Semua Bab Preman Kampung itu Suamiku: Bab 31 - Bab 40

57 Bab

Bab 31

Malika bershalawat ria atas keberhasilan yang ia lakukan. Tak henti ia mengulas senyum lebar terlebih ketika beradu pandang dengan Bagas yang masih menatapnya dingin. "Pagi calon duda-ku." Malika menyapa manja, mengerling kan sebelah matanya menggoda. Bagas refleks menghentikan pergerakan nya mengancing kemeja putih yang ia kenakan. Malika baru saja menyelesaikan ritual mandi sejak sejam yang lalu. Entah apa yang dilakukan wanita itu, Bagas sempat ingin mendobraknya jika saja Malika tidak keluar. Hari ini Bagas akan menghadiri launching pembukaan gerai lukisan yang ia beri nama 'TamaLika' . Ada banyak kalangan bisnis yang akan hadir untuk itu ia harus bersiap lebih rapi dari biasanya. Bagas mengerut kening dalam. Berbalik sekilas, lalu kembali memfokuskan diri pada aktivitasnya yang sempat terhenti. Tak ingin ambil pusing dengan kata-kata Malika yang absurd menurutnya. "Ikh, kok cuek banget sih. Masih marah yah. Uluh-uluh lucunya. Sini biar aku bantuin. "Malika mendekat dan men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-25
Baca selengkapnya

Bab 32

Malika jatuh di atas punggung Bagas. Pria itu terlonjak mendapati tubrukan dadakan yang Malika lakukan. "Kamu sudah sadar" kalimat itu refleks Bagas lontarkan ketika posisi wanita itu masih di atasnya. Bagas menoleh ke belakang melihat Malika yang menangis. " ada apa??"Isakan Malika sungguh menyayat hati Bagas di sampingnya. "Aku mau bisa berjalan normal kayak dulu lagi. Aku bosen kayak gini terus. "Ternyata Malika masih memikirkan ucapan wanita di gerai tadi. Hingga Malika mencoba berjalan sendiri tanpa bantuan orang lain. Bagas menghela nafas panjang sebelum membantu Malika duduk di dekatnya. "Semua butuh proses, Lika. Tidak segampang itu. Tapi saya janji akan bawa kamu terapi ke dokter spesialis saraf yang andal agar kamu bisa berjalan lagi. " Bagas berucap gamang, ia sudah berdiskusi soal ini dengan Rudi, rencananya Bagas akan membawa Malika ke rumah sakit Singapore "Beneran?? " Tanya Malika berbinar yang masih dipenuhi cairan bening menempel sekitar wajahnya."Ya, kapan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-25
Baca selengkapnya

Bab 33

Bermodalkan uang merah yang Bagas berikan. Kini Malika sudah berada di dalam bus menuju Tasik. Memakan waktu Lima jam untuk sampai di kota itu hingga ia memilih menyender di kursi penumpang dengan perasaan campur aduk. Apa ia menyesali keputusannya. Malika mengingat semua perlakuan keluarga itu yang begitu hangat dan menerimanya apa adanya. Bahkan pernah sekali seseorang merendahkan martabat diri nya hingga tak segan Pinkan membelanya dan memblok out semua koneksi serta jalan usaha wanita itu hingga berakhir bangkrut. Padahal menurut berita yang beredar keduanya sudah berteman baik sejak setahun belakangan iniSemua yang Pinkan lakukan demi rasa sayangnya pada Malika. Meski keberadaan Malika seorang menantu, keluarga Adiwijaya menyayangi nya seperti anak kandung sendiri.Malika menghela nafas kasar, sebelum memejamkan mata nya yang terasa berat hingga tak sadar laju perjalannya sudah sampai di kota tujuan. "Mbak bangun mbak.. Uda Sampek. " Seseorang dengan sengaja menyentuh pun
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-25
Baca selengkapnya

