Home / Romansa / Cinta di Kursi Roda / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Cinta di Kursi Roda: Chapter 51 - Chapter 60

70 Chapters

Bab 51: Meniti Jalan Pemulihan

Pagi itu, mentari merangkak pelan dari balik cakrawala, sinarnya lembut menyusup masuk melalui celah-celah jendela kamar. Di tengah suasana yang tenang dan penuh kedamaian itu, Laila dan Raka duduk berdua di meja makan, menikmati sarapan sederhana namun penuh kehangatan. Ada senyuman di wajah mereka, namun kali ini bukan senyum yang terpaksa atau menyembunyikan ketidakpastian, melainkan senyuman yang lahir dari ketulusan, dari harapan untuk meniti jalan baru bersama-sama.Raka menghela napas panjang sebelum berbicara. “Laila,” ucapnya, dengan suara yang rendah namun penuh keyakinan, “aku tahu perjalanan kita mungkin tidak mudah. Ada banyak luka yang masih menggantung di dalam hati, banyak hal yang belum selesai di masa lalu. Tapi, aku ingin mencoba. Aku ingin… perlahan-lahan keluar dari semua ketakutan itu.”Laila menatapnya dengan penuh cinta, pandangan yang membuat Raka merasa diterima, tanpa syarat. Ia tidak tergesa-gesa menjawab, memberi waktu bagi Raka untuk mengeluarkan isi hati
last updateLast Updated : 2024-12-31
Read more

Bab 52: Cahaya Baru di Tempat Kerja

Pagi itu, Raka memasuki kantor dengan langkah yang lebih ringan, ada perubahan halus pada sorot matanya yang tidak lagi tampak terbebani, melainkan penuh keyakinan. Rekan-rekannya di kantor mulai menyadari perubahan yang perlahan terjadi dalam diri Raka. Senyum yang dulu jarang ia tunjukkan kini mulai sering muncul, dan ada semangat baru dalam caranya berbicara, cara ia melihat setiap proyek, setiap tantangan yang datang. Di balik itu semua, ada sosok Laila yang senantiasa menjadi penopang bagi langkah-langkah Raka menuju penyembuhan.Hari ini, Raka dan Laila mendapat tugas untuk menyelesaikan proyek yang cukup rumit. Sebuah kolaborasi yang membutuhkan kerja sama erat, komunikasi mendalam, dan kepercayaan satu sama lain. Sejak pagi, mereka duduk di ruang rapat kecil yang terletak di sudut kantor, tempat di mana mereka bisa lebih leluasa untuk berdiskusi dan bertukar ide.Laila duduk di seberangnya, menatap layar laptop dengan pandangan serius. Ada keindahan dalam kesederhanaan yang te
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

Bab 53: Cinta Tanpa Batas

Matahari siang itu bersinar hangat, membalut kota dalam cahaya yang lembut dan menenangkan. Laila berjalan di samping Raka, wajahnya memancarkan semangat yang penuh kasih. Setelah percakapan mendalam mereka sebelumnya, ada kebahagiaan baru yang tumbuh di antara mereka, namun Laila tahu, perjalanan ini masih panjang. Ada satu langkah lagi yang ingin ia tunjukkan pada Raka, sebuah langkah kecil yang mungkin dapat membuka hatinya lebih lebar, memberi pemahaman bahwa cinta dan kebahagiaan bisa hadir tanpa syarat.“Kemana kita?” tanya Raka sambil tersenyum, sedikit bingung namun ikut menikmati langkah ringan Laila di sampingnya.“Aku ingin memperkenalkanmu pada seorang teman,” jawab Laila sambil tersenyum lembut. “Dia sudah lama ingin bertemu denganmu.”Raka tidak banyak bertanya, ia tahu, bersama Laila selalu ada kejutan-kejutan manis yang penuh makna. Mereka berjalan melewati taman yang asri, hingga akhirnya tiba di sebuah café kecil yang tampak nyaman dan tenang. Di sudut café, terlihat
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

