Home / Rumah Tangga / Seuntai Janji / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Seuntai Janji : Chapter 41 - Chapter 50

63 Chapters

Bab 41

41"Maksud Mas, apa?" tanya Dahayu. "Aku lihat postinganmu di IG tadi," jelas Imran. "Kami nggak janjian. Ide ini Mas Zayan yang ngusulin tiba-tiba, waktu kami ketemu di supermarket tempo hari." "Oh, ternyata ada mantan juga. Pantas kamu betah banget di sana." "Mas ngomong apa, sih? Ngawur banget!" "Ngaku aja, deh, Yu. Kamu memang masih suka sama mantan. Tapi kamu juga ngasih harapan ke aku dan Arya." Dahayu menggertakkan gigi. "Aku lagi malas berdebat. Jadi, mending ditutup aja teleponnya." "Lebih bagus lagi, kita akhiri semuanya. Karena aku nggak mau jadi ban serep." "Oke!" Dahayu menutup sambungan telepon. Dia mengerjap-ngerjapkan mata yang mulai mengabut, sambil berpikir bila dirinya harus segera menjauh. Dahayu bergegas jalan menuju kamarnya dan mengunci pintu. Dia bergerak cepat memasuki kamar mandi, lalu duduk menyandar ke pintu sambil menangis. Sementara di unitnya, Imran menendangi kursi untuk menumpahkan emosi. Dia sangat kecewa pada Dahayu, sekaligus marah karena
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Bab 42 - Dia Yang Terbaik

42Jalinan waktu terus bergulir. Siang itu, Dahayu dan Arya telah berada di bandara I Gusti Ngurah Rai. Mereka hendak bertolak ke Yogyakarta, sebagai perjalanan liburan terakhir bagi kelompok tersebut. Dahayu membaca deretan pesan dari Westy dan semua supervisor toko di beberapa kota besar di Indonesia. Dahayu mengulum senyuman menyaksikan laporan keuangan bulan lalu, yang menunjukkan kenaikan yang signifikan. Selain itu, beberapa toko terbaru GPCI di Sumatera, ternyata berhasil mencuri perhatian masyarakat di tiga kota besar di sana. Hal itu menambah pundi-pundi rupiah Dahayu, yang telah dikirimkan Ineke ke rekening pribadinya."Mas, lihat," tutur Dahayu sembari menunjukkan layar ponselnya pada Arya yang berada di kursi sebelah kanan. "Apa itu?" tanya pria berkemeja krem lengan pendek. "Laporan dari GPCI. Toko-toko di Sumatera, rupanya sukses." Arya mengulaskan senyuman. "Alhamdulillah. Aku ikut senang." "Ineke bilang, mau nambah dua toko lagi di sana, dan dua toko di Kalimanta
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Bab 43 - Cuma Mau Kamu

43Bagja Bratajaya memandangi sepasang manusia yang tengah berbincang dengan istrinya. Bagja sangat penasaran, karena baru mengetahui jika putri bungsunya telah menghabiskan waktu seminggu lebih, berlibur bersama Arya dan anak-anaknya. Bagja juga kaget, karena ternyata mantan menantu dan keluarganya juga ikut berwisata selama beberapa hari di Bali. Bagja tidak menyangka jika selama ini Dahayu masih akrab dengan Zayan dan keluarganya. Begitu pula dengan Arya. Pria tua berkaus putih mengalihkan pandangan pada ketiga anak Arya yang tengah diasuh kedua asisten. Bagja tersenyum tipis menyaksikan Alfian yang sibuk bolak-balik di karpet tebal untuk belajar menguatkan otot, agar bisa menahan berat badannya dan berlatih duduk. Tatapan Bagja kembali mengarah pada putrinya. Pria berkumis mengamati Dahayu yang terlihat sangat santai bercengkerama dengan ketiga anak Arya.Puluhan menit terlewati, Arya dan keluarganya telah berangkat menuju kediaman keluarga Dartomo. Bagja memanggil Dahayu yang
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

