Home / Fantasi / TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG / Chapter 341 - Chapter 350

All Chapters of TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG: Chapter 341 - Chapter 350

365 Chapters

Chapter 341

Angin kencang menerpa rerumputan liar di atas bukit tandus itu. Tiga sosok muncul dari celah ruang yang perlahan menghilang di belakang mereka. Aroma darah, keringat, dan debu pertempuran masih menempel di tubuh mereka.Xuan Li berdiri tegak, matanya menyapu ke sekeliling. Setelah memastikan tidak ada bahaya, ia menurunkan Lin Gong yang masih tak sadarkan diri dan menoleh pada Jian Cheng yang kini terduduk dengan napas berat.“Telan ini,” ucap Xuan Li, mengulurkan sebutir pil berwarna kuning tua.Jian Cheng menerimanya tanpa bicara. Ia menelan pil itu, lalu bersila, mulai memusatkan napas untuk mempercepat penyembuhan.Sementara itu, Lin Gong sudah sadar, meski wajahnya masih pucat. Matanya terbuka sedikit. Tapi ada kesadaran di sana.“Aku belum mati?” bisiknya.“Belum,” jawab Xuan Li pendek.Lin Gong mengerutkan kening. Tapi sebelum ia menjawab, Xuan Li sudah duduk di belakang mereka berdua. Ia meletakkan masing-masing telapak tangannya ke punggung mereka. Energi spiritual mengalir t
last updateLast Updated : 2025-04-10
Read more

Chapter 342

Langkah Jing Yue membawa tekanan. Pedangnya seperti perpanjangan kehendak, menusuk dengan niat membunuh. Namun Xuan Li tetap berdiri dengan tenang, bahkan ketika aura lawannya melonjak tajam.Pertarungan dimulai tanpa pekikan, tanpa teriakan. Serangan pertama Jing Yue menebas udara, memecah formasi spiritual yang menggantung di udara. Xuan Li memutar tubuhnya, menghindar sepersekian detik sebelum pedang itu menembus perisainya.Kilatan cahaya perak menghantam perisai bergelombang yang diciptakan Xuan Li. Suaranya seperti denting logam bertemu batu giok. Meski tubuhnya terpental setengah langkah ke belakang, wajahnya tidak berubah.'Dia benar-benar ingin membunuhku.'Pikiran itu melintas singkat, namun tidak membuat Xuan Li kehilangan fokus. Ia mengangkat tangan, menggerakkan jari dalam pola lambat. Formasi lain muncul, lebih besar dan dalam. Tapi tetap tidak mematikan.Di sekeliling mereka, enam pengawal elit Jing Yue sudah roboh satu per satu. Xuan Li tidak membunuh mereka. Seran
last updateLast Updated : 2025-04-11
Read more

Chapter 243

Tubuh Jian Cheng dan Lin Gong tergeletak di atas dek kapal artefak yang perlahan melayang menjauh dari wilayah Kerajaan Bintang Timur. Di balik langit malam yang bergemuruh, diselimuti awan kelam, aura hitam masih menderu di sekitar Xuan Li.Aura itu liar tak terkendali, seperti naga purba yang bangkit dari tidur panjangnya. Kilatan petir berwarna ungu-hitam berputar mengelilingi tubuh Xuan Li, dan pupil matanya berubah legam pekat, seolah menelan cahaya dunia. Langit terasa diam, udara seakan membeku, tunduk pada kekuatan gelap yang mengamuk tanpa arah.Lin Gong mengerang lirih. Ia mencoba menahan rasa sakit, tapi tubuhnya yang belum pulih sepenuhnya nyaris tak mampu menahan tekanan aura tersebut. Di sisi lain, Jian Cheng nyaris kehabisan napas. Tubuhnya gemetar, kedua tangan menekan dada untuk menjaga dantiannya yang terguncang.Formasi kapal pun ikut bergoyang hebat, nyaris runtuh oleh fluktuasi spiritual Xuan Li yang keluar kendali.Namun, di tengah kegilaan itu, tatapan Xuan Li
last updateLast Updated : 2025-04-11
Read more

