Semua Bab FALLING IN LOVE WITH MY ASSISTANT: Bab 91 - Bab 100

147 Bab

91 Don't You Dare to Touch Me Tonight

"Ada sedikit masalah di lapangan. Beberapa warga yang nggak mau ngejual lahannya mulai provokasi warga yang lain," ucap Arfindo saat melihat kerumunan orang berada di depan kantor sementara yang dibangun sebagai tempat kerja mandor proyek."Kenapa lo nggak bilang dari tadi?" Evan mendengkus kesal, kemudian menatap istrinya dengan gelisah.Sifat baru yang muncul pada dirinya, memperhatikan apa pun juga yang berpotensi mengganggu atau membahayakan istrinya. Kalau ia tahu ada masalah di lapangan, ia tidak akan mengajak Hana pergi meskipun istrinya itu merengek padanya."Ya kan ada masalah atau nggak, tetep aja kita mesti ke lapangan.""Kalo gue tau ada masalah, nggak akan gue ngebiarin Hana ikut.""Loh, Hana ikut sebagai istri lo apa asisten lo sih?""Istri gue lah. Dia bisa kapan aja resign sebagai asisten gue, tapi dia nggak akan bisa resign sebagai istri gue. Jadi ke manapun dia pergi, di manapun dia berpijak, dia berperan sebagai istri gue."Tiga reaksi berbeda muncul dari ketiga ora
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-08
Baca selengkapnya

92 Tempatmu Pulang

Hana: Ka, lagi sibuk nggak?Azka: Nggak, kenapa?Hana: Bisa jemput ke bandara?Azka: Loh bukannya kamu pergi sama Evan?Hana: Iya, tapi pulangnya nggak barengAzka: Kok bisa nggak bareng?Azka: Bukannya dia lumayan posesif?Azka: Ya udah, nanti kabarin kalo udah mau boarding.Setelah selesai berbalas pesan dengan Azka, Hana membuka koper dan menyiapkan pakaian Evan yang akan dikenakannya. Ia memang marah, tapi entah kenapa ia masih saja melakukan apa yang biasa dilakukannya sejak menikah dengan Evan. Menyiapkan pakaian lelaki itu, mengambilkan nasi beserta lauk dan sayur, merapikan baju kotor yang suka diletakkan Evan sembarangan, dan hal-hal kecil lainnya yang mungkin sering tidak disadari Evan dalam pernikahan mereka yang baru seumur masa semai tanaman hidroponik itu.Namun Hana tidak pernah bermain-main dengan ucapannya. Ia tidak membiarkan Evan menyentuhnya semalaman, walaupun Evan sudah meminta maaf, merengek, dan merayunya semalaman."Masih marah?" tanya Evan yang sudah kebingun
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya

93 Pembalasan untuk Evan

"Udah baikan?" tanya Letta saat melihat anak dan menantunya masuk ke ruang makan bersama.Evan melirik Hana yang sedang menunduk. "Udah, Ma."Hana menghela napas berat, ia kira mertuanya tidak akan menyadari pertengkaran yang terjadi di antara dirinya dan Evan. Tapi Letta tetaplah Letta, yang bahkan bisa membaca rasa cinta yang Hana pendam sejak dulu untuk Evan.Letta menggeleng-geleng melihat pasangan pengantin baru itu sudah bertengkar di awal-awal pernikahan mereka. "Berantem wajar, asal jangan kelamaan. Cepet diomongin, dicari solusinya biar nggak berlanjut-lanjut." Letta mengoceh lancar, selancar tangannya yang sedang sibuk menata piring-piring berisi sayur dan lauk di atas meja makan."Iya, Ma. Aku yang salah." Evan langsung duduk di kursi yang biasa ditempatinya, sementara Hana beranjak ke dapur, membantu apa saja yang bisa dikerjakannya sekaligus memberi waktu kepada ibu dan anak itu untuk berbicara empat mata.Letta mengusap rambut putra pertamanya dengan sayang. Lelaki itu b
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-09
Baca selengkapnya

