All Chapters of Setelah Istriku Memilih Pergi: Chapter 161 - Chapter 170

175 Chapters

161. TUMBANG

Malam itu, bel pintu berbunyi lagi. Raka, yang sedang menggendong Nasha, mengernyit bingung."Siapa malam-malam begini?" gumamnya sambil melirik Sarah.Sarah mengangguk kecil. "Aku ambilkan Nasha, Mas. Kamu cek dulu siapa di depan."Raka menyerahkan Nasha dengan hati-hati dan menuju pintu. Begitu pintu terbuka, ia mendapati seorang pria berpakaian rapi berdiri di sana dengan ekspresi dingin."Selamat malam, Pak Raka. Saya pengacara dari pihak Ibu Ratna. Ini adalah surat resmi terkait tuntutan hukum terhadap keluarga Anda."Raka terdiam sejenak, menatap amplop yang disodorkan kepadanya. Suara pengacara itu terasa seperti palu godam yang menghantam pikirannya."Baik, terima kasih," ucap Raka akhirnya, dengan suara tertahan. Ia menutup pintu perlahan, lalu menghela napas panjang.Sarah mendekatinya dengan wajah penuh tanya. "Mas, siapa?"Raka menatapnya dengan mata yang lelah. "Pengacara Ratna. Mereka benar-benar serius."S
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

162. JENO YANG ANEH

Malam itu, setelah membaca dokumen yang mengejutkan, Raka dan Sarah memutuskan bahwa mereka tidak bisa tinggal diam. Aset yang dipindahkan oleh Ratna adalah bagian dari warisan keluarga yang selama ini digunakan untuk menghidupi seluruh anggota keluarga, termasuk biaya pengobatan Pak Herman."Mas, kita harus menghadapinya dengan bukti ini," ujar Sarah dengan suara mantap.Raka memandang istrinya dengan rasa terima kasih. "Aku nggak tahu apa yang bakal terjadi nanti, tapi aku nggak akan membiarkan Ratna merusak keluarga kita."Sarah mengangguk. "Kita harus hubungi pengacara. Aku juga bisa minta bantuan Lira dan pacarnya, yang punya koneksi ke ahli hukum."Mereka segera menghubungi pengacara keluarga dan membuat janji pertemuan untuk keesokan paginya. Raka juga menyimpan dokumen tersebut dengan hati-hati di tempat yang aman.Keesokan harinya, Sarah bertemu dengan Dini di sebuah kafe kecil dekat rumah sakit. Lira, yang sudah lama mengenal Sarah, mende
last updateLast Updated : 2025-01-27
Read more

163. PERTEMUAN DENGAN JENO

Malam itu terasa dingin, dengan langit mendung yang menutupi bulan. Raka menatap layar ponselnya, membaca kembali pesan yang ia terima dari Jeno. Alamat yang disebutkan membawa ingatannya kembali ke sebuah tempat yang sudah lama tak ia kunjungi—sebuah kedai kopi kecil di pinggir kota, tempat ia, Jeno dan Nadia berkumpul setelah pulang sekolah beberapa tahun silam.“Mas, kamu yakin mau pergi?” tanya Sarah sambil menatap Raka dengan penuh kekhawatiran. Di tangannya ada secangkir teh hangat yang kini terasa dingin.Raka mengangguk, meski di dalam hatinya masih ada keraguan. “Aku harus tahu apa yang Jeno tahu. Kalau ini benar-benar bisa membantu kita, aku nggak bisa mengabaikannya.”Sarah menghela napas, lalu meraih tangan Raka. “Kalau ada apa-apa, kabarin aku, ya? Jangan bertindak sendirian. Aku nggak mau sesuatu yang buruk terjadi sama kamu.”Raka tersenyum tipis, mencoba menenangkan istrinya. “Aku janji. Aku bakal hati-hati. Kamu cukup bantu aku jagain Nasha ya, Sayang.”Dengan itu, ia
last updateLast Updated : 2025-01-28
Read more

