All Chapters of Pernikahan Dadakan dengan Anak Ustaz: Chapter 41 - Chapter 50

56 Chapters

Bab 41. Apa yang Mama Bicarakan sama mamanya Zayden?

Alvan kembali malam hari, tetapi tidak segera ke rumah karena menemui Fauzan. “Anggota geng Zayden lagi ngincar kamu!”“Tahu dari mana?”Mereka sedang duduk di tepian lapangan di daerah rumah.“Teman saya di mana-mana. Saya juga aktif di kampus sama di karang taruna. Banyak info yang saya dengar. Apalagi pas kamu sakit!”“Biarkan saja!” Alvan tidak peduli pada ancaman yang didapatkannya dari Zayden.“Saya khawatir.” Fauzan menggendikan bahunya. “Mendingan kamu sama Aul jangan pergi berdua. Emang lebih bagus sama sopir.”“Itu emang keseharian saya, tapi sekarang saya sudah bisa bawa mobil. Cuma Umi selalu khawatir.”“Mendingan jangan deh. Kalau sama sopir, anggota geng Zayden tidak akan berani menyakiti kamu!”Alvan mendesah geram. “Saya tidak takut, tapi saya harus melindungi Aul dan menjaga keselamatan saya demi Aul ....”“Bener. Bayangin sesedih apa Aul kalau kamu disakiti geng Zayden!”Alvan kembali mendesah, tetapi hanya berkata di dalam hatinya. ‘Dulu saat saya kecelakaan, Aul me
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more

Bab 42. Maaf Tante, Zayden Masih Mencintai Venus

Niana menemui Maria, tetapi wanita ini lebih banyak berbicara dengan Zayden. “Zayden minta maaf kalau Zayden lancang sama Tante. Tapi Zayden sudah tidak bisa memendam lagi, Zayden masih suka sama Venus!”Terkejut, itu yang dirasakan Niana walaupun dia sudah mendengar perasaan Zayden dari Maria. Wanita ini menjawab bersama perasaan tidak enak hati, “Tante berterimakasih karena kamu masih tulus menyukai Venus, tapi sekarang Venus sudah menikah dengan Alvan. Jadi Tante harap, kamu bisa berusaha melupakan Venus ....”“Justru itu, Zayden tidak bisa ....” Raut wajahnya sangat memprihatinkan. Lalu, Zayden menambahkan, tetapi ini hanya bualan, “Sebenarnya, alasan Zayden kecelakaan karena terlalu banyak memikirkan Venus, jadi Zayden tidak bisa fokus.”“Ya ampun ....” Tentu saja Niana semakin merasa tidak enak hati walaupun sebenarnya kesalahan murni ada pada Zayden karena dirinya maupun Venus tidak pernah menyuruh lelaki ini memikirkan hubungan yang telah kandas.“Begitulah. Zayden terlalu dal
last updateLast Updated : 2025-01-03
Read more

Bab 43. Saya Tidak Menggantung Zayden

Aulya berhasil melihat ibunya, tetapi tidak memiliki kesempatan bicara karena Niana selalu bersama Aisyah.Jadi, akhirnya Aulya menemui ibunya di waktu tidur. Tentu saja Niana menganggap perbuatan putrinya salah karena seharusnya Aulya menemani Alvan.“Jangan tinggalkan suami kamu ...,” nasihat Niana diambang pintu sebelum mempersilakan Aulya masuk.“Venus mau bicara sebentar.”Dari raut wajah Aulya, Niana sudah bisa menebak. Jadi, mau tidak mau wanita ini mempersilakan putrinya masuk dibandingkan harus berbicara di luar kamar karena mungkin seseorang akan mendengar obrolan mereka.Aulya duduk di samping ibunya dan langsung mengungkapkan maksudnya, “Tadi Mama ketemu mamanya Zayden di rumah sakit?”“Iya, tadi Mama menjenguk Zayden.”“Mama ngobrol apa sama mamanya Zayden?”Niana mendesah kecil karena dugaannya benar. “Jadi ini tujuan kamu sampai meninggalkan suami kamu.” Niana menyisir rambut Aulya menggunakan jemarinya.“Iya, Venus penasaran karena Mama sama mamanya Zayden sering ketem
last updateLast Updated : 2025-01-04
Read more

Bab 43. Kita Harus Bicara Tanpa Alvan!

