Home / Romansa / Duda dan Janda Bertetangga / Chapter 181 - Chapter 190

All Chapters of Duda dan Janda Bertetangga: Chapter 181 - Chapter 190

200 Chapters

33. Seteru

Katya terperangah mendengar ucapan David. Anggap dia sebagai Ibram? Apa maksudnya??David menatap tajam Katya yang masih terdiam membisu. "Katakan sesuatu, Katya.""David, aku... tidak tahu harus berkata apa. Sepertinya aku juga tidak mengerti... apa maksudmu sebenarnya?""Aku ingin kamu berada di sisiku dan meninggalkan Ibram," cetusnya langsung tanpa basa-basi lagi. "Itulah yang kuinginkan darimu sebagai balas budi."Bola mata Katya pun membulat mendengar ucapan David yang bagai gelegar petir di pikirannya. Katya pun tersenyum ragu-ragu. "Kamu... pasti sedang bercanda, kan?"David membuang napas kasar. "Tidak. Aku benar-benar serius, Katya," tegasnya sambil menatap Katya lurus-lurus."Tinggalkan Ibram. Aku tidak bilang untuk selamanya, hanya sampai aku sembuh seperti sedia kala. Maukah kamu membalas budi padaku seperti itu?"Aaah... Katya mengerti sekarang. "Kamu ingin aku berada di sisimu saat ini? Aku bisa melakukannya, David. Aku bisa terus mendampingimu sampai sembuh.""Tapi kam
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

34. Siasat

Wijaya Gunawan terlihat tergesa-gesa memasuki kawasan sebuah gudang tua yang terbengkalai di pinggiran kota Bogor, berbatasan dengan desa kecil di sebelah utara. Dengan napas memburu dan terengah, lelaki tua itu berjalan cepat sambil mengawasi sekelilingnya. Kondisi lingkungan di situ sangatlah miris. Sebelumnya, gudang itu dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai lumbung beras. Namun karena semakin padatnya penduduk, membuat sawah-sawah pun tergusur dan digantikan oleh perumahan mewah yang menjulang. Seketika gudang tersebut pun tidak terpakai lagi, dan menjadi tempat kumuh yang terbengkalai dan diabaikan. Wijaya menahan napasnya, saat tangan keriputnya memegang pegangan pintu gudang yang berkarat dimakan usia. Dengan sekuat tenaga, ia pun menggesernya ke samping, mengeluarkan suara nyaring dan berisik dari besi karat yang saling beradu. Udara pengap dan bau apek menyambut indra pencumannya. Sedikit cahaya yang masuk ke dalam gudang itu juga tidak mampu menerangi seluruh r
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

35. Katya Yang Bersinar

"Katya, please... aku ingin sekali merasakanmu," pintanya dengan suara serak dan berat karena letupan gairah. "Boleh?" Katya menatap Ibram dalam-dalam, merasakan bahwa ada rasa membutuhkan dan juga sebersit perasaan kalut di mata coklat lelaki itu.Ia tidak ingin bertanya saat ini, hanya ingin menghapus semua masalah apapun yang membuat Ibram tertekan.Lalu gadis itu pun akhirnya mengangguk pelan. Sambil menggeram puas akan jawaban Katya, Ibram pun langsung menyerang leher lembut kekasihnya. Menghisap, melumat dan menggigit kecil kulit putih yang semanis madu. Katya pun mendongak, memberikan akses agar Ibram lebih leluasa bermain di lehernya. "Ibram?" panggil lirih Katya pada lelaki itu yang masih saja sibuk di lehernya."Ya, sayang?""Sakit sekali," keluhnya."Kamu ingin aku berhenti?"Katya menggeleng. "Tidak, jangan berhenti."Ibram tersenyum, dan kali ini ia membuka kancing piyama rumah sakit Katya satu persatu. "Aku ingin sekali menyecap tubuh tunanganku yang cantik," bisikn
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

