Share

Bab 104

Penulis: Zayba Almira
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-16 16:02:54

Hujan masih mengguyur jalanan kota ketika Adrian, Keira, Raka, dan Pak Hendro kembali ke tempat persembunyian mereka.

Malam itu terasa lebih sunyi dari biasanya, seolah seluruh kota menahan napas setelah peristiwa di kediaman Gilbert.

Di dalam ruangan yang remang-remang, Keira melepas jaketnya yang basah dan duduk di kursi dekat jendela. Matanya menatap ke luar, memastikan tidak ada pergerakan mencurigakan.

Sementara itu, Adrian berdiri di depan meja, menatap dokumen dan hard drive yang berhasil mereka selamatkan.

"Ini belum selesai," gumamnya.

Pak Hendro mengangguk, menyalakan rokoknya dengan gerakan tenang.

"Jaringan mereka mungkin sudah goyah, tapi belum tumbang sepenuhnya. Ada orang-orang yang masih bergerak di balik layar."

Raka, yang sejak tadi diam, akhirnya berbicara.

"Kalau begitu, apa langkah kita selanjutnya? Kita sudah punya data, sudah menjatuhkan Gilbert. Tapi masih ada yang tidak beres."

<
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 105

    Udara pagi masih terasa dingin ketika Adrian, Keira, Raka, dan Pak Hendro berkumpul di ruang kerja Gilang. Peta kota terbentang di atas meja, penuh dengan tanda-tanda dan catatan strategi mereka. "Kita hanya punya satu kesempatan," ujar Adrian, tatapannya tajam. "Begitu informasi ini keluar, mereka akan mencoba menghentikan kita dengan cara apa pun." Keira menatap layar laptop yang menampilkan file berisi bukti-bukti korupsi, transaksi gelap, dan daftar nama yang terlibat. "Sudah siap, Gilang?" Gilang, yang duduk di depan komputer dengan beberapa layar berkedip di hadapannya, mengangguk. "Server sudah aman. Aku sudah siapkan beberapa cadangan di jaringan anonim. Begitu aku tekan tombol ini, semua data akan tersebar ke media internasional, forum publik, dan jurnalis yang kita percaya." Pak Hendro menyilangkan tangan di dadanya. "Bagus. Tapi kita juga butuh distr

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-16
  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 106

    Udara pagi di kota terasa lebih segar dari biasanya. Setelah berbulan-bulan hidup dalam ketegangan dan bahaya, akhirnya Adrian, Keira, dan timnya bisa merasakan sedikit kedamaian. Meskipun berita tentang skandal yang mereka ungkap masih menjadi topik utama di berbagai media, mereka memilih untuk menjauh dari sorotan sementara waktu.Adrian menatap keluar dari balkon apartemennya, memandangi matahari yang mulai naik di ufuk timur. "Akhirnya... sedikit ketenangan."Namun, pikirannya masih penuh dengan berbagai pertanyaan. Apa yang akan mereka lakukan selanjutnya? Apakah ini benar-benar sudah berakhir?Suara ketukan di pintu membuyarkan lamunannya.Keira berdiri di sana dengan secangkir kopi di tangan. "Masih memikirkan semua itu?"Adrian tersenyum tipis. "Sulit untuk tidak memikirkannya."Keira menyerahkan kopi padanya dan bersandar di pagar balkon. "Aku juga. Rasanya masih aneh. Kita sudah b

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-17
  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 107

    Malam semakin larut, tetapi ruangan itu tetap dipenuhi ketegangan. Adrian dan timnya menatap layar penuh data yang baru saja mereka bongkar. Nama-nama besar, transaksi gelap, dan bukti yang cukup untuk menjatuhkan seluruh jaringan kejahatan itu terpampang jelas di depan mereka.Gilang mengetik cepat di laptopnya, menyiapkan jalur komunikasi yang lebih aman. "Jika kita membocorkan ini dengan cara yang salah, mereka akan membungkam kita sebelum dunia tahu kebenarannya."Adrian menyandarkan diri di kursi. "Kita tidak bisa sekadar membocorkan ini ke media. Mereka punya pengaruh yang cukup untuk menutup-nutupinya."Keira bersedekap. "Lalu, apa rencananya?"Pak Hendro berpikir sejenak sebelum berkata, "Kita buat mereka bertarung dengan musuh mereka sendiri."Semua orang menoleh."Maksudnya?" tanya Raka.Pak Hendro menggeser laptop dan mengetik sesuatu. Sebuah file rahasia muncul di

