Amira tidak tahu berapa lama lagi Heri dan Raga saling adu tatap seperti ini. Yang jelas, Amira merasa sesak sekarang. Dia bingung harus bagaimana, atau bahkan harus memasang wajah seperti apa. "Raga akan pergi setelah makan malam, Kek." Raga sudah berucap. Dia menunggu, dan tidak ada jawaban. Bahkan seorang Heri, bergeming saja tidak. "Kek, tangan Amira luka gara-gara Raga," tegas Raga sambil menunjuk. "Amira pasti kesusahan makan pakai tangan kiri!" Keduanya pun saling melempar pandang. Keras kepalanya Raga, berhadapan dengan keangkuhan Heri. Sungguh combo yang sangat luar biasa. Waktu berlalu, dan tidak ada yang mau mengalah. Keheningan membuat Amira tercekik. Terpaksa dia berinisiatif. Amira membuka mulutnya sebelum dia benar-benar mati dalam udara berat yang menggantung. "Gue bisa makan sendiri, Raga …." Amira berucap pelan. Tangannya menepuk lengan Raga lembut, mencoba memberi pengertian. “Enggak perlu dibantuin.”"Enggak!" Bantah Raga, masih batu. "Tangan lo enggak bisa d
Last Updated : 2025-01-08 Read more