan yang gelap gulita. Apalagi sekarang tengah malam, tentu saja suasana di dalam gua lebih gelap lagi.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-28
Baca selengkapnya

Bab 120. MELATI SUGIRI

Bab 120. MELATI SUGIRI Dengan perasaan takjub, Jaka melihat bahwa ruangan di dalam cincin spiritual ini, luasnya seukuran lapangan sepak bola. “Hebat, benar-benar hebat. Apakah ini yang dinamakan cincin spiritual atau cincin penyimpanan seperti yang saya baca pada novel online genre fantasi? Betul, ini adalah cincin penyimpanan yang sangat ajaib itu. Hari ini adalah hari keberuntunganku, baiklah sebaiknya saya segera pergi dari tempat ini sebelum ada orang yang melihatnya,” pikir Jaka yang segera memasukkan pusaka Kujang emas dan peti kayu hitam itu ke dalam cincin spiritual dengan kekuatan energi spiritualnya. Segera, Jaka keluar dari gua penyimpanan dan menutup kembali tempat itu. Setelah itu tubuh Jaka melesat ke langit, terbang dengan cepat meninggalkan situs reruntuhan kuno untuk kembali ke kamar penginapannya. Senyum puas menghiasi wajah Jaka ketika di sudah sampai di kamarnya, kali ini dia ingin memeriksa sekali lagi isi dari cincin spiritual yang ada di
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-03-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status