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-17
  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 108

    Suasana di markas persembunyian mereka dipenuhi ketegangan. Adrian, Keira, dan timnya berhasil membawa pulang data penting dari gudang rahasia Nathan. Namun, mereka semua tahu bahwa kemenangan ini hanyalah awal dari pertempuran yang lebih besar. Gilang sibuk memeriksa file-file yang berhasil mereka ambil. "Ini luar biasa. Kita punya semua bukti kejahatan mereka. Penyuapan, pencucian uang, bahkan transaksi ilegal mereka dengan pihak luar." Pak Hendro bersedekap. "Jika ini dipublikasikan, seluruh jaringan mereka akan runtuh." Namun, Adrian tetap waspada. "Nathan tidak akan diam saja. Mereka pasti sudah menyiapkan serangan balasan." Keira duduk di samping Adrian, ekspresinya serius. "Kita harus bergerak cepat sebelum mereka menyerang lebih dulu." Adrian berdiri di depan layar besar yang menampilkan data hasil peretasan. "Kita punya dua lan

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-17
  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 109

    Mobil melaju dengan kecepatan stabil di tengah jalanan yang mulai lengang. Adrian duduk di kursi belakang, tatapannya tak lepas dari layar tablet yang menampilkan data yang baru saja mereka curi. Keira duduk di sampingnya, menghela napas panjang sambil memijat pelipisnya. Sementara itu, Raka tetap fokus mengemudi, sesekali melirik spion untuk memastikan mereka tidak diikuti.“Kita berhasil mendapatkan bukti besar ini, tapi mereka pasti tidak akan tinggal diam,” gumam Keira.Pak Hendro yang duduk di kursi depan menoleh. “Mereka akan mencoba menutupi semuanya, entah dengan membungkam saksi, meretas data kita, atau bahkan menciptakan skenario lain untuk mengalihkan perhatian.”Adrian mengangguk. “Dan itu sebabnya kita harus bertindak cepat. Data ini harus segera dipublikasikan sebelum mereka sempat melakukan serangan balik.”Gilang yang masih terhubung lewat panggilan video menghela napas. “

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18
  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 110

    Langit malam terasa lebih berat dari biasanya, seolah menyimpan beban yang sama seperti yang dirasakan Adrian. Di dalam ruang kecil yang mereka jadikan tempat persembunyian sementara, suara ketikan Raka di laptop menjadi satu-satunya yang memecah keheningan.Keira duduk di sudut ruangan, memeriksa kembali ponselnya yang telah dimodifikasi Gilang untuk menghindari pelacakan. Sementara itu, Pak Hendro berdiri di dekat jendela, mengamati suasana di luar dengan penuh kewaspadaan."Kita sudah terlalu lama di sini," kata Keira akhirnya, menoleh ke arah Adrian. "Apa langkah selanjutnya?"Adrian tidak langsung menjawab. Ia menatap layar laptop Raka, melihat deretan data yang telah mereka kumpulkan. Bukti yang mereka miliki sudah cukup untuk menjatuhkan jaringan kejahatan yang selama ini bersembunyi di balik bayang-bayang kekuasaan."Kita tidak bisa terus bersembunyi," jawab Adrian. "Mereka pasti sudah tahu kalau kit

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-18
  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 111

    Adrian duduk di depan meja kayu tua di dalam rumah persembunyian mereka. Laptopnya terbuka, menampilkan barisan kode yang terus bergerak di layar. Wajahnya tegang, matanya tidak lepas dari monitor. Keira duduk di seberangnya, menyesap kopi hitam yang sudah mulai dingin.“Berapa persen lagi?” tanya Keira, suaranya pelan, tapi penuh harap.Adrian mengusap wajahnya, merasa sedikit letih. “Hampir selesai. Aku sedang menyempurnakan enkripsi supaya data ini tidak bisa dihapus dari sistem.”Di sudut ruangan, Raka duduk dengan tangan terlipat di dadanya, sementara Pak Hendro berdiri di dekat jendela, sesekali melirik ke luar. Keadaan di luar tampak tenang, tetapi mereka semua tahu, ketenangan seperti ini bisa pecah kapan saja.“Kita harus bergerak cepat,” kata Pak Hendro akhirnya. “Kita tidak tahu berapa lama waktu yang kita miliki sebelum mereka menemukan kita.”Raka bangkit, berjalan ke arah Adrian. “Apa kamu yakin data ini cukup kuat untuk menjatuhkan mereka?”Adrian menoleh sekilas. “