Bab 34

"Bu, emang bener yah si Bagas hilang ingatan. Tapi kok aneh kenapa dia bisa ngenalin ibu. " Aktivitas mengiris bawang Saidah terhenti, ketika sebuah pertanyaan terlontar dari mulut Malika yang baru tiba di dapur. Malika mengambil tempat duduk di samping ibunya. Wajah itu terlihat memucat hingga deheman singkat ia lakukan sebelum menjawabnya santai. "Jelas lah kan ibu salah satu pemilik kontrakan di gang ini. Kamu juga ngapain waktu itu pake ninggalin nak Bagas kasian dia karena ulah kamu dia ngalamin kecelakaan dan lupa dengan keluarganya. Dia cuman ingat dia pernah tinggal di kampung ini. ""Masa sih sampek separah itu. " Saidah melirik Malika sewot. "Kalau kamu nggak percaya kamu bisa tanyakan langsung ke mertua kamu." Ucapnya memberi saran, Malika mengangguk. "Ntar deh, Malika coba hubungi Mama Pinkan habis masak""Nggak usah di undur terus, sekarang aja. Biar semua kerjaan nanti ibu yang handle. "Malika mengeryit bingung. Sikap Saidah terlihat aneh. Biasanya ia selalu men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

Bab 34

Malika menetralkan degup jantungnya ketika sampai di depan Mushalla. Kedua tangannya bertumpu di atas lutut seraya membungkuk kan badannya. Malika tidak percaya akan bernasib apes di kejar makhluk tak kasat mata di siang bolong begini. Masih jelas terngiang bagaimana sentuhan kecil yang ia dapat, mengingatnya membuat Malika merinding."Lika.."Panggil seseorang bersamaan dengan sebuah telapak tangan besar menyentuh pundaknya lagi dan lagi. . Malika berjengit kaget dan refleks menoleh. Hampir saja ia berteriak lantang kalau saja ia tidak melihat wajah teduh Ustad Yusuf. Pria itu terlihat bingung melihat gelagat aneh yang Malika tunjukan. "Pak Ustad ternyata, saya kirain tadi han-- siapa. "Hampir saja Malika keceplosan, bisa malu kalau Ustad Yusuf tau kalau ia baru saja di kejar hantu penghuni pohon di ujung jalan dekat jembatan. Masa guru ngaji takut sama begituan. Kan nggak banget. Ustad Yusuf menggeleng, tatapannya tak pernah lepas dari Malika "Kamu kenapa Lika. Keringetan begitu,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

Bab 35

Malika menetralkan degup jantungnya ketika sampai di depan Mushalla. Kedua tangannya bertumpu di atas lutut seraya membungkuk kan badannya. Malika tidak percaya akan bernasib apes di kejar makhluk tak kasat mata di siang bolong begini. Masih jelas terngiang bagaimana sentuhan kecil yang ia dapat, mengingatnya membuat Malika merinding."Lika.."Panggil seseorang bersamaan dengan sebuah telapak tangan besar menyentuh pundaknya lagi dan lagi. . Malika berjengit kaget dan refleks menoleh. Hampir saja ia berteriak lantang kalau saja ia tidak melihat wajah teduh Ustad Yusuf. Pria itu terlihat bingung melihat gelagat aneh yang Malika tunjukan. "Pak Ustad ternyata, saya kirain tadi han-- siapa. "Hampir saja Malika keceplosan, bisa malu kalau Ustad Yusuf tau kalau ia baru saja di kejar hantu penghuni pohon di ujung jalan dekat jembatan. Masa guru ngaji takut sama begituan. Kan nggak banget. Ustad Yusuf menggeleng, tatapannya tak pernah lepas dari Malika "Kamu kenapa Lika. Keringetan begitu,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-26
Baca selengkapnya

Bab 37

Adalah CD milik Bagas. Malika langsung membalikkan tubuhnya ke arah lain. Malika malu jika harus mengamati barang privasi suaminya itu lebih lama. Malika tak habis pikir Bagas berjalan berkilo-kilo hanya untuk mengambil barang begituan. Malika merutuki dirinya seraya memukuli kepalanya."Saya juga bilang apa, kamu sih bandel di bilangin. Jangan tarik sembarangan, sekarang kamu lihat sendiri apa yang kurir tadi kasih ke aku. Kamu harus tanggung jawab untuk bawain semuanya." Tukas Bagas membuat Malika berbalik melotot. Malika juga heran ada ya kurir nganter paket pake kresek dan jalan kaki. Ini tidak masuk akal menurutnya. "Enak aja. Emang kamu pikir saya pembantu kamu. Masih punya dua tangan dan kaki yang lengkap kan ya udah bawa aja sendiri."Terdengar helaan nafas berat dari Bagas, ia tidak perduli, jika Bagas akan memarahinya. Lagian semua salah Bagas, dia sendiri yang memberitahukan ke Malika soal "Kamu lihat sekarang, wadahnya sudah koyak. Saya nggak mungkin nenteng beginia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-27
Baca selengkapnya

