Home / Pendekar / PENGENDALI ANGIN PETIR / Chapter 171 - Chapter 180

All Chapters of PENGENDALI ANGIN PETIR: Chapter 171 - Chapter 180

191 Chapters

Bab 171

"Bongkeng,""Bongkeng, ya, Bongkeng…""Bagaimana caranya?""Kau hanya perlu menyiapkan tubuhmu sebagai wadah,"Bongkeng mengkerutkan kening."Aku ini dewa, akan masuk ke dalam ragamu. Setelah itu kau bisa menjadikan dirimu apa saja sesuai keinginanmu,"Bongkeng masih mematung. Belum sempat bicara lagi, Bongkeng melihat kakek itu berubah jadi asap putih lagi. Asap itu bergerak mendekat.Bentuknya memanjang kecil lalu masuk ke badan melalui hidung. Yang dirasakan Bongkeng seperti tak sengaja menghirup asap itu hingga habis, seluruhnya masuk ke dalam raganya.Sesaat kemudian Bongkeng merasakan tubuhnya menjadi segar, ringan dan juga bertenaga."Putar tubuhmu!"Suara si kakek mengiang di telinganya. Bongkeng melakukan perintahnya."Lihat tubuhmu!"Bongkeng terkejut, badannya yang kurus hampir seperti tengkorak kini menjadi berisi. Kekar, tegap."Pergilah ke sungai, lihat
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 172

Cahaya tersebut terpental lalu tertarik mendekati telapak tangan Bayu asli.Tepp!Bayu menangkap cahaya berbentuk bulat itu dengan sepasang telapak tangannya. Dia baru saja menciptakan ilmu baru dengan petunjuk Kitab Buana Sampurna.Ilmu tersebut diciptakan dari campuran tenaga angin, petir dan bintang yang fungsinya seperti Labu Ajaib yaitu menarik dan menyimpan roh siluman."Kena kau!" ujar Bayu tua. Kemudian dia memasukkan gumpalan cahaya itu ke dalam tangannya.Sekarang dia akan menggunakan roh siluman Birawayaksa untuk mengancam Ganggasara.Sudah jelas sekarang, Birawayaksa merasuki tubuh seseorang kemudian mengubah bentuk menjadi dirinya. Begitu rupanya.Orang-orang segera menghampiri tubuh Bayu palsu yang terkapar tak berdaya. Yang paling depan adalah Ki Lurah Sangkan.Semua orang menyaksikan termasuk Bayu tua. Sosok Bayu palsu perlahan berubah. Dari yang kekar menjadi tubuh kerempeng.Dari wajah
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 173

Orang-orang yang entah siapa itu pasti akan melakukan segala cara demi meraih keinginannya."Kalau begitu kita harus membuat rencana untuk menghadapi mereka, tapi mungkin hanya aku dengan Aki dan Nini saja yang bertindak," kata Panji.Siapakah yang mengincar calon anak-anak Bayu?***Jaman Tarumanagara.Walaupun Birawayaksa sudah terpenjara dalam ilmu yang baru diciptakan Bayu berupa wadah bersifat gaib yang mampu menyimpan makhluk lelembut seperti siluman, tapi Bayu tidak bisa menguak di mana keberadaan Ganggasara.Akhirnya Bayu melakukan pencarian ulang. Di mulai dari Ki Brajaseti yang merupakan sahabat Prabu Satyaguna.Dia akan mengunjungi rumah kakek tersebut karena sewaktu dia ikut bersama Panglima Cakrawarman, kakek itu juga hendak pulang bersama muridnya.Karena dia masih terasa asing di jaman ini, maka Bayu lebih banyak bertanya kepada orang yang dia temui di jalan. Setelah mendapat petunjuk, dia bergera
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 174