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-19
  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 112

    Adrian menggenggam hard drive di tangannya dengan erat. Ia tahu bahwa satu-satunya cara untuk membalikkan keadaan adalah dengan memanfaatkan seseorang yang lebih berbahaya dari musuh mereka saat ini.Keira masih menatapnya dengan tatapan curiga. “Siapa orang ini?”Adrian menghela napas panjang. “Namanya Victor.”Pak Hendro mengernyit. “Victor? Maksudmu—Victor yang dulu hampir menghancurkan seluruh jaringan bawah tanah di kota ini?”Adrian mengangguk. “Ya, dia.”Keira mendengus. “Jadi kau mau menyerahkan data ini pada orang seperti dia?”“Tidak ada pilihan lain,” jawab Adrian tegas. “Victor mungkin berbahaya, tapi dia memiliki alasan sendiri untuk menjatuhkan organisasi ini. Jika kita bisa membuatnya bekerja sama, peluang kita jauh lebih besar.”Raka menatap Adrian dengan serius. “Dan kalau dia menolak? Atau lebih buruk lagi—mengkhianati kita?”Adrian menatap mereka satu per satu. “Kalau itu terjadi, kita semua dalam masalah besar.”Suasana menjadi sunyi sejenak.Keira akhirnya mengh

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-19

Bab terbaru

  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 232

    Matahari pagi membuka hari dengan sinar lembut yang mengusir embun dan membangkitkan semangat baru. Di Taman Pulih yang kini telah menjadi saksi pergerakan hidup bersama, setiap sudutnya bercerita—tentang perjuangan, tentang mimpi yang diberdayakan oleh tangan-tangan penuh cinta, dan tentang keberanian yang menorehkan satu jejak abadi.Di ujung taman, Keira dan Adrian bersama-sama mengadakan acara kecil yang mengundang warga dari berbagai penjuru kota. Di tengah-tengah panggung sederhana yang dihiasi lampu-lampu tenaga surya dan rangkaian bunga-bunga segar, mereka berbagi kisah perjalanan hidup yang terukir dalam setumpuk kenangan."Setiap langkah, setiap tawa, setiap air mata—semua itu adalah bagian dari cerita kita," ujar Adrian di hadapan kerumunan yang terpaku dalam keheningan penuh harap. "Hari ini, kita rayakan bukan hanya apa yang telah terjadi, tapi juga apa yang akan terus kita bangun bersama."Sorak-sorai dan tepuk tangan hangat mengalun, seolah alam pun turut merayakan

  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 231

    Di pagi yang cerah, seolah alam sendiri ingin menyambut babak baru dalam hidup mereka, kota kecil itu terasa lebih hidup dari sebelumnya. Taman Pulih, yang sudah menjadi simbol perjuangan dan harapan, kini beriak dengan kegiatan yang penuh warna. Di sinilah titik temu cerita—bukan lagi persimpangan antara masa lalu dan masa depan, melainkan sebagai saksi perjalanan setiap insan yang telah melewati badai dan menemukan cahaya.Di Taman Pulih, Keira dan Adrian duduk di bangku kayu yang sama sejak lama. Di sekeliling mereka, para penduduk berkumpul; ada yang membawa makanan, ada pula yang menyuguhkan alunan musik akustik sederhana. Anak-anak berlarian sambil tertawa, menyisipkan cerita baru di antara gemerisik dedaunan.“Lihat, Kang,” ujar Keira sambil menunjuk ke arah sekelompok remaja yang sedang bermain alat musik hasil kreativitas mereka dari barang bekas. “Dunia ini terus mengajarkan kita untuk memulai dari nol, tapi selalu ada keindahan di setiap langkahnya.”Adrian mengangguk,

