All Chapters of Dikhianati Tunangan, Diratukan CEO Tampan : Chapter 51 - Chapter 60

68 Chapters

Keraguan Arsy

Arsy terdiam sambil menatap layar monitor yang menampilkan bagian dalam perutnya."Selamat ya, Bu Arsy. Ibu benar-benar hamil. Ini sudah terlihat kantung janinnya dan usia janin diperkirakan sudah masuk minggu ke 7," ujar sang dokter dengan ramah.Tak lama, layar monitor pun berubah menampilkan detak jantung."Nah, ini detak jantungnya si dedek, kedengaran kan, Bu?" tanya dokter sambil tersenyum.Arsy hanya mengangguk pelan, matanya masih terpaku pada layar monitor itu yang menampilkan garis tak beraturan itu.Setelah proses pemeriksaan USG selesai, Arsy pun kini sudah boleh kembali duduk di kursinya."Apa ada yang ingin ditanyakan, Bu Arsy?" tanya sang dokter kembali sebelum mengakhiri sesi konsultasi mereka berdua."Sepertinya tidak ada, Dok, terimakasih banyak ya," jawab Arsy lirih."Baik, kalau begitu, ini resep obat dan vitamin untuk ibu. Jangan lupa diminum, dan jangan sampai stress ya, Bu. Usia kehamilan trisemester awal sangat rentan stress. Jika mual, dan tak bisa makan, maka
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Kepergian Arsy

"Arsy, jawab aku! Kamu kenapa? Ada apa?" tanya Agra bertubi-tubi, nada suaranya penuh dengan kekhawatiran. Namun, Arsy tetap diam, seolah semua kata yang telah ia siapkan sebelumnya menguap begitu saja. "Maafin, aku, Mas. Aku gak mungkin bisa nikah sama orang yang masih cinta sama kakak aku sendiri. Selama ini, kamu anggep aku apa sebenernya, Mas? Kenapa kamu masih aja godain Mbak Andri?" Akhirnya, suara Arsy terdengar, namun penuh luka dan nampak bergetar. Agra terdiam, kata-kata itu terlalu menghujam tepat di dadanya. Obsesinya untuk memiliki Andri, membuatnya tak bisa berpikir jernih sama sekali. Ia mencoba meraih tangan Arsy dan memeluk tubuh wanitanya kembali. Namun, sayangnya Arsy segera bangkit dan pindah posisi. "Maaf, Mas, gak usah peluk-peluk aku," ujar Arsy tegas. Agra menghela napas panjang, lalu menundukkan kepalanya dan berbisik, "Maafin aku, Sy. Aku khilaf," ujarnya lirih. Arsy menatap Agra dengan mata yang mulai memerah, menahan perasaan yang bergemuruh di dada
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Permintaan Andri

"Adek," panggil Arkan. Suaranya terdengar lembut, namun cukup untuk menarik perhatian di tengah obrolan yang sedang berlangsung. Ia berdiri di ambang pintu sambil tersenyum kecil, seperti sedang memanggil tanpa ingin mengganggu suasana sang istri.Andri, yang saat itu tengah berbincang santai dengan para ibu-ibu itu pun segera menoleh saat mendengar suara suaminya. Pandangannya bertemu dengan tatapan suaminya yang menenangkan. Tanpa banyak tanya, Andri pun sudah tau apa yang dimaksud olehnya."Maaf ya, Bu-ibu, saya pamit dulu," ujar Andri sopan, sambil menyunggingkan senyum kepada para ibu-ibu di depannya."Iya, Mbak. Makasih ya, Mbak, traktirannya," ujar seseibu disana."Sama-sama, Ibu. Mari, Bu, assalamu'alaikum," ujar Andri kembali."Wa'alaikumsalam," jawab mereka dengan serempak, lalu kembali melanjutkan obrolan mereka tanpa banyak bertanya.Andri bangkit, merapikan ujung bajunya, dan berlari kecil menghampiri Arkan yang tetap berdiri di tempatnya.Tanpa berkata apa-apa, Arkan men
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Perkara Lapis Surabaya