164. PERMAINAN DIMULAI

Pagi itu, suasana di rumah Raka dan Sarah dipenuhi dengan ketegangan. Setelah pertemuan mereka dengan Jeno semalam, mereka memutuskan untuk segera mengambil langkah hukum terhadap Ratna. Dengan dokumen yang telah dikumpulkan oleh Jeno, mereka merasa memiliki dasar yang cukup kuat untuk mengajukan gugatan. Namun, mereka juga sadar bahwa perjalanan ini tidak akan mudah.Sarah menyiapkan sarapan di dapur sambil sesekali melirik ke arah Raka yang sedang berbicara di telepon dengan pengacara keluarga mereka. Wajah Raka tampak serius, penuh konsentrasi. Sarah mencoba menenangkan dirinya dengan mengaduk kopi, tetapi pikirannya terus melayang.“Mas, pengacaranya bilang apa?” tanya Sarah ketika Raka akhirnya selesai menelepon.“Kita punya peluang besar untuk menang,” jawab Raka sambil menghela napas. “Tapi pengacara bilang kita harus bergerak cepat sebelum Ratna menyadari langkah kita.”Sarah mengangguk, meski hatinya masih diliputi keraguan. “Kamu yakin kita siap, Mas? Aku takut dia punya car
last updateLast Updated : 2025-01-29
Read more

165. SERANGAN BALIK

Ratna memulai langkahnya dengan cara yang licik. Tidak hanya mengabaikan gugatan hukum dari Raka dan Sarah, ia juga menyusun strategi untuk menyerang balik. Dengan koneksi yang dimilikinya, Ratna berhasil menyewa pengacara ternama yang dikenal cerdas namun sering kali tidak segan menggunakan taktik kotor untuk memenangkan kasus.Berita tentang gugatan Raka mulai tersebar luas. Beberapa media lokal yang tampaknya berada di bawah kendali Ratna mulai mempublikasikan artikel yang menyudutkan keluarga Pak Herman. Artikel tersebut menggambarkan Raka sebagai anak durhaka yang ingin merebut aset keluarga untuk kepentingan pribadi. Sarah juga tidak luput dari serangan. Ia disebut sebagai menantu yang memanfaatkan situasi demi keuntungannya sendiri.Di rumah, Raka membaca salah satu artikel tersebut dengan wajah merah padam. "Dia benar-benar sudah melewati batas! Bagaimana bisa dia menulis hal seperti ini?" Raka melemparkan koran itu ke meja dengan geram.Sarah yang sedang duduk di sofa dengan
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

166. RAHASIA?

Pagi itu, Raka duduk di ruang tamu dengan wajah muram. Dokumen-dokumen di meja menunjukkan upaya kerasnya untuk melawan Ratna. Namun, tekanan yang terus datang membuatnya kelelahan. Di dapur, Sarah sedang menyeduh kopi sambil melirik ke arah suaminya dengan raut wajah cemas. Ia tahu Raka butuh dukungan lebih dari sebelumnya.“Mas, minum dulu kopinya. Kita harus tetap kuat,” ujar Sarah sambil menyodorkan cangkir kopi hangat ke depan Raka.Raka mendongak dan tersenyum tipis. “Makasih, Sayang. Aku cuma… merasa semua ini makin berat. Ratna nggak akan berhenti sampai dia benar-benar menghancurkan kita.”Sarah duduk di sampingnya, menggenggam tangannya erat. “Kita nggak sendirian, Mas. Jeno bilang dia punya sesuatu yang penting. Kita harus percaya dan menunggu kabar darinya.”Raka mengangguk pelan. Meski ragu, ia tahu tidak ada pilihan lain selain melanjutkan perjuangan ini.Jeno memilih tempat yang terpencil, sebuah kafe kecil di pinggir kota. Ketika Raka dan Sarah tiba, Jeno sudah duduk d
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

167. JENO CELAKA

Raka masih memikirkan ancaman terselubung Ratna saat sidang sementara Sarah merasa tertekan setelah mengetahui kondisi Pak Herman kembali memburuk. Beban dari kasus ini mulai menyusup ke dalam hubungan mereka.“Mas, kamu yakin bukti itu aman di tangan Jeno?” tanya Sarah sambil menuangkan kopi ke cangkir.Raka yang duduk di kursi makan, hanya mengangguk tanpa menatap Sarah. “Jeno sudah buktikan dia bisa dipercaya, Sayang. Aku rasa kita nggak punya pilihan lain.”Sarah menghela napas panjang. “Tapi kita juga harus waspada. Ratna mungkin akan bertindak lebih gila kalau dia tahu Jeno berpihak pada kita.”Raka menatap istrinya dengan mata yang penuh beban. “Aku tahu kamu khawatir, Sayang. Tapi kita sudah sampai sejauh ini. Kalau kita goyah sekarang, Ratna yang menang.”Sarah menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan rasa kesal. “Aku bukan goyah, Mas. Aku cuma… aku cuma nggak mau kehilangan apa yang sudah kita perjuangkan.”Raka berdiri dan berjalan mendekati Sarah, menyentuh pundaknya lemb
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

