Home / Romansa / Tawanan Hasrat sang Penguasa / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of Tawanan Hasrat sang Penguasa: Chapter 211 - Chapter 220

224 Chapters

211. Sisi Pengecut

Kini, Robin tahu mengapa dirinya tidak terseret bisnis ilegal kakeknya. Don Jones, pemimpin biro tersebut, memerintahkan Rafael untuk mengajak Robin bergabung setelah menganalisa semua bisnis ilegal yang ditangani Robin tak seberat pelanggaran hukum Dante.“Kau hanya punya dua pilihan, Robin. Jika kau tidak mau bergabung dengan kami, terpaksa pihak kami juga akan menuntutmu,” tegas Don.“Aku akan mempertanggungjawabkan semua perbuatanku.” Yang artinya, Robin menolak syarat yang diajukan Don agar terlepas dari tuntutan hukum.Bekerja di organisasi rahasia tersebut akan mempertaruhkan nyawanya. Robin mengaku, kini dia jadi pria yang pengecut. Demi istrinya, demi buah hatinya.“Aku bisa memberikan banyak bantuan kalau kau ingin menangkap kelompok mafia lainnya. Namun, aku tidak akan terjun secara langsung ke lapangan. Kalau perlu, aku akan membuat markas khusus dan mendirikan organisasi swasta untuk mendidik anak buahku menjadi agen rahasia yang akan membantumu,” imbuh Robin mencoba bern
last updateLast Updated : 2025-03-01
Read more

212. Kawan-Lawan

Suara tembakan akhirnya berhenti. Robin dan orang-orangnya sudah berada di balik gua kecil di bawah tebing tempat Luca memantau dari atas.“Mereka pasti sudah menunggu di dalam. Tidak ada gunanya kita masuk melalui pintu yang kau tunjukkan. Kami akan mengalihkan perhatian mereka dari depan, sementara kau dan Rafael yang menjemput Dante,” ucap komandan pasukan rahasia itu.“Aku akan mencari kakekku sendiri,” tegas Robin. “Antonio akan menunjukkan jalur depan.”Mereka pun berpisah. Robin bergegas ke area tebing di samping gua. Ada sebuah pintu darurat yang tak diketahui banyak orang, juga tertutup tanaman rambat.Luca dan anak buah lain pun sibuk mengikuti pergerakan Antonio dan yang lain. Mereka membiarkan area belakang sepi dan memusatkan perhatian pada para penyusup yang sedang bergerak ke area depan, sesuai dugaan.Robin sudah melakukan simulasi penyusupan puluhan kali dengan orang-orang di Pulau Luciano. Dia pula yang menggunakan strategi yang sedang dilakukan Luca untuk memudahkan
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

213. Berakhir

“Apa kau pikir kakekku benar-benar menyayangimu? Dia bahkan tega menjebak cucunya sendiri dan akan menghabisi Rafael, cucunya yang lain! Kau hanya dimanfaatkan untuknya menyelamatkan diri, Irene!”Irene menggeleng pelan. Pegangannya pada senjata bergetar. Robin sengaja tak menjauhkan senjata itu dari kepalanya untuk meyakinkan wanita itu.“Oh, kau pasti belum tahu. Rafael ternyata adalah adik kandungku, Irene. Selama belasan tahun, Dante membuat Rafael dibenci keluarganya sendiri tanpa sedikitpun rasa bersalah! Apa kau pikir dia akan peduli dengan masa depanmu?”Irene terlalu lama melepaskan senjata, tampak bimbang dengan ucapan Robin. Namun, Robin harus segera menangkap kakeknya, tak punya banyak waktu lagi. Dia pun terpaksa mengungkap rahasia besar yang sangat menyakitkan hati wanita di depannya. “Apa kau tidak penasaran, mengapa kakek memilihmu dari sekian banyak anak-anak di panti? Apa kau tidak pernah mencari tahu alasan orang tuamu menghilang?”Keraguan mulai terlihat jelas dar
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

