Leony sangat menyukai Andreas. Kenapa dia harus melarikan diri? Sebab, dia tidak bisa melanjutkan hal ini.Meskipun ....Meskipun Leony sangat ingin tenggelam dalam kenikmatan bersama pria di hadapannya, ada satu hal yang menghalanginya. Halangan itu tidak lain adalah anak tak terduga yang ada di dalam perutnya. Saat ini, Andreas sudah kehilangan kendali, dia benar-benar khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pada anaknya."Andreas, kekasihmu bukan aku."Mata pria itu terlihat kelam. Dia menunduk untuk menatap Leony dan kedua matanya terlihat makin gelap saat mengucapkan, "Tapi, aku menginginkanmu."Bagaimanapun juga, mereka sudah bersama selama 3 tahun. Mereka sudah sangat familier terhadap tubuh satu sama lain. Seperti Leony yang tidak bisa melawan godaannya, Andreas juga mendambakan tubuhnya.Saat ini, meskipun hanya kulit mereka yang bersentuhan, tubuh mereka sudah merasakan kenikmatan. Meskipun tahu mereka sudah bercerai, tetapi alam bawah sadar Andreas masih memberit
"Kamu juga senggang," ujar Leony.Jonathan meregangkan tubuhnya dengan malas di dalam mobil. Dia terlihat kurang bersemangat."Jangan bilang kamu nggak tidur karena tunggu aku semalaman. Aku nggak percaya sama kata-kata semacam itu," kata Leony sambil menyilangkan tangan dan menatap Jonathan.Jonathan menoleh ke samping. Ada sebuah kotak dokumen di dalam mobil dan berkas teratas sudah tertulis catatannya. Dia baru saja mulai mengambil alih urusan Keluarga Suryadi. Jadi, masih banyak hal yang perlu dipelajari."Ternyata kamu memang memahamiku," jawab Jonathan sambil mengetuk-ngetukkan jari panjangnya di kemudi mobil.Jadi, Jonathan sebenarnya hanya datang ke tempat ini untuk membaca dokumen sambil menunggu Leony. Wajah Jonathan yang biasanya angkuh pun memperlihatkan senyuman. Baru saja Jonathan ingin mengatakan sesuatu, dia menangkap bekas ciuman yang samar di leher Leony yang tidak tertutupi.Jonathan bisa merasakan bahwa suasana hati Leony saat ini sedang tidak stabil. Setelah berpik
Leony baru saja meninggalkan kediaman lama Keluarga Finowa, sedangkan tempat ini adalah tempat rahasia Jonathan. Bagaimana mungkin Andreas bisa menemukan tempat ini dengan secepat itu? Jika bukan karena pengawasan, apa lagi alasannya? Ekspresi Leony pun menjadi makin muram. Bukan. Mungkin bukan karena pengawasan, melainkan karena Andreas sudah memasang alat pelacak di tubuhnya. Barang yang bisa dipasang alat pelacak dan yang selalu dibawa Leony ke mana pun dia pergi hanyalah ponsel. Leony mengeluarkan ponselnya, lalu menatap Andreas dan bertanya, "Kamu pasang alat pelacak di sini?"Andreas tidak menjawab. Sementara itu, Jonathan mengambil ponsel Leony dan bertanya sambil tersenyum, "Bu Leony, aku boleh buka ponselmu?"Leony mengangguk dan menyerahkan ponselnya kepada Jonathan. Dengan cekatan, Jonathan membuka ponsel itu. Benar saja, di dalamnya memang terdapat alat pelacak. Dia melepaskannya dan memainkan benda itu di tangannya."Modelnya sudah yang dari 2 tahun lalu. Sepertinya, ala
