Keributan terjadi di depan pintu gerbang mansion keluarga Bradford. Setelah Rosa menghempas hadiah Samuel yang akan di serahkan pada Alice. Alice berniat mengambil paper bag yang kini tergeletak di lantai, ketika mengambilnya. Sesuatu di dalam paper bag terjatuh keluar, bahkan masih terbungkus oleh plastik bening pelindung barang."Ini, ini adalah tas edisi terbatas dari merek terkenal?" tanya Rosa yang terkejut dengan apa yang di pegang oleh Alice."Coba ku lihat?" ujar Rosa langsung menyambar tas di tangan Alice lalu membolak-balikkan nya untuk mengamati."Samuel, dari mana kau dapatkan tas ini?" tanya Rosa pada Samuel."Tentu saja aku membelinya." jawab Samuel."Hhh, membelinya? Kau yakin membelinya. Ini dari merek terkenal yang baru keluar beberapa Minggu ini, apa jangan-jangan kau mencurinya. Atau jangan-jangan, ini palsu ya?" tanya Rosa."Yah, mungkin saja. Ada banyak produk tiruan beredar di kota Hozo kan? Tapi produk yang asli dari tas ini, hanya di jual di mall besar di p
Setelah memasuki wilayah halaman mansion keluarga Bradford. Di sanalah pesta ulang tahun Alice akan berjalan, beberapa keributan kecil terjadi karena hadiah ulang tahun dari Samuel yang akan di berikan pada Alice. Olive yang mengetahui tas mahal milik Samuel di buang begitu saja di tempat sampah langsung mengambilnya."Alice, jika kau tidak mau. Kau tidak perlu membuangnya, siapapun pasti mau dengan tas ini. Tas ini harganya sangat fantastis, kau tau 300 juta dolar. Itu nilai yang cukup tinggi, Kalau kau tidak mau, kau bisa meng uangkan nya kembali agar kau bisa menikmati uangnya." saran Olive sambil memeluk tas mewah tersebut erat-erat."Olive, kau tidak bercanda kan?" tanya Alice."Untuk apa aku bercanda, karena aku melihat dengan mata kepalaku sendiri saat Samuel membayarnya." ujar Olive membuat Rosa juga yang lainnya terkejut, mendengar itu. Alice langsung mendekati Olive dan meminta tas tengah ia peluk. Kemudian mendekati Samuel."Sam, ku rasa aku tidak pantas menerima hadiah
Manager yang mengantarkan Samuel saat itu seketika langsung terbelalak. Apa, Tuan muda? Mereka memanggil pemuda dengan pakaian lusuh ini tuan muda? Ini pasti ada sesuatu."Maaf, saya tidak memberi tahu anda jika kita akan bertemu di sini." ujar Michael sambil mengajak Samuel duduk, setelah membungkukkan badannya."Tidak bisakah paman memberitahu ku dulu sebelum memberitahukan sesuatu pada orang lain?" tanya Samuel membuat Michael terdiam. Ia tau ia salah, Evan hanya seorang sopir. Samuel seharusnya lebih berhak tau lebih dulu sebelum Evan tau."Mm, maafkan saya. Itu karena saya berusaha untuk menghubungi tuan muda sejak kemarin, tapi saya tidak memiliki nomor telepon tuan muda." ujar Michael, benar ia tidak bisa menghubungi Samuel sama sekali. Apa Samuel lupa, dia tidak memiliki telepon genggam saat ini? "Mmm, maaf. Aku akan segera mencari sebuah telepon genggam." ujar Samuel yang merasa malu saat ini, ini kesalahan nya kenapa ia menyalahkan orang lain."Tuan muda tidak memiliki
