Semua Bab DUA BELAS TAHUN TANPA KAMU : Bab 51 - Bab 60

117 Bab

51

Pagi terasa begitu indah dengan tubuh dan aroma Iriana di dalam pelukanku. Aku bergelayut manja seperti anak kecil dipelukan ternyaman, andai tidak memikirkan tanggung jawabku di kantor, mungkin aku ingin memeluknya sepanjang hari, tidur di ranjang yang hangat ini dan memadu asmara dengannya. "Kau cantik." Sekali lagi aku menyentuh bibirnya, rambutnya yang terurai serta wajahnya yang polos tanpa make up membuatnya terlihat semakin cantik. "Jangan terlalu memuji karena aku bisa malu dan canggung.""Kenapa harus canggung pada suami sendiri," balasku sambil tertawa. Aku bangkit lalu menuju kamar mandi, mandi dan bersiap berangkat ke kantorku. *"Ayah ganteng sekali pagi ini, aku yakin ayah dan bunda bahagia sekali," ucap anakku saat aku bergabung bersama mereka di meja makan, mereka sudah cukup dewasa untuk mengerti apa saja yang dilakukan boleh sepasang suami istri yang setelah lama tak berjumpa. "Ya Alhamdulillah.""Cieeee, ada yang tidur berdua." Lita menggoda ibunya yang baru ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-24
Baca selengkapnya

52

"Kurasa aku mulai takut Mas, kemarahannya benar-benar mengerikan. Aku ingin mengajaknya bicara baik-baik tapi, dia tidak mau mendengarnya." Mas Arham memberiku segelas air dan mengajakku duduk setelah kemarahan Mariana tadi. Kayla masih mengepel lantai dan membuang sisa pecahan kaca sementara pengunjung telah lengang di cafe kami. "Kau harus tenangkan dirimu," balas suamiku sambil menggenggam tangan ini. "Jika terus terjadi seperti ini maka aku akan malu, pelangganpun akan lari ke toko lain, Mas.""Aku akan bicarakan ini pada, Merry.""Aku yakin pembicaraan kalian tidak sampai pada diskusi yang pas, sehingga dia melampiaskannya padaku.""Abaikan dia! Ada aku suamimu untuk membelamu, jadi kau jangan risau lagi." "Makasih ya Mas, kau pun telah melakukan pengorbanan yang besar untuk kembali pada kami. Kau tinggalkan hidupmu yang nyaman demi kami," desahku perlahan, rasanya ingin kukembalikan dia pada kehidupannya yang kemarin, tapi nasi sudah menjadi bubur, dia sudah pulang ke kami
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-25
Baca selengkapnya

53

Tengah malam aku terbangun merasakan hangat tangan mas Arham di sekitar tubuhku, pelukannya seperti membawaku pada masa lalu yang penuh kebahagiaan. Aku belikan badan dan menatap wajah Mas Arham yang tenang, matanya tertutup rapat sedang tarik nafasnya terdengar teratur. Aku mengelus pipinya dengan lembut dan merasakan kehangatan kulitnya. "Ya Tuhan, dia benar-benar ada di hadapanku. Dia bukan lagi ada di mimpi atau ilusi, dia benar-benar kembali."Aku tersenyum sendiri sambil mensyukuri betapa Tuhan membolak-balikkan keadaan dan hati secepat itu. Kemarin dia masih berada di kota yang jauh denganku dan menikmati kehidupan yang mewah, dia punya istri yang cantik dengan penampilan paripurna juga posisi dan jabatannya juga diinginkan oleh semua orang, tapi ia meninggalkan semua itu demi kembali padaku dan menepati janjinya. Ketika dia serius atas kata-katanya, maka aku yakin dia masih mencintaiku dengan cinta yang tulus. *Toko roti selalu buka sebelum jam 08.00 pagi, oven selalu meny
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-26
Baca selengkapnya

