Home / Romansa / Tawanan Hasrat sang Penguasa / Chapter 121 - Chapter 130

All Chapters of Tawanan Hasrat sang Penguasa: Chapter 121 - Chapter 130

224 Chapters

121. Menangkap Pencuri

Apartemen tipe loft mewah yang memiliki dua lantai itu tak ada dinding pemisah antara ruang tamu dan dapur di sebelahnya. Robin dapat melihat adegan mesra istrinya dengan si pengawal dengan sangat jelas. Indra pendengarannya pun tak salah ketika mendengar pengawalnya memanggil istrinya hanya dengan nama.Begitu pula awal mula perselingkuhan ibunya dan si pengawal, pikir Robin. Dalam kepalanya hanya terbayang pengkhianatan tanpa adanya usaha untuk mencari tahu situasi yang sebenarnya terjadi.Ketenangan yang selalu Robin jaga, hilang seketika oleh cemburu buta. Semuanya tampak jelas di mata dan telinganya.“Brengsek!”Mata Antonio terbelalak ketika Robin mengeluarkan revolver dari saku bagian dalam jasnya. “Tuan! Apa yang akan Anda lakukan?!”“Keparat itu … aku akan membunuhnya!” geram Robin, mengacungkan revolver ke arah Poppy dan Dell yang berdiri sejajar dari arahnya.Poppy bahkan tak merasakan jarinya perih oleh goresan pisau. Tatapannya fokus ke arah pistol di tangan Robin yang te
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

122. Cemburu Buta

Kini, kecemburuan Robin terlihat begitu jelas. Hanya Poppy yang menyadari, tidak dengan dua pria lainnya. Dell tampak bingung di tengah ketakutannya. Dia selalu bekerja dengan baik, tak pernah pula berpikir mencuri sesuatu di kediaman. “Apa … apa maksud Anda?” KLIK! Wajah dua orang di depan Robin memucat ketika mendengar Robin menarik pelocok pistol. Antonio pun hanya diam di tempat, tak berani merebut senjata yang siap ditembakkan. “Aku seharusnya menghabisimu sejak dulu jika pada akhirnya kau menjadi orang yang akan mencuri istriku.” Semua orang yang mendengar perkataan Robin tercengang, kecuali Poppy. Antonio bahkan sampai membuka mulutnya karena tak menyangka Robin masih menganggap Poppy sebagai istri, sedangkan sebelumnya Robin bersikeras menceraikannya. Ketika membicarakan tentang rencana mereka saat masih dalam perjalanan pulang, Robin berulang kali menegaskan jika dia tak membutuhkan Poppy lagi. Antonio jelas-jelas mengingatnya. Oleh karena itu, dia segera mencatat beb
last updateLast Updated : 2025-01-26
Read more

123. Menginginkanmu

Robin tak menjawab. Pikirannya mendadak berputar-putar mengingat semua kemarahannya.Jika dipikir-pikir, mengapa dirinya marah? Mengapa dia tak rela melihat Poppy bersama pria lain? Dan mengapa dia kecewa setelah mengingat Poppy menandatangani surat perceraian mereka?Manik amber Robin bergerak samar dan pelan ke kanan kiri, menunjukkan kebingungan yang hanya dapat dilihat Larry. “Kalau Anda cemburu melihat pria lain mendekati Nyonya Poppy, mengapa Anda harus menceraikannya? Itu salah Anda sendiri karena melakukan hal gegabah yang tidak sesuai dengan isi hati,” imbuh Larry, “Jangan mengkambinghitamkan orang lain karena kepengecutan Anda.”Robin menatap nyalang pada Larry. Namun, Larry tetap tenang, seolah-olah dia tak menyinggung Robin.“Apa katamu? Aku cemburu?” geram Robin selagi mendekatkan wajahnya. “Apa kau tertular kegilaan Stefan?”“Lalu mengapa Anda marah sampai akan menghabisi nyawa anak buah Anda sendiri, sementara hubungan Anda dan Nyonya Poppy sudah berakhir?”Robin memund
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

