Home / Urban / Penjaga Keamanan yang Tiada Tanding / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Penjaga Keamanan yang Tiada Tanding: Chapter 21 - Chapter 30

50 Chapters

Bab 21

"Aku kenapa!" Roger terkekeh dan berkata, "Sudah aku katakan mobil ini sangat mahal, jangan dirusak dan jangan dihancurkan. Yah, semua sudah terjadi, kamu benar-benar keras kepala! Sekarang, pemilik mobil ini datang untuk cari masalah denganmu, 'kan?""Kamu menjebakku." Hendi berkata dengan marah.Roger berkata sambil mencibir, "Cih, aku nggak pernah mengatakan kalau mobil ini adalah milikku."Jeni dan Yoana yang berada di samping kiri dan kanan Roger merasa geli mendengar hal itu. Tapi, mereka berdua sebisa mungkin menahan diri untuk tidak tertawa.Nindi membawa dua pengawal itu datang ke depan mobil. Mata indahnya seketika dipenuhi amarah. Dia melihat sekilas ke arah mobil itu dan kemudian menatap Hendi dan berkata, "Apa yang terjadi?"Begitu Hendi hendak bicara, Roger langsung berkata dengan suara nyaring, "Kakak Cantik, begini ceritanya. Beberapa preman ini sudah menghancurkan mobilmu. Padahal, aku sudah katakan bahwa Jaguarzi ini sangat mahal. Kalau kalian merusak mobil ini, kalia
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 22

Adegan itu sungguh membuat orang terkejut.Sekelompok preman itu bahkan termasuk Hendi, semuanya tampak terkejut dan tak percaya.Yoana dan Jeni saja bahkan sampai tercengang.Kemudian, Hendi menatap Roger dengan rasa takut. Akhirnya, dia membawa semua orang itu pergi dari sana.Roger menguap dan kemudian berkata, "Membosankan. Ayo, kita pulang."Dapat dikatakan bahwa akhirnya Yoana dan Jeni akhirnya melihat sisi kasar dari Roger. Mereka bertiga kemudian balik ke kantor dengan menggunakan taksi. Di dalam taksi itu, Jeni tanpa basa-basi lagi langsung berkata pada Roger, "Sialan, Roger bagaimana kamu bisa memiliki kekuatan seperti itu?"Roger terkekeh dan berkata, "Kekuatanku bahkan lebih kuat di ranjang." Wajah Jeni langsung tersipu malu, dia meraih telinga Roger untuk mencubitnya dan berkata, "Sialan, bisakah kamu bicara serius?"Telinga Roger terasa sakit dicubit seperti itu, dia pun memohon ampun. Dia merasa adegan ini konyol dan memalukan karena dia duduk di kursi depan penumpang.S
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 23

Nindi tersenyum tipis, lalu berkata, "Aku cuma khawatir kalian kesulitan melawannya.""Apa?" Ricky dan Doni tak dapat menyembunyikan keterkejutannya. Sang adik, Doni, menambahkan, "Jangan-jangan dia seorang ahli bela diri? Tapi kami sama sekali nggak lihat tanda-tanda itu."Nindi menjawab, "Bukan cuma kalian. Aku juga nggak bisa menebaknya. Entah orang itu nggak bisa bela diri sama sekali, atau justru dia seorang master tingkat tinggi."Ricky menimpali, "Jumlah master tingkat tinggi nggak mungkin sebanyak itu. Menurutku, dia sama sekali nggak bisa bela diri."Nindi menggeleng, "Ricky, kamu salah. Mana mungkin dia berani marah padaku kalau memang cuma orang biasa tanpa keahlian? Lagi pula, saat dia menatapku tadi, ada semacam gelombang di matanya. Kalian harus tahu, di tingkatku saat ini, hampir nggak ada pria yang berani menunjukkan niat buruknya padaku. Tapi dia berbeda. Dia memandangku seperti seorang wanita biasa. Ini tanda kalau tingkat kekuatannya nggak mungkin di bawahku, bahkan
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 24

