Semua Bab Ayah Anakku Ternyata Musuhku: Bab 51 - Bab 60

77 Bab

Kembali Ke Rumah Lama

Grace menatap Nyonya Hart dengan senyuman yang penuh arti, tetapi sorot matanya tajam seperti pisau. "Lalu, kenapa? Anda menggunakan nama menteri untuk mengancamku?" Grace bertanya, tetap dengan senyuman kecil di wajahnya. "Aku adalah seorang jaksa yang tidak bisa diancam. Nyonya, sangat memalukan kalau Anda hanya berani menggunakan nama menteri untuk melindungi anak Anda. Sebagai seorang ibu, harusnya Anda bisa mendidiknya dan bukan memanjakannya."Sammy Hart mendengus kecil, mencoba menahan emosi. Dia melipat tangannya di depan dada, seolah ingin menunjukkan bahwa dirinya tidak akan gentar. "Anakku adalah anak yang bertanggung jawab. Dia hanya dituduh. Bukti yang kamu dapatkan sama sekali tidak benar. Jaksa Shin, aku berharap kamu menggunakan statusmu dengan cerdas," katanya, dengan nada yang berusaha terdengar tegas.Grace menatapnya tanpa gentar, senyumnya sedikit melebar. "Aku selama ini cukup cerdas, Nyonya Hart," jawabnya tenang. "Tolong nasehati pu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-18
Baca selengkapnya

Grace Tidak Sadarkan Diri

Ethan berusaha berpikir dengan keras, berbagai ingatan bercampur di kepalanya, membuatnya merasa gelisah. Wajah Sammy, yang kini mulai terasa begitu familiar, terus menghantui pikirannya.“Foto keluarga yang aku temukan di kamar Grace...” gumamnya, memejamkan mata sejenak, mencoba menyusun potongan ingatan itu dengan lebih jelas. “Wanita di sampingnya adalah ibunya, dan dia... Sammy?” Ethan membuka matanya perlahan, menyadari keterkaitan yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.Dia menyandarkan tubuhnya di kursi mobil dan menghela napas kasar. “Wanita ini benar-benar mengejutkan,” gumamnya dengan suara rendah namun penuh emosi. “Dalam situasi seperti ini, dia malah bertemu dengan ibunya yang sudah lama hilang. Dan kini kembali dengan status ibu tiri dari tersangka. Apa yang akan dilakukan jaksa itu?” ucapnya seraya menatap tajam ke arah rumah tua di depan sana.Matanya terus mengawasi langkah Grace yang kian mende
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-19
Baca selengkapnya

Grace Sadar

Grace yang masih tenggelam dalam ketidaksadaran, tampak seolah-olah sedang terjebak dalam mimpi buruk yang tak berkesudahan. Keringat dingin mengalir di sepanjang pelipisnya, membasahi wajahnya yang pucat. Tubuhnya gelisah, seolah-olah berjuang melawan sesuatu yang tak terlihat.Dalam mimpinya, bayangan hitam masa lalu kembali menyeruak. Saat ia berdiri dengan pisau di tangan, dan ayahnya terjatuh bersimbah darah. Kilasan peristiwa itu selalu hadir seperti mimpi buruk yang tak pernah berakhir, menahan napasnya dan mencengkeram pikirannya."Aku akan menghantuimu seumur hidupmu," suara ayahnya yang serak dan menyeramkan bergema, memenuhi ruang dalam mimpinya. Kata-kata itu seperti belati yang menusuk ke dalam jiwanya, menambah beban rasa bersalah yang sudah terlalu berat."Pa, maaf. Aku terpaksa membunuhmu," gumam Grace dengan suara parau, diiringi isakan kecil. Kepalanya bergerak gelisah di atas bantal, menolak kenyataan yang menghantui bahkan dalam ketidaksadara
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-21
Baca selengkapnya

