“Hanya mengambil 400 ml darahmu saja, kenapa nggak mau? Jeni, kamu psikopat? Kamu puas melihatku menderita?”Begitu membuka mata, aku melihat kakak perempuanku, Lina sedang menangis dan menuduhku.Alfred, kakak laki-lakiku datang dan langsung menendangku, dia memarahiku, “Jeni, dia itu kakakmu! Dia hanya butuh sedikit darahmu saja untuk bertahan hidup. Kenapa kamu bahkan nggak mau memenuhi permintaan kecilnya?”Setiap beberapa hari sekali, aku harus mendonorkan darah untuk Lina dan tubuhnya selalu dalam keadaan tidak sehat.Tendangan itu langsung membuatku terjatuh, tubuhku bergetar kesakitan dan berusaha bangkit beberapa kali, tetapi tidak bisa.Alfred menjambak rambutku dan mengangkatku, lalu melanjutkan, “Jangan berpura-pura! Aku tahu kamu baik-baik saja! Cepat berdiri dan pergi ke rumah sakit untuk transfusi darah untuk Lina!”Rambutku dijambak, rasa sakitnya membuat air mata mengalir.Aku mendorongnya dan melawan, “Kamu pergi saja sendiri kalau begitu murah hati! Aku nggak mau!”L
Read more