  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 230

    Setahun setelah malam penuh bintang dan janji yang tersulam dalam keheningan, dunia yang telah tersingkap dari luka masa lalu kini menunjukkan tanda-tanda perubahan yang lebih segar lagi. Di jantung kota kecil, Taman Pulih yang dulu hanya sebatas gagasan di atas kertas, kini telah menjadi oasis kehidupan—ruang yang mengundang tawa, perbincangan, dan harapan baru.Di pojok taman, Keira berdiri di bawah naungan pohon kenari yang dulu ia tanam bersama Adrian. Setiap helai daunnya menyatu bercerita tentang kerja keras, keberanian, dan keyakinan yang tak pernah padam. Di depan matanya, sekumpulan anak-anak tengah bermain, membuat kreasi dari daun kering dan ranting kecil. Tawa mereka seakan mengukir jejak kecil di tanah yang telah lama dirawat.Adrian, yang kini aktif membantu pembangunan komunitas, terlihat sibuk mendampingi para relawan yang sedang memasang instalasi lampu tenaga surya di sudut taman. “Setiap kilau lampu itu adalah cermin jiwa yang kembali bersinar,” gumamnya sambil

  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 229

    Langit pagi membawa aroma embun dan tanah yang baru digarap. Di kejauhan, suara anak-anak dari sekolah dasar terdengar samar, bercampur dengan deru sepeda yang melintasi jalan kecil berkerikil. Dunia sudah tak lagi penuh gema peringatan bahaya—tapi gema tawa dan kehidupan.Di dapur rumah kecil itu, Keira sedang melipat surat-surat yang masuk minggu ini—bukan dari pejabat atau lembaga internasional, tapi dari orang-orang biasa: seorang guru di pelosok yang terinspirasi untuk mengajar coding dasar; seorang ibu yang kini bekerja di perpustakaan komunitas; seorang anak remaja yang baru saja memenangkan lomba inovasi pertanian.Semua surat itu ditaruh Keira di dalam sebuah kotak kayu berukir sederhana. Di bagian depan kotak itu, tertulis satu kata dengan tangan: “Ingatan.”Adrian masuk dengan membawa sekeranjang hasil panen pertama mereka—tomat, selada, dan dua buah paprika yang tumbuh lucu mirip huruf “A” dan “K”.“Lihat ini, kayaknya sayuran kita bisa ikut lomba fashion,” ujarnya samb

  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 228

    Pagi itu, aroma kayu basah dan tanah yang baru disiram memenuhi udara. Kabut tipis masih menggantung di kebun belakang, tempat Keira menanam pohon kecil kemarin sore—pohon kenari yang diberikan oleh salah satu murid Samantha sebagai hadiah syukur.Keira berdiri diam di depannya, memandangi batang muda itu yang tampak rapuh namun penuh harapan."Aku belum pernah menanam pohon sebelumnya," katanya pelan ketika Adrian mendekat dari belakang, memeluk pinggangnya sambil menyandarkan dagu di pundaknya.“Tapi kamu tahu cara menumbuhkan sesuatu,” bisik Adrian, “karena kamu tahu cara menjaga.”Keira menyandarkan kepalanya ke bahu suaminya. “Pohon ini akan tumbuh tinggi nanti. Mungkin anak kita akan panjat dia, atau duduk di bawahnya baca buku. Tapi yang paling penting… dia akan tumbuh dari rumah ini.”Adrian mengangguk, membayangkan masa depan yang terasa jauh lebih dekat daripada sebelumnya.Samantha berdiri di bawah pohon besar di halaman belakang pusat pelatihannya. Beberapa siswa sedang

