Home / Horor / CALON TUMBAL / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of CALON TUMBAL: Chapter 81 - Chapter 90

115 Chapters

BAB 80

Nicholas menonton TV sambil ditemani Selena yang ternyata sudah tertidur lebih dulu. Sepertinya tangisan tadi telah menguras energinya, membuat kantuk datang tanpa bisa ditahan.Nicholas menoleh ke samping dan tersenyum kecil melihat adiknya yang sudah terlelap. Nafasnya teratur, wajahnya tenang, seolah beban yang tadi menyesakkan dada telah luruh bersama air matanya.Nicholas menggeleng sambil terkekeh pelan. "Katanya belum ngantuk... Belum lima belas menit udah tewas. Dasar bocah." gumamnya.Alih-alih membangunkan atau memindahkan Selena ke kamar, Nicholas membiarkannya tidur di situ, tetap di sisinya. Hingga akhirnya, kantuk pun ikut menyerangnya, dan tanpa sadar mereka berdua tertidur di sofa ruang keluarga.Adzan Subuh berkumandang, menandai awal hari yang baru. Dari dalam kamar, ayah Nicholas melangkah keluar dengan mata masih sedikit berat. Namun, saat melintasi ruang keluarga, langkahnya terhenti.Di balik sofa, tampak dua kepala yang muncul berdampingan.Dahi ayah Nicholas be
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

BAB 81

Nicholas mengusap lembut kepala Selena yang merasa bersalah, mencoba menghiburnya dengan senyuman agar gadis itu tidak merasa terlalu terpuruk. "Dia beneran bukan bocah nakal, kan?" Tanya Nicholas, matanya tajam menatap Selena. Selena langsung menggeleng cepat, menanggapi ketegasan dalam suara Nicholas. "Dia baik, bang. Dia sering bantuin aku selama ini." Jawab Selena dengan penuh keyakinan. "Abang nggak ngelarang kamu temenan sama siapa pun, dek. Abang cuma takut kamu salah pergaulan. Maaf ya, abang bikin kamu sedih." Nicholas akhirnya berkata dengan suara lebih lembut, mengungkapkan penyesalannya. Selena tersenyum, meski masih ada sedikit kecemasan di matanya. Ia menggelengkan kepalanya, mencoba menghilangkan segala kekhawatiran yang ada di hatinya. "Abang terbaik." Selena berkata sambil memeluk lengan Nicholas dengan erat, membuat Nicholas merasa lebih tenang. Setelah itu, mereka berdua keluar dan menuju ruang tamu, tempat Linggar duduk menunggu. Selena menghampirinya, t
last updateLast Updated : 2025-02-07
Read more

BAB 82

Selena melangkah keluar dari toko pakaian itu, berjalan berdampingan dengan Nicholas menuju lobby. Namun, sejak dia melangkah keluar, dia merasakan ada yang aneh. Sosok perempuan yang dia lihat sebelumnya, kini mengikutinya dari belakang.Selena ingin bertanya, namun dia sedang terburu-buru karena harus segera ke rumah Linggar. Nicholas, yang berjalan di sampingnya, tampaknya tidak menyadari kehadiran sosok itu."Hei, aku tahu kamu bisa lihat aku, kan?" suara lembut dan cemas itu terdengar di dalam hati Selena.‘Ya, aku melihatmu,’ jawab Selena dalam hati, merasa tidak nyaman dengan kehadiran sosok itu yang terus mengikuti."Tolong aku, aku mohon..." suara itu terisak, semakin membuat hati Selena terguncang.‘Sekarang aku tidak bisa, aku sedang terburu-buru,’ jawab Selena dalam hati, mencoba fokus pada langkahnya."Aku mohon... hiks... hiks... nggak ada yang tahu kalau aku sudah mati," sosok itu menangis terisak-isak, suaranya penuh kesedihan.Tiba-tiba, langkah Selena terhenti."Kena
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

