Semua Bab Upik Abu Mertua: Bab 21 - Bab 30

54 Bab

Bab 21. Pulang

Pada pukul delapan pagi rumah kedatangan orang-orang yang kemarin diusir oleh Hafizah, terlihat juga ada Lestari yang berdiri di antara mereka semua. "Ibu, kenapa bersama mereka lagi? Dan berlian palsu itu, kenapa Ibu memakainya? Oh, apa Ibu jadi membelinya?" tanya Hafizah mencecar Ibu mertuanya dengen banyak pertanyaan setelah Lestari membuka pintu dapur. "Sudahlah Hafizah, jangan banyak drama lagi, aku membeli barang apa pun bukan urusan kamu. Sekarang cepat buatkan aku dan teman-temanku minuman, dan jangan lupa panggil aku 'Nyonya' jangan Ibu lagi."Teman-teman ibu menahan tawanya karena ternyata Hafizah dijadikan pembantu oleh mertuanya sendiri, tentu Hafizah kesal melihat mereka semua. "Hmmm, aku buatkan Nyonya.""Cepat!""Iya."Lestari dan yang lainnya pergi ke ruang tamu kembali setelah melihat adegan Hafizah dikunci oleh Lestari di dapur karena hukuman telah mengusir mereka semua, dan itu membuat mereka senang
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-17
Baca selengkapnya

Bab 22. Lestari Tidak Pulang

"Kamu benar, Hafidz. Sebenarnya aku yang membuat diriku masuk dalam amarah Ibu. Aku mau masuk dulu, kamu istirahatlah, terima kasih telah membantuku."Hafidz melihat ke mata Hafizah yang terlihat lembab karena hampir menangis. "Sama-sama, aku pergi dulu.""Iya, Hafidz."Hafizah masuk ke dalam kamarnya dengan perasaan yang berbeda dari biasanya, mengingat tatapan mata Hafidz selalu meneduhkan hatinya yang kacau ditinggalkan oleh suaminya, bahkan pikirannya menjadi rumit memikirkan sifat ibu mertuanya. "Tatapannya seperti mengandung arti yang berbeda, tapi aku tidak mengerti, kenapa dia yang bisa membuat aku seperti ini?"Hafizah memejamkan matanya karena lelah dengan apa yang terjadi, begitu juga Hafidz yang tidur di kamarnya dengan tenang karena sudah memastikan Hafizah baik-baik saja. Alarm ponsel Hafizah berbunyi sangat keras, tanda jika dirinya harus bangun jam lima untuk memberikan kabar pada Rina seperti biasanya. "Sudah pagi, aku harus segera sebelum Ibu pulang."Tangannya m
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-18
Baca selengkapnya

Bab 23. Semakin Penasaran

Dengan cepat Hafizah menghapus air matanya sendiri untuk terlihat tegar di depan Putri yang sudah mengkhawatirkannya. "Tante tidak apa-apa, tadi Tante terkena debu, kamu baik sekali mau menghapus air mata Tante, terima kasih sayang." Hafizah memeluk Putri, rasanya tenang saat berada di dekat anak Hafidz, sesuatu yang tidak bisa dijelaskan bisa dirasakan hatinya. "Sama-sama Tante, aku tadi baru buat gambar untuk Tante cantik, gambar ini aku buat sembunyi-sembunyi dari Ayah." "Kenapa begitu?" "Karena di gambar ini ada Tante cantik menggunakan gaun pengantin yang cantik dan Ayah yang menggunakan jas pengantin. Aku takut Ayah marah, jadi aku berikan gambar ini sama Tante saja. Semoga Tante menyukai gambar aku," jawab Putri memberikan gambar yang dibuatnya ketika di kamar sendirian. Hafizah mengambilnya, melihat dengan jelas kalau gambar anak kecil memang tidak berbentuk rapih dan bagus, tetapi a
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-19
Baca selengkapnya

