Home / Romansa / KAWIN LARI / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of KAWIN LARI : Chapter 31 - Chapter 40

47 Chapters

Bab 31. Mulai Bosan

"Sudah di kabari Rizal?" tanya Donna pada Andreas, suaminya."Suruh pulang saja langsung sehari sebelum hari pertunangan mereka, aku sudah malas berdebat dengan anak laki-laki mu itu." Andreas mengancingkan satu per satu kancing kemejanya."Ck, sudahlah nanti aku suruh Hanna aja bicara langsung dengan Rizal." "Aku ada meeting pagi ini dengan Datuk Basri Alam kami mau membahas tentang pembukaan tambang batubara di Kalimantan.""Apa nggak terlalu dini kamu memberikan investasi saham pada mereka, Pa. Lagi pula, kita belum berpengalaman dengan bisnis tambang ini.""Kalo nggak di coba, nggak akan tau. Kamu tenang aja, Ma. Investasi yang kuberikan juga belum sepenuhnya.""Hhmm ... ya sudahlah. Aku masih pusing memikirkan urusan anak lelakimu ini.""Paksa saja dia pulang, atau bila perlu suruh orang untuk memaksa dia pulang. Terlalu lama dia di Jogja nanti semakin jauh saja langkahnya." Donna mengantarkan suaminya hingga pekarangan rumah, dan saat mobil Andreas hilang dari pandangan Donna
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Bab 32. Rencana Rizal

Mobil Brio hitam terparkir di pekarangan rumah Bu Sum. Hari ini jadwal Dara memeriksakan diri ke dokter, sudah seminggu berlalu gadis itu keluar dari rumah sakit."Mobil siapa, Mas?" tanya Dara berdiri di ambang pintu.Rizal tersenyum, dia merangkul pundak Dara mengiringinya menuju mobil. Dara berjalan memang masih sangat lambat, collar neck juga masih terpasang di leher gadis itu. Meski kondisinya membaik, tetapi masih harus berhati-hati."Motor kamu mana?"Dara kembali bertanya saat sudah masuk ke dalam mobil. Rizal menyalakan mobil dan mulai keluar dari pekarangan rumah."Ibu kemana? kok tadi rumah sepi?" tanya Rizal."Aku loh yang nanya, kamu malah balik nanya," ujarnya dengan alis bertaut."Haha ... motor aku jual, aku ganti dengan mobil ini," jawab Rizal sekilas menoleh pada Dara.Dua hari lalu Rizal menjual motornya dengan membeli mobil bekas, meski harus menambah sedikit uang dari tabungannya."Kenapa Mas jual?""Udah waktunya aja di ganti. Lagian lumayan juga buat keluarga ke
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 33. Meminta Restu

"Padang?" tanya Bu Sum."Iya, Bu. Saya minta izin membawa Dara pulang ke Padang, apakah boleh?""Kapan? Acara apa, Nak Rizal?""Hari Jumat, Bu. Enggak ada acara apa-apa hanya ingin mengenalkan Dara pada keluarga, Bu. Saya ingin serius dengan Dara, Bu." Rizal kembali menatap Dara yang duduk di sebelah Bu Sum. Rizal sudah menyatakan niatnya pada Bu Sum."Gimana ya, Nak Rizal. Jujur, ini baru pertama kali Dara pergi keluar dari Jogja, dan tanpa Ibu. Apalagi mau dikenalkan dengan keluarga besar Nak Rizal." Ya, ada perasaan takut bergelayut di hati Bu Sum. Sudah pernah dia utarakan pada Dara, jika mereka hanya keluarga biasa saja berbeda dengan Rizal. Bagaimana jika nanti Dara ke Padang dan tidak di terima baik oleh keluarga Rizal. Bagaimana jika cara pandang keluarga Rizal memandang mereka sebelah mata. Dan banyak lagi pikiran-pikiran negatif yang datang silih berganti di benak Bu Sum."Saya berniat menjalani hubungan ini ketahap lebih serius, Bu. Saya ingin keluarga saya juga mengenal
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 34. Halangan dan Rintangan

