Home / Romansa / SUAMI PENGGANTIKU SEORANG BOS / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of SUAMI PENGGANTIKU SEORANG BOS: Chapter 11 - Chapter 20

32 Chapters

11. Pulang

Aksara dan Dewi masuk ke dalam mobil setelah selesai membereskan semuanya. "Kita pulang dulu, izin sama bapak dan ibu, kemungkinan kita akan menginap di rumah papaku," ujar Aksara sembari mengemudikan mobil dengan pelan."Baik, Mas."Kendaraan roda empat itu melaju santai di jalanan yang cukup ramai. Alunan musik klasik mengiringi perjalanan mereka. Tanpa sadar, Dewi tertidur di mobil. Aksara menoleh, menatap istrinya sambil tersenyum. "Kamu pasti lelah ya?" lirihnya. Lelaki itu membiarkan Dewi terlelap.Mobil mulai melaju pelan saat sampai di jalan gang rumahnya. "Wi, Dewi, bangun ... kita sudah sampai," ujar aksara sembari membelai lengan istrinya dengan lembut.Dewi terkesiap, ia langsung mengerjapkan matanya pelan dan melihat ke luar jendela mobil. Ia menoleh melihat sang suami yang menatapnya."Mas, maaf aku ketiduran, tau-tau dah sampai aja di rumah.""Iya, tidak apa-apa. Kamu pasti capek banget habis bantuin aku. Ayo turun!"Dewi mengangguk. Aksara memarkirkan mobil di dep
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

12. Debat

"Aku datang tidak untuk berdebat denganmu, Bel. Dimana Papa?"Bella mendengus. "Jadi, Mas menikah tanpa memberi tahu keluarga? Yang benar saja, Mas!""Aku akan menjelaskannya nanti."“Tidak bisa!” teriak Bella, terlihat kesal. “Kamu tidak bisa membawa orang asing ke sini, Mas!”"Dia bukan orang asing, Bel. Aku sudah menikahinya. Tolong bersikaplah dengan sopan! Dia kakak iparmu!"Bella berdecih, wajahnya tampak begitu sinis."Bella, dimana Papa?"Bella yang tak puas dengan kakaknya memilih menjauh, seolah mengabaikan pertanyaan Aksara. "Papa ada di belakang," ujarnya kemudian setengah berteriak.Aksara menghela napas, lalu menatap Dewi. "Maafkan adikku ya, Wi. Dia gak sopan sama kamu, sifatnya memang jutek kalau ketemu orang baru."Dewi mengangguk. "Iya, Mas, aku bisa maklum kok, dia pasti kaget lihat kamu pulang bersama seorang wanita."Aksara tersenyum kecil. "Iya. Ya sudah, Ayo, kita temui Papa! Mungkin Papa sudah menunggu."Dewi mengangguk, meski masih ragu, terlebih adik suaminya
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

13. Menentang

Aksara dan Dewi masih berjalan pelan di koridor. Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar mendekat dan Ayah Aksara muncul dari ujung ruangan dengan ekspresi terkejut."Aksara, kau sudah pulang rupanya," sambut Pak Arif. Dia melirik ke arah Dewi. Keningnya mengernyit penuh pertanyaan."Siapa wanita yang kamu bawa pulang ini?" tanyanya, suaranya menggema namun penuh arti. Sebelah alisnya terangkat.Dewi terpaku sejenak. Ada rasa takut saat melihat pria paruh baya yang terlihat tegas di hadapannya itu.Aksara maju satu langkah. "Ini, Dewi, Pa. Dia istriku.""Istri?""Ya.""Sejak kapan kamu menikah?""Kemarin.""Kemarin? Kenapa kalian menikah diam-diam? Apa kalian tidak memikirkan kami?" suara Pak Arif menggema keras di ruangan itu, setiap kata yang diucapkannya bagai hantaman yang membuat Dewi semakin tertekan."Maafkan aku, Pa.""Apa di matamu keluarga sudah tidak berarti lagi?
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

