Semua Bab Kebangkitan Sang Bayangan: Bab 31 - Bab 40

45 Bab

Bab 31: Bayangan yang Tidak Pernah Mati

Pagi itu, matahari menyelinap perlahan di antara gedung-gedung tinggi kota. Suara burung-burung yang berkicau seolah membawa harapan baru, tetapi bagi Luca Ombra, harapan tidak pernah datang tanpa usaha. Dia tahu bahwa meskipun Dante sudah ditaklukkan, ancaman baru selalu mengintai. Di ruang kerja yang dipenuhi aroma kopi, Luca duduk memandangi dokumen-dokumen di mejanya. Ada laporan keuangan proyek pelabuhan, daftar pengiriman barang, serta informasi terbaru dari Enzo mengenai pergerakan kelompok lain yang masih mencoba menggoyahkan posisi keluarga Ombra. Marco masuk, membawa selembar kertas dengan ekspresi serius. “Ini baru saja datang. Dante berbicara.” Luca mengambil kertas itu dan membaca dengan seksama. Kata-kata Dante tertulis dengan jelas: **“Kalian pikir aku satu-satunya? Kegelapan yang sebenarnya belum datang.”** Luca meletakkan kertas itu di meja dan menatap Marco. “Apa maksudnya?” Marco menggeleng. “Kami belum tahu.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-02
Baca selengkapnya

Bab 32: Jejak di Balik Kegelapan

Kegelapan malam kembali menyelimuti kota, namun bagi Luca Ombra, kegelapan adalah sahabat. Di balik tembok tebal markas keluarga Ombra, persiapan terus berlangsung. Luca tahu bahwa untuk mengalahkan Rafael dan *La Sombra*, mereka harus berpikir seperti bayangan itu sendiri—bergerak tanpa suara dan menyerang tanpa peringatan. Di ruang bawah tanah markas, Luca berdiri di depan peta besar yang dipenuhi tanda-tanda merah. Setiap titik menandakan lokasi penting yang mungkin menjadi tempat persembunyian Rafael. Enzo dan Marco berdiri di sampingnya, mata mereka fokus pada detail kecil yang bisa memberikan petunjuk. “Dia berpindah-pindah terlalu cepat,” kata Enzo, frustrasi. “Setiap kali kita hampir menemukannya, dia sudah menghilang.” “Dia tahu kita mengejarnya,” balas Marco. “Dan itu membuatnya waspada.” Luca menghela napas panjang. “Kita butuh cara lain untuk menjebaknya. Sesuatu yang tidak dia duga.” ### **Perangkap yang Tak Terduga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-03
Baca selengkapnya

Bab 33: Bayangan yang Menanti

Kota kembali tenang, tetapi keheningan ini adalah ilusi. Luca Ombra tahu bahwa badai berikutnya sedang menyusun kekuatan di kejauhan. Di ruang utama markas keluarga, dia duduk bersama Marco, Enzo, dan Vittorio, membahas langkah berikutnya. Meski Rafael kini berada di balik jeruji, *La Sombra* masih hidup. Luka kecil di tubuh organisasi mereka tidak cukup untuk membuatnya lumpuh. “Informasi terbaru dari dalam penjara menunjukkan bahwa Rafael masih mengendalikan operasinya,” kata Enzo sambil meletakkan map di meja. “Dia memiliki kontak di luar, dan mereka bergerak cepat.” Luca mengetuk-ngetukkan jarinya di meja kayu besar itu. “Kita perlu tahu siapa saja jaringan dalamannya. Tidak ada gunanya menangkap kepala jika tubuhnya masih bergerak.” “Dan ada satu hal lagi,” tambah Marco dengan nada khawatir. “Aku mendengar desas-desus tentang seseorang yang akan mengambil alih posisi Rafael di lapangan. Mereka menyebutnya sebagai ‘Bayangan Kedua’.” “B
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

