“Maaf yah mas,” ucapku mengakhiri pembicaraan kami. Tidak ada balasan. Dia terdiam seribu bahasa. Pukul empat subuh, aku terbangun. Aku segera sholat subuh dua rakat. Setelah itu, aku mencarinya. Sejak tadi saat bangun, aku tidak melihat Mas Husein dimana pun. Aku membuka pintu kamar. Rupanya dia ada di bawah sedang duduk di meja makan. Sepertinya Mas Husein sedang merenung. Ku pikir, dia akan pergi lagi.Aku berjalan menuju dapur. Mertuaku sedang membantu Bibi Sari memaksa. Dia tersenyum menyambut kehadiranku. “Asma, sini!” ucapnya. Dia memberikanku satu sendok nasi goreng. “Coba periksa rasanya, gimana?” tanya mertuaku bersemangat. Aku menikmati nasi goreng yang sedang dimasakanya. Enak, sangat enak. “Ini nasi goreng buatan ibu, ada bumbu rahasiannya. Husein suka, nanti ibu kasih resepnya,” ucap ibu. Aku tersenyum. “Makasih bu,” jawabku. Aku bisa merasakan kasih sayang yang tulus dari ibu Wati. Dia begitu peduli kepadaku. Dia begitu sayang kepadaku. Beruntung aku memiliki
Last Updated : 2024-12-01 Read more