Home / Romansa / Tawanan Hasrat sang Penguasa / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Tawanan Hasrat sang Penguasa: Chapter 131 - Chapter 140

224 Chapters

131. Menjenguk Pria Kejam

Akhirnya, Robin dan Poppy sampai di kediaman Dante ketika langit hampir sepenuhnya gelap. Robin membuktikan ucapannya dengan mengurung Poppy ke dalam pelukan gairahnya selama berjam-jam, sengaja agar Antonio menunggu lama. Saat keluar dari mobil, Poppy hampir terjatuh, dan sontak memegang lengan Robin. Kakinya sangat lemas karena ulah suaminya. “Maaf.” Poppy segera melepas tangannya ketika berhasil menjaga keseimbangannya. Namun, Robin malah menariknya semakin mendekat. Robin berjalan sambil merangkul Poppy saat menuju ke kamar Dante, sesekali menyeringai selagi melirik pria di belakangnya. Antonio mengikuti langkah mereka dengan mempertahankan jarak agar tak terlalu dekat. “Poppy!” seru suara pria yang terdengar riang. Poppy sontak berhenti melangkah, menoleh ke arah datangnya suara. Wajahnya berseri-seri melihat Rafael yang berjalan cepat ke arahnya. “Lanjut jalan!” titah Robin sambil menyeret rangkulan di pundak Poppy, tak membiarkan Poppy balas menyapa adik iparnya. “
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

132. Stella

“Kau … sudah di sini …, Robin,” ujar Dante, mengangguk kepada Luca, memberi isyarat untuk mendekat. Orang kepercayaan Dante itu langsung membantunya duduk bersandar, meletakkan tangan kiri Dante yang tampak kaku ke atas pangkuan. Dante adalah pengguna tangan kiri, kidal, yang membuat Poppy berpikir bahwa itulah hukuman dari langit karena Dante selalu memakai tangan itu untuk menyakiti orang. Melihat kondisi Dante cukup membingungkan Poppy. Di lain sisi, dia juga merasa kasihan padanya. “Aku baru pulang kemarin dan baru bisa mengunjungimu sekarang,” balas Robin. Tatapan kejam Dante yang sesaat dilihat Poppy berubah hangat ketika menatap cucu tertuanya. Tampaknya, Dante benar-benar menyayangi cucunya meskipun tak pernah peduli pada cucu-cucu orang lain yang dihabisi olehnya. “Aku senang kau masih akur dengan istrimu. Kupikir, kau hanya pura-pura menikah karena desakanku.” Cara bicara Dante begitu pelan dan sedikit tak jelas, namun masih bisa dipahami. “Kami benar-benar menikah.” P
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

133. Kejutan dari Robin

Rahang Dante mengeras. Dia paling tak suka jika Robin mulai bersikap tak sopan. Cucu menantu dan ibunya sedang terharu, tetapi Robin malah mentertawakan mereka. “Jaga sikapmu, Robin,” tegur Dante. Mulut Robin masih membentuk senyuman biarpun sudah berhenti tertawa. Hal tersebut membuat Carita ikut kesal. Carita sudah melakukan banyak persiapan untuk hari ini. Namun, sandiwara sempurnanya hanya ditertawakan oleh Robin Luciano. ‘Benar kata orang, Robin adalah pria yang mengerikan. Dia tidak menunjukkan simpati sedikitpun pada istri palsunya.’ Semua prasangka Poppy dan ucapan Flint benar. Carita memang bekerja sama dengan Saul Martinez untuk mengurung Poppy di Pulau Solterra. Dia bahkan mengeluarkan banyak dana untuk mempertahankan Poppy di sana. ‘Jika bukan karena Robin Luciano, Stella tidak akan pernah bisa keluar dari pulau itu. Sekarang aku harus berlutut begini supaya gadis bodoh ini tidak berulah,’ geram Carita dalam hati. Semua kemewahan yang dinikmati Carita saat ini adala
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