Bab 54: Cinta yang Kuat Menembus Batas

Pagi itu, cahaya matahari perlahan-lahan merayap masuk melalui celah-celah jendela kamar Laila. Ia berdiri di depan cermin, menatap bayangannya sendiri dengan tatapan penuh tekad. Di dalam hatinya, ia tahu bahwa perjalanan cintanya dengan Raka bukanlah jalan yang mudah. Bukan hanya mereka berdua yang harus berjuang dengan masa lalu dan rasa takut, tetapi kini juga harus berhadapan dengan pandangan keluarga, yang tak memahami kedalaman cinta yang mereka miliki.Di ruang tamu, keluarganya telah berkumpul, menunggu kehadiran Laila dengan raut wajah serius yang sudah terasa begitu asing. Orang tuanya, terutama ibunya, menatapnya dengan pandangan yang penuh harap, namun ada juga kerisauan yang jelas terlihat di sana. Ayahnya yang biasanya pendiam, pagi itu nampak lebih tegas dan serius, seolah-olah percakapan ini adalah sesuatu yang tidak bisa lagi dihindari.Laila mengambil napas dalam-dalam, mencoba menguatkan dirinya. Dengan langkah pelan namun pasti, ia berjalan menuju ruang tamu, meny
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

Bab 55: Keputusan di Ujung Perpisahan

Dalam diam yang menyelimuti pagi itu, Raka memandangi pantulan dirinya di cermin. Tatapan matanya yang dalam menyiratkan pergulatan batin yang berkecamuk, seolah ada badai yang mengoyak setiap sudut hatinya. Mimpi semalam terus bergema di pikirannya, bayangan masa depan Laila yang tak berisi dirinya, hidup bebas tanpa beban yang ia bawa. Kenangan mereka begitu jelas, begitu dekat, namun juga terasa bagai jarak yang tak terjangkau.Setiap kata dan senyum Laila masih terukir jelas dalam ingatannya, memberikan kehangatan di setiap helaan napasnya. Namun, cinta itu kini seperti api yang membakar dari dalam, menyadarkan Raka pada satu kenyataan pahit—bahwa mungkin, ia adalah beban yang tak ingin diakui oleh Laila. Cinta yang selama ini menjadi sumber kekuatannya kini berubah menjadi keraguan. Dan semakin lama, perasaan itu berkembang menjadi tekad.Dengan napas berat, ia memutuskan untuk mundur, untuk memberi ruang bagi Laila agar bisa menemukan kebahagiaan tanpa harus mengorbankan apa pun
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bab 56: Janji di Bawah Langit yang Sama

Laila berdiri di depan rumah Raka dengan hati yang mantap. Hembusan angin sore yang lembut membawa aroma dedaunan basah dan kicauan burung yang pulang ke sarang, menambah ketenangan dalam hatinya. Ia menarik napas panjang, menenangkan dirinya sebelum mengetuk pintu, membawa serta keberanian dan ketulusan yang telah ia jaga untuk pria yang begitu berarti baginya.Raka membuka pintu, dan ketika melihat Laila, senyumnya muncul meski matanya menyiratkan kelelahan yang dalam. Mereka duduk di ruang tamu yang sederhana, dan suasana terasa akrab, meski ada kebisuan yang seakan menyimpan ribuan kata di dalamnya.Setelah beberapa saat hening, Laila memulai percakapan dengan suara lembut. "Raka, aku tahu kamu masih merasa bimbang, merasa belum bisa menerima semuanya. Tapi aku datang ke sini bukan untuk meyakinkanmu bahwa cinta kita sempurna atau tanpa cela. Aku hanya ingin kamu tahu bahwa cinta ini adalah pilihan yang aku ambil dengan penuh kesadaran."Raka terdiam, menatap Laila dengan hati yan
last updateLast Updated : 2025-01-05
Read more

Bab 57: Jejak Kenangan yang Abadi

Di bawah langit yang berwarna lembayung, Laila dan Raka duduk berdampingan di sebuah bangku taman yang menjadi saksi perjalanan hidup mereka. Angin sore berhembus lembut, membawa aroma nostalgia yang menggetarkan hati mereka. Di sanalah mereka, dua sosok yang pernah muda, kini duduk bersama, mengenang segala yang pernah terjadi di antara mereka.“Raka,” Laila memulai dengan suara lembut, matanya menatap jauh seakan menembus batas waktu. “Aku ingat pertama kali aku melihatmu, waktu itu kita masih sama-sama bersekolah. Kamu yang selalu bersemangat, selalu tersenyum dan punya impian besar. Kamu tahu? Aku diam-diam kagum padamu sejak saat itu.”Raka tersenyum tipis mendengar pengakuan Laila, matanya menyiratkan rasa bahagia sekaligus haru. “Kamu benar-benar mengingat semua itu, Laila? Aku pikir masa-masa itu hanyalah kenangan yang tak penting lagi.”Laila menoleh padanya, menatap wajah yang kini telah dipenuhi dengan ketenangan, keteguhan, meskipun terpahat beberapa garis keraguan. “Bagik
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

