Home / Young Adult / Ternyata Tuan Muda / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Ternyata Tuan Muda : Chapter 11 - Chapter 20

35 Chapters

Bab 11 ( Bantuan Datang )

Komandan polisi di hadapan Samuel itu tampaknya sangat setia terhadap keluarga Smith, dan merupakan anjing besar peliharaan keluarga Smith. Karena ia bahkan semakin ngotot menahan Samuel, ketika Samuel membela diri dengan mengatakan siapa yang sebenarnya bersalah di sana."Tapi itu bukan saya, saya hanya melindungi diri. Bukankah seharusnya mereka yang di tahan karena mereka yang menciptakan keributan? Kenapa harus saya, saya hanya korban di sini." jelas Samuel."Kau bisa menjelaskan nanti jika ada keluhan atau keberatan dengan semua itu. Kau akan kami tahan di selama tiga hari hingga kau mengakui kesalahanmu dan bersedia menyelesaikan masalah yang kau ciptakan." jawab si komandan kepolisian."Kau akan di jemput oleh seorang polisi untuk di bawa ke penjara." jawab komandan tersebut. Keluhan katanya, apapun yang di katakan Samuel bahkan tidak ia hiraukan. Masuk telinga kiri keluar dari telinga kanan. Ketika komandan polisi tersebut akan membuka pintu seorang polisi datang tergopo
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 12 ( Pertemuan Pertama )

Beberapa saat setelah memasuki ruangan, Samuel hanya berjalan perlahan ke beberapa sisi ruangan. Nalurinya secara tidak langsung mengatakan jika dirinya pernah berada di sana, karena ia merasa sangat familiar dengan ruangan tersebut. Ruangan bertema kelabu dengan nuansa eropa dan di hiasi dengan beberapa barang klasik berharga sebagai hiasan. Yang Samuel ketahui, barang-barang tersebut tampaknya pernah ia lihat di lelang beberapa tahun terakhir. Samuel bahkan mengetahui letak beberapa tempat di sana."Kenapa aku seperti pernah kemari, padahal ku rasa ini kali pertama aku memasuki tempat ini setelah di kota Hozo. Apa jangan-jangan," belum selesai Samuel dengan gumam nya, sesuatu terdengar mengetuk lantai marmer ruangan tersebut.Hal itu membuat Samuel mau tidak mau membalikkan badannya untuk melihat siapa yang datang."Mmm, maaf. Tuan Michael tadi yang meminta saya masuk kemari, maaf jika saya lancang." ujar Samuel sambil membungkukkan tubuhnya kepada seorang pria tua yang kini berd
last updateLast Updated : 2025-01-15
Read more

Bab 13( Kembali )

Setelah pertemuan mengharukan yang sedikit garing oleh kedua pria dewasa itu, Samuel juga William akhirnya kini tengah duduk berbincang di kursi cafe tersebut hotel. Tidak ada pengunjung lain selain mereka saat ini, mungkin karena William telah memesan penuh tempat ini. Toh hotel Grand juga adalah salah satu dari sekian banyak hotel miliknya. "Hari ini juga, kau sudah ku anggap resmi kembali ke keluarga Adams. Karena bagaimanapun juga, keluarga Adams adalah rumahmu. Kemanapun kau pergi dan sejauh apapun itu, ke sanalah kau akan kembali dan pulang. Kakekmu ini akan selalu menunggu kapan kau akan siap untuk pulang. Kami siap untuk menyambut kedatanganmu kapan saja kau mau," jelas William, kemudian menjentikkan jarinya pada seorang pengawal yang kemudian mendekat dan menyerahkan sesuatu pada Michael, bahkan tangannya menggunakan sarung tangan ketika memegangnya. "Ini, khusus kami siapkan untuk Tuan muda, ini adalah kartu hitam khusus yang hanya di desain oleh konsorsium bank milik kel
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more

Bab 14 ( Sebuah Arti Pertemanan )