BAB 83

Selena baru saja diantar pulang oleh Linggar. Mobilnya berhenti tepat di depan rumah, dan di sana, Nicholas sudah berdiri di depan gerbang seperti seorang penjaga pribadi."Makasih, Li," ujar Selena sambil tersenyum. Linggar hanya mengacungkan jempol, matanya sekilas melirik Nicholas yang berdiri tegak dengan ekspresi datar."Gue balik dulu. Assalamu’alaikum," kata Linggar, menatap Selena dan Nicholas bergantian sebelum berbalik pergi."Wa’alaikumussalam," jawab Selena dan Nicholas hampir bersamaan.Nicholas melirik adiknya, lalu mengusap kepalanya lembut. "Seru party-nya?" tanyanya santai.Selena mendengus kecil. "Cuma makan malam keluarga, Bang, bukan party. Tapi Abang kok nunggu di sini? Dingin, loh."Nicholas tersenyum tipis. "Baru keluar kok, udah biasa di LA, dingin juga."Mereka berdua melangkah masuk ke dalam rumah. Tapi sejujurnya, Nicholas berbohong. Dia sama sekali tidak baru keluar. Sejak Selena masuk ke rumah Linggar tadi, dia diam-diam mencoba mengintip ke halaman, berha
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

BAB 84

Marry adalah tunangan Sagara. Dia menghilang tiga hari yang lalu, meninggalkan tanda tanya besar di hati pria yang mencintainya. Setelah bertunangan dua bulan lalu, mereka tinggal bersama di sebuah kontrakan sederhana. Marry adalah seorang yatim piatu, tak memiliki keluarga, hanya Sagara, satu-satunya tempatnya bersandar.Sagara ingin membahagiakannya. Mereka sudah merencanakan pernikahan, yang seharusnya berlangsung seminggu lagi."Seminggu lagi kita akan menikah… tapi aku… aku…" suara Marry bergetar, tangisnya pecah saat ia menceritakan kisah tragisnya pada Selena.Selena menatapnya penuh iba. 'Kenapa Mbak Marry bisa sampai sama cowok itu?' tanyanya dalam hati.Marry menarik napas, berusaha menahan isakannya. "Cowok brengsek itu datang ke kontrakan. Awalnya, dia cuma tanya apakah Sagara sudah pulang atau belum. Aku bilang belum, karena memang Sagara masih kerja shift malam."Mata Marry mulai berkaca-kaca. "Tapi tiba-tiba dia maksa masuk. Aku coba menghalangi, tapi aku nggak kuat…"
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more

BAB 85

Sagara sedikit tertegun mendengar nama yang disebutkan oleh Selena. Geri, teman dekatnya, tapi belakangan hubungan mereka mengalami ketegangan. Geri pernah mengancam akan membunuh tunangannya jika Sagara tidak membantunya."Bang, jadilah pendengar yang baik. Kami, terutama Selena, di sini untuk bantuin kamu nemuin tunangan kamu," ujar Linggar, mencoba menenangkan Sagara."Bukan, aku cuma mau bantuin mba Marry, yang sekarang nangis terisak-isak di dekat Bang Sagara. Dia nggak bisa ngasih tahu, karena abang nggak bisa lihat dia," Selena melanjutkan, suaranya penuh empati."M-maksud kalian, Marry..." Sagara bergumam, suaranya terbata-bata."Arwahnya penasaran," jawab Selena pelan, dan Sagara terdiam, mulutnya terkunci rapat.Langit mendadak gelap, meskipun waktu masih siang. Selena, Nicholas, Linggar, dan Sagara kini berdiri di semak-semak yang basah, bekas galian tanah yang tampak terburu-buru dikerjakan. Dari bentuknya, terlihat jelas bahwa pelaku menggali dengan terburu-buru, seolah
last updateLast Updated : 2025-02-14
Read more

BAB 86

Selena kini duduk sendiri di kamarnya. Malam semakin larut, namun tidur seakan menjauh dari matanya. Pikirannya terus terjaga, terperangkap dalam kejadian yang membuatnya merasa sangat memalukan tadi."Bisa-bisanya aku pingsan, coba. Apa jangan-jangan aku beneran sakit jantung ya?" gumam Selena pelan, merasa cemas dengan perasaan yang tak biasa ia alami.Setelah sadar, Selena berkata bahwa dia merasa kelelahan agar Nicholas dan ayahnya meninggalkan kamarnya, sebab dia terlalu gugup untuk menghadapi kenyataan. Namun, kini, meski kamar terasa begitu sunyi, tidur tetap tak bisa menyapa matanya. Ia terus berguling, mencari posisi nyaman, tapi tetap tak berhasil.Akhirnya, Selena bangkit dan duduk di meja belajarnya. Dengan tangan yang sedikit gemetar, ia membuka laptop dan mulai mencari arti dari gejala yang sedang ia rasakan. Ia takut jika itu adalah gejala penyakit jantung sungguhan, padahal usianya masih muda dan seharusnya tidak ada masalah seperti itu. Namun, setelah membaca hasilnya
last updateLast Updated : 2025-02-16
Read more

