Home / Fantasi / Tukang Pijat Super / Chapter 211 - Chapter 220

All Chapters of Tukang Pijat Super: Chapter 211 - Chapter 220

322 Chapters

Bab 211

Sesampainya di ruangan Lilis di rawat, semua kejadian tak sesuai dengan apa yang terjadi dalam film. Di mana kedatangan Juned bisa jadi tepat waktu.Juned merasakan lututnya melemas saat melihat tubuh Lilis terkulai lemah di ranjang rumah sakit. Alat bantu pernapasan yang seharusnya menempel di wajahnya kini tergeletak di lantai.Dengan tangan gemetar, Juned mendekat dan meletakkan dua jarinya di bawah hidung Lilis, berharap bisa merasakan hembusan napasnya. Namun, tak ada apa-apa yang keluar dari hidung wanita itu.“Tante Lilis!” Juned berteriak, suaranya menggema di ruangan itu.Marina yang berdiri di belakangnya langsung berbalik dan berlari keluar ruangan. “Dokter! Suster! Tolong!” teriaknya panik.Juned menggenggam tangan Lilis yang terasa semakin dingin. “Tante… Bangun…” suaranya bergetar.Beberapa detik kemudian, suara langkah kaki bergegas memenuhi koridor. Seorang dokter dan dua perawat masuk dengan tergesa-gesa, segera menghampiri tubuh Lilis yang tak bergerak.“Maaf, Pak,
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

Bab 212

Orang-orang yang menghadangnya mendekat dengan langkah pasti.“Hati-hati orang ini sangat kuat. Dia pernah menghajar banyak anggota kita sendirian saat di rumah bos Anton.” Ujar salah satu dari mereka.“Ahahaha.. ahahaha.. ayo maju sini kita main sama-sama dan biarkan aku menyusul Lastri dan Tanteku.” Juned masih terus tertawa, suaranya menggema di jalanan sepi itu, perilakunya berubah seperti anak kecil yang ingin bermain.Mata Juned liar menatap satu per satu orang yang menghadangnya, seolah mereka hanyalah sekumpulan badut yang tak berarti apa-apa.Pria lainnya, yang tampak lebih tenang, malah tersenyum sinis. “Lihat dia baik-baik. Dia seperti kehilangan akal?” Dia tertawa kecil. “Jika benar begitu, berarti sekarang dia sudah kehilangan kekuatannya. Semua berjalan sesuai rencana bos Anton dan Nyonya Vivi.”Mereka semua saling berpandangan sebelum kembali menatap Juned yang masih tertawa seperti orang kehilangan akal. Salah satu dari mereka mulai mendekat, ingin menguji apakah Ju
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

Bab 213

Akhirnya, Tania memutuskan untuk mengambil tindakan. “Bawa dia keluar dari sini,” perintahnya kepada polisi yang ada di dekatnya.Dengan bantuan beberapa petugas, mereka membawa Juned yang masih dalam keadaan terhuyung-huyung ke mobil. Tania dan Marina mengikuti di belakangnya, penuh kesedihan. Mereka tahu, ini bukan Juned yang mereka kenal.Saat mereka tiba di mobil, Tania memanggil sopir untuk membawa mereka ke tempat yang lebih aman. “Bawa kami ke klinik khusus,” perintah Tania, suaranya berat dengan rasa khawatir yang mendalam.Marina duduk di samping Juned, menggenggam tangan pria itu, meskipun tak ada respons yang datang darinya. Juned hanya diam, matanya kosong, tubuhnya lelah, tetapi tawa itu tetap terdengar sesekali.Mobil melaju cepat, meninggalkan jalanan yang telah menyaksikan tragedi yang menimpa Juned. Di sepanjang perjalanan, tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut Juned. Hanya tawa aneh itu yang sesekali terdengar, seakan ia terjebak dalam dunia kegilaannya send
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

