Semua Bab Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!: Bab 151 - Bab 155

155 Bab

Bab 150

'Apa pernikahan kami cuma menutupi ketidak normalnya aja ya? Tapi apa iya? Iya juga sih, kenapa sebelum menikah dia berusaha mendekati aku terus dan sekarang biasa aja. Malahan udah tidur satu kamar, satu ranjang pula,' batin Ayunda. Semetara David kebingungan melihat wajah Ayunda yang terus memperhatikannya dalam diam. Apa yang ada dipikiran wanita di hadapannya tersebut sungguh membuat David penasaran. "Kak, sebenarnya pekerjaan Bimo apa sih?" tanya Ayunda berusaha untuk mencari tahu tentang Bimo. Tepatnya ingin tahu sebesar apa perasaan David terhadap Bimo. Apa perasaan? Kacau! Ayunda semakin berpikir jauh, tapi tentunya tidak boleh menyimpulkan sesuatu tanpa ada bukti yang akurat. Mari kita cari buktinya dulu. "Dia orang kepercayaan ku di sini," jawab David. "Menurut, Kakak dia gimana?" "Baik, dan jujur, bisa diandalkan dalam segala hal," terang David. "Segala hal? Contohnya?" Ayunda semakin penasaran dan merasa pertanyaannya semakin sengit. "Iya, semuany
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-18
Baca selengkapnya

Bab 151

Dekat terasa menyiksa, sedangkan jauh terasa rindu. Itulah yang dirasakan oleh David saat ini, dia terdiam duduk sambil menatap layar ponselnya dimana ada wajah Ayunda di sana. Sebenarnya David sendiri bingung dengan dirinya, keinginannya pergi ke Bali untuk bekerja sekaligus untuk menghindari Ayunda. Tapi apa? Baru sampai saja sudah membuatnya menjadi tidak tenang, rasa rindu mulai melanda. Sungguh dia sangat tersiksa. Ting tong! Suara bel berbunyi dan David pun melihat daun pintu. Ting tong! Lagi-lagi terdengar suara bel dan dia harus bangkit dari duduknya untuk membuka pintu. Alangkah terkejutnya dia melihat siapa yang berdiri di depan pintu kamarnya. "Yunda?" David benar-benar tidak percaya jika Ayunda ada di hadapannya. "Kak, jangan marah dulu ya. Yunda di paksa Mama nyusul, Kakak. Tadi dianterin sama Kak Zidan." "Tapi sekarang Kak Zidan udah balik lagi," jelas Ayunda. Ayunda takut diamuk oleh David, sehingga memilih untuk segera menjelaskan. Ingatkan
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-18
Baca selengkapnya

Bab 152

David semakin menyesap rok*k nya, asapnya sudah mulai memenuhi sekitarnya. Belum juga satunya habis dia sudah mengambil yang lainnya dan menyesapnya kembali. Otaknya benar-benar tidak bisa dikondisikan karena ulah Ayunda. Entah seberapa besar pertahanan yang tersisa, yang jelas kini semakin tipis. David sendiri tidak tahu bisa menjamin dirinya bisa kuat atau tidak. Tapi kenapa? Apakah Ayunda sengaja melakukan semua ini? Apakah dia masih terlalu polos atau sangat bodoh hingga melakukan apapun dengan sesukanya. Polos? Rasanya tidak mungkinkan? Dia sudah dewasa dan mengerti akan kebutuhan pria dewasa. David pun meneguk mineral yang tersedia di kamarnya tersebut. Kamar yang sebelumnya telah dia tinggalkan karena mengikuti Ayunda yang berpindah kamar kini justru tempatnya untuk menyimpan rasa panasnya. Untuk menormalkan segala perasaan yang ada sungguh sangat menyiksa, bahkan tangannya terlihat bergerak sambil beberapa kali mengusap wajahnya. Drettt. Suara pon
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-18
Baca selengkapnya

Bab 153

David pun melepaskan tautannya dan Ayunda pun mulai menghirup udara sebanyak-banyaknya. Dengan nafas yang terengah-engah Ayunda pun menatap wajah David penuh tanya dan ketakutan. Tapi apakah David menjauh? Karena menyadari ketakutan Ayunda? Tidak. Kesabaran David sudah habis, tidak ada lagi kesempatan untuk lepas. Dia seperti seekor singa yang kelaparan dan Ayunda adalah santapan nya. "Kak?!" seru Ayunda saat merasakan tubuhnya tertarik kembali dan berakhir terlentang pada ranjang. Tanpa banyak waktu David pun menindihnya, tak ada lagi pikiran jernih. Semuanya hanya tentang dahaga yang harus mendapatkan setetes air. Sekalipun tubuh Ayunda bergetar hebat tapi David tak melepaskan sama sekali. Tidak membiarkan wanita ini untuk bisa lolos. "Kak!" seru Ayunda panik sambil menusukkan kuku-kukunya pada punggung David. Dia sendiri tak menyangka jika David bisa seperti ini. Dia hanya fokus pada apa yang dia lakukan tanpa mendengarkan dirinya. Tak ada jeda yang di
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-19
Baca selengkapnya

Bab 154

"Yunda," panggil David sambil menepuk-nepuk pipi Ayunda. Mata Ayunda tertutup rapat, dengan nafas yang tersengal-sengal membuat David khawatir. Khawatir? Dia baru merasa khawatir setelah selesai mendapatkan puncaknya? Iya, itu benar. Sebab, sejak tadi dia masih terlalu fokus pada keindahan tubuh istrinya hingga tak ada yang dapat mengalihkan perhatiannya. "Ayunda, kamu baik-baik saja?" tanya David untuk memastikan. Ayunda pun mengangguk sebagai jawaban, tapi dia tak bisa membuka matanya sama sekali. Bagaimana ini? David pun meraih mineral yang tersedia di atas meja kemudian memberikan pada Ayunda untuk diteguk. Setelah itu barulah Ayunda merasa lebih baik, dia juga sadar masih polos. David pun meraih selimut yang tergeletak asal pada lantai dan menyelimuti Ayunda. "Kamu mau bukti apa lagi?" David pun tersenyum sambil menggerakkan kedua alisnya. "Apa?" tanya Ayunda berpura-pura tidak mengerti. "Menurut mu, Kakak ini normal atau tidak?" tanya David memastikan.
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-04-19
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
111213141516
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status