Grace Mengungkapkan Perasaannya

Malam itu, suasana di balkon terasa hening, hanya terdengar suara angin malam yang menyapu lembut. Grace duduk di salah satu kursi dengan kaleng minuman keras di tangannya, sesekali meneguk isinya. Tatapannya kosong, seperti sedang melayang di tempat lain. Ethan duduk di seberangnya menatap wanita itu dengan ekspresi serius, matanya memancarkan keteguhan yang sulit diterjemahkan."Sammy adalah ibumu, bukan?" tanya Ethan tiba-tiba, suaranya tenang namun penuh arti.Grace tersentak kecil. Ia menoleh dengan tatapan curiga, namun tetap berusaha menjaga ketenangannya. "Kenapa kamu bisa mengetahuinya?" tanyanya, nada suaranya datar, meski ada sedikit gemuruh di hatinya.Ethan mengangkat bahunya ringan, lalu meneguk minumannya. "Tidak ada yang bisa menutupi sesuatu dariku. Rumah itu… adalah rumah lamamu. Kalau tahu itu adalah tempat yang membuatmu sakit, kenapa harus kembali?" tanyanya dengan nada yang lebih lembut, tapi tetap menusuk.Grace menghela napa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-22
Baca selengkapnya

Grace Mabuk

"Siapa anak itu?" tanya Ethan, matanya penuh rasa ingin tahu, tapi juga ketegangan yang jelas terlihat.Grace menatap kosong, wajahnya suram seolah mengingat masa lalu yang tak bisa ia lepaskan. "Korban terakhir! Ibunya meninggal karena bunuh diri setelah dilecehkan oleh ayahku yang tidak tahu malu. Adil, bukan? Ayahku melakukan banyak dosa hingga merenggut nyawa mereka. Dan aku sebagai putrinya menanggung dosanya selama ini. Ini adalah karma yang tidak bisa dihindarkan," jawab Grace dengan nada yang berat, suaranya bergetar antara marah dan kesedihan.Ethan terdiam, hatinya mencelos. Kata-kata Grace mengingatkannya pada tragedi yang pernah menimpa ibunya. Ia merasa seperti terjebak dalam kebingungan, tak tahu bagaimana merespons apa yang baru saja didengarnya. "Membunuhnya membuatmu bermimpi buruk, apakah selama ini hidupmu tidak pernah tenang?" tanya Ethan.Grace menatap kosong pada kaleng minumannya, seolah minuman itu bisa menghapus bayangan kelam yang mengganggu pikirannya. "Tida
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-22
Baca selengkapnya

Ethan Yang Semakin Curiga

Grace memandang ke arah langit-langit, matanya kosong, seolah terperangkap dalam bayang-bayang masa lalu. “Aku baru berusia 22 tahun,” katanya dengan suara parau, penuh rasa sakit. “Malam itu… malam itu adalah mimpi buruk yang menghancurkan seluruh duniaku. Aku tidak punya siapa-siapa untuk melindungiku. Tidak ada. Aku hanya seorang gadis muda yang bermimpi menegakkan keadilan, tapi justru keadilan itu yang mengkhianatiku.”Grace memejamkan matanya, mengambil napas dalam-dalam sebelum kembali berbicara. Suaranya kini bergetar. “Aku tidak sempat melihat wajahnya. Semuanya terlalu cepat, terlalu kacau. Dia menarikku ke dalam mobil seperti binatang buas. Nafasnya berat, matanya liar, seperti seseorang yang tidak memiliki kendali atas dirinya sendiri. Dia memohon padaku, memintaku untuk membantunya, dia seperti kerasukan. Belakangan aku baru sadar, dia mungkin di bawah pengaruh obat. Tapi saat itu… aku hanya ingin selamat.”Ethan merasa kepalanya berdenyut, dadanya terasa sesak. Ingatanny
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-23
Baca selengkapnya

Menemui Wilson

Grace terbaring dengan wajah sedih, aroma alkohol masih menyelimuti tubuhnya. Cahaya lampu dari apartemen yang redup menyinari rambutnya, menambah kesan lembut di wajah wanita itu. Ethan berdiri beberapa langkah darinya, matanya penuh dengan kebingungan dan rasa penasaran.Dia mengusap wajahnya, seolah mencoba menyadarkan dirinya dari pikiran yang berkecamuk. "Aku harus menemukan gelang itu. Wilson...anak ini.." gumamnya pelan, hampir seperti berbicara kepada dirinya sendiri. Pandangannya kembali tertuju pada Grace, dan untuk sesaat, ia merasakan sesuatu yang tak bisa ia jelaskan.Ethan menarik napas panjang, membiarkan pikirannya melayang ke kemungkinan yang tak pernah terpikirkan sebelumnya. "Apakah mungkin... dia adalah anakku?" tanyanya dalam hati, rasa gelisah mulai menjalar di seluruh tubuhnya. "Aku harus cari tahu," batinnya dengan tekad.Tanpa membuang waktu, Ethan berbalik dan berjalan cepat keluar dari apartemen. Setelah masuk ke mobilnya,
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-24
Baca selengkapnya