Setelah menyusuri tempat yang terlihat seperti jembatan di atas awan itu, mereka akhirnya tiba di depan sebuah pintu besar berlapis emas. Hampir seluruh bagian pintu di lengkapi dengan kristal yang tersusun dengan pola tertentu. Bahkan ketika akan memasuki ruangan, di butuhkan scan wajah ataupun sidik jari untuk bisa masuk ke dalamnya. Saat itu, Samuel juga bingung. Mengapa mereka justru berdiam di depan pintu, sedangkan Michael justru melihatnya "Ada apa?" tanya Samuel. "Di pintu masuk ruangan ini, telah terdaftar id anda. Sebenarnya saya bisa membukanya, namun kali ini. Saya ingin memberi tuan muda kesempatan untuk membukanya." ujar Michael, membuat Samuel menuding dirinya sendiri. Karena Michael mengiyakan nya, Samuel akhirnya mendekati pintu. Mendekatkan wajahnya pada sensor wajah di samping pintu. Sinar berwarna biru pada sensor wajah berubah menjadi hijau dan pintu berbunyi di ikuti suara anomatope sebagai tanda pintu telah terbuka. Yah seperti yang di katakan sebelumnya, p
Keesokan harinya, Samuel menghela nafas sebelum memasuki mobil dan siap pergi ke Hozo Street Food House. Namun di dalam mobil tampaknya telah ada seseorang yang menunggunya. Yang menunggu Samuel adalah orang yang Samuel kenal, ia sangat tau wajah itu."Maaf, Tuan muda. Saya datang tanpa memberitahu anda." ujarnya membungkukkan kepalanya pada Samuel yang melanjutkan acara masuk ke dalam mobil lalu menutup pintu mobil."Tidak ada yang melihat kak Theo kemari kan?" tanya Samuel di jawab gelengan oleh Theodore. Pemuda yang hampir seumuran dengan Evan dan Samuel itu sedikit irit bicara."Ada perlu apa?" tanya Samuel, tanpa menjawabnya Theodore mengeluarkan sebuah kotak hitam kemudian menyerahkannya pada Samuel. Setelah menerimanya, Samuel membukanya dan menemukan sebuah telepon genggam dengan desain mewah."Tuan Michael meminta saya memberikan telepon genggam ini pada anda. Beliau berkata jika kesulitan untuk menghubungi anda jika ada sesuatu. Jadi saya harap Tuan muda bisa menerimanya
Mendengar penjelasan Natasha, Nigel hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. Kemudian melihat ke arah pintu masuk, segerombolan orang hadir di sana. "Oh, lihat teman-teman ku sudah datang. Kenapa Nona Natasha tidak mampir ke tempat kami saja dan ikut bersenang-senang?" tanya Nigel. "Saya pasti akan mampir jika saya memiliki waktu senggang Tuan Bailey. Dengan senang hati." ujar Natasha sambil tersenyum. Sedangkan Nigel melirik Natasha dengan wajah mesumnya. "Baiklah, saya tunggu ya." ujar Nigel kemudian melangkah pergi mendekati resepsionis dan mengeluarkan dompetnya untuk membayar kamar yang ia pesan. Ketika itu gadis-gadis yang bersama Natasha mendekatinya sambil tersenyum. "Kak Tasha, kau mengenal tuan Bailey ya." tanyanya. "Tentu saja, kami dulu dari universitas dan akademi yang sama juga angkatan yang sama. Lagi pula siapa yang tidak mengenal keluarga Bailey. Keluarga peringkat empat di kota Hozo, kekayaan keluarganya sudah lebih dari 6 milyar dolar. Untuk apa kita bekerja d
Kedatangan Michael di lobi manor dengan sangat tergesa-gesa dan tiba-tiba menunduk hormat pada pria yang berusaha untuk mereka usir itu sudah cukup untuk mengejutkan mereka. Namun, semua orang kembali terkejut bercampur takut ketika Michael bertanya dengan serius."Katakan padaku! Siapa yang berusaha untuk mengusir tuan Samuel dari sini?" tanya Michael membuat semua orang seketika kicep, tidak ada yang berani berkata apapun. Bahkan suara jangkrik di luar lobi terdengar. Bahkan Nigel yang menjadi provokator di sini hanya diam."Usir orang ini keluar dari sini!" pinta Michael agar para petugas keamanan mengusir Nigel dengan paksa."Maaf atas ketidak nyamanan ini Tuan muda, mari!" ajak Michael pada Samuel kemudian mereka berjalan beriringan."Tidak perlu di perpanjang, bisa minta tolong antarkan saya ke kamar yang saya pesan." tanya Samuel di iyakan oleh Michael. Beberapa setelah berjalan menyusuri beberapa lorong, mereka berdua akhirnya tiba di depan sebuah ruangan. Ruangan bertul