54

Suasana kelabu tiba-tiba menghinggapi toko kueku, beberapa saat yang lalu aku masih sibuk melayani pelanggan dan membersihkan meja-meja yang telah mereka tinggalkan. Alunan musik terdengar lembut dan celotehan Kayla yang penuh keceriaan membuatku selalu tersenyum. Tapi sekarang... Suasananya tiba-tiba berubah menyedihkan. "Dua belas tahun, ya, kita sudah menikah selama itu. 12 tahun aku mencintaimu dengan tulus dan percaya bahwa hanya kau satu-satunya yang akan mendampingiku sampai tua nanti. Aku tak pernah tahu bahwa ada Mbak iriana di dalam hatimu dan dia memenangkan tahta tertinggi. Kupikir kau sudah lupa segalanya tapi...." Wanita itu menggeleng lemah sambil menghalau air mata yang meluncur di pipinya. Stafnya yang berdiri tak jauh, tak berani mendekat sedikitpun walau sekedar menawarkan tisu."Aku tahu kau hanya manusia biasa yang jiwanya masih terikat dengan perasaan dan kejadian masa lalu, tapi aku tak pernah menyerah mencintaimu. Sekalipun kau kehilangan jati diri dan ingata
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-26
Baca selengkapnya

55

Udara siang begitu terik sesaat sebelum hujan, debu-debu yang mengendap udara seakan menyesakkan dada. Saat aku dan Mas Arham duduk berhadapan sambil menunggu anak-anak kami pulang dari sekolah lelaki itu kembali bertanya padaku "Kau yakin tentang keputusanmu?""Aku bisa apa Mas, inilah cara terbaik untuk kita. Aku hanya berharap semoga Mariana bisa tenang dan tidak ada permusuhan lagi diantara aku dan dia.""Jujur saja... sampai saat ini aku masih bingung menempatkan diriku di antara kalian berdua. Semoga aku bisa belajar jadi suami yang baik dan memuaskan hati semua orang.""Mas... Dengan membuktikan bahwa kau pulang padaku aku percaya bahwa kau sangat mencintai kami. Bagilah hati dan pengabdianmu pada dua orang istri dengan ikhlas, Jangan pernah berbohong atau bermain api dengan perasaan, cobalah untuk memberikan yang terbaik," ucapku sambil menggenggam tangannya."Bila demikian adanya, apa kamu izinkan aku pulang ke rumah mariana?" "Iya, pulanglah, Adelia dan Cassandra juga menu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

56

"Apa kau masih berniat untuk membeliku? Setelah begitu banyak kesempatan yang kuberikan, apakah kau masih ingin menebus harga diriku dengan uangmu?" Mariana terdiam sejenak lalu menjawab dengan nada tenang, "Aku tidak bermaksud menghinamu. Aku hanya ingin memastikan bahwa anak-anak kita mendapatkan masa depan terbaik Mba. Pun, aku tetap ingin membantumu sejak awal.""Aku tahu dan aku menghargai niatmu, tapi, ini sungguh mengejutkan dan aku tidak mau terburu-buru. Baru kemarin Mas Arham pulang ke rumah dan kita masih punya banyak waktu untuk memberikan kompromi yang adil untuk hubungan dan keluarga kita.""Apa Mbak tidak sadar kalau aku juga sedang berkompromi denganmu? kemampuan apa lagi yang bisa kutawarkan selain memberimu kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya."wanita itu mencoba menjelaskan padaku dengan suara yang tenang. Ya, dia mungkin benar, tidak ada yang bisa ia lakukan selain menawarkan sejumlah uang dan kehidupan nyaman sebagai kompensasi bahwa aku mau membagi perasaa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

57

"Pokoknya tenang saja nanti aku akan memasukkanmu ke daftar dewan direksi dan memastikan bahwa pendapatmu didengarkan. Aku sungguh berkomitmen tentang itu.""Tapi aku hanya penjual kue, tidak perlu sejauh," balasku menggeleng. Wanita itu tertawa berderai menunjukkan giginya yang rapi dan garis wajah yang perawatannya sangat mahal. "Kamu tidak akan berdiri sendiri Mbak, ada beberapa profesional yang akan membantumu.""Aku tidak yakin.""Aku sudah memiliki rencana yang matang tentang semua ini, Mbak tinggal tanda tangan dan aku akan menyusun legalitasnya bersama kuasa hukumku. Mba tanda tangan aja.""Nanti saja ya, aku akan berdiskusi dengan Mas Arham, aku tidak bisa mengambil keputusan ini sendirian tanpa masukkan dari suami." "Dia pasti mendukungmu," jawab wanita itu sambil tertawa, dia mendesak kau Dan mengangsurkan kertas itu agar aku menyetujuinya. Tapi aku tidak semudah itu main tanda tangan, karena aku masih trauma tentang surat kesepakatan yang dirancangnya untuk memisahkank
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