Chapter 344

Xuan Li berdiri diam di depan mulut gua, menghadapi puluhan pasang mata asing yang memperhatikannya penuh curiga dan kebencian.Aura sihir yang rumit menyelimuti tempat itu, seperti jaring tak kasat mata yang menunggu untuk mengikat siapa pun yang bergerak sembarangan.‘Ini bukan tempat biasa,’ pikir Xuan Li. Ia bisa merasakan formasi spiritual yang bersifat alami, bukan buatan manusia. Tidak stabil, tapi kuat. Seolah tempat ini dijaga oleh kehendak tanah itu sendiri.Kelompok yang mengepungnya adalah suku kuno. Mereka bukan orang biasa. Senjata yang mereka pegang memancarkan aura buas, seperti sudah merasakan darah ratusan makhluk sebelumnya.Salah satu dari mereka, pria bertubuh besar dengan tengkorak kecil menggantung di bahunya, melangkah maju. Sorot matanya dingin. Ia mengangkat tombaknya dan berteriak dengan bahasa yang terdengar asing bagi Lin Gong dan Jian Cheng.Tapi Xuan Li mengerti cukup untuk menangkap maknanya.“Tanah Leluhur tak boleh dicemari. Mereka harus dikorbankan,
last updateLast Updated : 2025-04-12
Read more

Chapter 345

Xuan Li mengamati ke sekeliling, matanya tajam, namun tubuhnya tidak bergerak. Di hadapannya, para tetua suku berbicara dalam bahasa mereka, suara mereka rendah, serak, namun penuh makna. Beberapa kali mereka menoleh padanya, mengangguk-angguk, seolah menilai seekor ternak langka sebelum dijagal.Saat wanita tua dengan rambut seperti kabut mengangkat tangannya, angin berhenti. Daun-daun berhenti berdesir.Ketua suku berdiri dari tempat duduknya. Pria tua itu memiliki tubuh yang kekar meski sudah termakan usia. Di wajahnya terukir simbol-simbol kepercayaan yang tampak seperti luka bakar. Ia menatap Xuan Li dan tersenyum. Bukan senyum ramah, tapi puas, seperti harimau yang melihat rusa pincang datang sendiri ke mulut gua."Ka'ila... ka'rua," katanya dalam bahasa mereka, lalu menunjuk ke arah bukit batu di kejauhan.Beberapa anggota suku menunduk hormat. Mereka tahu artinya."Persembahan untuk Dewi," gumam Xuan Li dalam hati. "Bukan ditahan, tetapi dikurbankan."Langkah kakinya tidak g
last updateLast Updated : 2025-04-12
Read more

Chapter 346

Pusaran gelap seakan menelan langit dan bumi. Tubuh Xuan Li terlempar dari ketiadaan dan jatuh keras ke lantai batu yang membeku.Brak!Lantai di bawahnya bergetar. Napasnya membeku, tubuhnya bergetar meski kekuatan dalam tubuhnya seharusnya mampu menahan suhu ekstrem.Ia bangkit perlahan. Matanya menyapu sekeliling, sebuah ruangan kuno dari batu, dikelilingi akar-akar hitam keperakan yang menyembul dari dinding dan lantai. Di tengah ruangan tumbuh pohon aneh, tidak tinggi, tapi batang dan daunnya seperti menghisap semua cahaya.Satu akar pohon itu menancap dalam tubuhnya.Xuan Li mengerutkan dahi. Akar itu, ia menyadari keberadaannya sejak memasuki lembah terkutuk tadi, namun tak bisa melepaskannya.Tiba-tiba… ada cahaya lembut menyala dari sisi ruangan. Sebuah balok es raksasa di sudut mulai retak.Krrak!Dari dalam es, perlahan muncul sosok wanita.Jantung Xuan Li berdetak lebih cepat. Wanita itu telanjang bulat. Tapi auranya, bukan milik wanita biasa.Rambut panjang sepinggang, wa
last updateLast Updated : 2025-04-12
Read more

Chapter 347

Dewi itu menatap Xuan Li dalam diam. Matanya, dalam dan redup, seperti menyelami sesuatu jauh di dasar jiwanya. Ia tidak bicara. Hanya berdiri, dikelilingi kabut spiritual yang menari pelan di sekeliling tubuhnya.Jubah tipis yang tadi terbentuk dari kabut kini berubah perlahan. Jalur energi bergerak, menjalin pakaian baru yang anggun, namun sarat kekuatan. Bukan busana biasa. Itu adalah simbol kekuasaan. Simbol zaman yang telah lama tenggelam dalam sejarah.Beberapa detik berlalu sebelum akhirnya ia berbicara.“Aku mengerti sekarang...” bisiknya, nyaris tak terdengar, tapi langsung masuk ke kesadaran Xuan Li. “Langit tak hanya memilih tubuhmu... tapi juga jiwamu.”Tatapannya kembali jatuh pada pria muda di hadapannya, dan dalam mata sang Dewi, kini tampak pengakuan. Ia bisa merasakan dua kehadiran kuat di dalam tubuh Xuan Li, sisa-sisa jiwa dari Wu Hei dan Wu Rong. Dua entitas kuno yang dahulu disebut sebagai penjaga tubuh giok surgawi.“Aku... seharusnya sudah mati.” Suaranya merend
last updateLast Updated : 2025-04-12
Read more

