Fandy terkejut."Kakak tahu tentang Nenek Hera?""Nggak, cuma pernah mendengarnya. Lagi pula dia sudah tua, nggak mudah untuk diprovokasi. Semoga kamu beruntung saja. Aku sudah mengambil barangku, jadi pergi dulu."Saat berdiri, Irana merasakan ada yang tidak beres dan buru-buru menatap Fandy."Gawat! Ada racun di tubuhnya."Irana bukanlah seorang dokter pengobatan tradisional, tetapi dia sangat cakap dan fakta dia bisa merasakannya setelah lebih dari satu menit menunjukkan racun yang dibawa wanita itu cukup kuat.Benar saja, Fandy sudah menatapnya sambil tersenyum."Kak, kamu menyukaiku, 'kan? Saat ini minatku sangat tinggi dan penuh semangat."Melihat Fandy memeluknya dan mulai mengoceh, Irana merasa agak rumit."Jangan begini, dik, kamu keracunan. Pulihkan kesadaranmu dan lihat apakah kamu bisa menyingkirkannya."Wanita itu sudah mulai merayu sejak masuk ke dalam, jadi efek racunnya sudah terlihat jelas.Mendongak, mata Fandy memerah."Keracunan apa? Kak, bukankah terakhir kali kamu
'Kamu melakukannya?' Irana menatap Jenifer dan bergumam dalam hati.Agak jelek, tetapi tidak masalah selama itu bisa menyelamatkan nyawa adik.Kalau Jenifer tidak melakukannya, tidak peduli seberapa besar Irana menghargai pengalaman pertamanya, dia juga tidak akan menolak lagi. Bagaimanapun, nyawa Fandy adalah yang terpenting.Akan tetapi, Irana juga tidak berdaya dengan pesona Fandy. Meskipun Jenifer jelek, dia juga seorang wanita. Bisa berinisiatif untuk membantu dan menyerahkan diri itu artinya dia juga bersedia melakukannya. Kalau tidak, atas dasar apa?"Kak, jangan salah paham. Aku nggak bermaksud begitu!"Ditatap oleh Irana, Jenifer memikirkan sesuatu dan buru-buru melambaikan tangannya."Apa maksudmu?""Aku punya serangkaian teknik akupunktur yang bisa menghilangkan racun dari tubuh Fandy, tapi bisakah kamu keluarkan wanita itu dulu? Racun berasal dari tubuhnya, mustahil aku bisa fokus dalam pengobatan kalau sampai menghalangi energi beracun."Setelah mengangguk, Irana melempark
Fandy memutar matanya, tetapi tetap mengatakan yang sebenarnya."Wanita yang sangat cantik, benar-benar cantik! Setidaknya menurutku seharusnya dia nggak ada di bumi dan cuma muncul di dalam imajinasi."Saat mengatakan itu, dia pun mengingat kembali adegan itu di benaknya. Itu terlalu nyata, terutama wanita itu adalah satu-satunya yang bisa dia sebut sempurna."Hei, indah sekali mimpinya. Aku pergi dulu."Setelah Irana pergi cukup lama, Fandy masih duduk di atas kasur sambil bergumam."Apakah wanita itu benar-benar ada di dunia nyata?"Sementara itu di puncak gunung yang dalam di Negara Limas, ada sebuah bangunan yang sangat indah di mana markas besar Aliansi Bela Diri berada.Sinta memasuki salah satu ruangan di mana empat orang sedang duduk."Ketua, ada apa mencariku?"Setelah duduk begitu saja, Sinta memasang wajah serius. Menurut Fandy, reputasi Balai Tim Drag tidak boleh melemah meski sudah lama terpuruk.Pria tua dengan rambut beruban yang duduk di kursi utama adalah Robert sang