58

(Aku akan pulang padamu malam ini, jadi kau akan masak sesuatu 'kan?) itulah adalah pesan suamiku yang sesaat kudapatkan setelah tiba di rumah. (Iya tentu saja.)(Sampai nanti sayang. Aku rindu kau, juga suasana nyaman di kamar kita.) Aku membacanya tanpa menjawab. Sambil menarik nafas dalam, aku hanya mendesah, bisa-bisanya dia memikirkan tentang suasana kamar dan romantisan sementara hubungan baru diantara kami baru saja mau dimulai. Entah tantangan dan konflik apa yang akan menunggu... sampai saat ini aku masih berdebar tentang itu. Senja begitu indah langit kota, matahari perlahan kembali ke ufuk barat diiringi lantunan adzan yang berkumandang, cahayanya memudar seakan tertelan di balik lautan yang membentang. Kutunggu Mas Arham kembali, lelaki itu belum juga datang. Ayam bakar dan tumis kangkung kesukaannya sudah terhidang di meja tapi pria itu belum tampak batang hidungnya. Mau tak mau, aku terpaksa menelpon untuk memastikan kedatangannya. "Halo.""Iya sayang.""Jadi pulan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-01
Baca selengkapnya

59

Dua jam lelakiku pergi, dia pergi untuk menjemput istri keduanya yang sedang terjebak di jalan tol dalam keadaan mobil mogok. Aku tak tahu persisnya apa yang terjadi, tapi aku bisa merasakan ketakutan Mariana jika dia memang benar-benar sendirian. Berapa menit kemudian, mobil suamiku terdengar datang, dia memarkirkannya di depan rumah lalu membuka pintu pagar. Saat Mas Arham membuka pintu kamar dengan hati-hati, matanya mulai mencari sosokku di dalam keremangan. Suasana hening, hanya deru AC yang terdengar. Aku duduk menyandar di ranjang dengan punggung tegak dan mata yang menatap lurus ke arahnya, sementara ia kikuk saat kami bertemu pandang. Lelaki itu tak mengatakan apapun, seakan ada ketegangan yang tak terucap. "Bunda, kamu belum tidur?" Mas Arham mendekat pelan. Saat dia tiba di sisi pembaringan, lelaki itu duduk di dekatku sambil menghela nafasnya. "Apa Mas sudah mengantarnya?""Iya, saat aku tiba di sana suasananya sangat sepi dan gelap, Mariana sangat cemas dan gemetar. I
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-02
Baca selengkapnya

60

Jarum jam menunjukkan pukul 10.00 pagi, mentari yang baru saja mencapai puncaknya memancarkan sinar yang hangat. Aku tidak begitu sibuk di cafe saat Mas Arham datang dan seperti biasa, kehadirannya selalu membawa aroma parfum serta pelukan yang menenangkan."Bagaimana hari ini?""Hariku selalu bagus bila itu dimulai denganmu," jawabku sembari tertawa. "Mau minum kopi?""Aku hanya mampir, tadinya ingin makan siang denganmu tapi tiba-tiba Mariana menelpon karena kami harus menyambut kedatangan klien baru. Ada investor yang akan menanamkan modal di pusat perbelanjaan milik Mariana.""Itu bagus Mas, aku harap semuanya lancar.""Mariana tetap ingin toko kue ini jadi brand ambassador, dan outlet utama di epicentrum kami. Apa kau tetap menolaknya?""Itu peluang yang bagus tapi aku tidak ingin bermitra bisnis dengannya.""Bagaimana dengan saham?""Itu pemberian yang dia berikan sukarela. Aku tidak akan menolak rezeki karena aku sudah terlalu banyak menolak.""Kau sadar bahwa itu bentuk negos
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
12
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status