Semuanya diam. Tak ada yang berani menjawab. Sampai terdengar satu seruan dari arah belakang Prabu Satyaguna."Bagus! Ternyata benar, Cupunagara tengah mempersiapkan pemberontakan!"Prabu Satyaguna menoleh ke arah sumber suara. "Senapati Ragabelawa, anda masuk tanpa izin. Mau apa?""Mau apa?" dengkus Ragabelawa. "Sudah kulihat dengan mata kepala sendiri. Kau sedang mempersiapkan pemberontakan, masih mau mengelak?""Semuanya tidak seperti yang kau duga, Ragabelawa!""Dugaanku tidak salah, semua kegiatanmu ini tak lepas dari pengawasan telik sandi sejak menantumu tewas sebagai pemberontak!"Panas hati Prabu Satyaguna mendengarnya. Amarahnya menggebu, rasanya dia ingin melabrak Ragabelawa saat itu juga. Tapi dia berusaha tenang. Ini pasti fitnah!"Saya bisa menjelaskan semuanya," kata Prabu Satyaguna melunak."Jelaskan nanti di hadapan Maharaja, sekarang menyerah dan bersedia dibawa ke pusat atau akan kubumiratakan
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 175

"Ah, Raden suka merendah. Saya juga belum banyak pengalaman." Dalam hati, maksud Bayu yaitu pengalaman di jaman ini."Oh, ya. Sewaktu peristiwa pemberontakan Ayahanda, aku tidak diperkenankan ikut terlibat oleh Ibunda. Jadi aku tidak bisa melihat saat-saat terakhir Ayahandaku. Bisakah kau ceritakan saat kau bersama Ayahanda?"Walaupun nantinya akan membuat Cakra Diwangsa bersedih, Bayu tetap menceritakan semua yang dia alami saat bersama Panglima Cakrawarman. Dan benar saja, putra sang Panglima ini tampak berkaca-kaca."Ibunda benar, Ayahanda hanya dimanfaatkan oleh pengikutnya. Kakek juga bilang bahwa Ayahanda sebenarnya tidak mau memberontak,""Dari mana kita mulai penyelidikan?" tanya Bayu mengalihkan pembicaraan agar Cakra Diwangsa tidak larut dalam kesedihan."Ke desa Gantar, kita cari dua orang yang jadi senapati bernama Jaladipa dan Singgih. Aku sudah tahu tempat tinggalnya."Begitulah kereta kuda melaju sedang saja. Hari
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

Bab 176

Lima serangan luput karena dengan mudah Bayu melesatkan badannya lebih atas lagi. Lima brewok mendarat lagi begitu serangan mereka gagal.Akan tetapi tidak disangka begitu menginjakan kaki di tanah, tahu-tahu sosok Bayu sudah meluncur cepat mengirimkan tendangan.Tak dapat menghindar lagi kening kelima orang ini terkena hantaman kaki Bayu dalam sekali gerak.Duk! Duk! Duk!Duk! Duk!Lima brewok terjengkang, sementara Bayu melayang lagi ke atas sambil tersenyum mengejek."Turun kau, jurig gelo!" umpat salah satu si brewok setelah dia dan kawan-kawannya sudah berdiri lagi.Bayu pun turun. Mendarat dengan pelan dan indah. Lima brewok langsung mengurung dan menyerang dengan menyabetkan goloknya seperti hendak membelah kayu.Pengendali Angin Petir merendahkan tubuhnya. Jongkok. Satu tangan melintang di atas kepala dengan telapak seperti memayungi kepalanya.Trang! Trang!Babatan Lima golok terlihat
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Bab 177

Dua lelaki ini mengikuti langkah wanita itu masuk ke ruang tengah rumah besar ini. Ruang yang besar. Ada banyak wanita muda dan cantik tampak duduk berbaris di bangku panjang di sisi ruangan.Wanita-wanita tersebut menyapa dengan genit. Memamerkan bentuk tubuhnya yang indah. Berusaha memikat dua lelaki yang baru datang itu.Dengan perasaan berdebar Bayu mencoba untuk tidak melirik apalagi menggubris mereka. Dia terus melangkah hingga dipersilakan duduk di atas tikar besar yang di tengah-tengahnya telah terhidang makanan dan buah- buahan."Silakan menunggu, saya akan memanggil Nyai."Tidak berapa lama wanita itu muncul lagi bersama wanita lain yang tampak lebih tua tapi berpakaian lebih mentereng dan berdandan sedemikian rupa hingga tetap terlihat cantik."Baru pertama ke sini, ya, Raden...?" tanya Nyai Sudarmi menggantung."Saya Cakra Diwangsa, dan ini sepupu saya, Bayu!""Oh, apakah ini putra Panglima yang perkasa itu?"
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Bab 178