168. BUKTI YANG HILANG

Kehidupan Raka dan Sarah dalam beberapa minggu terakhir terasa seperti berjalan di atas bara api. Terlebih saat Jeno diserang oleh beberapa orang tak dikenal.Saat ini gugatan hukum terhadap Ratna telah menjadi berita utama di keluarga besar dan di luar sana. Ratna, seperti yang diperkirakan, tidak tinggal diam. Ia menggunakan segala cara, dari intimidasi hingga permainan kotor untuk menggagalkan perjuangan Raka dan Sarah.Hari itu, Raka dan Sarah sedang mengatur dokumen-dokumen penting di ruang kerja kecil di rumah mereka. Flash drive yang berisi dokumen-dokumen penting, termasuk bukti transfer aset ilegal Ratna, menjadi inti dari rencana mereka. Raka memastikan semua file telah dicadangkan dengan baik.“Sayang, aku rasa kita harus menyimpan salinan file ini di tempat yang lebih aman. Flash drive ini terlalu berisiko kalau hanya kita simpan di sini,” kata Raka sambil memegang benda kecil itu.Sarah mengangguk, setuju dengan saran suaminya. &l
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

169. HARI PERSIDANGAN

 Aula pengadilan dipenuhi dengan desas-desus dan tatapan tajam dari berbagai pihak. Sidang gugatan terhadap Ratna akhirnya dimulai, menjadi momen yang akan menentukan nasib keluarga Raka. Dengan bukti yang hilang, mereka harus mencari celah lain untuk melawan Ratna di hadapan hakim.Raka dan Sarah duduk di barisan penggugat, didampingi oleh pengacara mereka, Pak Rendy. Di seberang, Ratna tampak percaya diri dengan pengacara handalnya, seorang pria berpenampilan rapi dengan senyum yang mengintimidasi. Sorot matanya penuh dengan kesombongan, seolah yakin bahwa dirinya akan menang.Hakim mengetuk palu tanda sidang dimulai. "Sidang gugatan keluarga Raka Prasetya terhadap Ratna Wijayanti dibuka. Penggugat, silakan sampaikan tuntutan Anda."Pak Rendy berdiri. "Yang Mulia, kami memiliki bukti kuat bahwa tergugat telah memindahkan aset keluarga secara ilegal ke rekening pribadinya, tanpa persetujuan dari pewaris sah, yang menyebabkan kerugian besar bagi kel
last updateLast Updated : 2025-01-30
Read more

170. NASHA DICULIK

"NASHA?"Suara Sarah memekik lantang. Tangannya gemetar saat ia melihat layar ponselnya. Tak lama kemudian, sebuah kiriman video berputar otomatis, menampilkan seorang bayi mungil berusia tiga bulan yang menangis keras. Mata Sarah membelalak, napasnya tercekat. Itu Nasha. Anak mereka telah diculik.Raka segera meraih ponsel dari tangan Sarah, matanya membelalak saat melihat rekaman itu. Nasha berada di dalam ruangan yang remang-remang, hanya diterangi cahaya redup dari lampu gantung. Tangisan bayi mereka menggema, membuat dada Sarah dan Raka terasa sesak. Tak ada suara lain dalam video itu, hanya isakan kecil yang semakin memilukan.Sebuah pesan muncul sesaat setelah video berakhir."Kalian ingin Nasha kembali? Jangan hubungi polisi. Kami akan memberitahu langkah selanjutnya."Sarah menatap Raka dengan wajah penuh ketakutan. "Mas... kita harus melakukan sesuatu. Nasha masih kecil, dia butuh kita."Raka mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras. "Aku tidak akan membiarkan mereka menyen
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more
PREV
1
...
131415161718
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status