Bab 58: Dibawah Tekanan dan Dukungan

Proyek perusahaan itu bukan sekadar tantangan, melainkan sebuah ujian bagi Raka. Tekanan datang dari berbagai sisi, menuntut kesempurnaan, kecepatan, dan ketepatan dalam segala hal. Setiap hari, ia harus menghadapi rekan-rekan kerja yang, meski tak secara terang-terangan, mempertanyakan kemampuannya. Bagi Raka, keadaan ini seperti dua sisi mata uang: di satu sisi, ia ingin membuktikan diri, tapi di sisi lain, rasa cemas dan keraguan terus menghantui.Namun, di balik segala tekanan yang menumpuk, ada satu cahaya yang selalu hadir di sampingnya, siap memberikan dukungan tanpa henti. Laila, sebagai rekan kerja sekaligus kekasihnya, selalu berada di sana. Ia tahu bahwa Raka membutuhkan lebih dari sekadar dukungan profesional; ia butuh kehadiran yang mampu menguatkan hati dan jiwanya di tengah badai.Suatu pagi, Raka duduk di ruang kerjanya, menatap layar komputer dengan tatapan penuh kebimbangan. Angka-angka dan grafik yang terpampang di hadapannya seolah berubah menjadi sekumpulan pertan
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Bab 59: Cahaya di Ujung Jalan

Pagi itu, aroma embun pagi masih terasa segar di udara ketika Raka memasuki ruang terapi. Hatinya bergolak antara keteguhan dan keraguan. Terapi fisik ini adalah babak baru yang tak pernah ia bayangkan akan menjadi bagian dari hidupnya. Ia tahu, jalan ini akan sulit, penuh dengan rasa sakit dan batas-batas yang mungkin tak akan pernah terlewati. Namun, di tengah segala keraguan itu, ada sosok yang selalu berada di sisinya, Laila.Raka berdiri di ambang pintu, menghela napas panjang sejenak sebelum melangkah masuk. Sejak kejadian yang mengubah hidupnya, ia telah memikirkan berkali-kali apakah ia harus menyerah pada mimpi-mimpinya atau terus bertahan, meski keterbatasan ini menjadi bayangan yang terus menghantuinya. Namun kehadiran Laila menjadi pelita yang menuntunnya, membuatnya sadar bahwa hidup ini masih memiliki makna, bahwa cinta sejati adalah alasan untuk bertahan.Ketika ia mulai melangkah masuk, tangan Laila dengan lembut menggenggam tangannya. Tatapan penuh kasih dan semangat
last updateLast Updated : 2025-01-08
Read more

Bab 60: Puncak Perjuangan

Raka menatap layar laptop di hadapannya, angka dan grafik yang rumit akhirnya membentuk satu pola yang sempurna. Selesai sudah proyek yang telah ia kerjakan selama berbulan-bulan. Proyek besar yang tak hanya menguras fisik, tetapi juga menggugah sisi emosi dan mentalnya. Dengan satu tarikan napas yang dalam, ia memejamkan mata, membiarkan rasa lega dan syukur membanjiri seluruh jiwa dan raga.Di balik semua itu, ada Laila, pendukung setianya yang selalu hadir di setiap langkah. Dalam setiap momen ragu, ketika tubuhnya terasa lelah dan pikirannya hampir menyerah, Laila menjadi sumber kekuatan yang tak tergantikan. Ia adalah sosok yang dengan tulus mempercayai kemampuan Raka, bahkan di saat Raka sendiri hampir hilang kepercayaan pada dirinya sendiri. Tanpa kehadiran Laila, mungkin keberhasilan ini hanya akan menjadi angan kosong, sebuah impian yang terlalu jauh untuk diraih.Raka pun menatap Laila yang berada di ruangan yang sama, berdiri dengan senyum bangga yang penuh ketulusan. Matan
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more
PREV
1234567
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status