Nathan bekerja seperti biasanya, lalu pulang di jam yang sama. Bedanya, kali ini uang seratus lima puluh juta dikantongi.Nadira menyambut kepulangannya dengan bibir mengerucut lalu kedua tangan melipat di depan dada. “Udah resign?”Senyuman lebar adalah jawaban Nathan, dan Nadira segera mengerti maksud senyuman menyebalkan itu. Kali ini bukan Nadila, tapi Nadira yang berdesis pada Nathan, “Kok kamu keras kepala banget sih!”Sebenarnya banyak untaian kata di hatinya yang ingin membuludak di depan wajah Nathan, tapi ini tengah malam. Suasana sangat sunyi, Nadira takut argumentasinya dengan Nathan terdengar oleh orangtua dan dianggap sebagai cekcok rumahtangga.Jadi, Nadira mengelus dada seiring membuang udara panjang. “Sabar Dira ....”Nathan terkekeh gemas. “Syukur deh, sekarang kamu udah mulai bisa kontrol emosi,” celetuknya saat menyimpan ransel di atas kursi kayu.“Jangan salahpaham. Aku cuma nggak mau Mama sama Papa kebangun. Huft!”Tatapan Nathan sangat teduh dengan suara senada.
Last Updated : 2025-01-03 Read more