134. Ibu Palsu

Wajah Poppy mengernyit sekilas tatkala melihat seorang wanita berdiri di dekat Antonio. Wanita itu menutup mulutnya dengan gerakan dramatis seakan tak memercayai indra penglihatannya ketika melihat Poppy. Dia kemudian menangis dengan tatapan bahagia dan terharu. “Ibu sangat merindukanmu, Rose ….” Wanita yang mengaku ibu Poppy itu berjalan dengan gerakan lambat, seakan ragu mendekat. Poppy berdiri, masih menunjukkan keterkejutan. Air matanya tiba-tiba mengalir ketika wanita itu memeluknya. “Ibu?” “Benar, ini ibu ….” Wanita itu memeluk Poppy sambil memejamkan mata untuk menahan tangisannya. Poppy sebenarnya tak paham apa yang sedang terjadi. Dia pun tak mengenal wanita itu. Namun, dia yakin jika Robin yang menyuruh Antonio untuk memanggil wanita itu demi membantunya. “Kau datang di saat yang tepat, Ibu Mertua.” Robin mengangguk-angguk pelan dengan mata yang mengedip lambat, menghayati perannya. Dia menepuk punggung Poppy dan ibu palsunya yang masih melepas rindu dalam pelukan. Wa
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

135. Bantal Penghangat Portabel

“J-jangan dekat-dekat.” Poppy mendorong Robin. Perhatiannya lebih tertuju pada wajah Robin yang seperti akan bersandar di bahunya dibanding kejutan yang akan Robin berikan. “Apa kau memintaku bicara dengan suara keras agar semua orang mendengar?” Bahu dan kepala kiri Poppy bergetar ketika merasakan embusan napas Robin menerpa ceruk lehernya. Dia sedikit bergeser ke kanan, namun Robin malah menariknya lagi. “Apa lagi yang ingin Anda sampaikan?” “Tsk!” Robin berdecak sambil mencubit gemas bibir istrinya. “Jaga cara bicaramu di depan keluargaku.” Tatapannya terpusat pada bibir Poppy hingga wajahnya pelan-pelan mendekat. Poppy yang melihat bibir Robin sedikit terbuka seperti akan menciumnya segera berpaling ke arah lain. “Aku sedang bicara denganmu. Tsk!” “Dari tadi kau bilang akan bicara, tapi tidak mengatakan apa-apa dengan jelas.” Poppy hanya melirik suaminya. Robin pun tak tahu apa yang ingin dikatakan lagi. Dia merasa sudah memberi tahu semua kepada Poppy. Namun, wajahnya teru
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

136. Masa Lalu Palsu

“Jangan terlihat terkejut,” bisik Robin kembali mendekatkan wajahnya di pipi Poppy.Aroma tubuh Poppy sangat menggoda. Otak Robin seperti dipenuhi obat bius hingga sulit mengalihkan perhatian dari istrinya.Poppy tak mengindahkan Robin. Dia sudah tahu kalau ayahnya anak tunggal. Entah mengapa Robin terus-terusan mengganggu dan menegurnya, padahal dia hanya terkejut singkat dan tidak kentara.“Dasar, penipu … suamiku tidak punya saudara kandung,” cibir Carita lirih.April mengeluarkan sebuah kertas tebal yang dilipat dari tasnya. Dengan sopan, April menyerahkan kertas itu kepada Luca, yang lalu membisikkan sesuatu kepada Dante.“Lanjutkan.”“Belasan tahun yang lalu, terjadi kecelakaan hingga menewaskan istri August, ibu kandung Poppy. Setelah kejadian itu, August jadi jarang mengurus putrinya yang masih kecil. Saya sudah menawarkan bantuan untuk merawat Poppy, tetapi August menolak karena rumah saya ada di kota lain dan cukup jauh.”April mengusap rambut P
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

137. Ledakan Perasaan

Poppy terkejut setengah mati. Dia langsung menatap suaminya untuk minta bantuan agar Dante tidak membunuh Carita.Bukan kematian Carita yang diinginkan Poppy. Pembalasannya harus membuat Carita menyesali perbuatannya seumur hidup. Jika Carita mati dengan mudah setelah melakukan kejahatan besar, semua akan berakhir begitu saja.“Rob–” Saat Poppy menoleh ke kiri, dia kembali terkejut karena wajah Robin begitu dekat dengannya.“Hmmm?” Robin menanggapi dengan tenang, tak peduli jika Dante akan membunuh ibu tiri istrinya.Poppy menunduk, menghindari tatapan Robin yang tampak sama ketika mereka sedang bercinta. “Aku tidak mau melihat ada yang mati di depan mataku,” bisiknya.Robin menghela napas kasar. Permintaan Poppy sungguh merepotkan karena dia harus mencegah kakeknya. Tetapi, baru kali ini Poppy meminta sesuatu padanya secara langsung. Robin terpaksa menuruti keinginannya.“Tuan Dante … saya benar-benar tidak membohongi Anda! Semua ucapan orang ini tidak benar!” seru Carita, tampak san
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