214. Istri Menggemaskan

“Robin!” seru Poppy sambil berlari ke arah mobil suaminya, padahal mobil itu belum berhenti.Sopir baru saja menginjak pedal rem, Robin langsung keluar dan berlari terburu-buru menuju istrinya. Dia yang sebelumnya terkantuk-kantuk langsung terjaga sepenuhnya melihat Poppy berlari, takut istrinya tersandung.“Kenapa kau lari-lari?! Kau sedang mengandung!”Poppy memeluk Robin dengan erat. Setelah tak bisa tidur nyenyak selama tiga hari mencemaskan Robin, akhirnya dia bisa memeluk suaminya lagi. Hangat tubuh suaminya mampu membuatnya tenang dalam sekejap. Mengusir kerisauan yang baru beberapa menit lalu dirasakannya.“Kau tidak terluka, ‘kan?” Poppy gegas memeriksa tubuh suaminya, meraba di setiap jengkal. Dia berputar mengitari badan Robin, mengangkat kedua lengannya, mencari-cari sesuatu yang janggal.“Kalau kau begini, aku malah jadi tidak baik-baik saya,” bisik Robin, “Apa kau ingin merayuku?”Poppy memukul manja dada suaminya. “Aku sudah mendengar berita penangkapan kakek kemarin,
last updateLast Updated : 2025-03-02
Read more

215. Dunia Milik Berdua

“Kau berani meninggalkanku?!” Robin meninggikan suara, namun dia tak bermaksud membentak Poppy. Kebiasaan Robin belum hilang sepenuhnya, lalu merasa bersalah setelahnya.“Maaf, aku tidak bermaksud bicara keras. Kemarilah,” pinta Robin.Sayangnya, Poppy malah berbalik sambil memeluk pakaiannya. Dan itu membuat kepala Robin pusing ketika melihat istrinya berlenggak-lenggok tanpa busana.Dia memeluk istrinya dari belakang. Tak membiarkan Poppy pergi sebelum menyelesaikan urusan mendesak mereka.“Lepaskan, Robin,” rengek Poppy.“Dengar … kau sedang hamil muda. Janin dalam kandunganmu bisa terluka jika aku memasukkannya,” bisik Robin, lalu menggigit telinga Poppy.“Itu tidak benar. Apa kau tidak mendengar penjelasan Tuan Capri? Asalkan melakukannya dengan aman, tidak akan terjadi sesuatu pada anak kita!”Tentu saja Poppy tak mau hanya memberikan kenikmatan tanpa mendapatkan yang sebaliknya. Robin jadi semakin egois, pikirnya.Sebelum Robin pulang, Sienna memberi banyak masukan untuk mengen
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more

216. Di Bawah Satu Atap yang Sama

Robin mewujudkan harapan Poppy sesuai ucapannya. Setiap hari selama berbulan-bulan, dia selalu memanjakan istrinya itu.Dengan kasih sayang yang Poppy dapatkan dari keluarga barunya, traumanya menghilang sepenuhnya. Dan kini, dia siap menemui ibu tirinya yang mendekam di balik jeruji besi.“Apa kau yakin akan menemuinya? Tidak bisakah menunggu setelah kau melahirkan?” Robin mengusap perut buncit istrinya yang duduk di pangkuannya. Wajahnya sesekali mengernyit ketika Poppy bergerak.Berat … namun, Robin tak mengeluh sedikitpun.“Aku yakin. Seminggu lagi aku akan melahirkan. Aku ingin dia mengetahuinya. Biar bagaimanapun, dia adalah orang yang membesarkanku selama ini.” Kebencian Poppy pada Carita berangsur menghilang, meski dia belum bisa memaafkan sepenuhnya. “Aku akan mendampingimu, sekaligus menjenguk kakek.”Dante Luciano dirawat di rumah sakit kepolisian. Sebulan lalu, Dante mengalami gagal ginjal parah, juga komplikasi penyakit lainnya.Robin juga baru tahu jika Dante ternyata
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

217. Sulitnya Berubah

“Maaf, Tuan.” Antonio lupa pada kecemburuan Robin yang semakin bertambah kuat selama istrinya mengandung. Bahkan, Robin pernah menugaskan tiga pengawal untuk ikut membangun proyek di Pulau Luciano hanya karena tersenyum menyapa Poppy dalam jarak dekat.Beruntung, penggunaan senjata sekarang diawasi ketat oleh Rafael supaya tak terjadi kekacauan yang tidak perlu. Kalau tidak, Robin mungkin akan menembak semua orang yang dipikirnya mencoba merayu Poppy.“Jangan keterlaluan, Antonio! Cepat cari pendamping daripada merayu istri orang lain!” Robin berdecak sebal selagi menuntun istrinya.“Baik, Tuan. Saya akan memikirkannya.”Mereka pun segera melaju ke rumah tahanan wanita.Awalnya, Carita menolak bertemu. Namun, Robin menggunakan kekuasaannya untuk memaksa Carita tanpa sepengetahuan Poppy.Dibalik kaca pembatas, Poppy akhirnya bisa menatap wajah ibu tirinya dari dekat. Carita terlihat kurus dan lusuh. Matanya tampak sayu, tak bisa menatap lurus ke arah anak tirinya.“Bagaimana kabarmu?”
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

