Leony tertawa pelan, lalu melanjutkan, “Tapi, kamu juga sama saja. Demi Laura, kamu memindahkanku dari departemen sekretariat ke tim proyek. Korban perlu menghindari pelaku kekerasan, korban perlu memaafkan pelaku kekerasan, korban nggak boleh balas dendam sama pelaku kekerasan ....”Saat berbicara, senyuman Leony bertambah lebar. Dia bertanya, “Pak Andreas, waktu mendengar kata-kata ini, apa kamu nggak merasa itu sangat konyol?”Andreas menatap Leony dan langsung terdiam. Leony juga tidak memaksanya. Dia hanya tertawa, lalu menuang teh dengan santai untuk mencuci mulut setelah makan makanan manis. Hanya saja, meskipun mulutnya terasa manis, hatinya malah penuh dengan kepahitan.“Maaf, pemikiranku kurang menyeluruh. Sepertinya, insiden hari ini memang tindakan Grace seorang,” ujar Andreas dengan nada tenang.Melihat Andreas yang hendak pergi, Leony meletakkan cangkir tehnya ke meja, lalu berseru, “Tunggu! Jangan pergi cari Grace.”Setelah Andreas berbalik, Leony lanjut berkata, “Janga
Baca selengkapnya