Malam ini Aulya mendapatkan chat dari Niana. [Sayang, besok Mama akan menelepon, tapi jangan sampai Alvan tahu!]Dahi Aulya berkerut heran setelah membaca isi chat yang menurutnya aneh.Alvan baru saja masuk ke dalam kamar setelah menyaksikan pertandingan bola di lapangan bersama Fauzan. “Kok belum tidur?” Wajah teduhnya akan membuat siapapun yang melihat merasa nyaman, termasuk Aulya.Senyuman manis menghiasi wajah Aulya. “Belum ngantuk. Katanya akan pulang jam sepuluhan, tapi ini masih jam sembilan.”“Saya tidak mau meninggalkan istri saya lama-lama.” Alvan hendak naik ke atas ranjang. Maka Aulya segera menonaktifkan handphone untuk menjaga kerahasiaan chat dari ibunya.“Padahal tidak apa, kok.” Aulya tersenyum kecil kepada Alvan yang sudah duduk di sampingnya.Pun, Alvan membalas senyuman Aulya. “Tidak mau.”Malam ini Alvan segera menyentuh tubuh Aulya yang selalu wangi dan terlihat segar berkat kulit halus dan sehat yang dimiliki si gadis.Pun, Aulya tidak mungkin menolak karena t
last updateLast Updated : 2025-01-06
Read more

Bab 45. Perpisahan Alvan dan Aulya

Siang ini Aulya mencium santun punggung tangan Alvan seiring berpamitan, “Saya pergi dulu. Tidak akan lama, kok.” Ini adalah kepergian yang tidak diinginkannya, tetapi Aulya bersikap seolah hatinya sangat ikhlas.“Jangan lupa kabari saya kalau sudah sampai.” Alvan melepaskan Aulya dengan senyuman setelah mendengar jika istrinya mendadak harus mengunjungi kampus lamanya. Lalu melarangnya menemai karena alasan kesehatan.Alvan mengatakan jika dirinya baik-baik saja, tetapi Aulya bersikeras menyuruhnya beristirahat.Pelukan Aulya segera melingkar di tubuh Alvan. “Saya berjanji paling lama cuma dua hari.” Nada suaranya terdengar sendu karena memiliki firasat buruk, sedangkan Alvan menganggap jika Aulya terlalu grogi dengan perpisahan setelah si gadis memilih bersamanya.Alvan membalas pelukan Aulya dengan pelukan rindu. “Berapa lama pun saya akan menunggu kamu. Tapi kalau terlalu lama saya akan menjemput.”Kalimat Alvan tidak dibalas karena Aulya sedang tenggelam dalam perpisahan yang buk
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

Bab 46. Venus Harus Bercerai dengan Alvan

Dahi Aulya berkerut heran, “Maksud Mama?”Niana masih bersikap tenang dan masih sibuk dengan kegiatannya. “Jangan dibahas. Pokoknya malam ini kita akan berbicara. Hanya bertiga saja ....”Aulya tidak sabar ingin mendengar hal yang akan disampaikan orangtuanya, tetapi dia tidak bisa memaksa karena itu adalah salah satu sikap tidak sopan.Semenjak tinggal bersama keluarga Ibrahim, Aulya mendapatkan banyak ilmu tambahan tentang kehidupan yang salah satunya atittude.Bukan berarti atittude Aulya sebelumnya sangat buruk, justru dia seorang gadis baik-baik, tetapi setelah bersama keluarga Ibrahim, Aulya atau Venus menjadi pribadi yang lebih baik, terutama dalam urusan ilmu agama.Duduk di taman adalah pilihan Aulya saat pikirannya melayang pada Alvan yang ditinggalkan tanpa keikhlasan, lalu terdapat hal mengganjal di hatinya tentang orangtuanya.Suasana hati Aulya sedang tidak menentu. Jadi memilih mengunjungi kampus lamanya untuk bertemu dengan teman-teman lamanya menggunakan penampilan Au
last updateLast Updated : 2025-01-09
Read more

Bab 47. Waktunya Tersisa Satu Bulan

Aulya hanya bergeming seiring memandang sendu ke arah Heru. Niana mampu membaca penolakan putrinya, tetapi wanita ini tidak menerima penolakan.“Sayang, benar apa yang dikatakan Papa. Zayden adalah orang yang memperjuangkan kamu, sedangkan Al. Dia hanya orang asing!”Tatapan Aulya beralih pada ibunya. “Kenapa keputusan Mama berubah? Kenapa ucapan Mama tidak bisa dipercaya? Padahal belum lama Mama bilang tidak akan memisahkan Venus sama Al karena Venus yang pilih Al, tapi sekarang justru Mama suruh Venus tinggalkan Al.”Aulya menyampaikan protesnya dengan santun dan nada suara terjaga.Niana merasa bersalah telah melakukan hal seperti ini, tapi keadaan memaksa. “Sayang, kalau kamu menikah sama Zayden, kamu menyelamatkan keluarga kita. Ini demi nama baik keluarga kita.”Kini, Aulya mulai menaikan nada suaranya. “Emangnya kenapa sih? Apa hubungannya coba, keluarga kita sama Zayden. Apa keluarga kita dalam bahaya kalau Venus tidak menikah sama Zayden? Harusnya sih, tidak ada hubungannya s
last updateLast Updated : 2025-01-11
Read more