Bab 34: Strategi di Tengah Bayangan

Pertemuan dengan Bayangan Kedua meninggalkan kesan mendalam bagi Luca Ombra. Wanita itu bukan hanya penerus Rafael, tetapi ancaman yang jauh lebih kompleks. Ia memiliki ketenangan yang berbahaya dan rencana besar yang belum terungkap sepenuhnya. Luca tahu bahwa permainan ini telah berubah. Jika sebelumnya mereka bermain melawan *La Sombra*, sekarang mereka melawan seorang dalang yang cerdas dan tanpa ampun. Di ruang konferensi markas keluarga, Luca mengumpulkan semua orang. Peta kota terhampar di meja besar, penuh dengan tanda lokasi strategis yang mungkin digunakan oleh Bayangan Kedua. “Kita tahu dia mengambil alih kendali setelah Rafael ditangkap,” kata Luca sambil menunjuk beberapa titik. “Namun, dia tidak hanya memanfaatkan jaringan yang sudah ada. Dia menciptakan sesuatu yang lebih besar.” Marco mengangguk, melipat tangannya di dada. “Aku mendapat informasi bahwa mereka mulai merekrut orang-orang baru, terutama dari luar kota. Itu membuat mereka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-08
Baca selengkapnya

Bab 35: Konspirasi di Balik Bayangan

Luca Ombra berdiri diam di dalam gudang tua, mengamati pria yang baru saja muncul dari kegelapan. Sosok kurus itu mengenakan mantel panjang, dengan wajah tirus dan sorot mata yang penuh kehati-hatian. "Aku tahu siapa Bayangan Kedua sebenarnya," kata pria itu tanpa basa-basi. Suaranya terdengar tegas, tetapi ada ketegangan di balik kata-katanya. Luca tidak menunjukkan emosi, tetapi pikirannya berputar cepat. Informasi seperti ini berharga, tetapi berpotensi berbahaya jika datang dari sumber yang tidak dikenal. "Kenapa aku harus percaya padamu?" tanya Luca, suaranya datar tetapi mengandung ancaman. Pria itu tersenyum kecil. "Karena aku tidak punya pilihan lain. Kalau aku melarikan diri, dia akan membunuhku. Tapi kalau aku membantumu menghentikannya, setidaknya aku punya kesempatan untuk bertahan hidup." "Nama?" desak Luca, matanya tajam seperti belati. "Amadeo," jawab pria itu. "Aku adalah salah satu penghubung utama Ra
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-09
Baca selengkapnya

Bab 36: Jejak yang Tertinggal

Malam setelah misi di pelabuhan, markas keluarga Ombra dipenuhi dengan ketegangan. Meski berhasil memutus salah satu jalur distribusi utama Isabella Costanza, ancaman dari Bayangan Kedua belum sepenuhnya hilang. Luca duduk di ruang rapat utama, mengamati peta besar yang dipenuhi penanda merah—lokasi jaringan Isabella yang masih harus dihancurkan. Marco memasuki ruangan dengan langkah cepat, membawa berkas yang baru saja tiba dari salah satu informan mereka. "Ada sesuatu yang menarik," katanya sambil menyerahkan dokumen itu ke Luca. Luca membuka berkas tersebut. Di dalamnya terdapat laporan tentang seorang pria bernama Mateo Ruiz, seorang mantan kepala logistik kartel Amerika Selatan yang kini tinggal di sebuah vila mewah di pinggir kota. Menurut laporan, Mateo adalah penghubung utama Isabella untuk mengamankan jalur perdagangan internasionalnya. “Kalau ini benar, kita punya peluang besar untuk menyerang Isabella di titik paling lemah,” kata Marco.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya

Bab 37: Bayangan dalam Kegelapan

Markas Isabella mulai hancur. Ledakan demi ledakan mengguncang pulau itu, membuat tanah bergetar dan api menyala di berbagai sudut. Luca berdiri di tengah kekacauan, memandangi lorong tempat Isabella menghilang. Marco dan Enzo menghampirinya. “Luca, kita harus pergi sekarang! Tempat ini akan meledak dalam beberapa menit!” teriak Marco, suaranya hampir tenggelam oleh deru ledakan. Namun Luca tidak bergerak. “Dia masih di sini. Aku harus menyelesaikan ini.” Enzo memegang bahunya. “Kau tidak bisa mengejar dia sendirian. Kita semua tahu ini jebakan.” Luca menatap Enzo dengan tajam, tapi kemudian mengangguk. “Kalian bawa tim keluar. Aku akan menyusul.” “Tidak, kau tidak bisa—” protes Marco, tapi Luca sudah berlari menuju lorong gelap, meninggalkan mereka. ### **Di Dalam Markas** Luca mengikuti jejak Isabella ke dalam ruangan utama yang tersembunyi di bawah tanah. Ruangan itu luas, penuh dengan peralatan canggih
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-11
Baca selengkapnya