David memiliki tangan indah, kuku bersih, jari panjang dengan tulang yang menonjol. Dia menuang teh dengan gerakan santai dan terampil ke cangkir teh berwarna hijau kebiruan yang indah. Aroma teh segera memenuhi ruangan."Reynald bilang ...." David mendongak, lalu menatap Andreas dan Leony dengan mata berwarna cokelat muda yang lembut. Saat menyadari kedua orang itu berjarak lumayan jauh dari satu sama lain, dia pun tertawa dan melanjutkan, "Kalian sudah cerai?"Leony menggenggam kedua tangannya dengan erat. Dia menatap pria lembut di depannya dan menjawab, "Pernikahan kami pada dasarnya memang cuma bentuk kerja sama. Cepat atau lambat, kami memang bakal berpisah.""Begitu, ya." David menyesap tehnya, lalu lanjut berkata, "Itu keputusan kalian sendiri, aku nggak akan ikut campur. Aku cuma harap kalian nggak akan menyesal kelak."David tidak berhenti tersenyum lembut. Seusai berbicara, dia menghabiskan secangkir teh itu. Saat ini, tampang lelahnya baru berkurang sedikit."Leony, ayo iku
Leony menunduk dan menjawab dengan pelan, "Sebenarnya Andreas juga nggak salah. Kejadian malam itu murni hanya kecelakaan. Dia sudah banyak membantuku dengan menikahiku. Di hari pertama pernikahan kami, dia langsung kasih tahu aku sudah ada orang yang disukainya dan kami akan bercerai suatu hari nanti."David menatap Leony lekat-lekat, lalu berkata, "Aku tahu Andre nggak salah. Tapi kalau dinilai dari sudut pandang pernikahan kalian, sebagai seorang suami, semua yang dilakukannya itu salah. Sekarang, kamu sudah mengandung anaknya.""Leony, kamu punya kebebasan untuk melahirkannya atau nggak. Kamu itu seorang wanita yang dapat membawa kehidupan baru ke dunia. Aku cuma mau kamu pertimbangkan semuanya dengan baik dan membuat keputusan yang nggak akan kamu sesali."David adalah seseorang yang sangat membenci kejahatan dan ketidakadilan. Dulu, dia juga pernah menyinggung lumayan banyak orang karena masih labil. Oleh karena itu, dia pun mempelajari psikologi agar bisa menenangkan diri. Seba
"Andre, tadi ayahku tanya apa Kak Leony punya hubungan yang dekat sama Jonathan. Ada kerja sama yang mau dia negosiasikan dengan Jonathan," ujar Laura.Sekarang, nama Jonathan terasa bagaikan duri yang tertancap di hatinya."Ada kerja sama apa yang Grup Finowa nggak bisa saingi hingga ayahmu harus cari Jonathan?""Bukan begitu. Ayahku cuma nggak mau merepotkanmu." Laura menghela napas dan melanjutkan, "Sebenarnya, Kak Leony seharusnya punya hubungan yang sangat baik dengan Jonathan, ‘kan? Kalau nggak dekat, Jonathan nggak mungkin bawa dia pergi lihat kembang api atau matahari terbit. Dia juga menentangmu demi Kak Leony.""Aku sebenarnya agak kesal. Apa tindakan Kak Leony ini nggak termasuk pengkhianatan terhadapmu? Aku khawatir mereka sudah bersama bahkan sebelum perceraian kalian. Andre, apa ini nggak termasuk selingkuh?" tanya Laura dengan tampang cemberut, seolah-olah sedang membela Andreas."Kamu lagi marah demi aku?" tanya Andreas sambil menatap Laura dengan tatapan mendalam. Lau
“Bu Leony, kemarin kamu nggak masuk kerja, makanya kamu nggak tahu soal ini. Tahu nggak, sekretaris baru itu buat salah lagi! Kali ini, dia salah bubuhkan titik untuk nominal dalam laporan anggaran. Untung kami cukup teliti waktu meninjaunya dan nggak pakai kontrak itu. Kalau nggak, Grup Finowa pasti rugi besar!”Melihat Leony datang ke kantor presdir, para sekretaris yang pernah bekerja bersama Leony dulunya segera menghampirinya, lalu mengungkit tentang Laura. Kali ini, dia tidak langsung menyebutkan nama Laura karena pernah ditegur oleh Leony sebelumnya.“Makanya! Dia benar-benar kira semua orang harus bantu perbaiki kesalahannya, ya! Sebelumnya, memang ada Bu Leony yang bantu dia selesaikan masalah. Tapi, kamu juga nggak mungkin membantunya setiap kali,” keluh seorang sekretaris berkacamata dengan ekspresi kesal.“Kalau nggak punya kemampuan seperti itu, ya jangan terima posisi ini. Dia malah bermimpi bisa masuk ke jajaran yang sama dengan Bu Leony. Memangnya dia layak!” Sekretaris
