Di tengah keheningan yang mencekam, Ji Bao Oek berlutut dengan hormat di depan Liau Li, yang dikenal sebagai Pendekar Pedang Guntur. Suasana tegang, seakan-akan setiap langkah mereka dihitung oleh waktu yang menunggu keputusan. “Jie Bao Oek, murid guru Yao Sheng menghadap paman guru, Liau Li Susiok,” kata Ji Bao Oek dengan suara yang terkontrol, namun ada ketegangan yang jelas di dalam nada suaranya.Liau Li, yang berdiri tegak di hadapannya, memandang dengan mata tajam yang penuh kebencian. Bibirnya mengerucut, wajahnya yang berkerut terlihat seperti batu karang yang tak tergoyahkan. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia tiba-tiba menggeram, “Murid durhaka! Apa yang kau bawa ke sini, Ji Bao Oek? Kau membawa orang yang mencelakai murid Butong, apakah itu yang kau anggap sebagai jalan kebajikan dan pengabdian?”Ji Bao Oek terperanjat, tetapi secepat kilat, ia berusaha menenangkan situasi. “Paman Guru, saya tidak pernah berniat mencelakai murid Butong. Saya hanya berusaha menolong mere
Terakhir Diperbarui : 2024-12-07 Baca selengkapnya