Seorang wanita masuk dengan penuh gaya, dia mengenakan gaun tradisional merah anggur dengan belahan tinggi. Terlihat anggun dan sangat cantik."Siapa kamu? Beraninya masuk ke Aliansi Bela Diri tanpa izin?"Wanita itu terlihat marah."Masuk tanpa izin? Para penjaga itu nggak menyadari kedatanganku, jadi masuk tanpa izin apanya?"Apa!?Ekspresi semua orang yang hadir berubah, kecuali Robert yang masih duduk di sana dengan sangat tenang. Ini adalah markas besar Aliansi Bela Diri dan sungguh memalukan melihat seseorang bisa masuk dengan begitu santai.Sanji naik pitam dan menunjuk ke arah Sinta."Sinta! Beraninya Balai Tim Drag memamerkan kekuatan di sini!? Mau memulai perang dengan Aliansi Bela Diri?""Lancang!"Wanita yang masuk mengangkat alisnya dan dengan satu kata, tangan kanan Sanji terangkat dengan kuat, diiringi suara teredam dan mundur dua atau tiga langkah sebelum berhenti.Serangan mendadak itu membuat Robert mengerutkan kening. Orang yang datang cukup kuat, setidaknya berada d
"Janson! Jangan usik pria bernama Fandy itu lagi. Balai Tim Drag akan bangkit kembali.""Mengerti."Di rumah Keluarga Wuris, Janson tertawa dan menggelengkan kepalanya setelah mengakhiri panggilan."Tuan, ada apa?"Setelah mendengar pertanyaan Aditya, Janson berdiri dan berjalan ke jendela."Tetua bilang Balai Tim Drag akan bangkit kembali dan menyuruhku jangan memprovokasi Fandy lagi."Balai Tim Drag akan bangkit kembali? Aditya mengerutkan kening dan sorot matanya terlihat ngeri setelah memikirkan sesuatu."Mungkinkah pendirinya telah muncul?""Entahlah, tapi kalau tetua bisa mengatakan ini, kebangkitan Balai Tim Drag adalah fakta yang nggak bisa diubah. Begini, anggap saja aku telah mencoba yang terbaik. Arjuna yang ada di alam bawah yang tahu juga nggak akan menyalahkanku."Setelah mengatakan itu, dia menoleh ke arah Aditya."Pergilah dan peringatkan Deddy untuk jangan menyimpan dendam pada Fandy lagi. Kalau sampai dia berani melakukan apa pun sendiri, jangan salahkan aku karena ke
Oh? Fandy tersenyum. Setelah Organisasi Murka, orang lain telah menghubungi organisasi pembunuh untuk mengincar dirinya dan kemungkinan itu juga orang yang tidak terlalu cerdas.Yang terpenting adalah mungkin orang itu tidak pernah menyangka organisasi pembunuh yang luar biasa ini didirikan oleh kakak senior Fandy."Siapa yang mengincarku?""Seorang pria bernama Deddy, dia berasal dari ibu kota provinsi."Fandy mengangkat tangannya."Aku tahu siapa dia, aku akan menangani masalah ini sendiri."Pria tua itu tidak berkata apa-apa lagi dan menunggu hal penting yang akan Fandy perintahkan kepadanya."Kenzo si peringkat kedua dari belakang di antara 13 penjahat buronan Super S Negara Limas dari Grup King, cari orang ini untukku."Organisasi pembunuh memiliki sumber informasinya sendiri. Kalau tidak, bagaimana mereka bisa membunuh targetnya? Jadi menyuruh mereka mencari seseorang pasti jauh lebih baik dari apa pun."Mengerti."Fandy masih sangat marah begitu teringat dirinya dijebak seperti
Tidak jauh dari sana, Fandy masuk ke dalam mobil besar Lexus. Saat mobil dinyalakan, lima kendaraan menderu secara beruntun.Di dalam kediaman Keluarga Wuris, Janson sedang menjamu tamu penting. Yang saat ini duduk di seberangnya adalah Fredrick, ketua Kamar Dagang Linggar di Negara Limas. Hanya mereka yang mengetahui Kamar Dagang Linggar baru bisa mengerti status Fredrick."Janson, kedai tehmu sangat bagus. Nanti perkenalkan perancangnya padaku dan aku akan membangunnya di rumah."Fredrick menghabiskan tehnya dan terus melihat ke arah ruang teh dengan tatapan penuh kasih sayang."Cuma masalah kecil, apa maksud ucapanmu itu?"Setelah mengangguk, Fredrick mulai membicarakan masalah pentingnya."Kali ini aku kebetulan melewati ibu kota provinsi dan barang-barang di kapal berikutnya bernilai sangat tinggi, jadi aku datang untuk memastikan masalah keamanan seniman bela diri denganmu."Janson tersenyum."Kalau itu, kamu tenang saja. Sudah berapa kali kita bekerja sama? Meski nggak percaya p
