Laila duduk di teras rumahnya, ditemani secangkir teh yang sudah mulai dingin. Malam melingkupi suasana dengan ketenangan yang hampir menggantung di udara, seperti menanti dirinya untuk mengurai segala rasa yang bergejolak di dalam hati. Pikirannya kembali melayang pada percakapan terakhirnya dengan Raka, pada janji-janji tak terucap dan senyum yang ia pasang meski hatinya bimbang. Ia mencintai Raka lebih dari yang bisa ia ungkapkan, namun sekarang, ia harus menghadapi bayangan perpisahan yang nyata. Di tengah lamunannya, ponselnya berdering. Nama sahabatnya, Mira, tertera di layar. Tanpa ragu, Laila menjawab, berharap percakapan ini bisa sedikit meredakan gundah di hatinya. "Laila, aku dengar tentang tawaran kerja Raka," suara Mira terdengar hangat, penuh perhatian. "Bagaimana perasaanmu? Kamu baik-baik saja?" Laila menarik napas dalam, seakan mencari kekuatan untuk menjawab. "Jujur, aku masih mencoba menerimanya, Mira. Tawaran itu berarti dia harus pergi jauh, dan entah kapan dia
Terakhir Diperbarui : 2025-01-28 Baca selengkapnya