David memiliki tangan indah, kuku bersih, jari panjang dengan tulang yang menonjol. Dia menuang teh dengan gerakan santai dan terampil ke cangkir teh berwarna hijau kebiruan yang indah. Aroma teh segera memenuhi ruangan."Reynald bilang ...." David mendongak, lalu menatap Andreas dan Leony dengan mata berwarna cokelat muda yang lembut. Saat menyadari kedua orang itu berjarak lumayan jauh dari satu sama lain, dia pun tertawa dan melanjutkan, "Kalian sudah cerai?"Leony menggenggam kedua tangannya dengan erat. Dia menatap pria lembut di depannya dan menjawab, "Pernikahan kami pada dasarnya memang cuma bentuk kerja sama. Cepat atau lambat, kami memang bakal berpisah.""Begitu, ya." David menyesap tehnya, lalu lanjut berkata, "Itu keputusan kalian sendiri, aku nggak akan ikut campur. Aku cuma harap kalian nggak akan menyesal kelak."David tidak berhenti tersenyum lembut. Seusai berbicara, dia menghabiskan secangkir teh itu. Saat ini, tampang lelahnya baru berkurang sedikit."Leony, ayo iku
Read more