“Apa Bu Grace benar-benar akan melindungiku? Aku rasa dia sangat membenciku,” ujar Laura dengan suara tercekat.Leony tidak lanjut mendengar percakapan mereka dan menutup pintu kantor. Dia tidak ingin menghiraukan kedua orang itu lagi.Begitu pintu kantor ditutup, Laura langsung duduk di pegangan kursi Andreas. Kemudian, dia menarik dasi Andreas dan berkata dengan suara yang masih terdengar lirih, “Andre, aku boleh ikut hadir ke acara ultah Universitas Jayakarta yang dibilang Bu Grace tadi? Aku juga lulusan Universitas Jayakarta. Sudah lama aku nggak ke sana.”Setelah itu, Laura menempelkan wajahnya ke wajah Andreas dan berbisik dengan suara manja, “Lagian, aku juga nggak mau cuma kamu dan Leony saja yang hadir di acara itu. Kalau begitu, kesannya kamu dan Leony barulah pasangan yang sebenarnya. Aku nggak nyaman sama hal itu.”Andreas membelai rambut panjang Laura dengan lembut, lalu mengalihkan topik pembicaraan dengan berkata, “The Emperor sudah luncurkan dimsum yang paling kamu suka
“Ini aku.” Grace menatap Laura dengan dingin dan angkuh.Laura meletakkan sumpitnya, lalu duduk lebih tegak. Dia tersenyum manis sambil menyahut, “Bu Grace, kebetulan banget.”“Nggak kebetulan. Aku memang sengaja datang mencarimu,” ujar Grace sambil tersenyum sinis.Laura pun terkejut dan terdiam. Dia tidak tahu kenapa Grace datang mencarinya.“Aku cuma datang untuk lihat seperti apa wanita yang pelajari cara ibunya merayu suami orang dan menapaki jejak ibunya dengan merusak pernikahan orang lain,” sindir Grace. Kali ini, dia bahkan tidak mampu menyunggingkan senyum sinis.Saat ini, Laura masih tersenyum manis, tetapi tidak berhenti mengamati Grace. Sebagai keturunan Keluarga Finowa, riasannya memang lebih cantik dari siapa pun. Dari cara berpakaian dan aura yang dipancarkannya, dia benar-benar adalah contoh sempurna yang bisa menjadi pedoman para sosialita.Baru saja Laura hendak berbicara, Grace sudah terlebih dahulu mengejek, “Aku memang sengaja datang mencarimu. Tapi, meski dilihat
Laura meninggalkan The Emperor dengan langkah terhuyung-huyung. Namun, baru saja dia berjalan beberapa langkah, angin dingin sudah menerpanya. Seluruh rambutnya sudah basah dan pakaian di bagian dadanya juga basah hingga menempel erat di tubuhnya. Begitu tertiup angin, dia pun tanpa sadar menggigil.Laura berjalan di trotoar dengan terburu-buru dan berniat untuk memanggil taksi. Berhubung sedang menunduk karena merasa malu, dia tidak sengaja menabrak dada seseorang yang kekar.“Laura?”Setelah mendengar suara itu, Laura pun mendongak dan melihat tampang Andreas yang kebingungan. Namun, selain mengerutkan kening, Andreas tidak menunjukkan ekspresi apa pun lagi. Tubuhnya yang tinggi membantu Laura mengadang angin dingin.Andreas berdiri di hadapan Laura sambil memapahnya dengan kedua tangan. Tangan Andreas terasa hangat, seolah-olah sedang menyalurkan kehangatan ke tubuh Laura melalui genggamannya.Begitu melihat Andreas, Laura tiba-tiba menangis hebat. Dia tidak dapat mengucapkan sepata
