Semua Bab Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder: Bab 71 - Bab 80

100 Bab

Bab 71 Sebuah Kesempatan

Saat Adrian sedang bertengkar dengan pria kaya itu, Riana hanya menatap kosong kepada wanita di belakangnya. Wanita itu terlihat begitu cantik dan familier.Baru ketika pria itu memperkenalkan diri sebagai direktur utama dari perusahaan besar, Riana akhirnya menyadari siapa wanita itu. Dia adalah Gebian Tandra, aktris dari film "The Fallen Princess' Return"! Kabarnya, Gebian menikah dengan seorang konglomerat dari Kota Bagya, dan ternyata itu Kevin Wicaksono!Gebian mendekati Kevin Wicaksono dan berkata, "Sayang, nggak apa-apa. Aku ingin bawa Kenny ke pantai sekarang.""Benar!" kata Kevin. "Makanya kita butuh vila yang tepat.""Gebi, kamu di situ saja. Biar aku yang urus," ujar Kevin.Adrian jelas akan membantah, tetapi tiba-tiba putra Keluarga Wicaksono berlari ke arahnya. Anak itu tersenyum lebar sambil melihat kursi roda dan berkata, "Wow!"Riana terkejut, begitu juga Adrian. Anak itu tiba-tiba naik ke pangkuan Adrian dan mulai bernyanyi. "Roda-roda di bus berputar-putar. Berputar-p
Baca selengkapnya

Bab 72 Bulan Madu

"Adrian! Vila ini besar sekali! Ada …." Riana buru-buru berjalan mengelilingi vila dan membuka setiap kamar. Mereka berdua tiba di ruang tamu ketika Riana mengatakan, "Ada tiga kamar tidur!""Lihat ini." Riana menunjuk pemandangan dari ruang tamu. Ada beranda di luar, tetapi setelah itu, kolam buatan yang luas membatasi vila mereka dari orang luar. Kolam-kolam kecil itu hanyalah hiasan dalam pandangan Riana. Yang berikutnya adalah pantai yang ada di kejauhan."Kita benar-benar terpencil!" Dengan tangan terangkat, Riana berbalik sepenuhnya dan berkata, "Ini sempurna untuk kita."Juna punya kamar sendiri, jadi Adrian bisa berjalan-jalan dengan bebas. Adrian melonggarkan dasinya dan berkata, "Kurasa begitu. Kupikir kita akan bersenang-senang dengan kolam yang lebih besar."Riana melepas sepatunya. Kakinya terasa lebih nyaman, jadi dia menari ke sisi Adrian. Dia melingkarkan lengannya di leher Adrian dan berkata, "Apa yang akan kita lakukan dengan tiga kamar tidur?"Adrian menyeringai. Dia
Baca selengkapnya

Bab 73 Pertemanan

"Aku nggak yakin ini ide yang bagus," kata Riana sambil duduk di pangkuan Adrian."Melatih kakimu akan membuatmu merasa lebih baik, Sayang," saran Adrian sambil mengemudikan kursi roda elektriknya menuju pantai.Riana mengeluh. Dia merintih, "Kenapa kamu harus mendorong begitu keras!""Kamu nggak mengeluh tadi malam," kata Adrian, lalu tertawa. "Apa kamu lupa kata-kata yang keluar dari mulutmu? Lebih keras! Lebih ….""Hentikan!" Riana tertawa sambil menutupi wajahnya. "Ayo pergi saja."Pasangan itu mengenakan pakaian renang mereka, bersemangat untuk menikmati pantai. Adrian tidak suka keramaian. Jadi, mereka harus pergi pagi-pagi sekali untuk mencapai tujuan itu. Mengejutkan, mereka tidak sendirian di pantai. Pasangan Keluarga Wicaksono sedang mengajak anak mereka berenang."Halo!" sapa Riana saat melihat mereka."Oh, halo!" kata Gebian membalas. Dia sedang di dalam air, menggendong putranya.Tidak jauh dari situ, Kevin sedang berjalan menuju pantai. Riana yang pertama menyapanya, "Sel
Baca selengkapnya

