Naura tetap terdiam, menggenggam spatula di tangannya dengan canggung. Pertanyaan itu terus bergema dalam pikirannya, sementara ia mencoba mencari jawaban. Reval, di sisi lain, memperhatikan Naura dengan pandangan penuh perhatian. Ia tahu bahwa ia telah menyentuh sesuatu yang sensitif, tetapi ia tidak ingin memaksanya untuk berbicara lebih jauh. “Naura,” Reval memecah keheningan, suaranya lembut. “Kue ini belum selesai kalau kita tidak menghiasnya. Kamu mau membantu?” Naura mendongak perlahan, mencoba memulihkan dirinya dari emosi yang mulai menyeruak. “Hias?” tanyanya, mencoba terdengar biasa saja. Reval tersenyum kecil dan mengambil spatula lain. “Ya, kita bisa tambahkan topping di atasnya. Ayo, mari kita coba.” Dengan canggung, Naura mengambil wadah kecil berisi krim kocok. Ia memulai dengan hati-hati, mencoba membuat pola di atas kue, tetapi tangannya sedikit gemetar. Melihat itu, Reval kembali mendekat dan berdiri di sisinya. “Biarkan aku bantu,” katanya, meraih tangannya
Terakhir Diperbarui : 2025-01-25 Baca selengkapnya