Leony terlihat tenang dan sama sekali tidak takut. Dia mengangkat alisnya dan menatap pria di hadapannya dengan ekspresi datar. Meskipun hatinya terasa getir, dia juga berusaha untuk menekan perasaan itu.Mana mungkin Leony tidak merasa sedih? Mereka sudah bersama selama 3 tahun, tetapi Andreas masih tidak memahami sifatnya. Dia tidak pernah sudi melakukan trik kotor seperti itu. Namun, di mata Andreas, dia malah seburuk itu. Hal ini benar-benar konyol!Andreas masih menunjukkan ekspresi yang sangat dingin. Dia jelas sudah tidak bersimpati pada Leony. “Kamu begitu dekat sama Grace. Memangnya dia cari masalah sama Laura bukan demi kamu?”Leony masih lanjut menusuk-nusuk buah di hadapannya. Beberapa buah stroberi itu sudah hampir hancur karena ditusuknya.“Mungkin saja, Grace cuma murni nggak suka sama pelakor dan anak haram.” Leony menatap Andreas tanpa menunjukkan rasa takut sedikit pun dan melanjutkan, “Selama ini, Grace paling benci sama pelakor dan anak haram karena teman terbaikny
Leony tertawa pelan, lalu melanjutkan, “Tapi, kamu juga sama saja. Demi Laura, kamu memindahkanku dari departemen sekretariat ke tim proyek. Korban perlu menghindari pelaku kekerasan, korban perlu memaafkan pelaku kekerasan, korban nggak boleh balas dendam sama pelaku kekerasan ....”Saat berbicara, senyuman Leony bertambah lebar. Dia bertanya, “Pak Andreas, waktu mendengar kata-kata ini, apa kamu nggak merasa itu sangat konyol?”Andreas menatap Leony dan langsung terdiam. Leony juga tidak memaksanya. Dia hanya tertawa, lalu menuang teh dengan santai untuk mencuci mulut setelah makan makanan manis. Hanya saja, meskipun mulutnya terasa manis, hatinya malah penuh dengan kepahitan.“Maaf, pemikiranku kurang menyeluruh. Sepertinya, insiden hari ini memang tindakan Grace seorang,” ujar Andreas dengan nada tenang.Melihat Andreas yang hendak pergi, Leony meletakkan cangkir tehnya ke meja, lalu berseru, “Tunggu! Jangan pergi cari Grace.”Setelah Andreas berbalik, Leony lanjut berkata, “Janga
Andreas menyuruh Luis untuk mencari tempat parkir, sedangkan dirinya membawa Leony masuk ke kawasan kuliner.Kawasan kuliner ini dipenuhi dengan restoran-restoran kecil. Mungkin karena dekat dengan Universitas Jayakarta, restoran-restoran di tempat ini termasuk bersih. Di kedua sisi jalan terdapat warung yang menjual roti canai, nasi goreng, mie goreng, mie pangsit, sate, panggangan, dan sebagainya. Ada juga beberapa restoran yang menjual masakan khas daerah tertentu dan hotpot.Di jalanan yang tidak terlalu luas ini, semua orang berjalan berdempetan. Andreas yang mengenakan setelan jas mahal, berwajah tampan, berperawakan tinggi, dan memancarkan wibawa tinggi terlihat sangat mencolok dan tidak cocok dengan suasana di tempat ini.Sementara itu, Leony yang berada di sisinya juga memiliki tubuh yang ramping dan indah, serta wajah yang cantik dan memikat. Jadi, perhatian semua orang di sekitar pun tertuju pada mereka.Untungnya, semua orang mengira mereka berdua adalah pasangan. Oleh kar
Rasa benci kembali melanda Laura. Dia mengepalkan tangannya dengan erat. Matanya memancarkan kebencian yang dingin. Dia tidak akan membiarkan Leony lanjut bersikap seangkuh ini!...Andreas tentu saja tidak tahu apa yang dipikirkan Laura di rumah. Saat dia kembali ke ruang privat di restoran hotpot, dia melihat Leony sudah tertidur di atas meja. Leony selalu terlihat cantik. Saat ini, fitur wajahnya yang indah juga terlihat jelas melalui profilnya. Dengan memejamkan mata seperti ini, auranya yang mendominasi sudah berkurang banyak. Dia hanya terlihat lembut dan polos.“Pelayan, tolong bonnya,” ucap Andreas dengan ekspresi datar. Sepasang matanya yang mendalam masih tertuju pada Leony.Setelah membayar, Andreas menatap Leony yang sudah tertidur lelap dengan kening berkerut. Pada detik selanjutnya, dia langsung menggendongnya dan membawanya masuk ke mobil.Saat ini, Luis masih sedang makan seporsi sate. Begitu melihat situasi ini, dia pun hampir tersedak.Andreas hanya meliriknya sekila
