44"Ini ... yang dulu kita beli, waktu jalan-jalan ke Gunung Kidul. Betul, kan?" tanya Dahayu sembari memegangi cincin dalam kotak kecil. "Bukan. Itu, imitasi. Yang ini asli," jawab Arya. "Mirip banget." "Hu um. Waktu bongkar-bongkar lemari di rumah Ayah, aku nemu yang imitasi. Lalu, aku ke toko emas, dan lihat ini. Langsung dibeli." "Mas kapan ke toko emas?" "Tadi siang. Habis ketemu klien. Kebetulan di jalan itu ada toko emas." "Ehm, Mas beli ini, buat melamarku?" Arya mengangguk. "Waktu teleponan sama Mas Bayu, beliau mengatakan hal yang sama dengan ucapan ayahmu." Dahayu mengangkat alisnya. "Memangnya Ayah bilang apa?" "Beliau ... lebih setuju jika aku yang meminangmu." "Kapan?" "Sudah lama. Ehm, kalau nggak salah, waktu aku ke sini bareng Varo dan Yanuar. Aku datang ke rumahmu buat memenuhi panggilan Ayah." Dahsyat mengernyitkan dahi. "Ayah manggil?" "Hu um, lewat Mas Bayu." Dahayu tertegun sesaat. "Aku nggak tahu tentang itu." "Lupain aja, sudah lewat." Arya mengu
Last Updated : 2024-12-30 Read more