BAB 87

Nicholas tiba di rumah, tetapi bayangan Selena tak tampak di mana pun. Ia bertanya pada bibi di rumah, dan mereka mengatakan bahwa Selena sedang berkeliling dengan sepedanya. Tanpa banyak berpikir, Nicholas langsung menuju kamarnya untuk mandi.Namun, baru beberapa anak tangga ia tapaki, suara roda sepeda yang memasuki halaman membuatnya berhenti. Sebuah senyum tersungging di wajahnya, lalu ia berbalik dan turun kembali.Di depan matanya, Selena berdiri dengan napas tersengal, meneguk air dari botolnya dengan rakus."Astaghfirullah, capek banget," gumamnya sambil mengelap keringat di pelipisnya.Tiba-tiba, sebuah handuk kecil jatuh di atas kepalanya. Selena mendongak, dan di sana, Nicholas berdiri dengan senyum khasnya."Abang? Abang udah pulang?" tanyanya, terkejut."Hm, ada seseorang yang di-chat tapi balesnya jutek. Jadi abang pulang aja," sahut Nicholas santai.Selena mengerutkan kening. "Hm? Temen abang?"Nicholas terkekeh. Gadis ini memang tidak pernah peka.Tanpa berkata apa-ap
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

BAB 88

Selena dan Nicholas sedang dalam perjalanan. Biasanya, Selena tak pernah kehabisan cerita, tapi kali ini ia hanya diam, menatap keluar jendela. Nicholas pun tak banyak bicara, pikirannya tampak jauh, seakan ada sesuatu yang membebani.Selena mencoba bersikap biasa, namun sejak mereka keluar dari rumah, suasana hati Nicholas terasa berbeda. Akhirnya, ia memilih memperhatikan jalanan, mengamati manusia dan yang bukan manusia. Sosok-sosok yang seharusnya tak terlihat oleh orang biasa berlalu-lalang di antara mereka, seolah masih hidup.Nicholas melirik Selena yang terus menatap ke luar. Tiba-tiba, ia menepikan mobil di dekat sebuah danau buatan yang sedang ramai dengan orang-orang. Selena menoleh, heran.“Kita mau turun di sini, Bang?” tanyanya.“Iya. Di sini ada festival jajanan. Kamu pasti betah,” jawab Nicholas dengan senyum tipis.Selena tertawa kecil. “Hehe, tau aja aku tukang jajan. Ya udah, yuk!”Ia melepas sabuk pengaman dan hendak turun, tapi Nicholas menahan tangannya.“Dek,” p
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more

BAB 89

Selena melangkah mendekati Sagara, langkahnya mantap, tetapi ada ketegangan yang tak bisa disembunyikan dari sorot matanya. Kini, ia berdiri tepat di hadapan Sagara dan menatapnya dalam-dalam."Mbak Marry... Aku akan mengizinkan Mbak masuk ke dalam tubuhku. Katakan sendiri apa yang ingin Mbak sampaikan ke Bang Sagara... Tapi jangan melewati batas," ujar Selena dengan suara tegas.Sejak tadi, sosok Marry terus berusaha meraih Sagara, tangannya yang tak kasat mata berkali-kali ingin memeluk lelaki itu.Linggar segera berdiri di belakang Selena, bersiap berjaga. Nicholas yang menyaksikan kejadian itu ikut maju, menepuk pundak Linggar."Gue aja," katanya.Linggar menatap Nicholas sejenak, lalu tersenyum kecil sebelum akhirnya melepaskan Selena. Begitu Marry masuk ke tubuhnya, Selena tersentak. Tubuhnya bergetar, lalu air matanya tumpah tanpa bisa dibendung."Mas Sagara..." suara lirih itu keluar dari bibirnya, tetapi itu bukan lagi suara Selena. Itu suara Marry.Tubuhnya bergerak, tangann
last updateLast Updated : 2025-02-20
Read more
PREV
1
...
789101112
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status