Bab 44

44"Ini ... yang dulu kita beli, waktu jalan-jalan ke Gunung Kidul. Betul, kan?" tanya Dahayu sembari memegangi cincin dalam kotak kecil. "Bukan. Itu, imitasi. Yang ini asli," jawab Arya. "Mirip banget." "Hu um. Waktu bongkar-bongkar lemari di rumah Ayah, aku nemu yang imitasi. Lalu, aku ke toko emas, dan lihat ini. Langsung dibeli." "Mas kapan ke toko emas?" "Tadi siang. Habis ketemu klien. Kebetulan di jalan itu ada toko emas." "Ehm, Mas beli ini, buat melamarku?" Arya mengangguk. "Waktu teleponan sama Mas Bayu, beliau mengatakan hal yang sama dengan ucapan ayahmu." Dahayu mengangkat alisnya. "Memangnya Ayah bilang apa?" "Beliau ... lebih setuju jika aku yang meminangmu." "Kapan?" "Sudah lama. Ehm, kalau nggak salah, waktu aku ke sini bareng Varo dan Yanuar. Aku datang ke rumahmu buat memenuhi panggilan Ayah." Dahsyat mengernyitkan dahi. "Ayah manggil?" "Hu um, lewat Mas Bayu." Dahayu tertegun sesaat. "Aku nggak tahu tentang itu." "Lupain aja, sudah lewat." Arya mengu
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Bab 45

45Kehadiran orang tua Arya malam itu, menjadikan Dahayu rikuh. Terutama karena pembicaraan kedua orang tua terfokus pada acara lamaran resmi untuk Dahayu. Perempuan berjilbab abu-abu tidak banyak bicara. Dahayu tetap duduk manis di antara Ibu dan Kakak iparnya. Dia baru menyahut jika ditanyai. Seperti halnya Bagja dan Laksmi, Bayu dan Diana Saraswati, istrinya yang akrab dipanggil Nana, turut bahagia dengan rencana pernikahan Dahayu dan Arya. Terutama Bayu, yang benar-benar senang atas bersatunya kedua orang yang sangat disayanginya. Semenjak ditelepon Zayan beberapa waktu silam, Bayu mulai memikirkan rencana untuk mendekatkan adiknya dan Arya. Sesuai laporan Zayan yang ikut berlibur bersama Arya dan Dahayu, akhirnya Bayu mencoba mendorong Arya agar berani meminang adiknya. Ternyata Arya langsung melaksanakan permintaan Bayu, dan sang duda tersebut juga tanpa sungkan menerangkan hal itu pada orang tua Bayu serta Dahayu. "Nak Ayu, bagaimana?" tanya Dartomo. Perempuan bermata be
last updateLast Updated : 2024-12-30
Read more

Bab 46

46Malam itu, Arya ikut rombongan bos PG dan PC menuju tempat tongkrongan langganan. Rumah makan sederhana yang menyediakan makanan dan minuman daerah, menjadi tempat favorit para pria tersebut. Setibanya di tempat tujuan, Arya mendekati Hadrian, yang kemudian mengajaknya bergabung dengan anggota PG lainnya. Namun, Arya menolak dan justru menarik lengan Hadrian, lalu mereka berpindah ke meja kosong paling depan. "Ayu sudah menerima lamaranku," terang Arya yang mengagetkan rekannya. "Alhamdulillah. Akhirnya Mbak Ayu luluh juga," jawab Hadrian. "Selamat, Mas," ucapnya sembari merengkuh pundak Arya dari samping kanan. "Makasih, Ian." "Si godeg, sudah tahu?" "Belum. Rencananya besok aku mau mendatangi dia di kantor buat ngumumin ini." "Dia pasti senang. Karena waktu kita liburan, dia ada ngomong ke aku." "Maksudnya?" "Mas Zayan punya feeling kalau Mas kayak punya hati ke Mbak Ayu." Arya meringis. "Ternyata dia makin pandai menilai orang." "Zaara juga bilang gitu. Katanya, cara
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 47

47Hari berganti dengan kecepatan maksimal. Dahayu masih tidak percaya bila sebentar lagi dia akan menikah. Hal itu menyebabkannya senewen dan banyak melamun. Siang menjelang sore, Arya memenuhi janji untuk datang. Dahayu mengulum senyuman menyaksikan lelaki yang menunggunya di dekat tangga terbawah, sembari memegangi buket bunga beraneka warna. Siulan Westy dan senyuman para karyawan mengiringi adegan pemberian bunga tersebut. Pipi Dahayu yang merona menjadikan Arya terpesona. Keduanya saling menatap sesaat, sebelum sama-sama mengulaskan senyuman. Seusai berpamitan pada Westy dan yang lainnya, Arya mengajak Dahayu menuju mobil SUV putih di tempat parkir. Pria berkemeja biru pas badan membukakan pintu buat Dahayu. Setelah menutup pintu, Arya memutari kendaraan dan memasuki bagian pengemudi. "Ada titipan dari Renata," ujar Arya sambil menunjuk ke kursi tengah.Dahayu mengambil paper bag hitam dari belakang dan memeriksa isinya. "Oh, contoh bahan," jelasnya sembari mengeluarkan sebu
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 48

