Home / Fantasi / TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG / Chapter 271 - Chapter 280

All Chapters of TUBUH GIOK PANGERAN TERBUANG: Chapter 271 - Chapter 280

310 Chapters

Chapter 271

Di antara reruntuhan Sekte Pedang Langit, udara terasa berat. Suara angin yang biasanya lembut kini berubah menjadi bisikan-bisikan kelam yang menusuk telinga. Semua orang terdiam, pandangan mereka terpaku ke langit yang diselimuti kabut gelap.Kemudian, sosok itu muncul.Langkahnya pelan, tapi setiap gerakannya seolah membawa tekanan yang tak kasatmata. Aura kegelapan yang menyelimutinya begitu pekat, berputar seperti kabut hitam yang menari di sekeliling tubuhnya.Di antara orang-orang yang masih tersisa, Ketua Alam Bayangan menyipitkan mata. Suaranya terdengar dingin saat ia angkat bicara,"Siapa yang berani mengganggu urusan kami?"Tak ada jawaban.Shu Jin, yang masih berlutut dengan tubuh lemah dan luka yang menganga, merasakan dadanya bergetar hebat. Napasnya tersengal saat sosok itu semakin jelas di balik kabut. Dan ketika akhirnya bayangan hitam itu tersingkap sepenuhnya, matanya membelalak.Han Sheng.Para murid Sekte Pedang Langit yang tersisa pun tersentak."Senior Han Shen
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Chapter 272

Di antara bayang-bayang yang membungkus Sekte Pedang Langit, seorang pria berdiri dengan penuh percaya diri. Matanya memancarkan rasa puas, bibirnya melengkung dalam senyum kemenangan. Ia adalah anggota Alam Bayangan, yakin bahwa akhirnya Han Sheng akan bergabung dengannya."Kita bisa bekerja sama," katanya dengan nada meyakinkan. "Bayangkan jika kita menyerahkan pecahan Lonceng Pengubah Takdir kepada pemimpin, imbalannya akan luar biasa. Kau tidak perlu bekerja sendirian."Ia berbicara dengan nada santai, seolah-olah segalanya telah ditentukan. Ia berpikir bahwa Han Sheng masih memiliki sisi kompromi.Betapa naifnya.Han Sheng menatap pria itu tanpa ekspresi. Dalam pikirannya, kata-kata orang itu hanya terdengar seperti dengungan nyamuk yang mengganggu. Kerja sama? Berbagi kejayaan? Tidak ada hal seperti itu dalam kamus Han Sheng.Alam Bayangan dan kelompok Penjelajah Malam memang berada di kubu yang sama dengannya, tetapi mereka hanyalah sekutu sementara. Mereka hanyalah alat yang b
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Chapter 273

Jejak energi yang tertinggal di Sekte Pedang Langit masih samar, seperti kabut tipis yang menyelimuti tempat itu. Bagi orang biasa, sekte ini tampak seperti biasa, tenang dan tidak ada tanda-tanda pertempuran. Namun, bagi mereka yang peka terhadap perubahan energi, atmosfer di tempat ini telah berubah.Kegelapan yang menguar dari sekte ini begitu halus, menyatu dengan udara seolah menjadi bagian dari lingkungan. Tidak ada bangunan yang rusak, tidak ada darah yang mengering di tanah, tetapi sesuatu terasa berbeda.Beberapa kultivator dari sekte-sekte lain datang untuk menyelidiki, tertarik oleh rumor yang beredar. Namun, begitu mereka menginjakkan kaki di halaman sekte, yang mereka temukan hanyalah murid-murid Sekte Pedang Langit yang beraktivitas seperti biasa. Tidak ada yang tampak mencurigakan.Seorang pria tua dengan jubah biru, seorang tetua dari Sekte Awan Berbisik, menyipitkan matanya. Ia merasakan sesuatu yang aneh tetapi tidak bisa menunjukinya secara langsung."Apa benar hany
last updateLast Updated : 2025-03-17
Read more

