"Kenalnya cepat juga ya! Benar, dia pacarmu, Fandy. Aku nggak salah lihat, 'kan? Anak ini sudah lepas dari Benih Pembunuh yang aku berikan. Kamu merawatnya cukup lama, berani bilang kalian nggak ada hubungan?"Otak Fitri hampir kosong, tidak heran ponsel Fandy sementara tidak bisa dihubungi, ternyata juga diculik oleh Kenzo."Sebenarnya, apa yang ingin kamu lakukan?"Terlihat Kenzo berjalan di depan Tuan Besar Rick."Sudah kubilang mau main game. Sekarang game-nya boleh dimulai, Dewi Perang Fitri, lihat baik-baik ya."Kenzo melepaskan kain yang menyumpal mulut Tuan Besar Rick untuk menginterogasinya."Kamu bilang, aku harus bunuh kamu, atau bunuh dia? Kalian berdua, salah satu harus yang mati, yang lain, akan hidup."Saat ini Tuan Besar Rick masih cukup tenang. Mendengar ini dia melirik Fandy di sana."Bunuh aku saja, aku sudah tua, sudah cukup hidup."Setelah selesai berbicara, Tuan Besar Rick menoleh ke arah ponselnya."Fitri, hiduplah yang baik dengan Fandy, dia orang yang pantas un
Baca selengkapnya