All Chapters of SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER: Chapter 101 - Chapter 110

174 Chapters

Bab 101

Malam itu, udara terasa lebih dingin dari biasanya. Adrian, Keira, Raka, dan Pak Hendro masih bersembunyi di tempat aman mereka. Meski data sudah tersebar, ancaman belum benar-benar hilang. Mereka tahu, lawan mereka tidak akan tinggal diam begitu saja.Keira bersandar di dinding, matanya menatap kosong ke arah jendela kecil di ruangan itu. “Aku masih merasa ini belum selesai,” gumamnya.Adrian yang duduk di sampingnya mengangguk. “Karena memang belum. Mereka pasti sedang menyusun langkah selanjutnya.”Pak Hendro meletakkan peta di atas meja. “Aku sudah bicara dengan beberapa orang terpercaya. Ada dua kemungkinan yang akan terjadi.""Pertama, mereka akan berusaha menggiring opini publik dan menyangkal semua bukti yang kita sebarkan.""Kedua, mereka akan mencoba membungkam kita sebelum kita bisa memberikan kesaksian lebih lanjut.”Raka mendengus pelan. “Jadi kita harus tetap bergerak.”Adrian menghela n
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

Bab 102

Matahari mulai naik di ufuk timur, menyinari rumah kecil tempat Adrian dan timnya beristirahat. Keheningan pagi hanya dipecahkan oleh suara burung-burung dan hembusan angin yang lembut.Namun, di dalam rumah itu, suasana tetap tegang. Mereka mungkin berhasil melarikan diri untuk sementara, tetapi musuh masih memburu mereka.Adrian duduk di meja, mengamati layar laptop yang menampilkan berbagai pesan terenkripsi. Raka sedang sibuk mengetik sesuatu, sementara Keira memeriksa senjata mereka. Pak Hendro berdiri di dekat jendela, memperhatikan keadaan sekitar dengan waspada.Tak lama kemudian, Raka menghela napas lega. “Eliza sudah menghubungi media lainnya. Berita ini mulai menyebar.”Adrian menatapnya. “Seberapa besar dampaknya?”Raka mengetik beberapa perintah sebelum mengangguk puas. “Sejauh ini, media internasional sudah menangkap cerita ini. Tapi kita masih harus berhati-hati. Mereka pasti mencoba menggagalk
last updateLast Updated : 2025-02-15
Read more

Bab 103

Mobil yang dikendarai Adrian melaju kencang melewati jalan-jalan kota yang mulai diterangi sinar mentari. Di dalamnya, Keira duduk di sampingnya dengan luka di bahunya yang masih berdarah, sementara Raka di kursi belakang sibuk dengan laptopnya, mencoba memastikan bahwa tak ada yang bisa melacak mereka.Pak Hendro, yang duduk di samping Raka, mengamati jalan dengan waspada. “Kita harus segera ke tempat aman. Kita tidak tahu apakah mereka masih memiliki mata-mata di kepolisian.”Adrian mengangguk. “Kita akan ke lokasi yang sudah disiapkan.""Letnan Danu akan mengurus Gilbert dan menyerahkan bukti ke atasannya. Jika semuanya berjalan lancar, organisasi itu akan mulai runtuh.”Keira menekan luka di bahunya, menahan rasa sakit. “Tapi kita tidak bisa hanya menunggu. Kita harus memastikan sendiri bahwa ini benar-benar selesai.”Adrian meliriknya sejenak sebelum kembali fokus ke jalan. “Aku tahu.”Mobil mereka terus
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

Bab 104

Hujan masih mengguyur jalanan kota ketika Adrian, Keira, Raka, dan Pak Hendro kembali ke tempat persembunyian mereka. Malam itu terasa lebih sunyi dari biasanya, seolah seluruh kota menahan napas setelah peristiwa di kediaman Gilbert.Di dalam ruangan yang remang-remang, Keira melepas jaketnya yang basah dan duduk di kursi dekat jendela. Matanya menatap ke luar, memastikan tidak ada pergerakan mencurigakan. Sementara itu, Adrian berdiri di depan meja, menatap dokumen dan hard drive yang berhasil mereka selamatkan."Ini belum selesai," gumamnya.Pak Hendro mengangguk, menyalakan rokoknya dengan gerakan tenang. "Jaringan mereka mungkin sudah goyah, tapi belum tumbang sepenuhnya. Ada orang-orang yang masih bergerak di balik layar."Raka, yang sejak tadi diam, akhirnya berbicara. "Kalau begitu, apa langkah kita selanjutnya? Kita sudah punya data, sudah menjatuhkan Gilbert. Tapi masih ada yang tidak beres."
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

Bab 105

Udara pagi masih terasa dingin ketika Adrian, Keira, Raka, dan Pak Hendro berkumpul di ruang kerja Gilang. Peta kota terbentang di atas meja, penuh dengan tanda-tanda dan catatan strategi mereka. "Kita hanya punya satu kesempatan," ujar Adrian, tatapannya tajam. "Begitu informasi ini keluar, mereka akan mencoba menghentikan kita dengan cara apa pun." Keira menatap layar laptop yang menampilkan file berisi bukti-bukti korupsi, transaksi gelap, dan daftar nama yang terlibat. "Sudah siap, Gilang?" Gilang, yang duduk di depan komputer dengan beberapa layar berkedip di hadapannya, mengangguk. "Server sudah aman. Aku sudah siapkan beberapa cadangan di jaringan anonim. Begitu aku tekan tombol ini, semua data akan tersebar ke media internasional, forum publik, dan jurnalis yang kita percaya." Pak Hendro menyilangkan tangan di dadanya. "Bagus. Tapi kita juga butuh distr
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