Chapter 274

Pria tua itu melangkah dengan tenang, tubuhnya tegak meskipun rambutnya telah memutih. Jubahnya yang sederhana bergoyang tertiup angin. Di sampingnya, Xuan Li berjalan tanpa suara, matanya tajam meneliti sekeliling.Penduduk desa yang mereka lewati hanya melirik sekilas sebelum buru-buru mengalihkan pandangan. Langkah mereka terlalu teratur, terlalu kaku. Wajah mereka kosong, seolah hanya mengikuti rutinitas tanpa benar-benar hidup.Xuan Li memperhatikan lebih dalam. Ini bukan sekadar desa terpencil yang terjebak dalam kesunyian. Ada sesuatu yang tidak wajar di sini, bukan kabut, bukan bayangan, tetapi keheningan yang terasa berat, seperti sesuatu yang menyusup ke dalam darah dan tulang setiap orang.Pria tua itu berhenti di depan sebuah rumah sederhana. "Ini tempatku," katanya, suaranya datar dan tak berintonasi.Xuan Li mengamati rumah itu sejenak sebelum melangkah masuk. Suasana di dalamnya tidak jauh berbeda dari yang ia rasakan di luar. Segalanya tampak bersih dan teratur, teta
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

Chapter 275

Setelah urusan Tetua Ye selesai, mereka pun kembali pulang ke rumah Tetua Ye. Xuan Li melanjutkan pemeriksaan Shen Tang yang tertunda.Di dalam kamar yang remang, Shen Tang terbaring lemah di atas ranjang. Cahaya lentera yang berkelip-kelip memperlihatkan wajahnya yang semakin pucat, bibir membiru, dan napasnya yang tersengal-sengal. Keringat dingin membasahi dahinya.Xuan Li duduk di tepi ranjang, meletakkan dua jarinya di pergelangan tangan wanita itu. Saat ia mengerahkan kekuatan spiritualnya untuk memeriksa, hawa dingin merayap naik melalui jarinya. Sensasi itu bukan sekadar penyakit biasa, ini lebih dari itu.‘Bukan sekadar penyakit… ini formasi penyerap kehidupan.’Tatapan matanya berubah tajam. Ia bergerak cepat, menekan beberapa titik akupuntur di sepanjang lengan Shen Tang. Tubuh wanita itu tersentak, punggungnya melengkung menahan rasa sakit, sebelum akhirnya napasnya mulai lebih stabil.Xuan Li menarik tangannya kembali. Suaranya tenang, tapi ada ketegangan di dalamnya. "A
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

Chapter 276

Rasa sakit mengoyak dadanya, membuat napasnya tersengal-sengal. Kakinya gemetar, hampir tak mampu menopang tubuhnya saat ia bersandar pada batang pohon tua itu. Keringat dingin mengalir di pelipisnya, merembes ke leher dan punggungnya.Namun, yang lebih mengganggunya bukanlah luka fisik, melainkan suara yang menggema dalam benaknya."Takdirmu telah menunggu."Suara itu bukan sekadar bisikan samar, melainkan sesuatu yang terasa akrab, seolah berasal dari bagian terdalam jiwanya sendiri.Xuan Li mengepalkan tangan."Takdir?"Ia menegakkan kepala, menatap langit malam yang gelap dan tak berbintang. Seumur hidupnya, ia telah berjalan sendiri, menempuh jalan yang penuh darah dan pengkhianatan. Ia tidak pernah tunduk pada siapa pun. Tidak kepada klan, tidak kepada guru, tidak kepada dewa sekalipun.Jadi, jika ada yang mengira dirinya akan menyerah pada sesuatu yang disebut ‘takdir’…"Aku tidak percaya pada takdir."Mata Xuan Li berkilat. Namun, ketika ia mencoba bangkit, sesuatu menghantamn
last updateLast Updated : 2025-03-18
Read more

Chapter 277

Kegelapan menyelimuti kesadaran Xuan Li.Rasa sakit menusuk tulangnya, tajam dan dingin seperti ribuan jarum es yang menembus ke setiap saraf. Tubuhnya terasa berat, seolah terhimpit oleh gunung yang tak kasatmata. Ia mencoba bergerak, namun kekuatan asing mencengkeramnya, membelenggu setiap inci tubuh dan jiwanya.Ada sesuatu di dalam dirinya, bukan hanya Wu Hei. Ini lebih tua, lebih pekat, dan jauh lebih berbahaya. Energi gelap yang seakan bukan hanya ingin menguasai, tetapi juga melahapnya tanpa sisa."Apa… ini?"Pikirannya berputar, kacau dan tumpang tindih. Kilasan-kilasan ingatan dari dalam formasi pohon kembali muncul, fragmen masa lalu yang masih buram. Namun, di antara potongan-potongan yang belum tersusun itu, ada satu kebenaran yang kini tak bisa ia sangkal lagi.Darahnya bukan manusia.Pernyataan itu menghantamnya seperti badai. Ada sesuatu yang menggerogoti dadanya, rasa perih yang samar, hampir menyerupai kesedihan. Jika ia benar keturunan klan iblis, apakah itu berarti
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Chapter 278