Bab 24. Kecelakaan

Saat keduanya masih berbicara membahas ibu kandung Putri, ada suara telepon rumah yang terdengar lama, sudah pasti dari seseorang yang sangat penting ingin mengabari sesuatu. "Biarkan aku yang angkat teleponnya," ucap Hafidz berjalan meninggalkan Hafizah yang tadinya mau dirinya yang angkat telepon masuk itu. "Ya, sudahlah. Aku mau taman depan dulu, rasanya menenangkan diri di luar jauh lebih baik," ucap Hafizah berjalan ke arah pintu depan. Sedangkan Hafidz sudah mengangkat telepon masuk, ternyata dari seseorang yang memberikan kabar buruk. Hafidz:"Siapa ini?"Lestari: "Ini aku, cepat datang ke rumah sakit yang dekat dari rumah, aku kecelakaan dan membutuhkan biaya rumah sakit, bilang sama Hafizah untuk keluarkan uang tabungan yang dia miliki, itu juga uang anakku."Suara ketus itu tentu dikenali oleh Hafidz yang malas menanggapinya, tetapi Lestari sedang membutuhkan pertolongan sekarang ini, walaupun terdengar men
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-20
Baca selengkapnya

Bab 25. Mencari Anakku

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Hafidz setelah menerima pesanan makanan yang dia beli tadi. Hafizah masih sibuk dengan pot yang rusak beberapa sudah dikumpulkan menjadi satu, sedangkan masih ada dua pot lagi di tangannya akan dia rapihkan. "Kamu bisa melihatnya sendiri, jadi kamu beli makanan untuk orang rumah lagi? Dari mana uang yang kamu dapatkan sedangkan kata Ibu kamu itu pengangguran? Maaf aku bertanya soal ini, tapi aku penasaran dari mana kamu mendapatkannya?"Sebenarnya tidak enak bertanya seperti itu, tetapi Hafizah penasaran sekali dengan kebenaran yang selama ini ibu katakan setiap marah pada Hafidz. "Aku meminjamnya dari temanku, kami selalu bisa berbagi ataupun meminjam, bisa dikatakan kita berdua sahabat," jawab Hafidz membohongi Hafizah. Terlihat dari wajah Hafidz yang berpaling ke arah lain membuat Hafizah meragukan jawaban pria itu. Tentu karena Hafidz memakai uang bukan uangnya, sedangkan Hafidz menggunakan setiap ha
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-21
Baca selengkapnya

Bab 26. Pelampiasan

Ketika memasuki panti asuhan yang cukup kecil dengan banyaknya penghuni di dalamnya semakin membuat Hafizah tidak berhenti menitikkan air mata. "Jadi panti asuhan seperti ini? Bagaimana anakku bisa tinggal di tempat semacam ini tanpa aku? Tega Dera dan Ibu membuang anakku di tempat begini. Aku akan pastikan anakku kembali padaku."Hafizah duduk bersama Hafidz dan ada ibu panti yang ingin mengetahui maksud keduanya datang ke panti. Sedangkan di dalam rumah terlihat sepasang mata sedang memastikan sesuatu di dalam sana. "Hafizah! Di mana kamu? Aku memanggilmu beberapa kali tapi kamu berani tidak menjawab aku!"Sudah beberapa kali jalan menggunakan tongkatnya ke depan rumah dan kamar Hafizah, tidak menemukan Hafizah sama sekali, bahkan dapur terlihat sepi dari jendela kaca yang terlihat dari luar. "Kurang ajar! Awas kamu Hafizah, rupanya kamu melanggar apa yang aku larang. Kamu pasti pergi dari rumah lagi tanpa berpamitan sama a
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-22
Baca selengkapnya

Bab 27. Hukuman Lagi

"Diam kamu Hafidz! Beraninya kamu ikut campur masalah aku sama Hafizah. Oh, pasti kamu mau menjadi pahlawan buat dia ya? Percuma Hafidz. Dia ini tidak akan menyukai kamu, ingat kamu masih suami dari anak perempuanku."Lestari mengingatkan dua menantunya yang sudah ketahuan pergi berdua tanpa sepengetahuannya. Dan dibalik sorot mata Lestari memiliki kekhawatiran akan keduanya bisa saling jatuh cinta. "Sudah cukup, Bu! Aku bilang cukup. Ibu bahkan tidak memiliki rasa kasih sayang pada cucumu, apa yang Ibu lakukan sama Putri?"Jelas Hafidz marah anaknya disiksa oleh ibu mertuanya yang tidak menyukainya sejak pertama bertemu. Namun, Hafidz tidak menyangka Lestari berani menyakiti Putri sampai mengikat seperti tadi. "Hanya memberikan dia tinggal di tempat seharusnya, dan aku tidak mau ada orang berisik mencari Ayahnya yang keluar dengan menantuku yang lain. Kalian dari mana? Jangan mengira aku tidak tau kalau kalian pergi bersama berdua dan Hafidz ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-23
Baca selengkapnya