Chapter 348

Xuan Li berdiri dalam diam. Ucapan Dewi Kultus Suci masih terngiang di telinganya, dingin, tegas, tak terbantahkan.“Dunia ini akan terbagi... bukan antara baik dan jahat, tapi antara mereka yang kuat... dan yang tak layak bertahan.”Ia mengepalkan tangan. Otot-ototnya menegang. Pandangan matanya menembus kabut yang perlahan menipis di lembah.“Jika dunia akan hancur... setidaknya aku akan berdiri di tengahnya, bukan sebagai korban.”Tapi ia tahu, berdiri sendirian tak cukup. Ia membutuhkan sekutu, orang-orang yang bisa dipercayainya, yang tidak tunduk pada tatanan lama yang rapuh.Lin Gong. Jian Cheng.Dua nama itu muncul di benaknya. Dua orang yang selama ini bertahan hidup bukan karena kekuatan, tapi karena keyakinan.Xuan Li melangkah. Dalam sekejap, tubuhnya melesat keluar dari lembah. Udara memecah di sekelilingnya. Langit bergolak saat ia menembus awan dengan kecepatan yang bukan milik manusia biasa.Tubuhnya berubah. Ia bisa merasakannya setiap kali kaki menyentuh angin. Jarak
last updateLast Updated : 2025-04-13
Read more

Chapter 249

Xuan Li duduk bersila di depan api kecil. Lin Gong dan Jian Cheng duduk dalam keheningan, menunggu kata pertama darinya.Xuan Li membuka mata. Sorotnya tajam, tenang, penuh keputusan.“Kita tidak bisa bergerak tanpa arah. Dunia sedang berubah. Jika ingin bertahan dan mengubah arah angin, kita harus memulainya dari sekarang,” ucapnya.Lin Gong menoleh, alisnya terangkat. “Apa yang kau pikirkan?”“Kita membentuk organisasi. Tapi bukan sekadar sekte yang mengejar keabadian. Ini akan jadi tempat bagi mereka yang tertindas, ditinggalkan sistem lama, dan diburu oleh dunia,” jawab Xuan Li.Jian Cheng mengangguk pelan. “Itu butuh sumber daya besar. Uang. Orang. Tempat.”“Kita mulai dari yang paling dasar. Markas,” ujar Xuan Li, mengarahkan pandangan ke lereng gunung di bawah kaki mereka. “Tempat ini terpencil, tersembunyi, dan sulit diakses. Tidak menarik perhatian. Kita bangun pusat kita di sini.”Lin Gong mengusap dagunya. “Gunung ini terjal dan sulit dijangkau. Tapi justru itu kelebihannya
last updateLast Updated : 2025-04-13
Read more

Chapter 350

Xuan Li kini dikenal sebagai Tabib Awan Surga. Nama itu muncul dari tempat ia membuka praktiknya di Kota Awan Surga. Sebuah nama yang sederhana, tapi pelan-pelan menjadi bisik-bisik para pedagang, penjaga kota, bahkan para pengelana.“Tabib itu… bisa menyembuhkan penyakit yang tidak bisa disentuh para tetua sekte,” bisik seorang pria tua di pasar.“Dan biayanya cuma beberapa koin,” sahut yang lain. “Tidak seperti sekte yang selalu menuntut imbalan tidak masuk akal.”Xuan Li tidak menjawab sanjungan itu. Ia hanya terus bekerja, meracik pil, menyusun ramuan, dan menyembuhkan luka-luka yang tak terlihat mata. Ia tahu, semua ini hanya langkah awal.Dua bulan berlalu.Jumlah orang yang datang ke gunung bertambah. Ada yang mantan prajurit yang cacat, ada pula pemuda desa yang terusir karena tak punya bakat spiritual. Beberapa hanya ibu-ibu dan anak-anak yang tak punya tempat.Xuan Li memandang mereka dari lereng gunung. Ratusan jiwa, lemah di mata dunia, tapi bukan berarti tak berguna.“Ini
last updateLast Updated : 2025-04-14
Read more
PREV
1
...
323334353637
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status