Tubuh Xuan Li merosot ke batang pohon tua itu. Dadanya kembang kempis, tiap tarikan napas terasa seperti menarik beban berat. Keringat dingin membasahi keningnya sementara rasa sakit menyebar seperti racun yang merembes ke seluruh sendinya.Luka dalam yang belum sembuh itu merampas sisa-sisa tenaganya.Menggerakkan jari saja sudah menyiksa, apalagi harus membentuk formasi sihir rumit seperti yang biasa ia lakukan."Sial..." keluhnya lirih, hampir tak terdengar di antara desau angin malam yang menggigit tulang.Dengan tangan gemetar, Xuan Li merogoh kantong penyimpanan yang muncul dari udara kosong. Jemarinya yang kasar menyentuh permukaan dingin kristal energi, benda yang selama ini jadi andalannya. Saat kristal itu berada dalam genggamannya, cahaya kebiruan yang redup menyebar di sela-sela jarinya.Ia tertatih-tatih menancapkan kristal-kristal tersebut ke tanah lembap. Tangannya bergerak lambat, menggambar pola pertahanan yang telah ratusan kali ia praktikkan. Formasi yang kali ini i
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Chapter 279

Tidak ingin terpuruk terlalu lama, Xuan Li duduk bersila untuk memulihkan diri. Meskipun ia memiliki kemampuan regenerasi yang jauh lebih baik daripada manusia biasa, luka-luka yang ia terima sebelumnya cukup dalam untuk menghambat pemulihannya.Xuan Li bukanlah seseorang yang ceroboh. Sejak beberapa waktu lalu, ia sudah menyadari sesuatu yang tidak wajar. Ada seseorang yang mengawasinya.‘Siapa pun itu, dia belum menyerang…’ pikirnya.Biasanya, seorang pembunuh akan langsung mengeksekusi target tanpa ragu. Namun, sosok ini memilih untuk menunggu, seakan mengamati kelemahan Xuan Li sebelum bergerak.Xuan Li tidak terburu-buru. Ia tetap menutup matanya, memperlambat napasnya, dan mulai melakukan teknik pemulihan.Di dalam tubuhnya, dua suara samar terdengar.“Kondisimu belum stabil.” Wu Rong memperingatkan, suaranya dalam dan penuh ketenangan.“Namun, jika kau butuh kekuatan, kami bisa membantumu,” tambah Wu Hei, suaranya sedikit lebih lembut tetapi tetap penuh wibawa.Xuan Li tidak me
last updateLast Updated : 2025-03-19
Read more

Chapter 280

Xuan Li berdiri diam, menatap mayat kering pria iblis itu. Sisa-sisa energi hitam berputar di udara sebelum akhirnya menghilang sepenuhnya.Ini belum berakhir.Jika satu anggota Klan Iblis telah datang, maka yang lain pasti akan menyusul. Klan Iblis bukan kelompok yang mudah menyerah, terutama jika mereka mengincar sesuatu. Dan kali ini, mereka mengincar dirinya.“Apa kau baik-baik saja?” Wu Rong bertanya dari dalam tubuhnya.“Pemulihanmu belum selesai, jangan terlalu memaksakan diri,” tambah Wu Hei.Xuan Li menenangkan napasnya. “Aku tahu.”Matanya menatap langit yang mulai cerah. Tidak ada waktu untuk berdiam diri. Ia harus segera pergi sebelum lebih banyak musuh muncul.Dengan langkah ringan, ia meninggalkan tempat itu, menyusuri hutan dengan kecepatan yang stabil. Setiap jejaknya nyaris tak terdengar, menyatu dengan alam sekitar.Beberapa saat kemudian, ia menemukan sebuah sungai kecil. Ia berjongkok, mencuci tangannya yang berlumuran debu dan sisa darah. Wajahnya masih tenang, te
last updateLast Updated : 2025-03-20
Read more
PREV
1
...
262728293031
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status