14. Tidak Layak

Part 12a"Aksara, jangan berani mengangkat suara padaku!” Aksara membungkukkan tubuhnya tanda memberi hormat. “Aku minta maaf, Pa. Aku pamit pulang dulu,” ujarnya dengan nada suara lebih rendah, ia tak ingin ayahnya lebih murka. Lelaki muda itu langsung beranjak hendak meninggalkan ruang kerja sang ayah.“Aksara, tunggu! Papa belum selesai bicara!”Aksara berhenti sejenak, “Aku akan bicara lagi dengan Papa setelah Papa merestui pernikahan kami. Aku tahu, Papa pasti butuh waktu untuk mencerna semua ini. Jangan terlalu menaruh harapan lebih pada anakmu yang tak berguna ini, Pa. Aku dan Dewi pamit dulu.”Tak ingin berlama-lama, pria itu lekas keluar ruangan meninggalkan ayahnya yang termangu akan ucapannya.Sementara itu ... "Oh, gadis pinggiran rupanya lagi bersantai di sini? Senang ya, gak ada beban," celetuk Bella dengan kata-kata pedasnya. Mendadak gadis itu datang mengejutkannya.Dewi menoleh melihat ke
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

15. Kami Pamit

Part 12bSang ibunda menggeleng pelan.“Aksa menyayangi Dewi, Aksa juga menyayangi Mama, Aksa datang kesini karena ingin meminta restu pada Mama dan Papa, maaf ya, Ma kalau terlambat. Bukan karena kami tak menghormati kalian tapi ada suatu hal kenapa bisa begini. Tolong jangan salah memahami.”Kali ini sang ibunda mengangguk, ia menatap Dewi dengan mata berkaca-kaca seolah ingin mengucapkan sesuatu.Aksara meraih tangan ibundanya lalu diciuminya dengan lembut. “Maaf belum bisa membahagiakan Mama. Insyaallah, nanti Aksa dan Dewi akan sering datang menjenguk Mama. Tolong tetap bertahan ya, Ma. Semoga Mama bisa sembuh.”Wanita paruh baya itu Kembali mengangguk. Kali ini bibirnya terukir sebuah senyuman tipis.“Aksa dan Dewi pamit pulang dulu ya, Ma. Mama jangan lupa minum obatnya yang teratur,” ucap Aksara Kembali yang dijawab anggukkan kepala ibunya. Sebagai anak lelaki, Aksara termasuk anak yang lembut pada sang ibunda.
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

16. Video Viral

Part 13Aksara tersenyum, lalu mengangguk. “Iya benar, aku mencintai kamu, Wi, bahkan jauh sebelum kamu berhubungan dengan Gala.”Dewi tercengang mendengarnya. "Tapi Mas gak pernah bilang apa-apa sama aku."Aksara tersenyum lagi. "Itulah yang aku sesali. Aku kurang gentleman. Kupikir dengan melihatmu setiap hari saja sudah cukup membuatku bahagia. Aku takut kamu menolakku dan akhirnya hubungan kita menjadi renggang. Atau bahkan yang terburuk kamu keluar kerja dari sini."Dewi terdiam sejenak. "Aku tidak ingin hal itu terjadi. Jadi kupikir, dengan melihatmu setiap hari tersenyum saja itu sudah cukup. Hingga akhirnya kamu bilang kamu sudah punya pacar dan serius ingin menikah. Saat itu, aku sempat tak bisa tidur selama berhari-hari, perasaanku kalut. Sampai aku coba untuk nenangin diri. Berkali-kali aku yakinin diri. Mungkin kamu memang bukan jodohku, aku harus legowo melihatmu bahagia dengan pria lain yang kamu cintai.""Sampai
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

