Dulu, Amira pernah mendengar bahwa orang miskin tidak akan pernah bisa membayangkan kehidupan orang kaya, begitu pula sebaliknya. Saat di Laveire, Amira meragukan ungkapan itu. Bersekolah selama setahun di sana, Amira masih bisa beradaptasi dengan baik. Namun sekarang, Amira bisa merasakan perbedaan itu. Perbedaan antara dirinya, dan Raga. Semakin Amira mengenal Raga, semakin dia membandingkan kehidupan mereka. Rumah kontrakan Amira, berbeda dengan rumah mewah Raga. Apa yang Amira makan, tak sama dengan apa yang Raga makan. Seorang Amira tidak pernah bermain piano, sama seperti seorang Raga yang tidak pernah berkebun. Mereka, berbeda. “Terima kasih untuk makanannya, Bapak, Ibu, Kakek,” ucap Amira akhirnya. Amira memilih untuk menuruti apa yang Raga mau. “Terima kasih, Tuan Besar, Tuan, dan Nyonya,” ucap Alex menyusul. Heri hanya mengangguk sekilas tanpa repot untuk mengucapkan apapun. Amira sadar dengan tatapan Heri. Tatapan mendominasi yang membuat Amira merasa tidak nyaman. H
Last Updated : 2024-12-19 Read more