Setelah saling berpelukan dan bertukar kabar beberapa saat juga berbagi kebahagiaan karena kembali di pertemukan. Samuel juga kedua temannya, Harper serta Aiden. Mereka berjalan menyusuri lorong universitas menuju kelas mereka, selama mereka berjalan menyusuri lorong. Beberapa mahasiswa maupun mahasiswi melihat mereka, lebih tepatnya melihat Samuel. Ketika itu, segerombol mahasiswa beranggotakan kurang lebih 4 orang datang menghampiri dengan ketua mereka yang berjalan dengan kedua tangan di dalam saku celana."Wohoo, para udik-udik sedang berkumpul di sini ternyata. Ku dengar kau di terima kembali di sini, selamat datang kembali di sini Samuel, ku rasa kita akan lebih banyak bertemu kembali mulai sekarang." ujar pemuda tersebut, melihat kedatangannya membuat Harper dan Aiden memasang tubuh untuk melindungi Samuel."Hmm, terima kasih. Tapi kali ini ku pastikan akan berbeda, Gerald." Samuel menjawabnya dengan tersenyum, namun beberapa saat ia mengubah raut wajahnya menjadi datar saat
last updateLast Updated : 2025-01-17
Read more

Bab 15 ( Kembali )

Selama beberapa menit, Samuel hanya diam. Bersabar dengan apa yang di lakukan oleh Gerald terhadap mereka bertiga. Puncaknya ketika pemuda tersebut menumpahkan makanan mereka ke lantai, baginya Gerald adalah orang kaya yang tidak tau bagaimana caranya menghargai. Tidak taukah mereka, jika mereka harus berusaha untuk mendapatkan makanan itu?"Gerald apa-apaan kau?" tanya Harper berniat memungut ayam yang berserakan di lantai. Namun, reaksi Gerald membuat Samuel semakin tidak bisa menahan kemarahannya. Sebab apa, Gerald bahkan dengan sengaja menginjak ayam yang akan di ambil oleh Harper, lalu mendorong punggung Harper dengan sengaja."Kau mau kan? Ayo ambil, ambil dengan mulutmu mungkin lebih baik!" ujar Harper.Brakk___ Gebrakan keras pada meja mengalihkan pandangan Gerald dan teman-temannya juga para mahasiswa maupun mahasiswi yang ada di cafeteria."Kau mungkin bisa menghinaku semaumu, tapi kau tidak bisa memperlakukan temanku seperti ini." ujar Samuel kemudian melangkah cepat
last updateLast Updated : 2025-01-18
Read more

Bab 16 ( Seperti Apa Keluarga Adams Itu? )

Hari itu, Aiden memberinya sebuah surat undangan ulang tahun dari Alice. Gadis yang di kenal jarang berhubungan dengan seorang pria itu secara tiba-tiba memintanya datang ke acara ulang tahunnya. Samuel penasaran, mimpi apa dia semalam. Hal itu, membuat Samuel berniat membelikannya hadiah. Ia berniat menggunakan kartu hitam pemberian William untuk pertama kalinya, tapi ia tidak tau akan pergi kemana. Membuatnya memutuskan untuk pergi ke pusat pembelanjaan. Namun, sopirnya membawanya ke pusat toko fashion ternama di kota Hozo. Bahkan dengan embel-embel limit dalam kartunya, membuatnya mau tidak mau harus menurutinya. Berjalan mendekati pintu masuk toko, Samuel tiba-tiba di hadang oleh seorang security yang berjaga di depan toko. Mungkin karena melihatnya berpakaian lusuh seperti itu membuat security tersebut memandang rendah dirinya."Mau kemana? Tidak baca itu ya? Pengemis di larang masuk!" larangannya sambil menunjuk pengumuman pada kertas yang tertempel di kaca pintu masuk tok
last updateLast Updated : 2025-01-19
Read more

Bab 17 ( Di Hina Lagi )

Setelahnya memasuki mall, Evan tiba-tiba menyentuh pundak Samuel membuat pemuda tersebut menolehkan kepalanya sebagai pertanyaan."Saya sarankan, anda lebih baik membeli pakaian yang lebih baik untuk saat ini. Ikut saya Tuan!" ujar Evan."Eh?" Samuel terkejut ketika tiba-tiba Evan menariknya menuju ke sebuah toko pakaian."Tuan muda akan gagal seperti sebelumnya jika anda berpenampilan seperti ini. Saya akan memilihkan pakaian yang cocok untuk Tuan muda." ujarnya sepihak. Dalam hatinya, tidak mungkinkan jika sopirnya berpenampilan lebih baik dari pada majikannya. Itu akan terlihat aneh bukan? Beberapa saat kemudian, Evan keluar dengan membawa beberapa setel jas dan meminta Samuel mencobanya satu persatu. Meski demikian pada akhirnya Samuel tidak menerimanya dan memilih pakaian kasual."Aku bukan seorang pekerja kantoran ataupun lainnya, jadi untuk apa aku memakai jas." ujar Samuel membuat Evan mendengus."Meskipun anda bukan pekerja kantoran, bukanlah sebentar lagi anda pasti ju
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