36. Melepaskan

Katya terperanjat mendengar ucapan Ibram itu. Apa dia bersungguh-sungguh? Gadis itu kembali memeluk erat tubuh kekar yang sekarang terlihat goyah, memberikan ketenangan untuk meredakan gejolak perasaan yang membuat Ibram seperti terguncang."Aku tidak akan meninggalkanmu, Ibram. Aku berjanji," ucap Katya akhirnya. Ia jadi teringat permintaan David untuk meninggalkan Ibram. Meskipun rasa bersalahnya pada David cukup besar karena tidak bisa memenuhi keinginan orang yang telah menyelamatkannya, namun Katya yakin akan ada cara lain untuk membalas budi kepada David. Tapi ia tidak akan pernah meninggalkan Ibram.Pelukan Katya dan ucapan janjinya sedikit memberi ketenangan pada jiwa gelisah Ibram dan membuat bebannya sedikit terangkat. Meskipun ia juga tahu, bahwa ucapan hanyalah suara yang dihasilkan oleh benda tidak bertulang, yang bisa diingkari di kemudian hari dengan mudahnya.Tidak, ia tidak boleh berpikiran negatif. Ia harus mempercayai kata-kata gadis itu, jika masih ingin tetap
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

37. Tanpa Sienna

"Kamu tidak sendiri, Katya. Ada aku di sini." Ibram mengecup pipi mulus Katya yang telah dibasahi oleh air mata dan rintik hujan. Pelukannya pun semakin erat, seakan ingin mempertegas ucapannya barusan. Seseorang tiba-tiba memayungi mereka, melindungi tubuh mereka dari hujan yang turun semakin deras. Ibram pun menengadah. Toni rupanya. Ibram mengajak Katya untuk berdiri, namun sepertinya tubuh gadis itu masih goyah dan gemetaran karena kesedihan yang mendalam. Serta-merta Ibram langsung menggendongnya. Kali ini Katya tidak protes. Ia hanya diam, membiarkan lelaki itu membopong tubuhnya menuju mobil hitam yang terparkir di dekat pemakaman, dan pelan-pelan memasukkannya ke dalam mobil serta memasang sabuk pengaman. Kemudian Ibram menutup pintu mobil, lalu membalikkan badan menatap Toni yang masih memayungi bosnya."Toni, cari tahu Silvia dimana, dan apakah dia tahu jika Sienna meninggal," perintahnya pada Toni. "Juga siapkan semua bukti-bukti untuk ke pengadilan. Sepertinya pere
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

38. Kesucian Untuk Pria Lain

"Bagaimana jika kutawarkan keperawananku?" bisik Katya lirih. David mencengkram erat ponselnya hingga buku jarinya pun memutih. Jika material benda itu tidak terbuat dari bahan yang kokoh, pastinya sudah hancur berantakan di tangannya. 'Apa katanya?? KEPERAWANAN??? DAMNED!!!'Pikiran David pun seketika bercabang. Di satu sisi, ia begitu berhasrat mendengar tawaran yang menggiurkan tersebut. Jiwa lelaki normal dalam dirinya merasa tergugah, dan ingin menuntaskan rasa panas di tubuhnya bersama Katya, wanita yang dicintainya.Namun sisi baik dalam dirinya berusaha untuk mencegah langkah impulsifnya itu. Jika ia meniduri Katya dalam kondisi mabuk, David akan merasa sangat bersalah setelahnya, karena melakukan perbuatan yang lebih mirip dengan lelaki brengsek dan oportunis seperti Ibram.Ya, IBRAM.Ibram yang David kenal, sangat brengsek, senang mempermainkan wanita hanya untuk bisa tidur dengan mereka. Lelaki yang memiliki pacar lebih dari selusin selama mereka kuliah. Dan saat ini j
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

39. Setelah Sadar

"Jangan bilang kalau kau sudah melakukan hal yang keji itu padanya! Aku benar-benar akan membunuhmu, Dave!" bentak Ibram penuh kemurkaan yang dahsyat di dalam hatinya. "Kenapa kau marah padaku?! Katya sendiri yang menawarkan tubuhnya, jadi kau tidak berhak melarangnya!" David pun ikut membentak. "Lepaskan tanganmu dariku!" tepisnya kasar pada tangan Ibram yang masih mencengkram kerah bajunya."Katya milikku! Hanya milikku. Kau dengar?!" Ibram kembali merenggut baju David dengan keras. Ia ingin sekali menghancurkan David hingga berkeping-keping saat ini, namun untung saja akal sehatnya masih mampu untuk berpikir."I-Ibram..." Sontak, kedua pasang mata itu pun menoleh pada suara serak dan lemah yang berasal dari sofa. Ibram melihat Katya yang berusaha untuk duduk dengan susah payah."Katya!" seru kedua lelaki itu dengan kompak. Mereka pun saling memandang untuk sesaat, namun saling memalingkan wajah pada detik berikutnya. Ibram melepaskan cengkeramannya pada baju David dan segera m
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