94 Before House Warming Party

"Gila! Gila! Lo mikir nggak sih Han?" umpat Vio setelah Hana menceritakan perihal ART yang akan dikirim Melinda.Hari itu, Evan terpaksa harus pergi ke kantor karena ayahnya memintanya untuk menghadap. Sementara Hana kembali ke rumah mereka karena Evan memintanya untuk istirahat sehari lagi.Vio yang baru saja selesai persidangan, memilih menemui Hana di rumah barunya daripada kembali ke kantor. Bersyukurlah dia yang kini menjabat senior pengacara di kantornya. Kalau tidak, mana mungkin dia bisa leluasa mengunjungi Hana di jam kerja."Gue juga bingung sih jujur. Kenapa gue nantangin gitu. Tapi lama-lama gue gerah juga sama Melinda. Berani banget dia merasa rumah ini dipersiapkan Evan untuk dia, ngerasa perhatian yang Evan kasih buat gue sama kayak yang pernah Evan kasih buat dia. Gila nggak?""Iya sih, lebih gila dia daripada lo ternyata."Hana mengangsurkan segelas es jeruk pada Vio yang duduk di stool bar. "Gue juga nggak tau sih, dia itu bantuin Evan nyari ART beneran buat mata-ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-10
Baca selengkapnya

95 The Dark Queen

"Ka?"Hana tidak menutupi kebingungannya dengan kehadiran Azka di petang hari itu. Tahu dari mana Azka alamat rumahnya?"Kata Evan kalian mau ngumpul-ngumpul nanti malem? House warming party? Parah banget, keluarga belum diundang, malah ngundang orang lain."Sekarang Hana tahu kenapa tiba-tiba Azka ada di depan pintu rumahnya. "Dadakan kok. Buat keluarga nanti lah, kan pada sibuk."Hana memperhatikan mata Azka yang tampak mencari-cari sesuatu. "Nyari Vio? Di ruang tengah. Samperin gih. Aku mandi dulu ya, Ka. Temenin Vio sana," ucap Hana sambil menunjukkan posisi ruang tengah yang berada di sisi kanan, sementara ia melanjutkan langkah menuju kamarnya.Hana baru saja selesai mandi saat mendapati Evan yang sudah duduk santai di pinggir kasur dengan dasi yang sudah dilonggarkannya."Udah nyampe? Kirain bakal lama karena ngambil makanan dulu.""Masa tuan rumah dateng telat." Evan menepuk-nepuk pahanya sebagai kode kepada Hana kalau ia ingin istrinya itu duduk di pangkuannya.Menurut, Hana
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-10
Baca selengkapnya

96 Pemegang Saham Cakrawangsa

"Van, kamu masuk duluan deh, aku nyusul lima menit lagi.""Kenapa?"Evan terpaksa mengurungkan niatnya untuk keluar dari mobil karena ucapan Hana yang tiba-tiba itu."Aku—""Kamu malu masuk bareng aku ke kantor?""Bukan malu, cuma—""Kamu istriku, kunikahi secara sah, kita nggak pernah nutup-nutupin, nggak ada yang salah sama hubungan kita, kenapa mesti malu atau nggak enak?"Evan lantas mengusap puncak kepala Hana. "Nggak bakal ada yang berani ngomong aneh-aneh. Kalo pun ada, pasti ngomongnya di belakang kita, dan kita nggak perlu meduliin orang yang nggak berani ngomong di depan kita."Sebenarnya Hana sendiri tidak mengerti dengan suasana hatinya. Tiba-tiba saja ketika mobil Evan telah terparkir dengan sempurna dan Evan mengajaknya turun, ada rasa enggan yang luar biasa muncul di dirinya.Apakah Hana merasa insecure? Apalagi mengingat dirinya yang sempat digosipkan menggoda dan merebut Evan dari Melinda."Kamu pasti kepikiran gosip sebelum kita nikah?"Hana mendelik kesal pada Evan,
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-11
Baca selengkapnya

97 Panggil Aku 'Mas'

Evan keluar dari kamar setengah jam lalu, dan Hana merasa itu waktu yang cukup untuk meredakan emosi. Karena itu, Hana memilih keluar mencari suaminya.Hana tertegun saat melihat Evan telah merebahkan diri di sofa ruang tengah sambil menatap langit-langit ruangan itu dengan tatapan kosong."Van." Tidak juga mendengar jawaban dari Evan, membuat Hana duduk bersimpuh di dekat sofa. "Maaf. Aku lupa bilang ke kamu."Evan masih memberikan Hana silent treatment, ia terlalu bingung bagaimana menghadapi masalah ini. Namun, tiba-tiba Hana menyandarkan kepalanya di bahu Evan. Hanya kepalanya saja yang bersandar karena tubuh Hana masih duduk di samping sofa.Mungkin bagi orang lain, itu adalah gerakan biasa. Tapi bagi Evan, impact-nya luar biasa. Amarah yang semula menguasainya tiba-tiba luruh begitu saja."Jangan gitu, nanti lehermu sakit," ucapnya sambil bergeser, merapat pada punggung sofa. "Sini."Hana tersenyum, ikut merebahkan diri di samping Evan, di atas sofa yang sebenarnya tidak terlal
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-11
Baca selengkapnya