Andri terdiam, menatap Arkan yang tengah sibuk memarkirkan mobil di depan toko kue itu. Jawaban suaminya tadi terdengar seperti sindiran, tapi ia tak ingin memperkeruh suasana.Namun, saat mereka turun dari mobil, Andri tak bisa menahan diri untuk tak bertanya."Mas ... kita beneran mau nengokin Mas Agra?" tanyanya pelan, hampir seperti bisikan.Arkan berhenti, tangannya menggenggam kunci mobil erat. Ia menoleh, menatap Andri dengan pandangan yang sulit diartikan -- antara marah dan juga cemburu."Kamu masih nanya beneran atau nggak, Dek?" tanya Arkan dengan sedikit bergumam."Ya habis, jawaban Mas kek gak meyakinkan gitu sih," jawab Andri sambil meremas ujung bajunya.Arkan menghembuskan napasnya berat, "Beneran, Dek. Apa pun kemauan kamu, selama aku bisa dan mampu, pasti akan selalu aku kabulkan, Ndri," ujarnya lirih.Andri terdiam sambil menggigit bibir bawahnya sebentar. Dadanya terasa begitu sesak. Ia tahu bahwa lelakinya itu mungkin cemburu, namun sebisa mungkin ia berusaha meny
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

Menjenguk Agra

Di perjalanan menuju rumah sakit, suasana dalam mobil terasa sunyi kembali. Hanya suara hujan yang perlahan mulai turun, membasahi kaca depan."Yah ujan," gumam Andri pelan, nadanya terdengar eperti berbisik.Arkan mengernyitkan dahinya tanda tak paham, "kenapa emangnya, Dek?" tanya Arkan penasaran."Bismilah, semoga aja gak ada kilat atau petir. Adek takut soalnya, Mas," jawab Andri lirih, tanpa mengalihkan pandangan dari arah kaca depan yang mulai berembun.Arkan segera meraih lengan istrinya dan membelainya dengan lembut."Jangan takut, yah. Kan ada, Mas, di sini," ucap Arkan seraya tersenyum lembut.Andri melihat senyuman itu. Senyuman yang begitu menenangkan bagi dirinya. Lantas, ia mengangguk mantap dan mengucapkan terimakasih.Tak lama, ponselnya bergetar, tanda ada notifikasi masuk. Ternyata, pesan dari Arsy.[Mbak, lagi dimana? Lagi sibuk gak?] pesan Arsy saat itu.Andri mengernyitkan dahinya, tak biasanya Arsy menchat seperti itu. Secepat mungkin, ia membalas pesan sang adik
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Menjenguk Agra 2

Arkan kembali tersenyum melihat wanitanya yang nampak bahagia itu. Sebelum turun dari mobilnya, ia kembali menyakinkan hatinya, bahwa semua akan baik-baik saja.Setelah beberapa saat, barulah ia turun dari mobilnya. Andri masih setia menunggu sang suami keluar di sisi satunya. Begitu Arkan menghampirinya, ia pun segera menggapai lengan sang suami, dan menggandengnya."Aku yakin, Mas Agra pasti seneng ngeliat kamu datang," ujar Andri, mencoba menenangkannya."Mana ada seneng? Yang ada dia panik duluan kali. Apalagi kalau udah ada Tante Nathalie. Kamu nggak liat kemarin gimana wajah ketakutan Tante pas aku bilang mau nuntut Agra balik?" tanya Arkan mencoba untuk mengingatkan kejadian kemarin.Andri tertawa pelan, lalu mengencangkan pegangannya, agar sang suami berjalan lebih cepat. Andri tahu, tak mudah bagi lelakinya itu untuk bertemu dengan Agra. Perasaan marah dan kesal pasti masih berkecamuk di dadanya. Namun, ia tak ingin ada lagi permasalahan dengan Agra. Ia ingin masalah mereka s
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

Kegalauan Agra

Andri menatap Agra dengan wajah bingung, merasa ada sesuatu yang lebih dari sekadar pertanyaan sederhana itu. Ia menahan napas sejenak, mencoba mencari petunjuk dalam tatapan Agra yang cemas."Kenapa, Mas? Ada apa sama Arsy? Dia pergi kemana?" tanya Andri bertubi-tubi suaranya mencerminkan kekhawatiran yang mendalam.Ia pun jadi teringat pesan Arsy sebelumnya, yang ingin berbicara dengannya. Apa ini ada hubungannya dengan Agra? Pikirannya pun menjadi penuh praduga.Agra menatap Andri sebentar. Lalu tangannya merogoh sesuatu di bawah bantal. Lantas, ia mengeluarkan sesuatu dari sana dan menyerahkannya kepada Andri."Foto USG? Maksudnya, Mas? Aku gak paham," ujar Andri, kebingungan terpancar di wajahnya.Ia mengalihkan pandangannya kepada Arkan yang hanya diam. Arkan pun segera mengambil foto USG yang berada di tangan Andri dan memperhatikannya sejenak."Tanggalnya tertera hari ini di jam 11.00 WIB. Apa itu artinya Arsy abis kesini, Mas?" tanya Arkan sambil mengamati foto itu.Agra meng
last updateLast Updated : 2024-12-26
Read more