Di hadapan Andreas, Leony biasanya selalu bersikap sopan dan lembut. Namun, saat ini dia terlihat sangat bersemangat dan memesona.Andreas memainkan ujung kertas dokumen itu sambil menjawab, “Aku cuma mau Laura berkembang lebih cepat. Setelah insiden sebelumnya, aku selalu suruh sekretaris lain untuk tinjau ulang kontrak yang ditanganinya. Kalau memang nggak masalah, aku baru suruh mereka lanjut gunakan kontrak itu.”“Baguslah kalau Pak Andreas masih bisa bersikap hati-hati,” ucap Leony dengan acuh tak acuh. Saat dia hendak keluar, terdengar suara lembut Andreas dari belakang.“Aku sudah lihat laporan kesehatanmu. Istirahatlah yang baik.”Leony tidak menoleh. Dia hanya mengangguk pelan, lalu langsung melangkah keluar.Tiba-tiba, pintu kantor Andreas diketuk beberapa kali. Saat membuka pintu, terlihat seorang gadis bertubuh indah sedang berdiri di luar. Gadis ini berperawakan tinggi dan ramping, juga memiliki wajah yang cantik. Dibandingkan dengan Leony yang memancarkan aura dingin dan
“Andreas, kalian sudah bercerai. Kenapa kamu malah suruh Leony pulang ke rumahmu lagi? Apa demi mendapatkan hati Pak Alvin, kamu suruh Leony menemanimu untuk bersandiwara? Kamu memang licik sekali. Padahal kamu sudah nggak menginginkannya lagi, kamu malah nggak mengizinkan orang lain untuk mengejarnya! Kamu sungguh keterlaluan!”Dari ucapan Jonathan, jelas sekali dia sedang memperingati Andreas bahwa dirinya sedang mengejar Leony. Dia memang sedang mengejar Leony. Dia saja sudah mempersiapkan bunga segar dan cincin berlian. Semuanya sudah dipersiapkan Jonathan.Raut wajah Leony seketika berubah. Sepertinya dia tidak menyangka masalah akan menjadi seperti ini. Saat Leony hendak mengakhiri panggilan, ponselnya pun direbut oleh Andreas.“Jonathan, Leony masih belum sampai tahap mesti menurunkan derajatnya untuk menjadikanmu sebagai pasangannya. Kamu masih nggak pantas untuk mengejarnya.” Nada bicara Andreas sangat dingin. Sebenarnya jelas sekali dia sedang menyindir Jonathan yang sangat b
“Kakek memang kelihatannya sangat bugar, tapi sebenarnya jantungnya kurang sehat. Apalagi Kakek orangnya sangat pintar, seandainya dia menyadari hubungan kita, bagaimana cara kita menghadapi Kakek? Jangan-jangan kita akan buat Kakek terkena serangan jantung, lalu dirawat di rumah sakit?”“Kakek sangat menyayangiku. Aku nggak sanggup untuk melakukannya. Jadi, aku lebih memilih untuk mengalah dalam masalah ini.” Ketika membahas masalah ini, Leony pun tersenyum lagi. “Bukannya gara-gara masalah ini, kamu juga terpaksa mengorbankan perasaan Laura?”Lantaran khawatir Alvin akan menerima pukulan, Andreas tidak berani memberi tahu masalah perceraian mereka. Saat ini, Andreas terpaksa membawa Leony ke rumah. Laura pasti akan merasa sangat sedih, apalagi dia tidak bisa mendapatkan status dari Andreas.Andreas terdiam sejenak. Laura? Nama itu terasa sangat menusuk telinga baginya. “Maaf, semua ini salahku,” lanjut Andreas.Sikap Andreas sangat lembut. Hanya saja, Leony tidak memasukkannya ke hat
