Share

Saat semua Memihak Kakakku
Saat semua Memihak Kakakku
Penulis: Iffat Naura

Bab 1

“Hanya mengambil 400 ml darahmu saja, kenapa nggak mau? Jeni, kamu psikopat? Kamu puas melihatku menderita?”

Begitu membuka mata, aku melihat kakak perempuanku, Lina sedang menangis dan menuduhku.

Alfred, kakak laki-lakiku datang dan langsung menendangku, dia memarahiku, “Jeni, dia itu kakakmu! Dia hanya butuh sedikit darahmu saja untuk bertahan hidup. Kenapa kamu bahkan nggak mau memenuhi permintaan kecilnya?”

Setiap beberapa hari sekali, aku harus mendonorkan darah untuk Lina dan tubuhnya selalu dalam keadaan tidak sehat.

Tendangan itu langsung membuatku terjatuh, tubuhku bergetar kesakitan dan berusaha bangkit beberapa kali, tetapi tidak bisa.

Alfred menjambak rambutku dan mengangkatku, lalu melanjutkan, “Jangan berpura-pura! Aku tahu kamu baik-baik saja! Cepat berdiri dan pergi ke rumah sakit untuk transfusi darah untuk Lina!”

Rambutku dijambak, rasa sakitnya membuat air mata mengalir.

Aku mendorongnya dan melawan, “Kamu pergi saja sendiri kalau begitu murah hati! Aku nggak mau!”

Lina langsung menangis lebih keras. “Aku tahu Jeni pasti nggak mau menyelamatkanku, dia hanya mau aku mati. Baiklah, aku akan melakukan sesuai keinginannya!”

Dia menangis sambil mengambil sehelai kain, lalu mengikatkan di lehernya seolah ingin bunuh diri.

Alfred sangat ketakutan dan segera merebut kain itu, mencegahnya bunuh diri.

“Orang yang salah itu Jeni. Kalau harus mati, dia yang seharusnya mati, bukan kamu!”

Ibuku, Stefi langsung berlari menghampiriku dan menamparku. Lalu berkata dengan penuh kebencian, “Cepat minta maaf pada kakakmu, lalu pergi ke rumah sakit untuk memberinya tranfusi darah!”

Pipi kiriku bengkak, mulutku berlumuran darah, tetapi aku hanya bisa tersenyum sinis dan tetap melawan, “Kenapa? Dia nggak pantas!”

Kakakku mengidap anemia defisiensi.

Orang tuaku melahirkanku hanya untuk menggunakan darah tali pusar untuk menyelamatkan kakakku.

Sayangnya, darah tali pusarku tidak cocok dengannya dan ibuku juga terluka saat melahirkanku, sehingga tidak bisa melahirkan lagi.

Jadi, semua orang menganggap aku berhutang pada kakakku, termasuk kakakku juga merasa begitu.

Sejak kecil, aku harus mendonorkan darah untuknya dan lengan kiriku dipenuhi bekas jarum suntik.

Karena terlalu banyak mendonorkan darah, kesehatanku juga terpengaruh. Sistem kekebalan tubuhku menjadi lemah dan aku sering sakit. Keluargaku mengeluh karena aku merepotkan, tetapi mereka menganggungkan kakakku yang lemah.

Kakakku merasa cemburu saat aku meraih prestasi. Dia merusak piala dan merobek sertifikatku. Sementara keluarga menyuruhku tidak perlu memedulikan reputasi.

Ketika pria yang dia suka memberikan surat cinta padaku, dia menghasut sekelompok orang untuk melakukan perundungan di sekolah. Keluargaku juga menyalahkanku karena berperilaku tidak pantas, lalu mengunciku di ruang bawah tanah.

Ada terlalu banyak hal di mana keluargaku selalu berpihak pada kakakku.

Aku memendam semua ketidakadilan ini, berpikir bahwa semuanya akan membaik.

Namun, keluargaku membantu kakakku merebut novelku dan merebut suamiku.

Suamiku bahkan menceraikanku demi dia.

Bakhkan saat kakakku mengejarku ke luar negeri dan membunuhku, ibuku masih saja menyalahkanku.

Hidupku begitu malang dan konyol. Namun syukurlah, takdir memberiku kesempatan untuk hidup kembali!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status