17. Polisi?

Part 13bAksara bangkit dari tempat tidur. Menatap jam bundar yang bertengger manis di dinding. "Ayo kita sholat dulu, biar hati dan pikiran kita tenang dan gak terpancing emosi. Masalah ini, biar aku yang urus ya," ucap Aksara.Mata Dewi memandang Aksara penuh harap. Ia pun segera menganggukkan kepalanya.Usai melaksanakan kewajiban sebagai seorang muslim, Dewi mulai membersihkan ruangan kamar dan juga toko, yang akan dibuka pukul delapan pagi. Sementara itu, Aksara sudah bersiap-siap, memakai kemeja kotak-kotak lengan panjang. "Aku tinggal dulu ya, Wi. Titip toko sebentar ya, nanti kalau yang lain sudah pada datang langsung suruh bikin bomboloni sama kue sus ya.""Sepertinya toko bakal sibuk hari ini ya, Mas.""Iya, yang masuk udah ada pesanan 200 kotak untuk bomboloni sama cupcake. Belum pesanan yang lain.""Alhamdulillah, berkah rezeki."Aksara tersenyum. "Sama seperti biasa ya, restock
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

18. Ini Tidak Adil

Part 14 "Pak, tolong jangan bawa putri saya, Pak. Ini pasti salah paham! Putri saya tidak mungkin melakukan hal itu!" teriak Bu Wanda dengan jantung yang berdebar kencang. "Kami akan menyelidiki lebih lanjut. Jika ada bukti yang menunjukkan bahwa dia tidak terlibat, kami akan memperlakukannya sesuai hukum." "Ini semua tidak adil!" Geni berteriak, berusaha menahan tangis. Bu Wanda menggenggam tangan putrinya lebih erat, berusaha memberi dukungan. "Geni, tenang. Kita akan mencari cara untuk membuktikan bahwa kamu tidak bersalah." Bu Wanda termangu saat melihat anaknya digiring ke mobil polisi, ia pun bingung apa yang harus dilakukan sekarang. Terlebih para tetangga mulai berkumpul dan saling berbisik. “Bu, tolongin aku, Bu. Bebasin aku, Bu. Aku gak bersalah!” teriak Geni sesaat sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil. Mobil polisi itupun langsung melesat pergi meninggalkan halaman rumah
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

19. Kembalilah Padaku

Part 14b Gala mengatakannya dengan nada lembut setengah berbisik. Sorot matanya penuh harap. Ekspresi Dewi seketika berubah masam. “Dewi, aku kangen sama kamu, bisakah kita bicara sebentar? Aku ingin menyelesaikan kesalahpahaman di antara kita. Aku minta maaf, Wi.” “Maaf, aku sibuk," sahut Dewi agak ketus. “Wi, tolonglah beri aku kesempatan, aku salah menilaimu. Pisahlah dari Aksara, dan kembalilah padaku, Wi!” Mata Dewi membulat mendengar pernyataan Gala. ‘Dasar gila!’ umpatnya dalam hati. “Tolong jangan bersikap konyol, Mas. Aku gak ada waktu buat bicara sama kamu. Semuanya sudah berakhir,” tukas Dewi lirih. Mendadak Gala memegang tangan Dewi membuat perempuan itu terkesiap kaget. Dewi langsung menarik tangannya. “Tapi, Wi—” “Ini belanjaannya dan ini kembaliannya, terima kasih sudah berbelanja di toko Aksara. Silakan antrian selanjutnya
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

20. Kamu Sudah Gila

Part 15 “Hei, apa yang kamu lakukan?” “Ini semua salahmu, Dewi!” Gala berteriak. “Kau meninggalkanku untuk pria itu!” ketusnya lagi dengan napas yang memburu. Dewi menggeleng pelan dengan tatapan berkaca-kaca. Gala justru bersikap kalau seolah-olah dialah korban. "Kamu benar-benar gak waras ya, Mas?" "Iya, aku memang gila, Dewi. Gila karena kamu! Tolong kembalilah padaku, aku mencintaimu, Dewi, aku akan memperbaiki semuanya." Gala melangkah mendekati Dewi, tanpa ragu menginjak kue-kue itu. "Berhenti! Jangan berbuat konyol, Mas! Jika kau mencintaiku, seharusnya kau menghormati keputusanku!" Gala menatap Dewi dengan wajah frustasi. "Tidak akan, aku tidak akan menyerah begitu saja sampai kamu kembali lagi padaku." Dewi menggeleng pelan. "Kau sendiri yang meninggalkanku, sekarang kenapa aku harus kembali padamu? Hubungan kita sudah selesai, Mas. SE LE SAI!"
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more
PREV
1234
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status