"Sekali kamu melangkahkan kaki keluar dari rumah ini. Maka jangan pernah sekalipun bermimpi untuk kembali!" Semua mata menatap pada Donna, wanita cantik paruh baya ini memang terkenal dengan ketegasannya. "Ma ...." Hanna berusaha menenangkan sang Mama. "Sebaiknya kalian kembali ke hotel," ucap Hasan pada Rizal. "Sebentar Uda, aku mau malam ini semua jelas di sini," kata Rizal. "Maaf Ma, Pa ... Rizal datang kesini dengan niat ingin memperkenalkan Dara pada semua anggota keluarga kita. Rizal meminta doa restu pada kalian semua terkhusus Papa dan Mama. Apapun yang mungkin membuat kalian berat untuk menerima kamu berdua, tolong biarkan kami memulai hidup kamu tanpa ada lagi bayang-bayang keluarga ini." Rizal menelan salivanya, helaan napasnya sudah tidak lagi memburu seperti tadi. "Rizal pamit," ucapnya. "Kita pulang, Sayang." Rizal lalu tersenyum getir pada Dara yang masih berdiri tertunduk di sana. "Aku yang pulang, kamu tetap di sini," ucap Dara menatap teduh pada Rizal. "Ra?"
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

Bab 35. Amarah Rizal

Seminggu berlalu, Rizal dan Dara sudah kembali beraktivitas seperti biasa. Tidak ada lagi pembahasan tentang masalah saat mereka berada di Padang waktu itu. Bahkan Bu Sum pun belum mengetahui permasalahan yang mereka hadapi saat itu. Bu Sum hanya tahu Dara di terima baik oleh keluarga Rizal. "Mas, ini mau di taruh dimana?" tanya Dara sambil membawa makrame berwarna putih gading ke depan pintu kamar. "Taruh ... sini aja deh," jawab Rizal meraih hiasan dinding berupa simpul-simpul itu dan dia letakkan tepat di dinding tempat tidurnya. "Baguskan?" Rizal mengamati seisi ruang kamarnya sambil memeluk Dara dari belakang. "Kamu punya selera interior yang bagus ternyata," ujar Dara merekatkan tangan Rizal yang melingkar di pinggangnya. "Kapan kita bilang ke ibu tentang rencana kita, Sayang," ucap Rizal sambil menciumi leher Dara hingga membuat bulu kuduk gadis itu berdiri. "Kapan kamu siap, aku juga siap." "Ok. Minggu depan?" "Tapi dengan satu syarat." "Apa?" "Kamu harus jujur pada I
last updateLast Updated : 2024-12-06
Read more

Bab 36. Anugerah Terindah

"Keadaannya memang seperti ini, Bu," ujar Dara setelah Rizal menjelaskan duduk perkaranya."Saya berniat ingin menikahi Dara, Bu." Rizal menatap Bu Sum sungguh-sungguh."Ya Tuhan, bisa-bisanya kalian dalam situasi seperti ini malah memikirkan pernikahan." Bu Sum meraup wajahnya, mencoba menelaah apa yang sedang terjadi. Bisa-bisanya kejadian 25 tahun silam terjadi lagi pada Dara, hanya bedanya sang suami berhasil meyakinkan keluarganya hingga mereka bisa menikah dengan restu orang tua."Ibu nggak bisa."Jawaban Bu Sum membuat mereka berdua terkejut."Bu?" Dara memohon."Ibu nggak bisa merestui kalian, jika kalian belum mendapatkan restu dari orang tua Nak Rizal.""Kami sudah meminta restu kedua orang tua saya, Bu. Tapi nyatanya kami di usir.""Kalian di usir karena Nak Rizal memilih Dara.""Karena saya mencintai Dara, Bu."Bu Sum terdiam, ujung matanya sudah basah. Dia pandangi lagi kedua pasangan kekasih itu. Apa yang akan terjadi dengan Dara nanti jika suatu saat bertemu lagi dengan
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

Bab 37. Pelan-pelan

"Cal." Hanna mendekati Rizal ya g sedang berbincang dengan para kerabat."Ya, Uni.""Uni pulang hari ini juga ya, penerbangan terakhir malam ini. Uni nggak mau Papa dan Mama curiga kalo kami ke Jogja.""Malam ini?" Rizal terkejut."Iya, Zal. Uda besok ada meeting penting jadi kami sebisa mungkin malam ini sampai di Padang." Hasan"Mobil rental kami sudah menunggu, sekali lagi selamat ya Cal." Hanna memeluk adiknya, lalu melambaikan tangan pada Dara hingga Dara datang mendekat. "Uni pulang ya.""Hah? Sekarang?""Iya, Uda Hasan ada meeting penting besok pagi," jelas Hanna. "Ra, selamat ya. Maaf kalo Uni nggak bisa lama-lama di sini. Tapi melihat kalian sudah resmi menjadi suami istri, Uni senang sekali.""Maaf untuk keadaan ini ya, Uni.""Ra, jangan di sesali. Ini sudah keputusan kalian, jadi harus dijalani. Pokoknya Uni doakan semuanya berjalan sesuai dengan harapan kita semua. Jangan khawatirkan Mama dan Papa, Uni janji semua aman.""Makasih Uni." Dara memeluk erat wanita cantik berhi
last updateLast Updated : 2024-12-08
Read more