Sambil mengangkat tangan, Fandy memberi isyarat kepada para anggota Aula Anora untuk jangan bergerak dan hanya melihat ke arah Aditya yang sudah berada di dekatnya."Nggak, kamulah yang keterlaluan! Aku memuji kesetiaanmu, tapi nggak memengaruhi apa pun."Janson ketakutan dan buru-buru berkata."Aditya, tolong jangan mengacau lagi, mundurlah!"Lelucon apa ini? Bahkan para tetua keluarga yang berada di Aliansi Bela Diri mengatakan kebangkitan Balai Tim Drag tidak bisa dihentikan. Sekarang dia masih berani bermusuhan dengan Balai Tim Drag?Kalau sesuatu terjadi pada Fandy di sini, keluarga pasti akan meninggalkannya dan orang terkaya di ibu kota provinsi akan digantikan."Kalau sampai Tuan Besar, aku akan membunuhmu!"Fandy mencibir terhadap ancaman Aditya. Kalau ini terjadi sebelumnya, orang seperti ini akan dibunuh dengan satu tamparan."Dengan ucapan ini, kamu Aditya, 'kan? Nyawamu sudah dipastikan."Saat kekuatannya pulih, Aditya pasti akan mati."Tuan Fandy, bisakah kamu memberiku w
Ada rasa kesal di mata Stira, tapi tetap berkata padanya."Tuan Fandy, dia adalah penyelidik gabungan yang diutus oleh kantor pusat, Pak Helmi. Karena insiden ini melibatkan negara asing, mereka menanggapinya dengan sangat serius."Setelah mendengar ini, Helmi merasa jijik."Tuan? Stira, kamu benar-benar bertindak keterlaluan. Dia adalah seorang tersangka. Apa kamu pernah melihat seseorang memanggil seorang tersangka dengan sebutan Tuan?"Stira segera membalas."Urusanku sendiri mau memanggilnya apa, aku hanya memperjelas sikapku selama penyelidikan. Kamu nggak perlu mengajariku bagaimana caranya."Helmi duduk berhadapan dengan Fandy karena malas membalas perkataannya."Suara serta video di ponsel diverifikasi keasliannya. Itu suaramu, Fandy! Entah seberapa banyak yang kamu katakan, nggak akan ada gunanya. Kecuali kamu bisa memberikan bukti alibimu! Sekarang ikutlah dengan kami!""Kalau kamu berani melawan, kami berhak membunuhmu di tempat!"Helmi menyatakan permusuhannya dengan sangat
Reaksi pertama Fandy adalah pembunuhannya terhadap Zofar telah terungkap, tapi Fandy langsung menyangkalnya.Pertama-tama rencananya sempurna, Zofar pergi ke sana untuk membunuh seseorang, jadi pasti akan mengambil inisiatif untuk menghindari kamera CCTV. Kedua, orang pertama yang mengetahui kematian Zofar pastilah Keluarga Madius, jadi apakah mereka akan membalas dendam? Hal ini begitu mustahil.Kedua hal ini tidak mungkin terjadi, lalu apa yang akan terjadi?"Fitri, jangan bercanda. Bagaimana mungkin aku bisa membunuh seseorang?""Itu bukan urusanmu. Kalau bukan urusan resmi, menurutmu aku akan meneleponmu? Stira sudah pergi mencarimu. Aku harap kamu mau bekerja sama. Kalau tidak, jangan salahkan aku karena mengeluarkan perintah pencarian."Setelah telepon ditutup, Fandy benar-benar bingung, hanya bisa pulang untuk menunggu.Hanya satu jam kemudian, Stira menemukan alamatnya dan duduk di ruang tamu. Selain Stira, ada dua anggota Pasukan Serigala Ganas, yang menunjukkan bahwa mereka m
