Dia masih menangis di hadapanku, sementara aku hanya mendengarkan dalam diam. Aku mengerti perasaan wanita itu. Perasaan gelisah yang merayap perlahan, berawal dari setitik ketidaknyamanan, berubah menjadi keresahan yang memacu degup jantung berdetak cepat. Beberapa orang kehilangan selera makan dan kemampuan untuk melelapkan mata. Tapi entah apa yang dirasakan Mariana. Membayangkan semua rentetan kejadian membuat pikiranku tak menentu, bagai daun yang diputar angin, bayang masa lalu berputar dan menggerogoti ketenanganku. Aku tahu, Anakku berharap kehidupan yang lebih baik setelah kedatangan ayahnya, satu-satunya yang mungkin jadi penghiburan untuk mereka, adalah iktikad baik dan kehadiran lelaki itu untuk mengisi kehampaan yang hilang selama belasan tahun. Bukan cuma uang, tapi waktu dan perhatian Mas Arham juga mereka nantikan. Aku tidak layak mencegah karena anak-anakku berhak mendapatkannya. Di sisi lain ada wanita yang sangat mencintai suamiku, dia tergila-gila dan mungkin tak
Baca selengkapnya