Bab 74 Ayah Baptis Clara

Saat masuk ke vila, Beni terkejut melihat Maria dan adik Clara ada di sana. Mereka tertawa terbahak-bahak menonton acara TV. Adik perempuan Clara, Sarah, mengenakan piama. Maria juga mengenakan pakaian tidur, tetapi wajahnya masih dipenuhi riasan, dan yang mengejutkan, dia mengenakan perhiasan baru."Oh, Beni, Sayang. Bagaimana harimu?" Maria berdiri dengan senyum lebar. Sarah juga menyapanya dan berdiri.Kerutan terbentuk di wajah Beni saat dia bertanya, "Ada apa ini? Kenapa kalian semua ada di sini?"Clara keluar dari dapur sambil membawa semangkuk berondong. Dia tersenyum kepada Beni dan meletakkan makanan itu di meja. Kemudian, dia mendekat dan mencium pipi Beni, sambil mengungkapkan, "Sayang, Ibu dan Sarah akan tinggal sementara di sini untuk membantuku mempersiapkan pernikahan. Nggak apa-apa, 'kan?"Beni dan Clara telah menemukan kapel lain untuk pernikahan kecil mereka, yang akan dilaksanakan pada hari Sabtu depan. Pernikahan itu sangat mendadak, jadi banyak hal yang harus dikoo
Baca selengkapnya

Bab 75 Perusahaan Perhiasan Baru

"Burhan?" ulang Maria. "Ya … iya, aku kenal dia.""Bu, aku sudah bilang ke Beni kalau Paman Burhan adalah ayah baptisku," kata Clara sambil bergegas ke samping ibunya."Pak Burhan?" Sarah tampak bingung.Beni melihat reaksi yang beragam. Maria terkejut. Sarah bingung, tetapi satu hal yang pasti, yaitu bahwa mereka semua mengenal Burhan Wirawan."Bu." Clara berdiri di samping Maria dan mengaku, "Maaf. Aku belum cerita. Paman Burhan datang menemuiku Senin lalu."Clara menceritakan apa yang terjadi selama dua kali pertemuannya dengan Burhan. Kemudian, Maria berkata, "Ya ampun!" Dia memegang lengan Clara dan berkata, "Clara, kamu harus mengerti. Ayah baptismu itu hanya ingin melindungimu. Mungkin dia terkejut karena kamu tiba-tiba akan menikah.""Oh," kata Sarah dengan wajah sedih."Jadi, Burhan adalah ayah baptis Clara? Bagaimana ceritanya?" tanya Beni.Maria menjelaskan kepada Beni bahwa dia dahulu bekerja dengan keluarga Burhan Wirawan. Dia berkata, "Saat aku hamil, Burhan berjanji untu
Baca selengkapnya

Bab 76 Melihat Beni Lagi

Di toko baru yang disewa di Aruna Mega Mall, bunga-bunga elegan dan pita putih besar menghiasi area tersebut. Meja koktail tersusun rapi di luar toko, sementara pramusaji menyajikan sampanye mahal dan canapes."Hari ini, kita berkumpul untuk menyaksikan momen istimewa. Acara pembukaan PT Adriana. Hadirin sekalian, tamu terhormat, pelanggan tercinta, kita akan memulai perjalanan yang luar biasa ini bersama dalam tiga ... dua ... satu!" seru pembawa acara yang berdiri di depan pintu masuk toko.Adrian dan Riana memotong pita panjang di bagian depan, dan sang pembawa acara mengumumkan, "Selamat untuk PT Adriana! Dan untuk semua yang merayakan bersama kami, PT Adriana memberikan diskon 20% untuk semua barang sampai besok! Jadi, ayo berbelanja sekarang!"Riana masih belum percaya ini nyata. Mimpinya sempat hancur beberapa waktu lalu, tetapi kini, dia kembali mengejarnya. Senyumnya begitu lebar, matanya penuh air mata kebahagiaan saat dia menoleh ke Adrian. Dia memeluknya dan berkata, "Terim
Baca selengkapnya

Bab 77 Menuntut Riana

Beni dan manajernya tiba di Mega Mall sekitar pukul 1 siang. Meskipun mereka tahu upacara pembukaan berlangsung di pagi hari, mereka sengaja menghindari keramaian.Siapa pun bisa dengan mudah mengenali mereka. Beni tidak ingin pesaing barunya mengetahui bahwa mereka sedang memeriksa produk di toko tersebut. Selain itu, Beni sendiri tidak yakin apakah dia siap bertemu Riana lagi.Beni bersembunyi di salah satu area mal yang memiliki penglihatan sempurna ke arah toko. Dalam pikirannya, dia membaca, 'Adriana.'Dari kejauhan, dia melihat Riana berjalan menuju toko. Pemandangan itu membuat jantung Beni berdegup kencang.'Itu Riana, 'kan?' Yang mengejutkan, Riana tampak sangat bahagia dan penuh percaya diri. Itu mengingatkannya pada Riana yang dulu pernah dia cintai. Kecantikannya begitu terpancar dan dia terlihat begitu elegan dengan pakaian kerja putihnya. Para pria di sekelilingnya menatapnya dengan kagum.Tenggorokan Beni terasa kering. Sesaat, dia merasa cemburu. Dia ingin menghajar pri
Baca selengkapnya