124. Buruan Hati

Robin kian mendekat ke arah Poppy. Matanya melihat bibir lembab Poppy dengan tatapan lapar. “Aku datang untuk menagih hutangmu,” ujar Robin dengan suara berat. “A-apa maksud Anda?” Poppy melirik ke atas, tepat pada wajah Robin, tetapi langsung mengalihkan pandangan ke arah lain karena Robin terlalu dekat. “Aku hanya menyuruhmu menandatangani dokumen perceraian untuk jaga-jaga dan tidak berniat menceraikanmu untuk saat ini.” ‘Tidak masuk akal! Sudah jelas kau menyuruhku keluar dari kediaman dan memaksaku tanda tangan pada dokumen perceraian!’ jerit Poppy dalam hati, frustasi dengan tingkah Robin yang sesuka hati memutuskan. “Tapi, Tu–” Robin dengan cepat menekan bibir Poppy dengan bibirnya, melumatnya tanpa menunggu balasan. Dia melirik ke arah Dell dengan satu sudut bibir terangkat, tampak jelas sedang menunjukkan kemenangannya. Sementara itu, Poppy dengan panik mendorong Robin yang bergeming. Dia sangat malu oleh ciuman mendadak yang Robin lakukan di depan orang lain. Namun, Ro
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

125. Balasan Robin

“Apa yang Anda lakukan, Tuan?!” pekik Poppy terkejut. Robin sudah membuka resleting celana tanpa menurunkannya, memamerkan miliknya yang masih berada di balik kain hitam, tetapi sangat terlihat bentuknya. Pria yang selalu menutup mata Poppy ketika bercinta karena enggan menunjukkan ekspresi kepuasannya itu, kini bertindak terang-terangan dan tak tahu malu. “Kau harus menyelesaikan apa yang sudah kau mulai,” titah Robin. “Berlutut.” Poppy menelan ludah, melihat milik suaminya siap memberikan kenikmatan. Namun, dia enggan melakukan apa pun yang Robin inginkan sekarang. Dia teringat pesan Capri ketika akan pergi ke apartemen bersama Dell sebelumnya, ‘Nyonya, Anda sebaiknya tidak memberikan apa pun yang Tuan Robin inginkan dengan mudah. Tuan Robin tidak akan ragu menyingkirkan Anda lagi jika dia sadar bisa mendapatkan sesuatu dari Anda dengan mudah.’ Kata ‘lagi’ yang Capri ucapkan cukup membingungkan karena Poppy tak pernah berpikir jika mereka akan bertemu dalam waktu dekat. Namun, s
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

126. Hidangan Lezat

“A-Apa?! Tapi, Tuan ….” Poppy menggigit bibir bawahnya. Dia merasakan ambang kenikmatan yang ingin segera dilepaskan, namun tak berani meminta. “Apa lagi yang kau inginkan?” Robin menyeringai licik, ingin membuat Poppy menyadari betapa jengkelnya ditinggalkan saat sedang seperti itu. “Itu … saya …” Kepala Poppy terasa panas, tak bisa berpikir jernih dan tenang. “T-tidak … tidak ada.” Tak mungkin dia meminta Robin untuk melanjutkan aksinya lagi. Dia terlalu malu untuk mengatakannya. “Siapkan makan malam, lalu kita pulang setelah ini.” Robin berlagak acuh tak acuh. Dia duduk sambil menyalakan televisi untuk mengalihkan pikirannya. Pembalasan untuk Poppy seperti pedang bermata dua. Dia puas setelah melihat istrinya sangat kecewa karena tak jadi merasakan kepuasan, tetapi dirinya sendiri justru gelisah karena sebenarnya juga menginginkannya. “Sial,” gumam Robin tak tenang. Robin melihat ke arah Poppy yang masih duduk termenung di meja dapur. Wajah istrinya yang merah pada
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

127. Kesabaran Robin

“Hati-hati!” sergah Robin. Robin dengan cepat mengambil tisu yang ada di meja seolah telah menantikannya. Kemudian dia menyeka paha Poppy penuh perhatian, dengan lembut, dan pelan. Dia sebenarnya memang sedang mencari alasan untuk menyentuhnya. Mendadak senang ketika alasan itu muncul di depan mata dan tanpa sadar bergerak cepat membantu Poppy. Ketika melihat paha istrinya kemerahan, Robin tiba-tiba khawatir. Dia ingin mengecup paha itu dengan lembut agar sakit yang dirasakan Poppy mereda. “Gunakan matamu saat bekerja! Tsk!” Namun, cara bicara Robin tetap kasar seolah kesal pada kesalahan kecil yang dilakukan Poppy. “Saya … saya bisa sendiri, Tuan.” Poppy berusaha mengambil tisu yang dipegang Robin, meski dia bisa mengambil yang lain. Sentuhan Poppy itu sontak membuat akal sehat si pemilik tangan putus seketika, melupakan balas dendamnya. Robin sebenarnya ingin mengacuhkan Poppy dalam waktu lama. Dia berencana memancing hasrat Poppy, lalu pergi setelahnya, sebagai hukuman kare
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