138. Harmonis

Dalam kekacauan di kamar Dante, pasangan suami-istri itu malah berciuman penuh gairah. Poppy memekik tertahan ketika tiba-tiba Robin mengangkat badannya.Kedua kaki Poppy sontak melingkar di pinggang Robin, takut terjatuh. Mereka masih berciuman ketika Robin mulai melangkah meninggalkan kamar.“Mau ke mana kita?” tanya Poppy setelah mereka sampai di luar kamar. Dia berkedip pelan untuk menyesuaikan matanya yang tiba-tiba melihat cahaya lampu di koridor.“Kita harus menunjukkan pada kakek kalau kita benar-benar menikah atas dasar cinta. Biar semua orang melihat dan tidak meragukan pernikahan kita lagi.”“Tapi, sekarang bukan waktu yang tepat untuk itu ….” “Tsk! Kau hanya perlu memercayaiku! Aku lebih tahu kapan saat yang tepat untuk melakukannya.”“Baiklah. Lalu, bisakah kau menurunkanku?” Poppy malu karena berpapasan dengan para pengawal yang sedang berlari menuju kamar Dante.“Kau benar-benar sulit memahami ucapanku. Justru aku melakukannya karena ada banyak orang.”Tidak ada satu p
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

139. Karena Lalat

“Tuan Robin dan istrinya ada di ruangan sebelah, Tuan. Mereka–” Salah satu pengawal yang menjawab pertanyaan Dante itu menahan ucapannya, memilih kata yang tepat. Wajahnya merah padam mengingat suara-suara di dalam ruangan yang dimasuki Robin membuatnya gugup. “Mereka apa?!” bentak Dante. “Mereka sedang … sibuk … dan baik-baik saja,” lanjut si pengawal sarat makna, “tapi, entah bagaimana dengan Nyonya Poppy. Tuan Robin sepertinya sangat bersemangat.” Melihat wajah si pengawal semakin merah sampai leher dan telinga, Dante langsung memahami ucapannya. “Apa yang dilakukan anak itu?! Setelah membuat kekacauan malah berduaan dengan istrinya!” “Tuan Robin mungkin sengaja menembak lampu karena sedang terburu-buru. Sejak tadi, saya mengamati Tuan Robin kurang fokus dan hanya menatap istrinya,” adu Luca. Tampaknya, orang-orang di sekitar Robin tahu bahwa dia hanya memusatkan perhatian kepada Poppy. Hanya Robin sendiri yang masih menyangkalnya. Dante tersenyum samar. Akhirnya, dia akan se
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

140. Terdengar Sampai Luar

“Tuan, aku mohon … aku benar-benar lelah …,” rengek Poppy. Dia sebenarnya hanya ingin segera pulang untuk menghindari rencana gila Robin.“Aku yang banyak bergerak, kenapa kau yang lelah?” Robin menunjukkan tangannya yang basah. “Lihat, perempuan munafik sialan, tubuhmu tidak bisa membohongiku.”‘Wah, julukanku sudah bertambah panjang. Tidak bisakah kau memanggil dengan nama yang kau berikan untukku?’ Poppy hanya bisa berharap dalam hati. ‘Kalau dipikir-pikir, Robin belum pernah memanggil namaku ….’“Ahhh … Tuan!” pekik Poppy. Di saat dia sedang melamun, Robin mulai menyatukan tubuh mereka dengan entakan penuh tenaga.“Apa yang sedang kau lamunkan? Apa kau mengingat kebaikan kakekku, hem?”Poppy menggigit bibir bawahnya saat Robin mengentak sekali lagi dengan kencang. Dia tak begitu mendengar pertanyaan Robin karena rasa hangat yang menjalar di tubuh lebih menguasai dirinya.Mendadak, Poppy meragukan ucapan Robin waktu itu, ketika mengatakan bahwa dirinya tak sudi disentuh wanita, kec
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
23
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status