Pemandangan ini membuat para pelayan tak bisa berkata-kata. Mereka menganggap Roger adalah pria yang luar biasa.Tak lama kemudian, Nindi datang bersama kedua pengawalnya.Nindi mengenakan pakaian olahraga yang tampak menyegarkan, dengan rambut diikat ekor kuda. Meski penampilannya sesederhana itu, dia tetap tampak anggun, berwibawa dan memancarkan kharisma yang tak bisa disangkal.Begitu melihat Nindi, Roger langsung berdiri, tersenyum lebar dan menyapa dengan ceria, "Kakak Cantik."Nindi melirik Roger dengan tatapan datar, berniat untuk mengatakan sesuatu. Namun, apa yang terjadi selanjutnya sungguh membuatnya tak bisa berkata-kataRoger mengambil sebuah permen dan memberikannya pada Nindi dengan semangat, "Kakak cantik, makanlah permen ini."Alhasil, Nindi terdiam sejenak dan samar-samar tak bisa menahan senyumannya. Dia kemudian menerima permen itu seraya berkata, "Duduklah."Keduanya pun duduk.Ternyata, Nindi benar-benar mulai memakan permen itu. Siapa sangka, seorang wanita berk
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 25

Wajah Roger agak memerah. Sekalipun dia seorang pria nakal, tetap saja tak serendah itu. Akhirnya, dia berbalik sambil berkata, "Aku bakal tunggu di luar."Nindi menutup pintu dengan ketus.Roger berdiri di luar. Dalam lamunannya, tiba-tiba sosok wanita idamannya itu muncul dengan sendirinya.Namun, Roger jelas saja kecewa. Karena saat itu, terdengar suara siraman kloset dari dalam toilet.Suara airnya pun berhenti, itu berarti Nindi telah menyelesaikan kegiatannya.Roger yang diselimuti niat nakal pun tak mendengar apa pun setelahnya.Tentu saja hal ini membuat Roger kecewa.Selanjutnya, Nindi menuju ruang teh untuk makan, dengan Roger yang tetap mengikutinya.Faktanya, Nindi agak terkesan pada Roger. Dia sudah sering bertemu dengan banyak orang hebat, mereka semua selalu menjaga wibawa dan menjaga harga dirinya. Namun, ini pertama kalinya dia bertemu seseorang seberani Roger, yang begitu tak tahu malu dan acuh tak acuh.Begitu Nindi makan, Roger juga ikut makan. Dia bahkan merebut da
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 26

Roger tercengang, 'Sialan, kenapa sikap wanita ini berubah secepat itu?' rutuknya dalam hati.Apa dia marah padaku?'Tapi marah tentang apa?'Jangan-jangan dia marah karena aku semalam nggak ngapa-ngapain, jadi dia kesal?' berbagai kemungkinan memenuhi pikiran Roger.Dia tak bisa menahan seringaiannya, tahu bahwa itu tidaklah mungkin.Roger juga bukanlah orang bodoh, dia paham kalau Hania sepertinya tidak ingin menjalin hubungan apa pun dengannya. Saat itu, dia pun tak berniat memikirkannya lebih jauh dan langsung mengemudi ke sebuah restoran cepat saji.Roger mengendarai sebuah BMA Seri 7 untuk makan makanan cepat saji seharga 20 ribu, ini bisa dibilang cukup nekat. Namun, dia sama sekali tidak peduli dengan pandangan orang lain.Setelah makan makanan cepat saji seharga 20 ribu, dia pun kembali pulang.Jika tidak ada hal penting, biasanya Roger akan betah mendekam di rumah. Dia bisa tinggal berhari-hari, siang dan malam, tanpa keluar dan hanya duduk bersila di rumah.Namun, jika sudah
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 27

Roger mengambil acak sebuah gelas tinggi lalu menuangkan anggur merah, dia meneguknya dengan santai, lalu berkata, "Tono, kamu harusnya bersyukur bertemu denganku sekarang, andai saja kamu ketemu denganku enam bulan lalu mungkin kamu sudah lama mati sekarang. Percayalah, aku punya kemampuan itu."Seketika itu juga Tono berkeringat dingin karena merasakan tekanan dari Roger. Tono tahu Roger sama sekali tidak berbohong.Roger kembali berkata, "Aku sudah cukup memberimu muka dan aku nggak mau buat masalah. Hari ini peringatan terakhirku. Jangan lakukan hal sekecil apa pun di belakangku lagi. Meski banyak uang adalah hal baik, kamu masih butuh nyawamu untuk menghabiskannya. Jangan coba-coba memikirkan PT. Linara, itu saja yang mau kukatakan. Kalau kamu nggak dengarkan saranku, selanjutnya aku akan mengambil nyawamu."Kalimat terakhir Roger dipenuhi aura dingin.Tono tidak bisa menahan gemetar.Roger tidak banyak bicara, dia lalu berdiri dan melangkah pergi.Tono terpaku tanpa bisa berbicar
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 28