Bab 78 Penjualan yang Lebih Banyak

"Aku akan membunuhnya," ujar Adrian."Adrian? Beni itu nggak sebanding dengan waktu kita," tegur Riana. Dia meletakkan tangannya di pinggang dan berkata, "Apa yang akan terjadi pada anak-anak kita kalau ayah mereka dipenjara karena membunuh seseorang?"Mereka berdua sedang membahas kunjungan tak terduga Beni di dalam kantor kecil toko mereka. Kris juga ada di sana, mendengarkan percakapan mereka."Kenapa aku harus masuk penjara?" Adrian menoleh ke asistennya dan berkata, "Kris saja yang melakukannya untukku."Mendengar itu, Kris langsung tersedak. Dia batuk-batuk sebelum berkata, "Ah, Pak Adrian, aku? Nggak harus aku, sih. Aku kenal seseorang yang punya koneksi dengan mafia."Riana menyipitkan mata ke arah Kris sebelum akhirnya tertawa. "Kris lucu sekali," ucap Riana."Aku nggak merasa itu lucu," kata Adrian. "Rahasia besar hanya boleh disimpan oleh orang yang kita percaya. Bagaimanapun, Beni perlu belajar dari kesalahannya. Dia pasti akan bertanya soal PT Adriana."Adrian memberi inst
Baca selengkapnya

Bab 79 Pendukung Riana

"Gimana kita bisa melewatkan ini, Kris?" tanya Adrian dengan nada menuntut. Mereka berada di ruang kerja Adrian, membahas tentang Beni pada pukul delapan malam."Pak, aku minta maaf. Kami terlalu fokus pada keluarga tirimu," jawab Kris dengan nada menyesal. "Tapi mulai sekarang, aku akan menugaskan seseorang untuk mengawasi Beni.""Lakukan itu dan pantau seluruh Keluarga Chandra," perintah Adrian. "Lalu bagaimana dengan Beni dan Clara? Gimana mereka bisa sampai ke tahap pernikahan? Bukankah kamu sudah memberi tahu Pak Burhan tentang lokasi Clara?"Awalnya, Adrian berencana membiarkan Beni berpikir bahwa dia telah mendapatkan keberuntungan dengan Clara. Adrian ingin membuatnya menderita lebih lama dengan menikahi Clara dan membesarkan anak yang kejelasannya diragukan. Kenapa? Karena saat itu, Adrian masih berusaha memenangkan cinta Riana dan tidak ingin Beni kembali mengejarnya.Namun, situasinya kini telah berubah. Adrian kini yakin akan cinta Riana. Karena itu, dia bisa mempercepat re
Baca selengkapnya

Bab 80 Siapa Ayahnya?

"Jumat depan?" Beni mengulang. Itu adalah hari perayaan alumni Universitas Aruna.Beni berencana menggunakan acara itu untuk mempromosikan PT Pusaka Jaya di antara teman-temannya, profesor, dan alumni kaya lainnya. Dia benar-benar berharap Tuan Bhima ingin bertemu dengannya di pagi hari agar dia masih bisa menghadiri perayaan alumni bersama Clara.Beni mencoba menelepon kembali asisten Tuan Bhima, tetapi pria itu tidak menjawab. Jadi, yang bisa Beni lakukan hanyalah menunggu."Siapa itu, Beni?" tanya Bianka."Itu ... um, asisten Tuan Bhima. Kami akan bertemu Jumat depan," jawab Beni."Benarkah? Jam berapa?" tanya Maria. "Kamu harus membawa Clara bersamamu."Beni bingung. Dia menatap Clara, yang dengan polosnya menyeruput milkshake-nya. Dia menggeleng dan membalas, "Kehadiran Clara mungkin hanya akan memicu kemarahan Tuan Bhima. Kita nggak tahu apa yang Riana ceritakan kepadanya tentang perpisahan kami.""Benar, aku setuju," komentar Dustin. "Lebih baik Beni berbicara sendiri dengan Tua
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5678910
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status