Tatapan Andreas menjadi muram ketika menatap bayangan punggung Leony yang pergi dengan buru-buru. Setelah Leony pergi, Alvin segera meletakkan peralatan makannya. Suaranya kedengaran sangat dingin. “Nini nggak suka makan terong. Apa kamu nggak tahu?”Andreas benar-benar tidak mengetahui masalah itu. Dia baru mengetahuinya sekarang.“Nini tahu semua makanan kesukaanmu. Coba kamu lihat makanan apa yang Nini ambilkan untukmu. Dia bahkan mengupas kulit udang untukmu. Setelah mengupasnya, dia juga mencelupkan udang ke saus kesukaanmu. Sekarang kamu hanya mengambilkan sejenis makanan untuknya. Makanan yang kamu ambil malah terong yang paling nggak disukai Nini!”Andreas sungguh tidak menyangka. Kedua matanya spontan berkilauan. Beberapa saat kemudian, dia berdiri dan tidak berbicara panjang lebar lagi. Hanya saja, raut wajahnya kelihatan sangat tidak bagus.Setelah kembali ke kamar, Andreas menyadari Leony sedang muntah-muntah. Andreas pun duduk di sofa dengan terdiam. Saat Leony keluar dari
Dalam sekejap, mobil ini pun menjadi hening karena hanya tersisa Leony dan Andreas.Leony memejamkan matanya, seperti tidak berniat mengatakan apa-apa. Setelah sesaat, dia pun pindah ke kursi pengemudi dan menyalakan mesin mobil. Ini adalah mobil baru Andreas, sebuah Maybach hitam, bukan lagi Cayanne berwarna biru.Sepanjang perjalanan, kedua orang itu tidak berbicara sampai tiba di kediaman lama Keluarga Finowa.“Leony.” Sebelum Leony turun dari mobil, Andreas tiba-tiba memanggilnya dan bertanya, “Apa hubunganmu dengan Juan?”Tangan Leony terhenti sejenak. Kemudian, dia tersenyum tipis dan menjawab, “Hubunganku dengan Juan nggak ada kaitannya sama Pak Andreas. Pak Andreas hanya perlu perhatikan orang di sisimu.”Setelah Leony turun dari mobil, Andreas tidak lagi mengungkit tentang Juan. Dia hanya berkata dengan santai, “Berhubung sudah sampai di sini, sebaiknya kita masuk bareng.”Leony merasa ucapan itu agak konyol. Dia pun membuka pintu mobil, lalu hendak memanggil taksi online untu
Berhubung Leony sama sekali tidak menyahut, Laura merasa agak canggung. Luis pun tidak dapat menahan tawanya. Tawanya bahkan terdengar sangat jelas di dalam mobil.Namun, Laura seperti tidak bisa merasakan suasana yang canggung ini dan lanjut berbicara dengan Leony. “Kak, kok kamu nggak pedulikan aku?”Laura bersikap seolah-olah ingin menanyakan dengan jelas alasannya.Sementara itu, Leony merasa sangat jengkel. Dia sudah tidak tahan, lalu menoleh ke arah Andreas dan berkata dengan dingin, “Berhubung kamu nggak bisa kendalikan kekasihmu, jangan salahkan aku ngomong hal-hal yang nggak menyenangkan.”Kemudian, Leony menoleh ke arah Laura dan mulai mengejeknya.“Laura, aku harap kamu selalu ingat. Aku ini putri Gilbert dan Intan, sedangkan kamu itu anak dari hasil perselingkuhan Gilbert dengan wanita lain. Meski kita punya ayah yang sama, kelahiranmu itu pada dasarnya adalah semacam luka bagi aku dan ibuku.”“Kalau kamu itu orang normal, kamu seharusnya punya rasa malu, lalu jauhi aku. Bu
Juan menatap Leony, lalu mengucapkan terima kasih.Leony sedang berdiri di bawah pohon dan rambutnya ditiup angin sepoi-sepoi. Rambut hitamnya yang panjang dan tergerai itu pun sesekali menutupi sepasang matanya yang dingin, tetapi juga menyiratkan sedikit kelembutan. Dia tersenyum dan menatap Juan dengan lembut.“Kalau ada masalah, hubungilah aku kapan saja.” Setelah melontarkan kata itu, Leony baru berbalik.Juan menunduk dan membaca kartu nama Leony. [ Manajer tim proyek, Leony Janita ] Nama Leony benar-benar indah. Juan sangat berharap Leony benar-benar bisa membantunya seperti yang dikatakannya sebelumnya. Dia berharap bisa terlepas dari kehidupan yang menderita ini dan membuka lembaran baru.Namun ... mana mungkin dia berharap senior yang baru pertama kali ditemuinya itu menolongnya? Orang yang terjebak dalam keadaan sulit harus memiliki kemampuan untuk menolong dirinya sendiri.Juan menggenggam erat kartu nama itu. Tatapannya bergerak mengikuti Leony. Dia berdiri diam di tempa