Jika ingin berhubungan normal dengan Helen, pekerjaan adalah hal yang penting terlebih dahulu. Kalau masih misterius seperti dulu, bagaimana bisa berhubungan? Pasti akan menciptakan jarak.Setelah berpikir panjang, jadi akan lebih tepat untuk meneruskan profesi lamanya. Dokter merupakan profesi yang memungkinkan seseorang untuk berhubungan dengan orang lain paling cepat. Lagi pula, siapa yang tidak pernah mengalami penyakit ringan?"Ada klinik pengobatan tradisional yang dijual di ujung jalan, tapi sebaiknya kamu melihat-lihat dulu sebelum memutuskan."Naning cukup efisien, karena berada di bidang pekerjaan ini, tentu tidak lambat untuk mengetahuinya."Maaf merepotkanmu lagi. Mulai sekarang, panggil aku Kak Fandy saja.""Ya, Kak Fandy."Tidak ada yang salah dengan apa yang mereka katakan pada saat yang sama. Naning tidak berpura-pura lagi. Naning benar-benar orang yang tertutup dan selalu menjaga jarak dari klien-klien kaya. Alasan kenapa memperlakukan Fandy secara berbeda adalah karen
Hampir segera setelah Zofar meninggal, garis merah tiba-tiba keluar dari tubuhnya dan menuju langsung ke Fandy.Karena begitu cepat, Fandy tidak punya waktu untuk bereaksi, garis merah pun menghilang tanpa jejak.Fandy segera duduk bersila untuk memeriksa dirinya sendiri lalu segera menangkap garis merah."Dengan kekuatanku saat ini, aku perlu menekannya selama sebulan untuk menyempurnakan garis merah ini."Karena garis merah tidak berpengaruh pada tubuh, jadi bisa menebak bahwa garis itu seharusnya digunakan sebagai sensor untuk melindungi generasi mendatang agar bisa mengetahui siapa pembunuhnya.Sekalipun Fandy mampu menekan benda ini hingga batas maksimal dalam sekejap, akan butuh waktu paling sedikit satu bulan agar benda itu benar-benar hilang.Inilah alasannya kenapa Fandy sedikit kesal. Garis merah ditekan dengan cara ini hingga jarak penginderaan lawan dipersingkat banyak, tapi tidak hilang. Ketika mencapai jarak tertentu, masih bisa langsung mengunci Fandy sebagai pembunuh ya
Kecuali? Mata Imelda langsung berbinar."Jangan bertele-tele, kecuali apa?""Kecuali dua sekte paling misterius, atau Keluarga Ilyas, aku benar-benar nggak bisa memikirkan hal lain."Setelah berpikir sejenak, Imelda menjadi getir lagi."Kalau begitu, Guru, tolong beri aku saran. Kalau dia benar-benar memanggilku, aku harus pergi atau nggak? Apa tanda itu nyata?"Guru langsung memberikan jawaban tanpa ragu."Pasti benar! Kalau dia ingin membunuhmu, pasti sudah melakukannya sejak lama. Kamu nggak mau kenal dengan orang jenius itu, malah mau bersembunyi darinya? Apa kamu bodoh? Dengan begitu, akan lebih baik kalau kamu bisa punya anak dengannya."Imelda langsung menutup telepon. Orang tua ini mulai bertindak aneh lagi.Namun, mengingat wajah dari Fandy, dia mengusap dagunya sambil terkekeh."Sepertinya aku nggak keberatan punya anak dengannya. Sialan, kenapa aku jadi tergoda lagi?"Sekitar pukul satu pagi, di Villa nomor 3 Kompleks Duniawal, Zofar baru saja muncul di ruang tamu lalu melih
"Aku ada beberapa pertanyaan untukmu."Setelah selesai berbicara, wanita yang mendekatinya tersenyum licik."Hehe, ungkapkan saja masalah punya masalah di pikiranmu. Apa kamu sudah tahu kenapa kamu nggak bisa bergerak? Jangan khawatir, aku baru saja menekan titik akupunkturmu. Dalam dua jam, aku akan melepaskannya secara otomatis! Aku hanya akan memberimu hukuman yang ringan saja. Jangan ikuti gadis cantik itu lagi!"Meskipun kecepatan serangan tadi benar-benar cepat, Fandy yang sudah siap dan secara alami menyadarinya. Meski begitu, dirinya masih sangat terkejut.Tepat saat wanita itu hendak pergi dengan senang, lengannya diraih oleh Fandy."Aku ada beberapa pertanyaan yang ingin aku tanyakan padamu."Dalam sekejap, raut wajah wanita itu berubah drastis sambil menatap lengannya dengan tidak percaya."Bagaimana mungkin! Teknik penekanan titik akupunkturku begitu hebat, hingga mereka yang berada di Tahap Alam Penyempurnaan nggak akan bisa bergerak, tapi kamu bisa?"Dia menyadari masalah