  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 227

    Rumah kecil di pinggiran kota itu jauh dari kata mewah. Dindingnya sederhana, dikelilingi pagar kayu yang mulai dipanjati tanaman rambat. Tapi di dalamnya, setiap sudut memancarkan ketenangan. Di teras depan, Keira sedang menyiram bunga-bunga yang kini tumbuh subur. Tangannya lembut mengusap daun yang basah, sementara angin sore membelai rambutnya yang digelung santai.“Kalau kamu terus menyiram mereka segitu telatnya, nanti bisa tumbuh akar hati di situ,” goda Adrian dari pintu depan, membawa dua cangkir teh hangat.Keira tertawa pelan. “Kalau bisa, kenapa nggak? Setidaknya rumah ini jadi hidup.”Mereka duduk berdua di bangku panjang yang terbuat dari kayu daur ulang. Tak ada suara selain cicit burung dan desir angin. Dunia tak lagi berisik seperti dulu. Tanpa ancaman, tanpa kejaran. Hanya hidup... dan harapan.Di dalam rumah, tembok-temboknya dipenuhi foto—bukan foto kemenangan atau upacara penghargaan, tapi foto-foto kecil: senyum mereka di dapur, jejak kaki di taman saat hujan,

  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Ba 226

    Pagi yang lembut menyambut markas perjuangan dengan sinar matahari keemasan yang mengintip malu-malu di antara dedaunan. Aroma embun masih menggantung di udara, dan suasana yang sebelumnya penuh riuh sorak kemenangan kini berubah menjadi ketenangan yang syahdu. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, tidak ada rapat darurat, tidak ada rencana pengamanan, dan tidak ada ketegangan yang menanti di ujung malam.Keira membuka jendela besar ruang tengah. Angin pagi menyapa wajahnya dengan lembut, membawa harum bunga liar yang bermekaran di taman depan. Ia menghela napas pelan, seolah ingin menyerap seluruh keheningan damai itu ke dalam dada. Di belakangnya, Adrian berjalan mendekat, memeluknya dari belakang tanpa kata.“Seperti mimpi, ya?” bisik Keira.Adrian mengangguk, dagunya bertumpu di bahu Keira. “Tapi ini nyata. Kita di sini, setelah semua luka dan perjuangan.”Mereka berdiri dalam diam beberapa saat, menikmati pagi yang berbeda. Bukan pagi yang diburu oleh ketakutan, tapi pag

  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 225

    Malam itu, langit di atas kota tampak seperti kanvas hitam yang dihiasi oleh ribuan bintang, seolah-olah alam pun turut serta dalam perayaan perubahan yang telah diraih oleh generasi baru. Di markas reformasi yang telah lama menjadi saksi perjuangan, seluruh anggota tim—Adrian, Keira, Samantha, Dylan, dan para relawan—berkumpul untuk merayakan bab terakhir dari perjalanan panjang mereka. bukan hanya penutup dari kisah perlawanan melawan ketidakadilan, melainkan juga sebuah janji abadi bahwa kebenaran, keadilan, dan cinta akan terus hidup di hati setiap orang.Di ruang utama markas, dinding-dinding yang dulu suram kini dipenuhi dengan foto-foto momen krusial, potret-potret perlawanan, dan kutipan-kutipan inspiratif yang mengisahkan perjalanan dari kegelapan menuju cahaya. Layar digital besar menampilkan peta nasional yang kini menandai keberadaan program-program pemberdayaan, pusat-pusat pendidikan, dan jaringan relawan yang tersebar dari kota besar hingga pelosok desa. Semuanya ad

  • SOPIR PRIBADIKU TERNYATA MILIARDER   Bab 224

    Malam itu, langit dipenuhi ratusan bintang berkelip, seolah-olah alam pun merayakan puncak perjalanan yang telah ditempuh. Di markas reformasi yang kini telah menjadi simbol keabadian perjuangan, seluruh tim—Adrian, Keira, Samantha, Dylan, dan semua relawan—duduk bersama dalam keheningan penuh makna. Malam itu bukan lagi tentang pertempuran, melainkan tentang refleksi, rasa syukur, dan pengharapan yang tak terpadamkan.Di ruang utama, di tengah dinding yang dihiasi foto-foto perjuangan dan kutipan inspiratif dari perjalanan panjang mereka, Adrian berdiri di depan seluruh hadirin. Suaranya tenang namun tegas, “Kita telah menyalakan obor kebenaran yang menerangi jalan bagi seluruh negeri. Perjuangan kita telah membuka mata dunia, dan hari ini, kita berdiri di ambang masa depan yang lebih adil. "Tapi lebih dari itu, kita telah menuliskan warisan—warisan tentang keberanian, tentang cinta, dan tentang keadilan yang akan hidup selamanya.”Sorakan memenuhi ruangan, namun di balik itu, k

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status