Juan merasa seperti pernah bertemu dengan wanita di hadapannya itu. Perasaan itu terasa familier, tetapi juga asing. Ada banyak orang yang berlalu-lalang di sekitar mereka, tetapi pandangan mereka tetap tidak terlepas dari satu sama lain.Melihat Leony yang tidak berhenti menatap Juan, Donny segera menyadari sesuatu dan menyuruh salah seorang kepala bidang untuk memanggil Juan kemari. Setelah itu, dia pun memperkenalkan kedua belah pihak.“Leony, mari kuperkenalkan kalian. Juan itu murid berbakat yang unggul dalam segala bidang di sekolah ini. Dia juga murid yang berpotensi menjadi juara bidang sains dalam ujian kali ini.”Saat mengungkit tentang Juan, Donny terlihat sangat bangga. Leony juga bisa merasakan bahwa Donny benar-benar memiliki kesan baik terhadap Juan. Jadi, dia pun merasa sangat gembira.“Baguslah kalau begitu.” Leony tertawa dan melanjutkan, “Pak Donny, berhubung Bapak begitu memuji Juan, aku akan kasih sedikit insentif untuknya. Juan, kalau kamu bisa dapat juara umum 3
Darius dan Jafir sudah sering melihat tampang Juan yang seperti ini. Jafir pun menepuk-nepuk dadanya. “Nggak masalah. Juan sudah mabuk dan nggak mungkin dengar percakapan kita. Dia nggak tahu rencana kita.”Meskipun begitu, Darius tetap merasa ada yang aneh. Sebelum sempat berpikir lebih jauh, Jafir sudah mengungkit tentang uang. Jadi, Darius pun tidak memikirkannya lagi.Begitu kembali ke kamar, Juan langsung mengunci pintu dan berbaring di tempat tidur. Setelah itu, dia baru menarik napas lega. Dia benar-benar merasa sangat kebingungan karena dikhianati oleh ayah dan kakak sendiri. Mereka yang memanfaatkannya seperti itu sepertinya sama sekali tidak memikirkan apa yang akan terjadi padanya.Juan harus memikirkan cara untuk menggagalkan rencana kedua orang itu. Oleh karena itu, dia pun tidak dapat tidur nyenyak semalaman. Saat tiba di sekolah keesokan harinya, Juan tidur hampir sepanjang pagi. Berhubung nilainya terlalu bagus, para guru hanya menutup sebelah mata....Setelah jam mak
“Apa hal ini benar-benar nggak akan terselidiki? Ini namanya contekan ujian masuk universitas!” Darius pada dasarnya adalah seorang guru. Dia tentu saja tahu jelas seberapa serius masalah ini.Jafir mengangkat bahunya dengan acuh tak acuh. “Ayah, kamu sudah jadi guru selama bertahun-tahun. Aku nggak percaya kamu nggak tahu ada beberapa orang yang berhasil hindari aturan. Orang-orang yang kaya dan berkuasa itu lebih nggak harap masalah kayak begini terungkap.”Kenyataannya memang seperti itu. Darius masih merasa cemas, tetapi sejumlah uang yang disebut Jafir sudah sepenuhnya membutakan matanya. Asalkan mendapat cukup banyak uang, mengorbankan Juan tidaklah masalah.Jam telah menunjukkan pukul 12 tengah malam. Kedua orang itu menyusun rencana di ruang tamu dengan suara yang sangat kecil. Namun, mereka tidak tahu bahwa Juan sudah kembali. Sehabis pulang sekolah tadi, dia langsung pergi bekerja paruh waktu di klub malam. Darius dan Jafir mengira Juan tidak akan pulang malam ini, makanya me