“Nyonya? Nyonya?”Leony yang sedang tertidur pulas merasa ada yang mengguncang tubuhnya. Dia pun perlahan-lahan membuka matanya dan melihat seorang wanita paruh baya berusia sekitar 40-an tahun sedang menatapnya sambil tersenyum ramah. Dia langsung mengenali Lia. Setelah menikah dengan Andreas, Lia yang selalu menjaganya.Leony mengerutkan kening, lalu bangkit untuk duduk dan bertanya, “Bi Lia, ada apa?”“Nyonya, Tuan suruh aku membangunkanmu. Kalau nggak, kamu akan telat pergi kerja,” jawab Lia dengan hangat.Leony tertegun sejenak, lalu mengangguk. Dia menunduk dan tiba-tiba menyadari pakaiannya sudah diganti dengan gaun tidur.Sebelum Leony sempat bertanya, Lia terlebih dahulu menjelaskan, “Waktu Tuan membawamu pulang semalam, kamu tidur sangat lelap. Tuan takut kamu nggak nyaman, makanya dia mengganti bajumu dengan gaun tidur.”Begitu mendengar hal ini, seluruh tubuh Leony langsung menegang. Sebelum bercerai dengan Andreas, dia sering membuat proposal sampai larut malam dan tertidu
“Andreas, kalian sudah bercerai. Kenapa kamu malah suruh Leony pulang ke rumahmu lagi? Apa demi mendapatkan hati Pak Alvin, kamu suruh Leony menemanimu untuk bersandiwara? Kamu memang licik sekali. Padahal kamu sudah nggak menginginkannya lagi, kamu malah nggak mengizinkan orang lain untuk mengejarnya! Kamu sungguh keterlaluan!”Dari ucapan Jonathan, jelas sekali dia sedang memperingati Andreas bahwa dirinya sedang mengejar Leony. Dia memang sedang mengejar Leony. Dia saja sudah mempersiapkan bunga segar dan cincin berlian. Semuanya sudah dipersiapkan Jonathan.Raut wajah Leony seketika berubah. Sepertinya dia tidak menyangka masalah akan menjadi seperti ini. Saat Leony hendak mengakhiri panggilan, ponselnya pun direbut oleh Andreas.“Jonathan, Leony masih belum sampai tahap mesti menurunkan derajatnya untuk menjadikanmu sebagai pasangannya. Kamu masih nggak pantas untuk mengejarnya.” Nada bicara Andreas sangat dingin. Sebenarnya jelas sekali dia sedang menyindir Jonathan yang sangat b
“Kakek memang kelihatannya sangat bugar, tapi sebenarnya jantungnya kurang sehat. Apalagi Kakek orangnya sangat pintar, seandainya dia menyadari hubungan kita, bagaimana cara kita menghadapi Kakek? Jangan-jangan kita akan buat Kakek terkena serangan jantung, lalu dirawat di rumah sakit?”“Kakek sangat menyayangiku. Aku nggak sanggup untuk melakukannya. Jadi, aku lebih memilih untuk mengalah dalam masalah ini.” Ketika membahas masalah ini, Leony pun tersenyum lagi. “Bukannya gara-gara masalah ini, kamu juga terpaksa mengorbankan perasaan Laura?”Lantaran khawatir Alvin akan menerima pukulan, Andreas tidak berani memberi tahu masalah perceraian mereka. Saat ini, Andreas terpaksa membawa Leony ke rumah. Laura pasti akan merasa sangat sedih, apalagi dia tidak bisa mendapatkan status dari Andreas.Andreas terdiam sejenak. Laura? Nama itu terasa sangat menusuk telinga baginya. “Maaf, semua ini salahku,” lanjut Andreas.Sikap Andreas sangat lembut. Hanya saja, Leony tidak memasukkannya ke hat