Peringatan Wang

“Tuan, jangan simpan dalam hati dengan ucapan anak kecil. Wilson hanya merindukan papanya. Oleh karena itu, dia sangat berharap memiliki seorang papa,” ujar Wang dengan nada lembut, mencoba menjelaskan tingkah cucunya.Ethan mengangguk pelan, menatap Wilson yang duduk di sampingnya. “Tidak apa-apa, aku bisa memahaminya. Kalau tidak keberatan, apakah aku bisa membawanya ke rumahku?” tanyanya dengan suara tenang, tapi penuh keinginan untuk membuat bocah itu merasa diterima.Mata Wilson langsung berbinar. Ia mendongak ke arah Ethan, memastikan apa yang baru saja didengarnya. “Apa benar, Paman akan membawaku ke rumah Paman?” tanyanya dengan penuh harap, suaranya nyaris bergetar karena kegembiraan.“Tentu saja!” jawab Ethan sambil tersenyum, senyum yang membuat hati Wilson melompat kegirangan.Namun, Wang, meski tersenyum kecil, tetap berusaha mengingatkan cucunya. “Wilson, tidak baik mengganggu orang,” ujarnya, berusaha agar bocah itu tidak terlihat terlalu memaksa.“Tidak mengganggu sama
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-25
Baca selengkapnya

Ethan Membawa Wilson Ke Rumahnya

Ethan membawa Wilson kembali ke rumahnya, sebuah bangunan besar dan megah yang berdiri di tengah halaman luas yang terawat. Dinding-dindingnya dihiasi ukiran elegan, dan lampu-lampu kristal menggantung di sepanjang koridor. Wilson terbelalak melihat kemewahan yang jarang sekali ia temui dalam hidupnya."Wah... Paman, rumahmu luar biasa sekali," ujar Wilson dengan mata berbinar, suaranya dipenuhi kekaguman. Ia berlari kecil ke tengah ruang tamu, memutar tubuh sambil terus mengamati sekelilingnya.Ethan tersenyum kecil melihat reaksi polos bocah itu. "Kalau kamu suka, kamu bisa tinggal di sini sampai kapan pun," jawabnya, nada suaranya penuh ketulusan.Wilson berhenti berlari dan menatap Ethan dengan ragu. "Apakah benar?" tanyanya, seolah takut harapan kecilnya bisa pupus.Ethan mengangguk mantap. "Iya, Wilson. Kamu aman di sini."Namun, keraguan tetap menghiasi wajah Wilson. "Tapi Mama pasti tidak izinkan aku tinggal di sini. Mama selalu pesan janga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-27
Baca selengkapnya

James Berniat Melarikan Diri

Grace terbangun dengan kepala terasa berat dan pusing berdenyut. Ia memijat pelipisnya perlahan, mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. Namun, ingatannya kabur, seperti film yang terputus-putus."Sepertinya aku terlalu banyak minum," gumamnya sambil merapikan rambutnya yang kusut. Ia bangkit dari kasur dengan langkah gontai dan membuka pintu kamarnya. Pandangannya menyapu seluruh ruangan, tetapi tidak ada siapa pun di sana."Mungkin dia sudah pergi. Dia menyelamatkanku lagi," pikirnya, lalu bergumam pada dirinya sendiri, "Apa yang aku bicarakan semalam? Kenapa aku tidak ingat? Semoga saja aku tidak bicara aneh-aneh."Grace menghela napas panjang, kemudian menuju kamar mandi. Di sana, ia mencuci wajahnya dengan air dingin, berharap bisa menyegarkan pikirannya. Saat ia mengeringkan wajahnya dengan handuk, suara bel pintu mendadak terdengar, memecah keheningan.Dengan langkah cepat, Grace berjalan menuju pintu dan membukanya. Di sana berdiri Frank, meng
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status