Hari ini, baik Damian, Gerald maupun semua orang terkejut bukan main. Kenapa Samuel bisa memesan tempat ini, seberapa banyak uang lotre yang dia menangkan? Namun keterkejutan itu segera hilang dari pikiran Gerald. Ia berniat membuatnya menghabiskan semua uang yang Samuel miliki. Setelah cukup dengan terkejutnya, mereka semua masuk ke dalam. Para gadis langsung duduk di sofa dan menampilkan kaki jenjangnya. Bagaimanapun, Alice dan teman-temannya adalah primadona kampus. Siapa pria yang tidak memuja mereka, bahkan Gerald adalah seorang yang memuja Alice. Tidak lama setelah semua orang duduk, segerombol pria datang. Dan salah satu dari mereka sangat Samuel kenal. Itu adalah pria yang ia temui di lobi tadi, Nigel Bailey. Melihat kedatangan Nigel, Damian langsung berdiri dan menyambut kedatangan Nigel dengan teman-temannya itu."Tuan Bailey, terima kasih karena sudah datang." ujar Damian."Seharunya aku yang berterima kasih padamu Tuan Damian, terima kasih karena sudah mencarikan
Perbuatan Samuel yang lebih kasar padanya dari pada dulu benar-benar membuat Olive terkejut bercampur dengan rasa takut. Apalagi ketika pemuda tersebut memegangi janggutnya dengan tatapan tajam. Pegangan Samuel padanya ia rasa mungkin membekas di pipinya."Samuel," panggil Olive berusaha untuk melepaskan cengkraman Samuel, namun yang ada pemuda tersebut bersmirk ketika menatapnya."Aku tidak butuh penjelasan mu, sebenarnya sudah benar aku melupakanmu Olive. Tapi ntah kenapa begitu aku melihatmu aku bisa mengingat semuanya, seorang wanita pecinta uang sepertimu. Aku tidak akan memasuki kesalahan yang sama dengan membawamu kembali ke dalam hidup ku, tentunya aku tidak akan melakukannya." ujar Samuel sambil melepaskan cengkeramannya pada Olive dengan kasar lalu meraih dompet di saku celananya. Mengambil uang cash di dalam sana lalu melemparnya ke arah Olive, bukannya mengambil. Olive justru menatapnya tajam."Kau tidak terima? Ingat, kau pernah melakukan hal yang lebih dari ini Olive.
Sementara itu Samuel, pemuda tersebut berdiri di depan dinding kaca menghadap hamparan gedung-gedung tinggi di hadapannya. Memikirkan perempuan yang tadi memanggilnya di depan kediaman keluarga Bardford."Theo, periksa apakah perempuan itu adalah Alice?" pinta Samuel langsung di setujui oleh Theodore dan melakukan nya saat itu juga."Benar, Tuan muda. Perempuan itu adalah Alice, nona muda keluarga Bardford dari putra sulung keluarga Bardford. Namun, keluarga Bardford nampaknya keluarga Bardford tidak terlalu mengutamakan keluarga anak pertama itu, dan hanya sebagai anggota keluarga saja tapi tidak memiliki kontribusi apapun." jelas Theodore."Cukup menarik." ujar Samuel kembali duduk di kursi kebesarannya."Kedua teman anda itu mengatakan jika_" ujar Theodore."Aku tidak peduli siapa dia, mau dia temanku atau bukan. Sekalipun dia teman dan yang ingin ku selesaikan adalah keluarganya. Aku tidak peduli itu, masalahku dengan keluarganya bukan dengannya selama dia tidak ikut campur. Tapi