Tatapan Andreas menjadi muram ketika menatap bayangan punggung Leony yang pergi dengan buru-buru. Setelah Leony pergi, Alvin segera meletakkan peralatan makannya. Suaranya kedengaran sangat dingin. “Nini nggak suka makan terong. Apa kamu nggak tahu?”Andreas benar-benar tidak mengetahui masalah itu. Dia baru mengetahuinya sekarang.“Nini tahu semua makanan kesukaanmu. Coba kamu lihat makanan apa yang Nini ambilkan untukmu. Dia bahkan mengupas kulit udang untukmu. Setelah mengupasnya, dia juga mencelupkan udang ke saus kesukaanmu. Sekarang kamu hanya mengambilkan sejenis makanan untuknya. Makanan yang kamu ambil malah terong yang paling nggak disukai Nini!”Andreas sungguh tidak menyangka. Kedua matanya spontan berkilauan. Beberapa saat kemudian, dia berdiri dan tidak berbicara panjang lebar lagi. Hanya saja, raut wajahnya kelihatan sangat tidak bagus.Setelah kembali ke kamar, Andreas menyadari Leony sedang muntah-muntah. Andreas pun duduk di sofa dengan terdiam. Saat Leony keluar dari
Dalam sekejap, mobil ini pun menjadi hening karena hanya tersisa Leony dan Andreas.Leony memejamkan matanya, seperti tidak berniat mengatakan apa-apa. Setelah sesaat, dia pun pindah ke kursi pengemudi dan menyalakan mesin mobil. Ini adalah mobil baru Andreas, sebuah Maybach hitam, bukan lagi Cayanne berwarna biru.Sepanjang perjalanan, kedua orang itu tidak berbicara sampai tiba di kediaman lama Keluarga Finowa.“Leony.” Sebelum Leony turun dari mobil, Andreas tiba-tiba memanggilnya dan bertanya, “Apa hubunganmu dengan Juan?”Tangan Leony terhenti sejenak. Kemudian, dia tersenyum tipis dan menjawab, “Hubunganku dengan Juan nggak ada kaitannya sama Pak Andreas. Pak Andreas hanya perlu perhatikan orang di sisimu.”Setelah Leony turun dari mobil, Andreas tidak lagi mengungkit tentang Juan. Dia hanya berkata dengan santai, “Berhubung sudah sampai di sini, sebaiknya kita masuk bareng.”Leony merasa ucapan itu agak konyol. Dia pun membuka pintu mobil, lalu hendak memanggil taksi online untu
Berhubung Leony sama sekali tidak menyahut, Laura merasa agak canggung. Luis pun tidak dapat menahan tawanya. Tawanya bahkan terdengar sangat jelas di dalam mobil.Namun, Laura seperti tidak bisa merasakan suasana yang canggung ini dan lanjut berbicara dengan Leony. “Kak, kok kamu nggak pedulikan aku?”Laura bersikap seolah-olah ingin menanyakan dengan jelas alasannya.Sementara itu, Leony merasa sangat jengkel. Dia sudah tidak tahan, lalu menoleh ke arah Andreas dan berkata dengan dingin, “Berhubung kamu nggak bisa kendalikan kekasihmu, jangan salahkan aku ngomong hal-hal yang nggak menyenangkan.”Kemudian, Leony menoleh ke arah Laura dan mulai mengejeknya.“Laura, aku harap kamu selalu ingat. Aku ini putri Gilbert dan Intan, sedangkan kamu itu anak dari hasil perselingkuhan Gilbert dengan wanita lain. Meski kita punya ayah yang sama, kelahiranmu itu pada dasarnya adalah semacam luka bagi aku dan ibuku.”“Kalau kamu itu orang normal, kamu seharusnya punya rasa malu, lalu jauhi aku. Bu
Juan menatap Leony, lalu mengucapkan terima kasih.Leony sedang berdiri di bawah pohon dan rambutnya ditiup angin sepoi-sepoi. Rambut hitamnya yang panjang dan tergerai itu pun sesekali menutupi sepasang matanya yang dingin, tetapi juga menyiratkan sedikit kelembutan. Dia tersenyum dan menatap Juan dengan lembut.“Kalau ada masalah, hubungilah aku kapan saja.” Setelah melontarkan kata itu, Leony baru berbalik.Juan menunduk dan membaca kartu nama Leony. [ Manajer tim proyek, Leony Janita ] Nama Leony benar-benar indah. Juan sangat berharap Leony benar-benar bisa membantunya seperti yang dikatakannya sebelumnya. Dia berharap bisa terlepas dari kehidupan yang menderita ini dan membuka lembaran baru.Namun ... mana mungkin dia berharap senior yang baru pertama kali ditemuinya itu menolongnya? Orang yang terjebak dalam keadaan sulit harus memiliki kemampuan untuk menolong dirinya sendiri.Juan menggenggam erat kartu nama itu. Tatapannya bergerak mengikuti Leony. Dia berdiri diam di tempa