Bab 28. Menggunakan Uang

"Tenanglah, aku akan menolong kamu," ucap Hafidz mendekati Hafizah yang hampir tidak sadarkan diri. Hafizah tersenyum setelah tangan dan kakinya dilepaskan oleh penolongnya, tidak pernah dibayangkannya kalau Hafidz berani melepaskan dirinya dari hukuman mertuanya . "Hafidz, bagaimana Ibu?""Sudahlah jangan bicara tentang Ibu, aku harus bersembunyi dulu," jawab Hafidz sudah melepaskan semua ikatan Hafizah. "Kenapa bersembunyi?""Karena aku telah memukul Ibu Lestari dengan kayu yang ada di kamarmu, jadi sekarang kita harus bersembunyi sebelum Ibu memaki kita berdua."Hafizah menahan tawanya, ternyata Hafidz lebih berani daripada yang dipikirkannya, tentu laki-laki semacam ini adalah idaman wanita-wanita di luar sana. "Jadi menurutmu ini lucu, Hafizah?""Tidak, aku tidak bilang ini lucu, maaf kalau aku menertawakan perbuatanmu ke Ibu, aku seharusnya berterima kasih sama kamu, karena telah menolong aku."Hafidz membantu Hafizah berdiri untuk berjalan, tetapi Hafizah kesulitan karena l
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-24
Baca selengkapnya

Bab 29. Masih Disembunyikan

"Putri, kamu mau sekolah lagi besok 'kan? Ayah ada acara penting, jadi nanti Ayah kemungkinan tidak bisa menjemput kamu, tapi kamu tenang saja, Ayah akan mengirim seseorang untuk datang menjemput kamu," ucap Hafidz duduk di samping anaknya yang sedang bermain boneka. "Tidak apa-apa Ayah, Putri tau kalau Ayah pasti mau mencari uang untuk kebutuhan Putri. Kalau Tante cantik yang menjemput Putri, bagaimana Ayah?" tanyanya menatap mata ayahnya yang sendu akibat kesedihan yang dipendam sendiri. Hafidz meraih tangan anaknya yang mungil, dia mengecupnya lembut penuh kasih sayang, ditatapnya mata anaknya yang ingin dipenuhi keinginannya. "Maafkan Ayah, untuk kali ini Ayah tidak mungkin memaksa Tante Hafizah untuk menjemput kamu. Tante Hafizah sibuk di rumah membersihkan semuanya, nanti Tante Hafizah bisa dimarahi Nenek kalau pergi sembarangan. Jadi kamu harus memahami itu semua, kamu tau bagaimana Nenek 'kan?""Baiklah Ayah, Putri mengerti. Nenek memil
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-25
Baca selengkapnya

Bab 30. Pergi Dari Rumahku!

"Hanya kebetulan, di dunia ini nama orang bisa sama, kedua orang tua bebas memberikan nama pada anaknya, bahkan wajah seseorang terkadang sama walaupun kita tidak sedarah."Hafizah mulai berpikir dan melihat Hafidz dari atas sampai bawah, tidak mungkin kalau Hafidz yang dia kenal ini orang kaya. "Dari jawaban kamu aku percaya, aku rasa tidak mungkin kamu seorang pengusaha kaya raya, aku saja yang berlebihan, mungkin memang kalian memiliki wajah dan nama yang sama, hanya kehidupan yang berbeda, atau jangan-jangan pengusaha ini adalah saudara kembar kamu?""Tidak perlu sembarangan bicara lagi, aku tidak mungkin memiliki saudara kembar, karena aku anak tunggal dari keluargaku," balas Hafidz. Hafidz masih berusaha menyembunyikan semua identitasnya di depan Hafizah ataupun semua orang yang ada di rumah, bukan tanpa alasan, tetapi Hafidz tidak mau kalau dirinya akan dimanfaatkan. "Maaf, aku rasa karena tekanan hidupku jadi aku seperti ini, t
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-01-26
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status