48Siang itu, Arya dan Dahayu tengah berada di toko perhiasan pada salah satu pusat perbelanjaan. Arya membiarkan Dahayu memilih set perhiasan yang diinginkan, karena dia kurang memahami tentang itu. Arya tertegun ketika Dahayu memutuskan satu set perhiasan yang paling sederhana. Arya hendak memberikan masukan, tetapi perempuan tersebut terlibat perbincangan dengan pramuniaga toko. Arya meraih dompet dari saku celana krem-nya, lalu mengambil kartu hitam dan mengulurkannya pada Dahayu. "Ini, buat apa?" tanya Dahayu. "Bayar yang tadi kamu pilih," jelas Arya. "Enggak usah. Biar aku yang bayar." "Itu buat seserahan, berarti aku yang tanggung jawab." "Mas tangani maharnya aja." Dahayu menunjuk set perhiasan kedua yang berada di sisi kanan etalase. Arya meletakkan kartu ke kotak perhiasan. Dia meminta pramuniaga untuk menyelesaikan transaksi pembayaran. Kemudian Arya mengamati calon istrinya yang sedang melihat-lihat gelang."Mas, yang ini, bagus nggak?" tanya Dahayu sambil menunjuk
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

Bab 49

49Arya mengamati Dahayu yang sejak tadi membisu. Perempuan berjilbab putih juga seakan-akan tidak semangat bersantap dan hanya menyuap sedikit. Arya menduga Dahayu tengah banyak pikiran. Dia akan membiarkan sang calon istri diam. Sebab Arya yakin jika Dahayu akan berbagi cerita bila sudah siap. Dugaan Arya tepat. Seusai makan, Dahayu mengajaknya berpindah duduk di sofa ruang tamu unit apartemennya. Arya tertegun saat Dahayu duduk sangat dekat dengannya, lalu perempuan berbaju merah muda menyandarkan kepala ke lengan kirinya. Arya spontan meraih jemari kanan Dahayu dan mengusapnya pelan. Dia menunggu dengan sabar, hingga sang kekasih menceritakan perdebatannya kemarin malam dengan Imran. Arya terkejut ketika Dahayu mengucapkan jika dirinya sudah memblokir semua akun media sosial Imran. Termasuk nomor ponsel dan akun terbaru lelaki tersebut. "Jangan begitu, Yu. Bagaimanapun, dia adalah temanmu," tutur Arya, sesaat setelah Dahayu usai bercerita. "Habisnya dia bikin kesal," rajuk D
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

Bab 50

50Acara lamaran di kediaman Bagja, siang itu berlangsung khidmat. Saat penyerahan seserahan, Dahayu dan Arya sempat bertatatapan sesaat, sebelum sama-sama mengulaskan senyuman. Keduanya berpose selama beberapa menit ketika para fotografer sibuk mengabadikan adegan itu. Selanjutnya, Dahayu mengajak ketiga anak sambungnya untuk berpotret bersama. Jamilah mengusap sudut matanya yang berair. Perempuan tua berjilbab krem merasa bahagia, karena putra keduanya telah memiliki calon istri. Laksmi menyunggingkan senyuman lebar sembari menekan-nekan ujung matanya menggunakan tisu. Laksmi senang karena putrinya bisa menemukan pasangan baru. Setelah acara berfoto, Bayu dan Nana mempersilakan para tamu untuk menyicipi hidangan yang telah disediakan di meja prasmanan, yang berada di ruang makan. Tanpa rasa canggung, Nana menggendong Alfian sembari berbincang dengan keluarganya. Sementara Bayu terlibat percakapan dengan Faiz, Bazan dan Gunawan. Seusai bersantap, kedua orang tua Arya dan Dahayu
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status