Bab 214

Setelah Tania dan Marina keluar dari ruang periksa, Dr. Adrian menatap Juned dengan penuh perhatian. Juned masih terdiam, duduk di kursi dengan tatapan kosong, sesekali tertawa dengan cara yang tidak wajar. Suasana di ruang periksa terasa tenang, namun ketegangan jelas terasa di antara mereka.Dr. Adrian mendekat dengan langkah hati-hati, membawa beberapa alat terapi dan mempersiapkan diri untuk sesi pertama. Ia tahu bahwa terapi ini harus dimulai dengan langkah yang sangat hati-hati, mengingat kondisi mental Juned yang rapuh.“Juned,” panggil Dr. Adrian dengan lembut, berusaha menarik perhatian Juned yang tampak tak fokus. “Saya ingin mencoba beberapa teknik untuk membantu menenangkan pikiranmu. Ini akan membutuhkan kerjasama darimu, dan saya akan membantu sebaik mungkin.”Juned hanya tertawa tanpa mengerti, lalu menggelengkan kepala. Dr. Adrian menghela napas pelan, berusaha tetap sabar.“Juned, saya tahu ini sulit,” lanjut Dr. Adrian, mencoba berbicara lebih lembut. “Kamu merasa sa
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

Bab 215

Saat perjalanan pulang, Marina yang menyetir mobil merasa sedikit lega melihat Juned yang kini tampak lebih tenang, meski masih terlihat bingung dan terperangkap dalam ingatannya. Tania yang duduk di samping Juned, menjaga agar pria itu tetap dalam keadaan stabil. Sesekali, Juned melirik Tania dengan tatapan kosong, seolah berusaha mengenali siapa dia. “Kamu tenang saja, Juned. Kami tak akan menyakitimu.” Tania merespons dengan lembut, berbicara pelan dan menenangkan, berusaha tidak membuat Juned semakin tertekan.Namun, perjalanan mereka masih cukup jauh, dan Marina tahu bahwa Juned masih memerlukan waktu untuk beristirahat. Sesampainya di sebuah titik yang sepi, di dekat rumah sakit, Marina menghentikan kendaraan dan memutar kursi ke arah Tania.“Tania,” kata Marina dengan serius, “aku ingin kamu mengantar Juned sampai ke rumah. Dia masih membutuhkan waktu untuk memulihkan diri. Aku akan pergi sendiri mengurus pemakaman Lilis.”Tania mengangguk, meskipun ada kekhawatiran di matany
last updateLast Updated : 2025-02-18
Read more

Bab 216

Ratih dan Siti, yang melihat kejadian itu, tampak terkejut dan cemas. “Mbak Tania, apakah kau baik-baik saja?” tanya Ratih dengan khawatir, sambil melihat air yang menggenang di pakaian Tania.Tania mengangguk pelan, meskipun wajahnya sedikit kesal karena kejadian itu. “Aku baik-baik saja, jangan khawatir. Juned sedang sangat tertekan, dan mungkin dia kehilangan kontrol atas dirinya. Kita harus lebih sabar dengan dia,” jawab Tania, mencoba menenangkan mereka.Juned tetap diam, tidak berkata-kata, hanya menatap ke depan dengan tatapan kosong. Tania menundukkan kepalanya dan menghapus air yang menetes di bajunya dengan tangan, kemudian mencoba berbicara lagi dengan lembut kepada Juned.“Juned, aku memang baru mengenalmu. Tapi aku akan selalu ada untuk membantumu,” ujar Tania dengan nada yang penuh pengertian, sambil menatap Juned dengan penuh perhatian. Namun, Juned tetap tidak memberikan reaksi. Tania berdiri dan menyeka bajunya yang basah dengan kain, sambil berpikir bagaimana caran
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more

Bab 217

Tania mengangguk, memahami kecemasan mereka. “Aku akan memberikan keterangan kepada komandanku di kepolisian. Aku juga akan meminta izin untuk menjaga rumah ini kepada komandan.”Ratih dan Siti masih tampak cemas. “Mbak Tania, benar nggak apa-apa kalau Mbak sendirian yang menjaga rumah ini?” tanya Siti ragu-ragu.Tania tersenyum meyakinkan. “Aku ini polisi, sudah terbiasa menghadapi situasi berbahaya. Kalian jangan khawatir, selama aku di sini, kalian aman.”Ratih dan Siti sedikit lega mendengarnya, tapi tetap saja perasaan tidak nyaman menyelimuti mereka. Tania berjalan melangkah keluar rumah Juned tanpa menoleh sedikitpun.Siti dan Ratih hanya memperhatikan punggung Tania yang akhirnya masuk ke dalam mobil. Setelah mobil yang di tumpangi Tania tak terlihat lagi, Siti menoleh ke arah Ratih dengan tatapan curiga. “Apa kamu mencoba menyembunyikan sesuatu dari Mbak Tania?”Ratih mengernyitkan dahinya, “Apa yang kau bicarakan?” Ratih justru balik bertanya kepada Siti.“Kamu pasti t
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more