Setelah mengerutkan kening dan menatap Zofar, Fandy berbicara."Sebenarnya apa maumu?""Omong kosong, pergi obati temanku. Mona bilang kamu adalah seorang dokter pengobatan tradisional dan bisa pergi ke rumah Keluarga Yanato, seharusnya keterampilanmu cukup bagus. Meski masalah temanku nggak terlalu serius, dia tetap temanku, jadi jangan sampai menunda waktu."Menunda waktu? Benar-benar memikirkan ini dan masih berniat untuk makan mi?"Sekarang aku menjawabmu, aku nggak akan pergi."Zofar tersenyum, tetapi senyumannya agak kejam."Haha, kamu pikir aku nggak berani melakukan sesuatu padamu di depan umum? Mungkinkah kamu sebagai seorang dokter pengobatan tradisional telah mengenal beberapa orang yang berkuasa dan yakin aku cuma menakut-nakutimu?""Kalau begitu, kamu salah besar. Namaku Zofar. Aku adalah genius tiada tara dari Keluarga Madius yang merupakan salah satu dari Delapan Keluarga Bela Diri Kuno. Aku bisa menghancurkanmu dalam segala aspek dengan mudah, jadi kusarankan kamu untuk
"Berhenti!"Tepat saat orang-orang itu mengangkat batang besi di tangan untuk memukul Fandy, sebuah teriakan keras terdengar dan Edrick-lah yang keluar dari vila dengan pakaian rapi, jelas akan keluar."Sialan! Siapa yang berani ikut campur urusanku?"Pemuda itu menoleh sambil mengumpat, tetapi ekspresinya langsung berubah."Kak Edrick?"Wajah Edrick memucat, lalu menunjuk ke arah pemuda itu dan berkata."Lucky, kulitmu gatal lagi sampai melakukan hal seperti ini di siang hari bolong? Sudah berapa hari ayahmu nggak memukulmu?"Dari percakapan tersebut bisa diketahui kalau keduanya saling kenal dan Lucky agak takut pada Edrick."Kak Edrick, apa maksudmu itu? Aku cuma bercanda untuk menakut-nakutinya, mana mungkin aku akan benar-benar menyerang? Sekarang aku sudah mau pergi, pergi dulu!"Setelah Lucky pergi bersama bawahannya, Fandy tidak ingin melewatkan kesempatan ini untuk lebih dekat dengan Edrick."Terima kasih, Tuan Edrick. Jujur saja aku benar-benar bingung. Aku baru saja datang k
Gadis ini memiliki niat yang baik, Fandy berkata sambil tersenyum."Kalau begitu, maaf merepotkanmu."Ini adalah pertama kalinya Fandy pindah dan harus membeli banyak barang. Naik taksi memang agak merepotkan.Saat keduanya masuk ke dalam mobil dan pergi bersama, ada dua orang di depan pintu yang melihat seluruh proses dengan wajah marah."Sialan! Awalnya vila ini diberikan kepadaku, tapi nggak kusangka ada orang yang benar-benar akan membelinya. Malah menguntungkan bocah sialan ini."Yang lainnya mencibir."Inilah takdir! Cukup bagi kita untuk mendapat penghasilan dari menjual beberapa rumah sekaligus. Bukankah Naning cukup kolot? Biasanya dia menjaga jarak dari pelanggannya, tapi kali ini dia benar-benar berinisiatif untuk turun tangan.""Haha, itu semua cuma akting! Pria bernama Fandy ini masih muda dan kaya. Selama seseorang bukan idiot, siapa yang nggak punya angan-angan? Kalau benar-benar berhasil, kelak dia akan menjadi wanita kaya. Siapa yang masih menjual rumah? Tapi wanita it