Juan merasa seperti pernah bertemu dengan wanita di hadapannya itu. Perasaan itu terasa familier, tetapi juga asing. Ada banyak orang yang berlalu-lalang di sekitar mereka, tetapi pandangan mereka tetap tidak terlepas dari satu sama lain.Melihat Leony yang tidak berhenti menatap Juan, Donny segera menyadari sesuatu dan menyuruh salah seorang kepala bidang untuk memanggil Juan kemari. Setelah itu, dia pun memperkenalkan kedua belah pihak.“Leony, mari kuperkenalkan kalian. Juan itu murid berbakat yang unggul dalam segala bidang di sekolah ini. Dia juga murid yang berpotensi menjadi juara bidang sains dalam ujian kali ini.”Saat mengungkit tentang Juan, Donny terlihat sangat bangga. Leony juga bisa merasakan bahwa Donny benar-benar memiliki kesan baik terhadap Juan. Jadi, dia pun merasa sangat gembira.“Baguslah kalau begitu.” Leony tertawa dan melanjutkan, “Pak Donny, berhubung Bapak begitu memuji Juan, aku akan kasih sedikit insentif untuknya. Juan, kalau kamu bisa dapat juara umum 3
Darius dan Jafir sudah sering melihat tampang Juan yang seperti ini. Jafir pun menepuk-nepuk dadanya. “Nggak masalah. Juan sudah mabuk dan nggak mungkin dengar percakapan kita. Dia nggak tahu rencana kita.”Meskipun begitu, Darius tetap merasa ada yang aneh. Sebelum sempat berpikir lebih jauh, Jafir sudah mengungkit tentang uang. Jadi, Darius pun tidak memikirkannya lagi.Begitu kembali ke kamar, Juan langsung mengunci pintu dan berbaring di tempat tidur. Setelah itu, dia baru menarik napas lega. Dia benar-benar merasa sangat kebingungan karena dikhianati oleh ayah dan kakak sendiri. Mereka yang memanfaatkannya seperti itu sepertinya sama sekali tidak memikirkan apa yang akan terjadi padanya.Juan harus memikirkan cara untuk menggagalkan rencana kedua orang itu. Oleh karena itu, dia pun tidak dapat tidur nyenyak semalaman. Saat tiba di sekolah keesokan harinya, Juan tidur hampir sepanjang pagi. Berhubung nilainya terlalu bagus, para guru hanya menutup sebelah mata....Setelah jam mak
“Apa hal ini benar-benar nggak akan terselidiki? Ini namanya contekan ujian masuk universitas!” Darius pada dasarnya adalah seorang guru. Dia tentu saja tahu jelas seberapa serius masalah ini.Jafir mengangkat bahunya dengan acuh tak acuh. “Ayah, kamu sudah jadi guru selama bertahun-tahun. Aku nggak percaya kamu nggak tahu ada beberapa orang yang berhasil hindari aturan. Orang-orang yang kaya dan berkuasa itu lebih nggak harap masalah kayak begini terungkap.”Kenyataannya memang seperti itu. Darius masih merasa cemas, tetapi sejumlah uang yang disebut Jafir sudah sepenuhnya membutakan matanya. Asalkan mendapat cukup banyak uang, mengorbankan Juan tidaklah masalah.Jam telah menunjukkan pukul 12 tengah malam. Kedua orang itu menyusun rencana di ruang tamu dengan suara yang sangat kecil. Namun, mereka tidak tahu bahwa Juan sudah kembali. Sehabis pulang sekolah tadi, dia langsung pergi bekerja paruh waktu di klub malam. Darius dan Jafir mengira Juan tidak akan pulang malam ini, makanya me