Melihat semua anggota keluarga dan keturunannya berdebat, tuan besar Bardford muak sendiri. Berakhir dengan ia menggebrak meja lalu berteriak."DIAMMM!" teriaknya dengan posisi berdiri dan menatap tajam semua orang yang mengelilingi meja, membuat semua orang terdiam."Kalian sudah seperti binatang saja, kalian tidak paham ucapan manusia ya? Sudah ku katakan bukan? Keluarga Crawford jauh lebih baik dari keluarga Adams, keluarga Crawford bahkan sudah berjanji akan membuat keluarga Bardford menjadi keluarga terpandang selama bisa membantu mereka merebut posisi keluarga Adams. Mereka sudah menjanjikan imbalan yang tinggi untuk kita, jadi sekarang. Kita jalankan saja sesuai rencana dan kita akan memetik hasilnya setelah kita bisa menghancurkan keluarga Adams." ujar tuan besar Bardford, membuat semua orang mengangguk mengerti."Kalian tau, keluarga Crawford sudah memberi ku nilai yang tinggi sebagai jaminan, dan kita bisa mengambilnya sebagai milik kita kita keluarga Crawford gagal." tam
Setelah pertemuannya dengan tuan besar Bardford yang justru di terima dengan tidak baik. Samuel akhirnya memutuskan untuk menghentikan semua hubungan antara keluarga Adams dan keluarga Bardford. Ia juga memutuskan tidak akan datang baik-baik untuk kedua kalinya kelak."Kita tetap di kota Hozo, aku ingin tau. Dengan di hentikan nya semua hubungan keluarga Bardford dan Adams, apa yang akan mereka lakukan selanjutnya. Siapa tau ini akan menarik orang penting itu keluar." ujar Samuel."Bagaimana dengan keluarga Bailey Tuan?" tanya Theodore."Keluarga Bailey, aku hampir lupa dengan mereka. Tapi biarkan saja, keluarga Bailey sudah bangkrut. Mereka juga menggunakan asupan dana dari keluarga Bardford. Aku tau satu orang dari keluarga Bailey, mereka hanyalah orang-orang yang memuja uang. Jika keluarga Bardford tidak bisa memberikan mereka uang, mereka juga pasti akan berhenti melakukan apapun untuk keluarga Bardford." jelas Samuel membuat Theodore mengangguk-anggukkan kepalanya."Anda ingin
Setelah mendapatkan izin masuk, Samuel dan Theodore akhirnya masuk ke dalam mansion. Selama menyusuri halaman, Samuel juga merasa sangat tidak asing dengan tempat tersebut."Theo, apa aku pernah kemari sebelumnya?" tanya Samuel."Kalau soal itu, saya kurang tau Tuan muda. Tetapi Evan bilang, nona muda keluarga Bardford adalah teman anda, mungkin itu sebabnya anda merasa familiar dengan tempat ini." jelas Theodore, di jawab anggukan oleh Samuel. Setelahnya mereka sampai dan memasuki pintu masuk mansion keluarga Bardford, bukan sambutan yang mereka dapat. Justru tuan besar Bardford memperlakukan mereka seperti memperlakukan tamu tidak penting. Ia justru duduk di sofa sambil membaca koran dengan kedua kaki menyilang."Ada perlu apa orang keluarga Adams kemari sepagi ini?" tanya Tuan besar Bardford meletakkan koran di tangannya, tanpa mempersilahkan mereka berdua untuk duduk."Apakah anda sudah benar-benar mengabaikan semua hubungan keluarga Bardford dengan keluarga Adams yang sudah
Setelah insiden tumbangnya Samuel, pemuda tersebut terpaksa harus di larikan ke rumah sakit. Semalaman suntuk ia terpaksa harus menginap di rumah sakit, memang pada dasarnya Samuel tidak di izinkan untuk berusaha mengingat terlalu keras. Hal itu membuat Aiden dan Harper menyesalinya. Namun karena hal itu, akhirnya Samuel juga memaksa mereka untuk menceritakan semuanya. Apapun yang terjadi padanya selama di kota Hozo."Tapi Sam, untuk yang terakhir kalinya aku tidak tau. Malam itu kita bertemu di apartemen mu, kami pulang juga di antar oleh sopir pribadimu. Tapi setelah malam itu kau tidak ada kabar salah satu pengawal di apartemen mu yang kembali ke sana mengatakan jika kau kembali ke kota W malam itu juga. Kami tidak tau jika kau mengalami kecelakaan seserius itu," ujar Harper."Maaf karena sudah berprasangka buruk." tambah Aiden."Tidak masalah." ujar Samuel pelan."Tapi aku penasaran, sekiranya siapa yang melakukan hal seperti itu padaku. Caranya sangat tidak jantan." ujar S