Bab 38. Honeymoon

Lampu kamar masih dibiarkan menyala, sementara dua insan telah menyatukan raga mereka. Di selingi lenguhan dan desahan lembut, membuat keadaan di kamar pengantin itu semakin hangat.Tangan Dara mencengkram erat lengan berotot Rizal saat Rizal mencoba masuk memilik Dara. Seakan tak mau kehilangan kesempatan, Rizal kembali menyesapi buah dada Dara secara bergantian sambil terus mencoba masuk, hingga terdengar suara Dara yang menjerit kecil."Sstt ... maaf ya." Sambil berucap Rizal mengayunkan tubuhnya lembut di atas tubuh Dara.Cengkraman tangan itu pun mengurai, mata yang terpejam kemudian perlahan terbuka. Mereka saling bertatapan, hetakan kecil beberapa kali Rizal berikan semakin membuat Dara mendesah nikmat.Merasa Dara sudah merasa nyaman dengan gerakannya, Rizal bersiap menyentakkan kembali kali ini lebih keras dan terus berayun semakin cepat. Tubuh Dara yang berada di bawah sana bergerak penuh dengan hasrat, menggelinjang, mendesah, dan merasakan kenikmatan hingga langit ke tujuh.
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

Bab 39. Utusan dari Padang

Pagi itu Dara masih mengenaka baju tidur berbahan satin, dia tengah sibuk di dapur menyiapkan sarapan pagi untuk suaminya. Rambut yang dia gulung tinggi ke atas memperlihatkan leher jenjangnya, nampak beberapa warna kemerahan menghiasi leher miliknya. Ya, tiga hari menjadi istri Rizal banyak hal-hal baru yang dia ketahui mengenai sifat dan sikap Rizal. Bukan hanya romantis, suaminya terlalu sering memanjakannya, apalagi dalam hal makanan. Sering memberinya hadiah, meski sekecil apapun. Hanya satu yang tidak di sukai oleh Dara, jika Rizal buang angin sembarangan. Hal yang lucu, kadang bisa membuat mereka saling menyalahkan. "Masak apa?" Rizal memeluk Dara dari belakang. Tangannya bergerak bebas kesana kemari menelusuri tubuh istrinya hingga Dara kegelian."Cuma masak mie instan," jawab Dara menoleh hingga mengenai hidung mancung milik Rizal. "Mie instan sering-sering nggak baik loh, Sayang.""Kan nggak setiap hari, Mas. Emang yang baik setiap hari apa?" goda Dara."Ini." Rizal memba
last updateLast Updated : 2024-12-11
Read more

Bab 40. Rencana Licik Synthia

"Liat ini." Anna menyodorkan ponselnya pada Synthia. "Anaknya teman Bunda yang kasih tau." Anna menarik kursi makan di hadapan Synthia.Sebuah poto pernikahan di sebuah resto daerah pinggir pantai di Jogja yang menunjukkan pasangan pengantin baru sedang berciuman usai acara pernikahan mereka."Rizal?" Synthia terkejut."Poto itu sempat viral ternyata beberapa hari lalu. Resto itu seperti mendapatkan promo untuk acara pernikahan lantaran poto mereka di antara senja di daerah pantai." Bibir itu tersenyum sinis tak suka."Mereka menikah, Bun. Aku harus gimana?" Synthia panik."Mereka menikah tanpa restu orang tua Rizal lah. Kamu masih ada kesempatan untuk membuat mereka berpisah, Syn. Sudah jelas keluarga Rizal nggak setuju sama wanita itu.""Ya ampun, mereka sudah menikah, Bun." Synthia mengacak rambutnya frustasi."Enggak usah lebay, enggak usah ngeluh. Usaha kamu nggak cukup besar dalam memisahkan mereka. Sekarang apa buktinya, kamu kalah.""Harusnya kemarin aku buat mati saja gadis J
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status