Bab 38: Perburuan dalam Bayangan

Laut malam yang dingin dipenuhi oleh asap dan bau mesiu. Kapal utama Isabella yang tenggelam mulai lenyap di bawah permukaan air, menyisakan pecahan-pecahan kayu yang terombang-ambing. Luca berdiri di atas kapal keluarga Ombra, tubuhnya basah kuyup dan napasnya terengah-engah. Meskipun luka-luka yang diderita Isabella hampir pasti serius, dia merasa Isabella masih memiliki rencana cadangan. Marco mendekatinya dengan ekspresi khawatir. “Luca, kita sudah merusak sebagian besar jaringan Isabella. Ini adalah kemenangan besar.” “Tidak ada kemenangan selama dia masih hidup,” jawab Luca dengan suara datar. Matanya memandangi horison gelap. “Dia terluka, tapi dia tidak akan berhenti. Isabella adalah tipe orang yang akan merangkak keluar dari neraka untuk membalas dendam.” Vittorio, yang sedang mengatur anak buahnya untuk mengamankan wilayah sekitar, menimpali, “Kita harus memanfaatkan momentum ini. Dengan jaringan transportasinya hancur, Isabella akan kehila
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-11
Baca selengkapnya

Bab 39: Ketenangan yang Rapuh

Hari baru menyingsing di atas pelabuhan kecil di Italia. Ombak memukul lembut dermaga kayu, seolah mencoba menenangkan kegelisahan yang telah memenuhi hati Luca. Dia berdiri di atas dek kapal keluarga Ombra, memandangi cakrawala biru tanpa batas. Meski Isabella telah tenggelam bersama helikopternya, perasaan lega yang seharusnya datang belum menghampiri Luca. Sebaliknya, dadanya dipenuhi keraguan dan pertanyaan. Benarkah semuanya sudah berakhir? Atau, seperti bayangan yang tidak pernah benar-benar hilang, Isabella masih hidup di suatu tempat, menunggu saat yang tepat untuk menyerang lagi? Marco mendekat dengan secangkir kopi di tangannya. “Kau sudah tidak tidur semalaman, Luca. Kau butuh istirahat.” “Aku tidak bisa,” jawab Luca, suaranya berat. “Aku terus memikirkan apa yang dikatakan Isabella. Tentang penerusnya. Tentang Bayangan Kedua yang tidak akan pernah benar-benar hilang.” Marco menyerahkan cangkir kopi itu padanya. “Dengar, kita te
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-12
Baca selengkapnya

Bab 40: Jaring Bayangan di Istanbul

Kota Istanbul menyambut kedatangan Luca dan timnya dengan hiruk-pikuk khasnya. Suara klakson kendaraan, sorak pedagang di Grand Bazaar, dan deru kapal di Selat Bosphorus menciptakan irama kota yang tidak pernah tidur. Namun, di balik keramaian itu, bayangan kejahatan tetap mengintai, dan Luca tahu bahwa dia harus waspada setiap saat. Informasi dari Ricardo Alvarez membawa mereka ke kota ini, tempat pertemuan penting Bayangan Kedua akan berlangsung. Pertemuan ini adalah kesempatan terakhir mereka untuk menghancurkan sisa-sisa organisasi Isabella sebelum penerusnya, *Spectre*, memegang kendali penuh. Di sebuah apartemen kecil yang disewa timnya, Luca berdiri di depan papan besar yang dipenuhi peta, foto, dan catatan. Marco, Vittorio, dan beberapa anggota tim lainnya duduk di sekeliling meja, mempelajari dokumen yang baru saja mereka dapatkan dari seorang informan lokal. “Jadi, di mana pertemuan itu akan diadakan?” tanya Marco, memecah keheningan.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-13
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status