Bab 106

Udara pagi di kota terasa lebih segar dari biasanya. Setelah berbulan-bulan hidup dalam ketegangan dan bahaya, akhirnya Adrian, Keira, dan timnya bisa merasakan sedikit kedamaian. Meskipun berita tentang skandal yang mereka ungkap masih menjadi topik utama di berbagai media, mereka memilih untuk menjauh dari sorotan sementara waktu.Adrian menatap keluar dari balkon apartemennya, memandangi matahari yang mulai naik di ufuk timur. "Akhirnya... sedikit ketenangan."Namun, pikirannya masih penuh dengan berbagai pertanyaan. Apa yang akan mereka lakukan selanjutnya? Apakah ini benar-benar sudah berakhir?Suara ketukan di pintu membuyarkan lamunannya.Keira berdiri di sana dengan secangkir kopi di tangan. "Masih memikirkan semua itu?"Adrian tersenyum tipis. "Sulit untuk tidak memikirkannya."Keira menyerahkan kopi padanya dan bersandar di pagar balkon. "Aku juga. Rasanya masih aneh. Kita sudah b
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

Bab 107

Malam semakin larut, tetapi ruangan itu tetap dipenuhi ketegangan. Adrian dan timnya menatap layar penuh data yang baru saja mereka bongkar. Nama-nama besar, transaksi gelap, dan bukti yang cukup untuk menjatuhkan seluruh jaringan kejahatan itu terpampang jelas di depan mereka.Gilang mengetik cepat di laptopnya, menyiapkan jalur komunikasi yang lebih aman. "Jika kita membocorkan ini dengan cara yang salah, mereka akan membungkam kita sebelum dunia tahu kebenarannya."Adrian menyandarkan diri di kursi. "Kita tidak bisa sekadar membocorkan ini ke media. Mereka punya pengaruh yang cukup untuk menutup-nutupinya."Keira bersedekap. "Lalu, apa rencananya?"Pak Hendro berpikir sejenak sebelum berkata, "Kita buat mereka bertarung dengan musuh mereka sendiri."Semua orang menoleh."Maksudnya?" tanya Raka.Pak Hendro menggeser laptop dan mengetik sesuatu. Sebuah file rahasia muncul di
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

Bab 108

Suasana di markas persembunyian mereka dipenuhi ketegangan. Adrian, Keira, dan timnya berhasil membawa pulang data penting dari gudang rahasia Nathan. Namun, mereka semua tahu bahwa kemenangan ini hanyalah awal dari pertempuran yang lebih besar. Gilang sibuk memeriksa file-file yang berhasil mereka ambil. "Ini luar biasa. Kita punya semua bukti kejahatan mereka. Penyuapan, pencucian uang, bahkan transaksi ilegal mereka dengan pihak luar." Pak Hendro bersedekap. "Jika ini dipublikasikan, seluruh jaringan mereka akan runtuh." Namun, Adrian tetap waspada. "Nathan tidak akan diam saja. Mereka pasti sudah menyiapkan serangan balasan." Keira duduk di samping Adrian, ekspresinya serius. "Kita harus bergerak cepat sebelum mereka menyerang lebih dulu." Adrian berdiri di depan layar besar yang menampilkan data hasil peretasan. "Kita punya dua lan
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

Bab 109

Mobil melaju dengan kecepatan stabil di tengah jalanan yang mulai lengang. Adrian duduk di kursi belakang, tatapannya tak lepas dari layar tablet yang menampilkan data yang baru saja mereka curi. Keira duduk di sampingnya, menghela napas panjang sambil memijat pelipisnya. Sementara itu, Raka tetap fokus mengemudi, sesekali melirik spion untuk memastikan mereka tidak diikuti.“Kita berhasil mendapatkan bukti besar ini, tapi mereka pasti tidak akan tinggal diam,” gumam Keira.Pak Hendro yang duduk di kursi depan menoleh. “Mereka akan mencoba menutupi semuanya, entah dengan membungkam saksi, meretas data kita, atau bahkan menciptakan skenario lain untuk mengalihkan perhatian.”Adrian mengangguk. “Dan itu sebabnya kita harus bertindak cepat. Data ini harus segera dipublikasikan sebelum mereka sempat melakukan serangan balik.”Gilang yang masih terhubung lewat panggilan video menghela napas. “
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

Bab 110

Langit malam terasa lebih berat dari biasanya, seolah menyimpan beban yang sama seperti yang dirasakan Adrian. Di dalam ruang kecil yang mereka jadikan tempat persembunyian sementara, suara ketikan Raka di laptop menjadi satu-satunya yang memecah keheningan.Keira duduk di sudut ruangan, memeriksa kembali ponselnya yang telah dimodifikasi Gilang untuk menghindari pelacakan. Sementara itu, Pak Hendro berdiri di dekat jendela, mengamati suasana di luar dengan penuh kewaspadaan."Kita sudah terlalu lama di sini," kata Keira akhirnya, menoleh ke arah Adrian. "Apa langkah selanjutnya?"Adrian tidak langsung menjawab. Ia menatap layar laptop Raka, melihat deretan data yang telah mereka kumpulkan. Bukti yang mereka miliki sudah cukup untuk menjatuhkan jaringan kejahatan yang selama ini bersembunyi di balik bayang-bayang kekuasaan."Kita tidak bisa terus bersembunyi," jawab Adrian. "Mereka pasti sudah tahu kalau kit
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more
PREV
1
...
910111213
...
18
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status