Bab 218

Siti melepaskan pelukannya dengan kesal, lalu menatap Ratih dengan tatapan tidak senang.“Kamu membuatku merasa seperti orang bodoh, Ratih!” gerutu Siti sambil melipat tangan di dadanya.Ratih menghela napas panjang. “Aku hanya menebak apakah hal seperti itu yang bisa membangkitkan perasaannya lagi,” jawabnya tenang.“Tapi ternyata nggak ada, kan? Aku jadi merasa konyol!” Siti menatap Juned yang masih diam tanpa reaksi. “Bahkan kau menelanjangiku seperti ini, membuatku malu, tahu.”Ratih menatap Siti dengan tatapan nakal. “Aku ngerti perasaanmu, Siti. Tapi kamu punya badan yang bagus kok, kenapa harus malu?”Siti menghela napas berat. “Terus, kalau sudah telanjur begini bagaimana?”Ratih menatap Siti yang masih kesal karena hasratnya tak terlampiaskan. “Kamu lakukan sendiri saja di kamar, atau mungkin... Apa kamu mau aku bantu seperti biasanya untuk melampiaskannya.”Siti masih kesal, tapi akhirnya mengangguk pelan. “Ya sudah, kalau begitu, tidak ada cara lain karena aku lagi pengen b
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more

Bab 219

Marina menggenggam lengan Juned dengan lembut, mencoba membimbingnya menuju kamar. Juned hanya menurut tanpa perlawanan, langkahnya pelan dan matanya tetap kosong.“Kalian kembali bekerja saja,” ujar Marina kepada Ratih dan Siti dengan nada tegas. “Hari sudah hampir malam. Siapkan makan malam untuk kita semua.”Ratih dan Siti saling pandang, lalu mengangguk. “Baik, Bu,” jawab Ratih sambil menarik lengan Siti agar segera menuju dapur.Pak Darma masih berdiri di tempatnya, memperhatikan Marina yang kini menuntun Juned ke dalam kamar. Dalam hatinya, ia merasa kasihan sekaligus khawatir dengan keadaan pria itu.Marina membaringkan Juned di tempat tidur, lalu duduk di tepi ranjang sambil menghela napas panjang. Ia menatap wajah lelaki itu yang kini tampak begitu rapuh, sangat berbeda dengan sosok Juned yang dulu dikenalnya.“Juned...” bisiknya pelan, meski tahu Juned tak akan merespons.“Mas Juned suka begituan dengan wanita, jadi aku coba mengajak dia begituan… Tapi ternyata nggak ada re
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more

Bab 220

Tania berdiri di dekat jendela mengawasi keadaan di luar. “Aku akan membantumu, Marina.”Marina duduk di tepi ranjang Juned, menatap pria itu yang masih diam dengan tatapan kosong. Ia menarik napas panjang sebelum akhirnya menoleh ke arah Tania yang berdiri di dekat jendela."Aku ingin bicara jujur padamu, Tania…" suara Marina terdengar ragu.Tania melangkah mendekat, duduk di kursi di sisi tempat tidur. "Apa yang ingin sebenarnya ingin kau bicarakan di telepon tadi?" tanyanya dengan nada lembut.Marina menunduk, memainkan jemarinya sendiri seolah mencari keberanian. "Awalnya, aku membantu Juned untuk hal pribadi. Aku merasa senang berada di dekatnya… terutama saat berada di atas ranjang bersamanya, adalah kenikmatan yang aku cari selama ini."Tania mengernyit, tapi tetap diam, membiarkan Marina melanjutkan."Aku tahu mungkin terdengar aneh, tapi aku menyukai kekuatannya, Tania. Saat dia menjamahku, aku merasa nyaman, seolah dunia ini tak terlalu berat," Marina tersenyum tipis, tapi t
last updateLast Updated : 2025-02-19
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
33
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status