98 Penghianat

"Van, eh ... Mas, takut."Evan dan Hana sudah berdiri di depan pintu ruang kerja Ares sejak beberapa menit sebelumnya, tapi Hana masih terus menarik tangan suaminya, enggan untuk masuk ke dalam ruangan di hadapannya itu."Satu jam lagi RUPS dimulai, Sayang. Udah nggak ada waktu lagi. Kamu mau Ayah baru tau pas rapat? Nanti kalo Ayah shock gimana?""Pak Evan, Bu Hana, mau bertemu Pak Ares?" tanya Lukman, sekretaris yang sudah bertahun-tahun bekerja pada Ares. "Masuk aja. Pak Ares ada kok.""Iya, Pak," sahut Evan.Kepalang tanggung, dan sekretaris ayahnya sudah menatapnya dengan curiga, Evan akhirnya mengetuk pintu ruang kerja ayahnya. Evan membuka pintu setelah mendengar ayahnya mempersilakan masuk."Van, Han?""Yah, ada yang perlu kita obrolin," ucap Evan sambil menggandeng tangan Hana dan memintanya duduk di two seater sofa.Ares tidak banyak bertanya, ia hanya berdiri dari kursi kerjanya dan ikut duduk di single seater sofa yang ada di depan anak dan menantunya. "Ada apa?""Mau kopi
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-11
Baca selengkapnya

99 Hadiah Pernikahan

"Nggak bisa, kami menolak."Setelah seseorang mengatakannya, lalu terdengar suara riuh yang juga menyepakati apa yang diucapkan orang itu.Hana masih menunduk, menggigiti bibir bawahnya. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Biasanya ia bisa menghadapi orang-orang yang menyudutkannya, kinerjanya juga sudah tidak perlu diragukan lagi.Ares mengetuk microphone-nya beberapa kali, tanda kalau ia ingin berbicara dan mendapat perhatian dari para pemegang saham yang hadir di aula besar. Ibra bahkan menghentikan langkahnya untuk memperhatikan apa yang ingin diucapkan lelaki yang pernah mengajaknya makan siang itu."Saya rasa pengalihan saham milik Hana ke pihak lain tidak ada hubungannya dengan posisi Hana sebagai asisten di perusahaan ini. Kinerjanya sudah terbukti, dia sudah membantu saya bertahun-tahun. Lalu sekarang, meskipun Evan baru masuk ke perusahaan, berapa proyek yang berhasil digarapnya? Itu menunjukkan kerja sama yang bagus antara Evan dan Hana, tidak bisa kita pungkiri itu kan?""Tap
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-12
Baca selengkapnya

100 Mencintai Kamu Sedalam Ini

Dengan perlahan, Evan mendorong Hana ke dinding setelah mengunci pintu kamar.Kepulangan mereka di siang hari tentu saja membuat dua ART di rumah mereka kebingungan. Tapi melihat keduanya yang tergesa masuk ke kamar dan mengunci pintu, kedua ART mereka hanya bisa mengulum senyum.Tangan Evan bergerak cepat membuka blazer yang dikenakan Hana dan menjatuhkannya ke dekat kakinya. Begitu juga dengan blouse tanpa lengan dan celana panjang yang dikenakan istrinya. Ia seperti sudah terlatih menanggalkan itu semua dalam waktu singkat.Sementara Hana masih berkutat dengan kancing baju suaminya yang sialnya terasa sangat sulit dilepaskan karena tangannya yang bergetar.Evan menikmati waktunya, membiarkan istrinya berlatih menanggalkan pakaiannya. Ia tersenyum simpul sambil memandang lantai tempat baju Hana berserakan. Istrinya tidak akan mengomel di tengah pemanasan mereka hanya karena Evan meletakkan baju sembarangan kan?Napas keduanya yang tersengal menjadi bukti betapa mereka merindukan sat
last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-12
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
15
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status