Bab 48. Waktu Kita Cuma Sedikit

Mulai sekarang Aulya berjanji akan mengabaikan Zayden apapun yang terjadi karena dia hanya akan fokus pada Alvan. Hanya ingin menghabiskan waktu dengan suaminya dan membuat kebahagiaan dengan suaminya di sisa waktu yang mereka miliki.“Al, saya mau hamil,” bisik Aulya saat mereka berbaring bersama.Alvan terkejut mendengar ucapan Aulya. “Kamu yakin?”“Iya, saya mau hamil ....” Aulya tersenyum manis dan dipenuhi harapan Alvan akan mengabulkannya.Sejenak, Alvan tidak bersuara lalu berkata, “Kehamilan adalah kehendak Tuhan. Kita, sebagai manusia cuma bisa berusaha.”“Ya sudah, ayo kita berusaha!” celetuk Aulya penuh semangat hingga membuat Alvan tersenyum lebar, tetapi juga bingung.Aulya menarik pakaian Alvan karena suaminya tidak melakukan apapun selain berbaring dengan wajah bingung. “Ayo ....”“Iya, sabar ....” Hati Alvan senang dipaksa seperti ini, tapi juga kebingungan dengan tingkah Aulya, apalagi keinginan mendadaknya.Alvan bertelanjang dada setelah pakaiannya dilepas dengan ba
last updateLast Updated : 2025-01-13
Read more

Bab 49. Merasa Sudah Ditendang

Saat ini Alvan merasa sudah ditendang dari keluarga istrinya sendiri karena bukan hanya tidak diinginkan menjadi menantu, tapi juga berniat dibuang.Alvan beristigfar di dalam hatinya. Lalu segera meninggalkan toilet dan kembali menemui Aulya.Senyuman sumringah istrinya menjadi hadiah untuk Alvan karena hanya Aulya yang menerimanya sebagai anggota keluarga baru walaupun dulu gadis itu juga berniat membuangnya.“Saya cuma ke toilet sebentar kok ..., lebay deh sampai peluk-peluk,” kelakar Alvan.“Kangen ....” Aulya bergelayutan manja di lengan Alvan, di hadapan orang-orang yang keluar masuk toilet, tapi gadis ini tidak canggung apalagi malu karena harus memanfaatkan waktu yang tersisa dengan sebaik mungkin.Kini, perasaan heran yang sempat menyelimuti Alvan sudah musnah setelah mengetahui alasan di balik perubahan sikap Aulya. Jadi sekarang dia membiarkan istrinya mengikutinya kemanapun tanpa protes.Namun, kebersamaan Aulya dan Alvan menjadi kabar buruk untuk Zayden dan berhasil memba
last updateLast Updated : 2025-01-14
Read more

Bab 50. Saya Mau Melindungi Aulya

Alvan memberanikan diri masuk ke toilet perempuan ditemani gadis yang memberi tahunya. Lalu mengetuk pintu perlahan. “Aul?”Suara Alvan berhasil membuat Aulya terhenyak hingga reflek gadis ini berdiri seiring menyeka dengan cepat air matanya. “I-iya ....” Suaranya masih bergetar.“Sudah selesai?” Suara lembut Alvan dengan hati cemas walaupun tidak disampaikan secara langsung.Aulya kembali menjawab masih dengan suara bergetar, “Su-sudah. Tapi tunggu sebentar.”Kali ini Alvan berkata canggung karena bagaimanapun ini adalah toilet wanita. “Iya ..., saya ... tunggu di luar.”“Iya, di luar saja.”Langkah Alvan terasa berat, tetapi tetap meninggalkan toilet sebelum tempat itu ramai dan mungkin membuat orang-orang berpikiran negatif padanya. “Titip Aul. Tolong tanyakan keadaannya,” ucapnya pada si gadis sebelum dia pergi.Maka, walaupun hati Alvan tidak tenang dia harus kembali ke tempatnya semula dengan perasaan cemas sekalian menerka-nerka. “Apa bener Aul nangis? Kenapa?”Sekitar dua meni
last updateLast Updated : 2025-01-16
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status