128. Ciuman Biasa

BUK! Robin spontan memukul sandaran sofa. Sudah berapa kali bibir manis istrinya menyebut nama Antonio seharian ini? “Apa kau sebodoh ini? Antonio hanya melakukan apa pun yang aku perintahkan! Semua yang kau gunakan dan miliki itu berasal dariku!” Robin menarik ujung gaun Poppy, menyentak dengan jengkel. Tarikannya yang terakhir cukup kencang hingga membuat Poppy tesentak maju. Sayangnya, harapan Robin melepaskan gaun yang seolah-olah tak sengaja itu tidak berhasil. “Maaf …,” tutur Poppy pelan. “Aku memberimu ponsel bukan untuk berselingkuh!” Semua tuduhan Robin selalu sama. Semua berujung tentang perselingkuhan. Poppy tak tahu masalah besar apa yang pernah mengguncang kehidupan Robin sehingga terus-menerus mengkhawatirkan perselingkuhan. Namun, lama-kelamaan Poppy kesal karena dituduh secara tidak adil. Dia hanya ingin memberikan makanan untuk Antonio! “Saya tidak berselingkuh, Tuan! Kenapa Anda selalu cemburu begini?!” “Apa? Aku cemburu?” Robin menunjuk diri sendiri sambil
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

129. Cemburu, tapi …

Poppy mengerang lirih sambil berusaha membebaskan diri. Matanya masih terpejam, sementara dia tak bisa bergerak karena tubuh besar yang melingkar di badannya. “Ugh … lepas …,” rintih Poppy sambil mendorong sesuatu dari perutnya. Kelopak matanya langsung terbuka ketika menyadari bahwa tubuhnya terkunci oleh dekapan seseorang. Dia seharusnya sendirian di apartemen barunya. Lalu siapa yang tidur memeluk dirinya dari belakang? Poppy panik ingin langsung melompat dari ranjang. Namun, orang itu semakin erat memeluknya, mengusap-usap wajahnya di punggung Poppy yang hanya memakai gaun tidur tipis. ‘Sejak kapan aku ganti gaun tidur?!’ jerit Poppy dalam hati, takut penyusup di kamarnya bangun dan melukainya. Meski masih setengah tidur, Poppy yakin jika semalam dia langsung tidur setelah menyiapkan makan malam untuk Robin. Dia belum berganti pakaian dan jelas-jelas mengunci pintu kamarnya. Poppy perlahan mengeluarkan tangan kanannya dari jeratan lengan kekar orang itu, lalu mengambil ponsel
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

130. Pamer

Kebahagiaan yang memenuhi hati Poppy berangsur menghilang. Pikirannya mulai sibuk memahami ucapan Robin yang penuh kontradiksi. ‘Cemburu, tetapi tidak mempunyai perasaan padaku? Bukankah itu aneh?’ “Jangan banyak berpikir! Kau hanya boleh memikirkanku seorang,” ujar Robin dengan suara berat dan dalam. Robin menarik celana Poppy sambil merangkak turun. Dia mengangkat kedua kaki Poppy hingga menekuk di antara kepalanya, lalu membenamkan kepala di tengahnya. “Tuan … jangan … itu … itu … kotor ….” Kendati demikian, Poppy tetap menerima semua yang Robin lakukan padanya. Poppy hanya bisa pasrah menghadapi kebuasan Robin di atas ranjang setelah lama merindukannya … tanpa perasaan? Di puncak kepuasan yang didapatkannya, Robin berbisik lirik, “Oh, aku sangat merindukan ini ….” Kemudian menambahkan setelah tanpa sadar mengungkap isi hatinya, “Aku hanya merindukan tubuhmu, tidak denganmu.” Meskipun menyakitkan, Poppy sepertinya mulai terbiasa dengan ungkapan perasaan Robin yang membingungk
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
23
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status