Dengan berat hati karena tidak bisa ikut menguburkan jasad Winengsih, Cakra Diwangsa dan Bayu meninggalkan Lembah Kupu-kupu.Sementara Lastri tampak sedih berlipat ganda. Selain karena kematian temannya, juga karena ditinggalkan Bayu. Wanita ini sudah jatuh hati kepada pemuda itu.Dalam perjalanan Bayu membeberkan keterangan yang diperoleh dari Lastri.Cakra Diwangsa sadar bahwa dalam pencariannya ada yang menguntit dan mencoba membungkam orang-orang yang terlibat agar tidak memberikan keterangan. Sayangnya ada satu orang yang selamat."Menurutmu apa penyerang gelap itu mengetahui salah satu sasarannya selamat?" tanya Cakra Diwangsa."Tidak, karena dia sekaligus melemparkan dua senjata ini bersamaan lalu cepat kabur," Bayu mengacungkan senjata pisau kecil yang berbentuk ular itu."Sepertinya itu senjata sekaligus sebuah lambang.""Ya, padepokan Sanca Wulung!""Untung Lastri segera memberi tahu, kalau tidak kita
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Bab 179

Lelaki serba hijau ini harus menunggu sampai agak malam untuk mengintai dua orang buruannya. Dia harus mengetahui isi pembicaraan mereka.Ada banyak kamar di penginapan ini, tapi dia tidak tahu di kamar mana dua orang incarannya beristirahat karena tadi dia tidak sempat mengikuti.Akhirnya dia harus melompat ke atas atap untuk memeriksa setiap kamarnya. Si keriting ini bernafas lega saat menemukan dua orang incarannya.Namun, sedikit kecewa karena dua orang itu telah tertidur pulas. Dia tidak sempat mendengar obrolan mereka. Lalu dia kembali ke kamarnya. Masih ada hari esok. Selama dia masih bisa mengikuti mereka, pasti akan mendapat keterangan yang dia buru.Pagi-pagi saat 'Haneut Moyan' lelaki berpakaian serba hijau ini terkejut mendapati dua orang buruannya sudah tidak ada di kamarnya. Segera dia keluar.Hatinya lega ketika melihat kereta kuda masih ada di halaman depan penginapan. Mungkin mereka sedang makan di kedai yang letaknya di
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

Bab 180

Padepokan Sanca Wulung.Ki Sanca tampak marah-marah kepada dua orang murid pentolannya. Wirat dan Soka. Mereka berdua yang memimpin murid-murid lain untuk menggagalkan rencana Cakra Diwangsa dan Bayu."Kenapa kalian malah kembali? Belegug, sial" damprat Ki Sanca."Mereka sudah kehilangan jejak, sudah tersesat," kilah Wirat."Justru kalian yang kehilangan jejak! Iya, kan?"Wirat dan Soka tak menjawab. Mereka menunduk. Wirat berkata demikian karena semua orang yang mengetahui tentang padepokan Sanca Wulung telah dilenyapkan.Mereka tidak tahu, salah satu dari dua wanita Lembah Kupu-kupu masih selamat, yaitu Lastri. Karena hanya dua wanita itu yang tahu.Padepokan Sanca Wulung sengaja tidak memperkenalkan diri ke dunia luar. Karena murid- muridnya dididik untuk menjadi pendekar bayaran. Hanya orang-orang tertentu saja yang mengetahuinya.Itulah kenapa mereka selalu berusaha mencegah Bayu dan Cakra Diwangsa menyamba
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more
PREV
1
...
151617181920
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status