Salah paham

Andri mengernyitkan dahinya sebentar, "bukannya kalau kelas VVIP bebas mau jenguk jam berapa aja?" tanyanya lirih, lebih kepada dirinya sendiri.Setelah beberapa saat diam, akhirnya ia pun sadar juga, "Astagfirullah, mampus aku," pekik Andri seraya beranjak dari duduknya."Mas Agra, aku pamit pulang dulu ya. Kalau aku kelamaan di sini, bisa-bisa Mas nanti curiga. Kalau ada info apa-apa tentang Arsy nanti aku kabarin," ujarnya pelan.Agra hanya mengangguk, setelah itu membiarkan Andri pergi dari ruangannya. Setelah Andri pergi, ruangannya kembali terasa sunyi. Ia kembali menatap foto hasil USG itu dan berharap Arsy tak benar-benar pergi dari hidupnya.***Arkan melangkah pelan menyusuri koridor rumah sakit. Sementara dibelakangnya, Andri nampak berlari kecil mencoba mengejar langkah lelakinya itu, hingga akhirnya ia berhasil mengejarnya saat Arkan tengah menunggu lift."Aku pikir, kamu akan tetap bertahan di sana, Dek," ujar Arkan, nadanya sedikit menyindir Andri.Andri menggeleng pela
last updateLast Updated : 2024-12-27
Read more

Nikmati Saja!

Mobil terus melaju hingga akhirnya mereka pun tiba di rumah Kakek Gala.Keadaan rumah itu nampak sepi, sepertinya Kakek pun sudah istrahat mengingat jam sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB.Andri dan Arkan segera menuju kamar mereka di lantai tiga."Mas, aku mandi duluan ya. Biar sekalian aku siapin air hangat buat Mas mandi. Udah malem, Mas jangan mandi pake air biasa," ujar Andri seraya masuk duluan ke dalam kamar mandinya.Arkan tak menjawab, namun setelah beberapa saat, ia pun akhirnya ikut masuk ke dalam kamar mandi itu."Mas," lirih Andri berusaha menahan keterkejutannya karena kedatangan sang suami yang tiba-tiba saja memeluknya dari belakang.Saat itu, Andri sedang menyalakan air di bathtub untuk mandi suaminya. Arkan segera mematikan air di bathtub itu dan langsung membawa sang istri ke bawah pancuran air shower."Kita mandi berdua aja, biar cepet," lirih Arkan, suaranya nampak datar, tapi entah mengapa terasa begitu menggoda bagi Andri.Andri mengerjapkan matanya beberapa kali
last updateLast Updated : 2024-12-28
Read more

Kekacauan Di Kamar

Andri terdiam sebentar sambil menatap hidangan itu. Lalu, segera mengalihkan pandangannya kepada Mbok Puji."Aku nggak tau, Mbok. Rumah yang akan kita tempati agak kecil, hanya punya dua kamar aja. Satu kamar untuk kita, satu lagi untuk ruang kerjanya Mas Arkan. Tapi aku rasa, ada atau nggak ada kita disini, Mbok akan tetep di pake sama keluarga Kakek," ujar Andri, memberi sedikit harapan kepada Mbok Puji.Namun, raut wajah Mbok Puji tetap sama. Wajahnya masih terlihat sendu dan tak lama ia pun menggelengkan kepalanya pelan."Kayaknya, nggak mungkin Mbok akan dipertahankan disini, kalau misalnya nggak ada Den Arkan," ujar Mbok Puji lagi, nada suaranya terdengar pesimis.Andri segera meraih tangan Mbok Puji dan membelainya dengan lembut."Insyaallah masih dipertahankan kok, Mbok. Nanti, coba biar aku bicarakan sama Mas dan Kakek dulu Mbok. Siapa tau, Kakek luluh untuk tetap mempertahankan Mbok disini," ujar Andri seraya tersenyum seolah menguatkan.Mbok Puji hanya mengangguk, berharap
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status