218. Wanita Asing

Dante tak punya niat lagi untuk membesarkan seorang Luciano yang bisa membangkitkan kerajaan mafianya. Dia sudah pasrah dengan hidupnya yang akan segera berakhir.“Yang penting, istri dan anakmu sehat. Kuharap, Poppy dapat melahirkan cicitku tanpa masalah,” ucap Dante tulus selagi menahan sakit di jantungnya.Sebelum mengunjungi Dante, Robin ingin membicarakan banyak hal. Termasuk menunjukkan bahwa dia telah mengubah Pulau Luciano seperti keinginannya selama ini. Robin selalu ingin menyalahkan keputusan kakeknya. Namun sekarang, dengan keadaan Dante yang seperti itu, ucapannya hanya terkunci dalam hati.“Bagaimana keadaan Stefan?” Meskipun begitu, Dante masih belum bisa menerima sosok Sienna. Sejak dulu hingga saat ini, Dante merasa jika keluarganya berantakan karena wanita itu.“Papa sudah semakin sehat dengan hadirnya mama.”“Baguslah.” Tapi, Dante tak menunjukkan kebenciannya pada Sienna secara gamblang. Dia khawatir Robin tak mau menjenguknya lagi.“Rafael juga menemukan bakat b
last updateLast Updated : 2025-03-04
Read more

219. Dua Kali ...

“Wah! Terima kasih banyak, Tuan Robin! Semoga kita bisa berjumpa lagi.” Wanita muda itu lalu pergi tanpa melihat Poppy.Robin berdiri canggung, tak berani menatap istrinya. “Ayo, makan … makan dulu.”Robin jelas menyembunyikan sesuatu!Ketika akan digandeng suaminya, Poppy segera menarik tangannya. “Apa-apaan itu tadi? Sejak kapan kau jadi ramah pada orang lain?!”Sebelum pertanyaan Poppy terjawab, seorang pelayan restoran mendekati mereka. “Tuan Robin, saya akan mengantar Anda ke ruangan yang sudah Anda pesan.”Dengan bibir cemberut, Poppy akhirnya menunda kemarahannya. Sampai di dalam ruangan VIP restoran, dia langsung menatap tajam suaminya yang duduk berseberangan darinya.“Kau belum menjawabku!”Sepanjang mengenal Robin, baru kali ini Poppy melihat kegugupan suaminya itu.Robin bingung … harus dari mana dia mulai menceritakannya?‘Tidak, itu bukan rahasia. Aku tidak pernah berniat menyembunyikan sesuatu dari istriku,’ batin Robin.“Kenapa kau membiarkan wanita lain mendekatimu? J
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more

220. Keguguran

“Istriku!!” Robin panik bukan main. Poppy tak pernah menunjukkan wajah kesakitan seperti itu, bahkan ketika dia menyiksanya.Poppy memegangi perutnya yang terasa melilit kencang. Bayi dalam perutnya seakan memberontak ingin keluar, berputar-putar di dalam perutnya.Robin dapat merasakan gerakan bayi dari perut istrinya yang begitu jelas, seperti menendang tangannya. Bayi itu bahkan ikut menyalahkannya, pikir Robin.Dengan tangan gemetar, dia menekan nomor telepon Antonio di ponselnya sampai ibu jarinya hampir salah menekan nomor orang lain.“Cepat kemari! Istriku kesakitan!”“Baik, Tuan!”Antonio yang menunggu di luar, bergegas lari kencang ke dalam bersama para pengawal. Kedatangan mereka membuat pengunjung lain kaget dan panik.Sementara itu, Robin sudah berhasil menggendong istrinya. Cukup berat, namun dia tak begitu merasakannya.Mereka akhirnya bertemu di koridor. Para pengawal segera mengawal Robin, juga Antonio yang membawa sepatu Poppy yang terjatuh.“Cepat ke rumah sakit!” t
last updateLast Updated : 2025-03-05
Read more
PREV
1
...
181920212223
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status