"Senior, kalau besok lusa aku nggak serahkan 6 miliar, dia akan menghabisiku." Tono berkata lagi, "Aku murid Akademi Lagoya, banyak orang tahu masalah ini. Kalau aku menyerah dan kabar ini tersebar, ini juga akan membuat malu Akademi Lagoya kita, iya 'kan?""Menancapkan alas gelas yang rapuh pada kayu cendana yang keras!" Hansel berkata, "Dia memang seorang Master, aku akan segera ke sana."Setelah itu Hansel mematikan panggilan.Tono menghembuskan napas lega, karena masalah ini akan ditangani kakak seniornya. Hansel punya banyak koneksi dan sumber daya manusia, jadi dia pasti tidak akan takut pada Roger.Sementara untuk kebohongan Tono, dia tidak takut kakak seniornya tahu.Para kakak seniornya akan datang, kalau pun mereka tahu Tono berbohong, mereka tidak akan diam saja.Roger langsung tertidur setelah kembali ke rumah sewanya. Roger adalah orang yang tidak banyak berpikir.Keesokan paginya, Roger lagi-lagi datang terlambat dengan kepribadiannya yang santai.Roger menyambut dua wani
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 29

Yoana bisa mendirikan perusahaan ini karena kemampuannya yang luar biasa dan pengalamannya yang tinggi di bidang desain pakaian. Yang kedua, karena bantuan sumber daya manusia dan sumber keuangan pamannya.Paman Yoana adalah seorang penjabat, jadi banyak orang yang membantu. Meski keuangan Pamannya terbatas, tapi mendapatkan bantuan dari kakek Jeni.Jeni lahir di Flores. Terry Hunt, Kakek Jeni dia diberi julukan sebagai Raja bela diri Flores.Terry membuka sekolah bela diri di Flores untuk merekrut murid dan kebanyakan dari mereka berasal dari keluarga terpandang.Meski begitu, Jeni tidak tahu begitu banyak mengenai kakeknya karena sejak kecil dia besar di luar negeri. Yoana pernah belajar di luar negeri, di sanalah dia bertemu dengan Jeni. Setelah menyelesaikan studinya, Jeni dan Yoana pun kembali dan mendirikan perusahaan.Saat itu, Jeni pergi ke Flores untuk mengunjungi kakeknya dan dia bercerita ingin mendirikan perusahaan. Terry yang merasa kasihan pada cucunya itu pun langsung me
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

Bab 30

Roger tidak punya hati atau pun perasaan, jadi tidak ada harga dirinya yang akan terluka.Roger pun berbalik lalu berjalan menuju ruangan Direktur.Jeni dan Yoana juga sedang tidur siang di ruang Direktur. Posisi tidur kedua wanita cantik itu cukup menggoda.Roger mendorong pintu dan masuk dengan perlahan.Yoana tidur dengan anggun. Sebaliknya, Jeni yang memakai rok tidur terlentang di sofa, dengan kedua kaki yang tanpa sadar terbuka.Roger berjalan jinjit untuk mengintip, namun dia harus kecewa karena Jeni ternyata menggunakan celana pendek lagi.Tepat di saat itu Jeni terbangun. Jeni membuka matanya dan melihat Roger yang mengendap-endap. Jeni tersadar dengan posisi tidurnya yang terbuka, dia langsung terduduk sambil memeluk dadanya dan berkata dengan marah, "Roger bajingan! Apa yang kamu lakukan?"Roger berkata dengan serius, "Oh, aku cuma mau memastikan kamu memakainya atau nggak."Wajah Jeni memerah karena malu dan marah, dia pun berkata, "Pergi bajingan! Bukan urusanmu mau memaka
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status