Bab 18 ( Sulit Hanya Untuk Sekedar Mencari Hadiah)

Samuel memasuki toko tas, bukan untuk tujuan lainnya. Ia benar-benar ingin membeli sebuah tas, bukan hanya pamer saja. Namun yang ia pertanyakan, kenapa hampir semua tempat menerima dengan buruk kedatangannya. Bahkan kini, ia harus beradu argumen dengan seorang pramuniaga perempuan."Aku yakin kau tidak akan bisa membelinya, kalau kau bisa membelinya. Menelan batu di jalanan pun akan aku lakukan." tantangannya."Baik, saya ingat itu. Kalau untukmu Damian? Kau juga begitu tidak yakin bukan? Kau mau ikut taruhan?" tanya Samuel."Cihh, taruhan dengan orang miskin sepertimu? Kau yakin kau bisa menang melawanku?" tanya Damian. Sedangkan respon dari Samuel hanya memiringkan kepalanya sebagai pertanyaan mengapa tidak di lakukan."Kau terlalu sombong, oke kita bertaruh. Jika aku bisa membelinya, aku akan memanggilmu ayah selamanya. Jika tidak, hhh. Kau harus berlutut dan menjilati sepatuku." tantang Damian."Hhh, kau terlalu yakin. Tuan, ku pegang kata-kata mu!" jawab Samuel. Begitu Sam
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

Bab 19 ( Menang Taruhan )

Belum selesai dengan pertengkaran mereka, seorang pria tiba-tiba datang dan membungkukkan badannya pada Samuel."Tuan muda, maaf membuat anda menunggu lama." ujarnya membungkukkan badannya kembali pada Samuel. Hal itu tentunya mengejutkan Damian, Olive maupun kedua pramuniaga di sana."Apa, hahaha. Samuel, kau kalau mau berakting di sini, ku rasa kau lebih cocok menjadi seorang aktor dari pada gelandangan begini!" ejek Damian."Aku heran, kau masih sempat-sempatnya mengurus hidup orang lain, sedangkan kau sendiri sedang dalam masalah." ujar Samuel."Kau bilang akan pergi menjemput ayahmu, kau bahkan belum menyelesaikan masalahmu. Kau sudah ingin mencari masalah baru, kau bahkan belum menentukan siapa yang menjadi jaminan mu!" tambah Samuel, membuat Damian menghentakkan giginya."Sayang? Kau tidak akan membuatku menjadi jaminan kan?" tanya Olive."Apa yang harus ku lakukan jika itu itu harus terjadi?" tanya Damian pada Olive yang langsung menciut, Damian benar-benar akan menjadikan
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

Bab 20 ( Ulang Tahun Alice )

Setelah mahasiswa tersebut memberitahu Samuel, ia langsung beranjak pergi menuju ruang dekan. Begitu di depan pintu, Samuel langsung mengetuk pintu tanpa ragu."Pak, ini saya Samuel." ujarnya, beberapa saat tidak ada jawaban sebelum kemudian suara jika ia di persilahkan untuk masuk. Ketika selesai membuka pintu, Samuel di kejutkan oleh keberadaan dekan Damian yang tiba-tiba sudah berlutut di hadapan nya."Maafkan saya, maafkan saya Tuan. Saya benar-benar tidak tau, saya salah. Saya bodoh!" ujarnya sambil menampar beberapa kali wajahnya sendiri. Hal itu membuat Samuel terkejut dan bertanya-tanya sekiranya apa yang sudah terjadi."Apa yang bapak lakukan?" tanya Samuel."Maafkan saya Tuan muda, maafkan saya. Saya buta saat itu sehingga tidak bisa mengenali anda, maafkan saya!" ujarnya memohon pada Samuel, detik itu juga ia memahami mengapa dekan tersebut berlaku demikian."Saya sudah tidak mempermasalahkan nya karena masalalu kami yang begitu baik, anggap saja itu tidak pernah terj
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more
PREV
1234
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status