40. Memahami

Katya masih terdiam membisu di dalam mobil Ibram, begitu pun dengan lelaki itu. Keheningan yang menggelisahkan melingkupi mereka berdua semenjak keluar dari apartemen David. Anak manusia itu pun sibuk dengan pikirannya masing-masing, sama-sama menahan diri untuk tidak memuntahkan apa yang ingin mereka ungkapkan karena takut lawan bicaranya salah sangka. Katya takut jika Ibram marah padanya, karena mengetahui bahwa Katya meminta David untuk tidur dengannya. Ampun!! Wajar saja Ibram marah, ia memang benar-benar keterlaluan! Tapi... di sisi lain, Katya mengatakan hal itu dalam keadaan tidak sadar karena mabuk, dan sama sekali bukan karena disengaja. Mana mungkin ia ingin tidur dengan David! Katya sama sekali tidak punya perasaan spesial pada lelaki itu selain sebagai seorang teman saja, karena ia hanya mencintai Ibram. Mungkin karena pengaruh alkohol yang cukup keras, membuat semua masalah yang menjadi pikirannya selama ini bercampur-baur dan membuatnya mengatakan hal yang
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

41. Perangkap

Mereka tiba di rumah Ibram pukul 1 dinihari, Katya yang sudah tertidur di kursi mobil pun bahkan tak menyadari bahwa telah sampai. Ibram mematikan mesin mobil, dan menatap kekasihnya dengan lekat. Tubuh Katya bersandar di mobil dengan wajah yang tertoleh menghadap Ibram dalam tidur, hingga lelaki itu pun bisa puas memandanginya.Cantik sekali. Bahkan dengan kondisi berantakan setelah mabuk dan ketakutan seperti tadi, Katya tetap saja ia terlihat seksi dan menggoda.Tatapan Ibram pun beralih pada bibir merah basah yang mengatup rapat, dan gairahnya pun seketika bergejolak. Napasnya memburu seiring dengan hasrat ingin memagut keras bibir manis itu. Persetan. Ia akan mencium Katya sekarang juga!Dengan suara geraman rendah, Ibram pun menangkup dagu Katya dan mendongakkan wajahnya, lalu mendaratkan bibirnya dengan keras penuh damba di bibir Katya.Merasakan sesuatu yang hangat dan basah menerpa mulutnya, Katya sontak terbangun. Dan terkejut.Ibram... menciumnya? Apakah ini hanya mimpi?
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

42. Ditujukan Untuk Ibram

Katya benar-benar bingung. Taksi yang dinaikinya sudah tiga kali berputar-putar di jalan yang sama, namun alamat yang diberikan David masih saja sulit untuk ditemukan. Tidak ada rumah di sini, hanya ada beberapa bangunan terbengkalai dan rusak dimakan usia. Serta sawah luas yang hijau membentang sepanjang jalan."Nona, kita sudah memutari jalan ini dari tadi. Mungkin alamatnya masuk ke dalam sana," ujar sopir taksi yang mulai terlihat kesal, menunjuk asal ke arah sawah.Katya menggigit bibirnya. Kenapa alamat David tidak bisa ditemukan? Sudah lima kali ia juga berusaha menelepon David, namun lelaki itu tidak juga mengangkatnya.Katya menarik napas pelan. Sepertinya ia harus berhenti dan mulai berjalan kaki dari sini. Katya pun menyetop taksi dan membayarnya. Ia lalu menatap ke sekeliling, berusaha mencari seseorang untuk bertanya. Namun hanya semilir angin dan suara jangkrik yang terdengar. Aneh. Dimana ini? Kenapa daerah ini begitu sepi dan hening?Tiba-tiba Katya mendengar suara
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more
PREV
1
...
151617181920
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status