Bab 38

"Udah saya bilangin biar saya aja yang nyetirin. Bandel sih " Bagas mengambil alih motor matic tersebut, memaksa Malika duduk di belakang dengan menggeser posisi duduk wanita itu. Malika pasrah sejak tadi ia hanya meringis memegangi kakinya tanpa berbuat apapun. "Kamu fikir kalo saya dapet luka kayak gini, saya wanita lemah. Nggak Bagas, kamu salah. " Malika mencebik, sengaja ia tak menaruh pegangan di pinggang pria di depannya saat motor sudah melejit keluar parkiran pasar. "Iya... si paling kuat. Jangan lupa pegangan, Ntar jatuh. Saya yang susah cari istri kayak kamu lagi." Bagas sedikit berbicara keras agar Malika mendengarnya." Enak aja, nggak mau. Jangan ambil kesempatan di situasi begini. " Malika menjauhkan tangannya agar Bagas tak bisa menggapai. Sengaja Malika menyembunyikan di balik punggungnya. "Ya terserah kamu aja. Saya di sini cuman ngasih saran. Soal nya kalau kamu jatuh saya yang susah. "Malika mengernyit heran tak mengerti maksud Bagas. "Susah dapetin is
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-27
Baca selengkapnya

Bab 39

Malika mengguncang tubuh Bagas sedikit keras. Kepanikan yang ia ciptakan sendiri membuatnya hampir putus asa dan menangis. Malika tidak mengerti kenapa ia bisa terlihat sesedih ini. Yang pasti ia tidak rela Bagas akan pergi secepat ini. "Bagas jangan meninggoy dulu.. aku belum siap jadi janda rasa perawan. Nanti kalau kamu nggak ada gimana asset perusahaan Papa kamu. Siapa yang akan mengelola itu semua. Kamu tau sendiri, aku cuman lulusan SMA. Mana ngerti soal bisnis begituan. Bagas tolong jangan pergi. Demi Mama dan Papa, tolong bangunlah segera. " Ucap wanita dua puluh tahun itu di sela Isak tangisnya. Entah sebuah mukjizat atau apalah namanya, yang jelas kelopak mata Bagas perlahan terbuka. Dari ekspresi yang Bagas tunjukan , ia tidak begitu senang melihat senyum tulus yang Malika perlihatkan ketika netra itu saling bersitatap."Alhamdulillah, akhirnya kamu sadar juga. Aku pikir tadi kamu--" Malika menggantung ucapannya, takut alih-alih Bagas tersinggung."Aku kira kamu akan keh
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-28
Baca selengkapnya

Bab 40

"Ibu tolongin Lika... Lika mau di eksekusi sama Bagas " teriaknya bergetar ketakutan mencoba melarikan diri. Malika tidak bisa bergerak bebas karena Bagas mencekal pergelangan tangan nya erat. Malika lari di tempat sembari membalikkan tubuhnya. Sikap Malika yang seperti ini mengundang gelak tawa dari Bagas perdana terlihat. Refleks saja ia melepaskan tautan jemari nya pada Malika. Tidak pernah Bagas selepas itu, sampai-sampai ia memegangi perutnya. Bahkan Malika pergi pun tawa itu masih menggema di dalam sana "Ya Allah mata aku ternodai. Maafkan hambamu ini ya Rabb. "Malika menggeleng seraya mengetuk pelan kepalanya. Sangkin malunya kepergok Bagas, ia bersembunyi di balik pohon besar depan rumahnya. Ia cuman berharap Bagas tak bisa menemukannya kali ini."Permisi mbak" seruan seseorang menyentak Malika menoleh. Tak di sangka wanita yang pernah Malika temui di Jakarta waktu itu tengah berada di depannya. Wanita mengenakan rok mini itu tersenyum tipis ke arahnya. Sayangnya Malika h
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status