Keesokan harinya, jalanan komersial kota Hozo seketika ribut. Beberapa mobil dan kendaraan bermotor lainnya memilih untuk menepi, ketika rombongan mobil mewah dengan warna senada yaitu hitam. Bahkan beberapa mobil polisi juga polisi bersepeda menggiring perjalanan mereka."Tuan Muda, kami akan membawa anda ke Hozo komersial street. Anda sudah melewati jam sarapan dan makan siang anda. Jadi kami akan akan membawa anda kesana agar anda bisa menikmati suasana sedikit malam kota Hozo dari lantai atas. Sekaligus menikmati beberapa makanan dan hiburan di sana." jelas Theodore. Sementara Samuel hanya melambaikan tangannya sebagai tanda ia membiarkan Theodore membawanya kemanapun asal itu baik."Baik, ke Hozo komersial street." ujar Theodore pada Evan yang langsung di iyakan. Beberapa saat kemudian, rombongan mobil tersebut berhenti di depan lobi sebuah gedung tinggi. Bertuliskan Hozo Komersial Street.Kedatangan rombongan tersebut di sambut oleh banyak pegawai Hozo Komersial Street ba
Malam harinya sepulang dari kantor, Samuel bergegas kembali ke mansion keluarga Adams. Karena begitu menawannya Samuel di ikuti beberapa rumor yang menerpanya, banyak sekali orang yang ingin melihat secara langsung bagaimana tampang tuan muda keluarga Adams itu. Hal seperti itulah yang membuat Samuel langsung di jemput oleh pengawal pribadinya hingga masuk ke dalam mobil sebelum meninggalkan kantor. Di dalam mobil, Theodore sudah ada di dalam mobil dengan Evan sebagai sopir duduk di sampingnya."Bagaimana dengan permintaan ku Theo?" tanya Samuel."Seperti yang Tuan muda minta, kita bisa pergi ke kota Hozo lusa. Seperti yang anak buah saya katakan, keluarga Bardford masih terus berjalan di kota Hozo. Jika Anda perlu, saya bisa memberikan informasi selengkapnya tentang keluarga itu." jelas Theodore, Samuel terdiam. Hatinya menyatakan ia harus tau, namun di sisi lain ia enggan. Keluarga Bradford sudah berkali-kali merugikan keluarga Adams selama setahun belakangan ini. Bagaiman
Tiga tahun berlalu semenjak malam kelam di kota Hozo. Pemuda yang dulunya selalu berpenampilan lusuh dan selalu di katakan pecundang dan gelandangan. Kini terlihat menawan dengan kemeja dan dasi juga bersepatu. Tubuhnya yang proporsional dengan tinggi semampai dan kulit putih bersih membuatnya semakin terlihat tampan. Samuel, setelah tiga bulan lamanya mendekam di rumah sakit universitas kota Hozo karena kecelakaan. Ia kembali ke rumah utama keluarga Adams, dan kini ia di posisikan sebagai wakil direktur utama Adams Group di bawah komando sang kakek William Adams secara langsung. Ia sebenarnya menyesali perbuatannya yang meninggalkan kota Hozo tanpa berpamitan setelah ia di nyatakan pulih dari cidera kepala yang di deritanya. Namun, ia juga bersyukur. Berkat kejadian tidak menyenangkan tersebut, ia berhasil mengingat semua hal yang ia lupakan sebelumnya. Justru beberapa ingatan nya di kota Hozo lah yang berantakan. Siang ini setelah selesai jam makan siang kantor. Samuel,